[3]Rain From The Sky [End]

By Psychorus19

79.1K 6.2K 900

Sebab hujan butuh langit karena langit hampa tanpa hujan. Start : April 2019 Finish : December 2019 HIGHEST R... More

Main Cast
About Sky
About Rain
00. The Beginning
01. Delight Vs Sorrow
02. Apathetic
03. Hit By Fact
04. Someone Appears
05. Step By Step
06. Meet A Problems
07. Hapless Timepiece
08. Fake Friend, True Friend
09. Little More Familyship
10. The Sky Is Clouded Over
11. Between Physical & Mental
12. Two School Thugs
13. Bring Into Conflict
14. Flashback To The Past
16. The Perfect Mess
17. Affection Arises By Itself
18. Happiness Still Temporary
19. Truth Or Dare
20. Drought Came
21. Disaster Climax
22. Disappear Dearest
23. Attacked By Terror
24. Revenge Time
25. Time To Action
26. Side Story
27. Rainbow After Rain
28. Take Me To The Sky
Secercah Harapan Tertimbun Kemarau
Shackles Of Destiny
Badminton Is My Life
I (DOn't) Life : IDOL
J A N G A N TAKUT!
Microcosm Healing

15. Sky Crying, It Rains

2.1K 187 39
By Psychorus19

WARNING!!
-Metode Penulisan Berbeda
-Percakapan Non-Baku
-Happy Reading & Semoga Betah

.

.

.

.

Rain melangkahkan kakinya tak tentu arah dengan cepat. Setaunya, kedua kakinya hanya akan membawa tubuhnya pergi sejauh-jauhnya dari kediaman Ganendra.

"Rain!"...

Duaarrr!!

Langkah cepat Rain terhenti kala sebuah panggilan dilayangkan untuknya bersamaan dengan suara petir yang menyambar langit. Tidak! Siapapun tolong Rain, dia sangat-sangat tak suka dengan situasi seperti ini.

"Rain.." Lirih Sky sambil mencekal pergelangan tangan Rain yang terasa gemetar.

Bagaimana dengan egonya? Mungkin saat ini Sky harus menghilangkannya dulu, entah nanti jika Rain sudah kembali. Intinya, Sky hanya tak mau Rain pergi akibat kesalahan mulutnya yang tak terkontrol. Sebenci-bencinya Sky terhadap Rain, dia masih punya hati nurani dan perasaan bersalah. Apalagi saat mendengar semua kalimat-kalimat Ganendra tadi, dia tentu merasa sangat senang, tapi dia pun tau Rain merasa sebaliknya.

Rain tak menggubris Sky sama sekali. Padahal, sesungguhnya sangat banyak kalimat yang terus mendesak keluar, tapi dia memilih untuk membuat mulutnya tetap terkatup rapat.

"Rain.. Ma..maafin aku!" Kata Sky, tak tau harus memulai dari mana.

Rain tersenyum miris.

"Kamu gak salah apa-apa! Aku yang salah! Seandainya dari dulu aku tau yang sebenernya, mungkin kamu gak akan kehilangan kasih sayangnya om Endra." Ucap Rain penuh kepedihan.

"Jangan ngomong gitu, Rain! Papa aku papa kamu juga!" Kata Sky spontan.

Lagi-lagi Rain tersenyum miris.

"Makasih.. Makasih udah kasihan sama aku!" Ucap Rain hampir menangis.

"Gak, Rain! Bukan gitu, aku cuma.."...

"Kamu gak perlu repot-repot buat ngejelasin ulang! Aku udah denger semuanya langsung dari mulut om Endra." Kata Rain kaku saat menyebut Ganendra dengan sebutan 'om'.

"Rain.."...

"Udahlah, Sky.. Ini kan yang kamu mau? Jujur! Aku udah capek terus-terusan berharap sama kamu. Kamu selalu dengan seenaknya ngegantung harapan aku lalu ngehempasnya gitu aja! Disini.. sakit, Sky!" Ucap Rain sambil meremas dadanya.

Sky menunduk dalam. Diam-diam hati kecilnya membenarkan semua ucapan Rain, tapi apa yang harus dia lakukan? Ia bukan tipe orang yang pandai dalam hal membujuk dan sejenisnya.

"Sky.. Selama ini aku selalu sabar dengan semua perlakuan kamu ke aku. Cuma satu yang aku sesali.. Kenapa aku baru tau semuanya sekarang? Kenapa gak dari dulu? Kenapa kamu nyiksa aku kayak gini, Sky? Kenapa?!" Kata Rain dengan air mata yang mengalir mulus di kedua belah pipinya bersamaan dengan gerimis yang mulai menyapa bumi.

Jangan pikir Sky tak menangis. Justru air mata Skylah yang mengundang air mata Rain untuk mengalir bersama.

Rain segera menghapus air matanya sambil kembali melangkah meninggalkan Sky. Ia tak boleh cengeng, dia harus tetap pada pendiriannya untuk pergi, kecuali..

Dduuuaaaarrrrr!!

Rain terkesiap. Kedua matanya terpejam rapat, tangannya mengepal kuat, dan sekujur tubuhnya gemetar hebat. Ia tak suka hujan, sangat tak suka! Namun, sepertinya Tuhan sedang tak berpihak padanya. Hujan turun dengan lebatnya membuat seragam sekolah yang masih melekat di tubuh keduanya langsung basah dalam sekejap.

Sky menatap punggung Rain yang berjarak kurang lebih empat meter di depannya. Anak itu masih berdiri disana dengan tak tenang. Entah dia gemetar karena marah atau menggigil karena kedinginan. Akan tetapi, opsi kedua mungkin lebih tepat melihat Rain yang berusaha menjaga keseimbangannya karena tumpuan kedua kakinya mulai melemah.

Sky berjalan cepat menghampiri Rain sambil melepas jas almamater sekolahnya.

"Kita pulang!" Ucap Sky sambil meletakkan benda itu di kepala Rain.

Meskipun jas almamater sekolahnya pun sudah basah seluruhnya, tapi setidaknya masih bisa sedikit menghalangi guyuran hujan.

Rain menggeleng lemah membuat Sky menghela napas kasar.

"Untuk sekarang tolong dengerin aku, Rain! Aku tau kamu gak suka hujan!" Kata Sky agak berteriak karena langit semakin keras mengeluarkan tangisnya.

Sky menguatkan genggaman tangannya di kedua pundak Rain saat merasa tubuh Rain sudah tak bertumpu dengan baik. Rain sedang tak baik-baik saja dan Sky menyadarinya.

Tanpa berbicara lagi Sky segera menuntun Rain kembali ke rumahnya. Rain hanya menurut karena tubuhya memang sudah sangat kedinginan. Mungkin dengan sama-sama menurunkan ego, keadaannya akan segera membaik. Semoga!

.

.

Saat Sky tiba di rumahnya, dia tak lagi menemukan presensi Ganendra dimana pun. Mungkinkah Ganendra sudah kembali ke luar kota? Ataukah hanya keluar untuk menenangkan diri? Entahlah, sekarang yang terpenting adalah Rain.

"Rain, kamu masih kuat buat naik ke atas kan?" Tanya Sky sambil memapah Rain ke arah tangga menuju lantai dua.

Rain tak merespon. Mata sayunya sudah hampir tertutup rapat, bibir mungilnya sudah membiru, dan tubuh ringkihnya sudah menggigil tak karuan. Tanpa banyak bicara lagi, Sky segera membopong tubuh Rain ke kamarnya. Kenapa harus ke kamarnya? Kenapa bukan kamar Rain? Entahlah.

Sky membaringkan tubuh Rain di atas tempat tidur dengan pelan. Rain sudah tak sadar dengan napas yang sedikit memburu. Sky cepat-cepat melepas segaram sekolah Rain yang sudah basah sepenuhnya dan mengganti dengan pakaian kering miliknya serta menyelimutinya dengan selimut tebal agar Rain tak kedinginan lagi. Bukannya Sky malas untuk mengambilkan pakaian Rain di kamarnya, tapi Sky sama sekali tak tau seluk-beluk kamar Rain. Jangankan masuk ke sana, mengintip pun tak pernah.

Setelah mengganti seragamnya sendiri, Sky segera melesat ke dapur guna mengambil kompresan untuk Rain yang tiba-tiba terserang demam. Mungkin karena dia sedang banyak pikiran dan memang tak tahan dengan hujan. Jadilah tubuhnya tak bisa dikontrol dan sakit seperti sekarang.

"Papaa.." Lirih Rain secara tak sadar saat Sky menaruh handuk kompresan di keningnya.

Sky menghela napas lalu melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Hari sudah hampir malam, tapi Ganendra belum juga kembali. Sebenarnya kemana perginya lelaki paruh baya itu?

"Maafin aku ya, Rain.. Aku bener-bener gak bermaksud buat ngungkit semuanya di depan kamu. Aku bener-bener gak tau kalo kamu udah disana dan ngedenger semuanya tadi. Sekali lagi maafin aku, Rain.." Ucap Sky sambil menggenggam tangan Rain yang terasa dingin.

"Mungkin sekarang saatnya aku buat balas budi sama kamu. Kemaren kamu udah tulus ngerawat aku pas aku lagi sakit, jadi sekarang aku bakal ngerawat kamu juga sampe kamu sembuh." Kata Sky lagi sambil tersenyum tulus.

Senyum yang tak sempat dilihat oleh siapapun, bahkan oleh Rain yang sudah sangat menginginkan senyum tulus itu sejak dulu.

.

.

.

.

Di malam yang dingin tanpa ditemani oleh hamparan bintang. Seorang pemuda sedang menikmati hujan di balkon kamarnya sambil bercakap dengan dua orang lain yang sengaja datang ke rumahnya dan mungkin akan menginap disana.

"Arem.. Arem.. Kamu tuh emang preman kelas kakap ya.. Bisa-bisanya kamu nyelip kayak gitu di kelas aku. Emang sih semua muridnya lagi olahraga, tapi masih banyak anak yang lewat lho disana." Ucap sang pemuda terkesan memuji.

"Alaahh.. Itu mah soal gampang! Tinggal buat keributan kecil aja untuk mancing perhatian mereka dan.. Boom.. Aku bisa masuk kesana dengan leluasa tanpa ketahuan oleh siapapun." Kata salah satu dari mereka membanggakan diri.

"Eh.. Jangan lupain aku! Kalo gak ada aku rencananya pasti gak akan berhasil dengan mulus." Ucap salah seorang yang lain.

"Iya.. Iya.. Ar, Jey, kalian emang preman paling top! Hahahahh.." Puji sang pemuda lagi, mengundang tawa menggema dari dua orang yang baru saja resmi menjadi sahabatnya kemarin.

"Hahahahh.. Iya dong, Arem sama Jey selalu bisa diandelin. Iya gak, Ar?" Celetuk pemuda yang diketahui bernama Jey.

"Iya dong! ArJey gitu loh.. Hahahahh.." Kata pemuda yang diketahui bernama Arem.

"Hahahahh.. Terus gimana ceritanya tuh temen kelas aku bisa ngakuin perbuatan yang gak dia perbuat sama sekali?" Tanya sang pemuda pemilik kamar.

"Oalah.. Si culun mah kecil! Dia tuh lebih gampang ditaklukin daripada adek kelas. Statusnya aja yang kakak kelas, tapi nyalinya langsung ciut kalo udah berurusan sama kita. Hahahahh.." Jawab Arem sambil tertawa karena membayangkan kejadian tadi.

"Bener banget tuh! Dia diancem dikit aja langsung nurut sama kita. Hahahahh.."  Ucap Jey sambil tertawa pula.

"Hahahahh.. Terserah deh cara kalian gimana, yang penting mereka berdua ancur lebur kayak air hujan yang jatoh dari langit. Hahahahh.." Kata sang pemuda pemilik kamar sambil bertos ria dengan Arem dan Jey.

Bumi memang berputar. Ada kalanya seseorang di bawah, ada kalanya seseorang di atas. Saat ini, Sky dan Rain sedang berada di bawah dengan berbagai penderitaan yang tak henti-hentinya menguji mereka. Sebaliknya, sang pemuda, Arem, dan Jey sedang berada di atas dan bersenang-senang menikmati keberhasilan mereka. Namun.. Ingatlah bahwa bumi itu akan terus berputar sampai Tuhan menghentikannya!

.

.

.

.

-TBC-

Continue Reading

You'll Also Like

22.2K 4.4K 44
Crepuscule (n.) the time from when the sun begins to set to the onset of total darkness. Mama bilang, Senja dilahirkan sesaat setelah matahari terben...
1.1M 122K 25
[COMPLETED] Na Jaemin sudah lelah menghadapi hari-harinya di Lee Corp. Bagaimana tidak?. Lee Jeno adalah CEO yang diktator. Dimana pun dia berada, se...
Crushine By Je je

Fanfiction

6.4K 1.4K 51
FIKSI BTS LOKAL | Jayendra Kahfi | Shaneen Amalthea. ••• "Lo harus bersinar dengan cara lo sendiri, bukan dengan cara yang mereka mau." ••• Shaneen a...
3.6M 287K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...