Meteor Ga(y)den [END]

De KevNamja

133K 10.4K 808

Ini adalah cerita yang terinspirasi dari drama Meteor Garden 2018 dengan berbagai perubahan dan adaptasi. Ten... Mais

Visual
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Epilog

Delapan

4.1K 401 42
De KevNamja

Permainan dimulai. Kenneth, Austin, Sebastian, dan Michael memulai mengambil kartu. Permainan ini bukanlah permainan bridge, tapi permainan mencocokkan kartu biasa. Siapa yang mempunyai kartu yang jenisnya sama dan angka atau kedudukannya paling tinggi, ia yang akan memenangkannya.

Siapa pun pasti dapat memainkan permainan mencocokkan kartu seperti ini karena simpel. Tapi, hal ini juga bergantung pada keberuntungan.

Tentu saja ini berbeda dengan Michael, sang juara bridge internasional itu. Ia sudah menghapal seluruh kartu dan bisa memainkan bagaimana alur ini. Jangankan permainan mencocokkan kartu seperti ini, dia adalah rajanya bridge.

Putaran pertama dimenangkan oleh Kenneth dan Austin. Ini sangat membuat mereka termotivasi tentunya. Dengan mengandalkan keberuntungan, mereka bisa memenangkan putaran pertama. Semoga begitu seterusnya. Harap Kenneth.

Tapi ternyata semua itu adalah rencana Michael. Ia sengaja mengalah di putaran pertama untuk membuat suasana menjadi seru. Dua putaran berikutnya sudah dipastikan ia dan Sebastian yang menang. Siapa yang mampu mengalahkan kemampuan bridge dan analisis Michael?

Sebastian hanya menyeringai sambil menatap Kenneth dengan mengerikan.

"Sudah jelas, kan?" Sebastian berdiri. Kemudian ia menarik Kenneth keluar dari secret-room.

"Hey, kau mau membawaku ke mana?" Kenneth berusaha melepaskan diri dari tarikan tangan Sebastian. Tak ada tanggapan dari sang penarik.

Austin yang melihat itu tidak bisa melakukan apa-apa, karena mereka terikat perjanjian. Ya, perjanjian apabila Kenneth kalah dalam permainan kartu ini ia akan menuruti apa pun permintaan Sebastian.

Sebastian langsung membuka pintu mobil yang ada di depannya dan memaksa Kenneth masuk.

"Hey, apa yang kau lakukan? Kau mau apakan aku? Kita akan kemana?" teriak Kenneth di dalam mobil sambil menggedor-gedor pintu mobil Sebastian. Ia berada di samping kemudi.

Sebastian lalu masuk ke kursi kemudi dan mengemudikan mobilnya ke suatu tempat.

Mereka sudah sampai di suatu tempat. Sebastian berjalan di depan dan diikuti Kenneth di belakangnya dengan ogah.

Kenneth sudah berkali-kali mencoba untuk kabur, tapi saat Sebastian berteriak 'pengecut!' Kenneth langsung berhenti seketika. Kenneth adalah orang yang bertanggung jawab. Ia selalu menepati janji, apalagi taruhan seperti ini. Ia sangat menjaga harga dirinya. Ia bukan pengecut.

"Kenapa kau mengajakku ke sini?" Kenneth bertanya lagi ketika Sebastian menghentikan langkahnya di sebuah stand ponsel di tempat itu.

Sebastian kemudian mengambil sebuah bungkusan dan memberikannya pada Kenneth.

"Ambil." ucap Sebastian datar.

"Hah?" Kenneth tampak bingung dengan apa yang dilakukan Sebastian.

Kenneth mengira bahwa ia akan di culik, dipukuli, atau dibuang ke suatu tempat. Ia sangat bisa menebak kalau Sebastian ini mungkin saja psikopat gila yang sedang mengerjainya. Tapi ini? Sebastian memberikannya ponsel baru. Ia tidak pernah berpikir bahwa Sebastian punya sisi yang seperti ini. Tunggu, sepertinya ini jebakannya lagi.

"Katanya lo mau ganti rugi. Ini, ambil." Kenneth masih terlihat kebingungan. Namun ia mengambil ponsel itu.

"Lo mau berdiri di situ sampai kapan?"

Mendengar hal itu, Kenneth langsung tersadar. "Hah? Iya." Lalu ia mengikuti Sebastian di belakangnya.

Kenneth curiga. Sangat.

Bagaimana tidak, orang itu benar-benar aneh. Kalau dia benar-benar ingin mengganti rugi, untuk apa ia harus mengundangnya di secret-room, untuk apa dia dulu itu marah-marah, ngata-ngatain Kenneth. Apa yang sebenarnya dipikirkan orang aneh ini?

Atau mungkin memang Sebasatian mempunyai sisi yang seperti ini? Kenneth tidak pernah mengira sebelumnya.

Entah bagaimana kejadiannya tadi, tapi sekarang Kenneth sudah duduk di sebuah restoran sushi dan di depannya ada Sebastian yang terus saja memandanginya. Hal itu membuat Kenneth risih.

"Ke...kenapa melihatku seperti itu?" Kenneth sedikit ragu untuk membuka pembicaraan.

"Nggak papa." Sebastian sedikit menggeleng. Lalu menatap Kenneth lagi sama seperti sebelumnya.

Tatapan itu bukanlah tatapan seperti biasanya, bukan juga tatapan suka seperti yang mungkin kalian kira. Itu semacam tatapan Sebastian untuk mengukur Kenneth. Maksudnya, ia sedang menimbang-nimbang akan sesuatu di mana Kenneth akan dilibatkan di dalamnya. Ya, ada suatu rencana yang Sebastian akan lakukan dengan Kenneth. Tapi Kenneth tidak menyadarinya. Ia hanya bisa salah tingkah dan merasa risih dengan tatapan pria tampan di depannya itu. Meskipun Kenneth berada di jurusan psikologi, bukan berarti ia bisa membaca pikiran orang lain seperti yang dikira banyak orang.

"Katakan saja. Aku tidak suka dengan hal yang rumit." Kenneth mengucapkan kalimat lagi dengan harapan Sebastian akan mengatakan apa yang sebenarnya Sebastian pikirkan dan kenapa ia terus menerus menatap Kenneth.

"Gue sedang mikirin sesuatu." ucap Sebastian dengan suara bassnya yang terdengar maskulin.

"Hah?" Kenneth masih tidak mengerti dengan ucapan Sebastian barusan.

"Gue mikirin mau ngasih lo hukuman apa." Sebastian menarik sudut bibirnya hingga menunjukkan seringaiannya yang mengerikan.

Mendengar hal itu Kenneth hanya bisa bergidik lalu menunduk. Kalau dipikir-pikir lagi, memang Sebastian belum mengatakan apa yang akan ia inginkan dari Kenneth sesuai dengan perjanjian itu.

🌻🌻🌻

Di sisi lain, Austin hanya bisa merutuki dirinya. Bagaimana bisa ia menyerahkan Kenneth begitu saja pada Sebastian. Itu benar-benar tidak masuk akal. Bagaimana jika Kenneth diapa-apakan oleh manusia kasar itu?

Verina duduk di sebelah Austin. Karena Austin larut dalam pikirannya, ia tak menyadari kehadiran Verina, dan terkejut.

"Oho, kau khawatir dengan Kenneth?"

"Tentu, Ver. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya?" Austin menunduk. Ia tak bisa melakukan apa-apa lagi.

"Oho, seme yang baik." Verina menutupi senyumnya dengan telapak kanannya.

"Hah? Apa tadi kau bilang?"

"Bukan, bukan, maksudku kau adalah sahabat yang baik." ralat Verina sambil terkekeh.

Dia itu Tin x Ken shipper garis keras. Inilah keanehan Verina yang akhirnya terungkap, dia adalah seorang fujoshi. Iya, cewek yang suka batangan sama batangan beradu itu. Verina benar-benar tertarik dengan hubungan Austin dan Kenneth yang masih samar-samar itu.

"Kamu kan bisa nelpon dia, Tin?" tanya Verina lagi.

"Ponselnya kan rusak gara-gara insiden menyeberang jalan itu. Aku benar-benar kasihan dengannya." Austin menunduk.

"Ah, iya, aku baru ingat kalau ponselnya terlindas oleh mobil F4 itu." Verina mengangguk pelan. "Kau mau minum sesuatu di tempat kerjanya Kenneth? Mungkin saja nanti kita bisa bertemu dengannya di sana. Ia kan selalu kerja part time menjelang akhir pekan."

"Baiklah. Asalkan bisa bertemu dengannya."

Kemudian Austin dan Verina menuju tempat kerjanya Kenneth.

🌻🌻🌻

Kenneth kembali ke makanan yang ada di depannya. Ia menyeruput minuman yang harganya setara dengan gaji sebulan kerja part time-nya itu. Ia takut jika tiba-tiba Sebastian mengatakan hukumannya adalah membayar semua makanan ini. Jadi ia tampak ragu memakannya.

Sepertinya Sebastian cukup peka dengan kondisi ini. Ia pun langsung mengatakan, "Gue nggak akan hukum lo buat bayar semua makanan ini kok. Gue yang traktir, tenang aja."

"Baguslah." Kenneth kemudian kembali pada sushi di depannya dan mulai memakannya.

Sebastian menyeringai.

"Uhukkkk...pedas!" Kenneth menutup bibirnya dengan telapak tangan dan berdiri untuk mengambil air putih.

Sebastian tertawa puas melihatnya.

Setelah Kenneth kembali ia tampak sangat marah. Ia menatap tajam Sebastian. Sedangkan yang ditatap hanya menaikkan alisnya dan memasang wajah masa bodoh.

"Demi apa pun aku membencimu seumur hidupku!" ucap Kenneth masih dengan tatapan tajamnya.

"Gue juga benci sama lo!" Sebastian memasang wajah serius.

"Bagus! Kalau gitu nggak ada alasan lagi untukku di sini!" Kenneth bangkit dari duduknya.

Sebastian juga berdiri, "Tunggu!"

Seperti drama ala-ala, Kenneth pun berbalik.

"Gue antar lo pulang!" ucap Sebastian datar.

Demi apa pun, Kenneth gagal melogika jalan pikiran Sebastian.

🌻🌻🌻

(Psst...hati-hati sama Sebastian, Ken!)

🌻🌻🌻

Ditulis 20/05/2019
Final Edited 13/05/2020

Continue lendo

Você também vai gostar

825K 109K 31
"Eh, maaf, maaf. Tunggu diluar dulu ya, biar gue beresin dulu." ucap gue cepat dan segera mendorong tubuhnya keluar dari kamar. Setelahnya gue menutu...
33.6K 1.9K 20
BXB area!! Kisah yang berlatar di Jepang. Mengisahkan seorang anak yang bandelnya minta ampun ditinggalkan keluarga nya di Jepang saat mereka sedang...
60.6K 5.2K 51
"Genk sebelah ngajak ribut, gas" Yang barusan berbicara bernama Elang, Elang anak tunggal yang kehidupan keluarganya tidak seberuntung anak anak di s...
1.5M 13.6K 24
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...