Thank's For Everything

By vihoneySun

24.5K 2.3K 494

Dengar... Kau sudah menghancurkan apa yang aku punya apa yang menjadi mimpiku, kau fikir aku mampu hidup sepe... More

And I Hope...
Masuk Sekolah
Uncle Bruce
Oh MY GOD!
Move?
So close With You..
Why Him?
You know, I'm so glad that I found you
Say Something
More Visible
He Began To Find Facts
Daddy...
Overcoming One Disorder
I Will Love You As Long As I Live (END)
Bonus!
Attention!!!!

Here With You

1.1K 139 21
By vihoneySun

Sudah banyak berbagai macam dekorasi serta kostum unik yang di pakai untuk meramaikan acara hari ini. Ada anak-anak yang menggunakan kostum Captain Hook, Molly, nemo, Minnie Mouse dan kostum penyihir mereka masing masing mambawa ember untuk bertandang ke rumah rumah untuk bertanya trick or treating atau seperti memberi permen atau di kerjai, kurang lebih seperti itu.

"Anak-anak itu memakai kostum yang bagus dan lucu-lucu!" Peter berkomentar dari jendela dalam rumah.

"Ya mereka itu anak anak yanh sedanganya memiliki kenakalan jadi terlihat lucu! Kau juga begitu waktunkecil dulu pulang selalu bawa permen dan coklat yang banyak!" Balas Poppsnya mengenang.

"Kira-kira dimana ya kostumku?"

"Sudah ku beri pada orang lain!" Sahut Poppsnya. "Memang kau masih memerlukannya dengan umurmu yang sudah 15 tahun!"

"Tak masalah kalau aku masih terlihat lucu" celetuknya

"Siighhh!" Respon Poppsnya.

"Popps.. Tidak bisakah kau menelepon Uncle Bruce atau Aunt Pepper?"

"Pepper sedang ke Malibu dia harus menjalani pelatihan disana. Bruce bilang baru bisa besok dia bilang sedang berencana untuk melamar kekasihnya, jadi sedikit sibuk kalau untuk hari ini!"

"Aahhh... Aku bosan!" Peter mengeluh dan dia bersandar di Sofa. Ia mengeluarkan handphone nya dan menemukan ide untuk menghubungi Mr. Rogers agar mau menemaninya dirumah. Peter melangkah meninggalkan Poppsnya yang sedang sibuk memangku laptopnya sepertinya sedang sibuk mengerjakan perkerjaan kantornya.

"Son, kau mau kemana?"

"Kekamar mau ambil sesuatu!" balasnya dan Tony hanya mengangguk.

Peter menutup rapat pintu kamarnya dan menghubungi Mr. Rogers

'Hallo'
'hai mr. Rogers, apa kau sedang ada acara hari ini?'
'Hi Peter. Aku sedang diluar bersama teman ku. Ada apa?'
'Ohh.. Kau sedang sibuk yaaa?'
'Tidak terlalu.. Ada apa son?'
'Aku dirumah hanya bersama dengan Popps. Uncle Bruce dan Aunt Pepper sedang sibuk. Popps sedang menyelesaikan pekerjaannya. Dan ternyata kau juga sedang sibuk'
'Apa yang harus aku lakukan nak, agar kau bisa baik-baik saja?
' Aku mengharapkan kau datang kesini. Tapi karena kau sibuk. Tak apa apa lain kali saja!
'Aku akan usahakan untuk datang ya.'
'Terima kasih Mr. Rogers'
'Baik. Nanti kau ku kabarkan yaaa?'
'ok bye!'

Telepon terputus ada raut wajah yang sedih saat Peter tau Mr. Rogers tidak bisa datang. Malam ini dia merasa sendiri hingga akhirnya. Ned is calling..

'Yes Ned!'
'Kau dimana?'
'Dirumah!'
'Sekarang ini Helloween dude. Sebaiknya kita ke tempat atraksi hantu. Jane juga ada disini'
'Kau yang benar? Ku fikir kau sedang makan malam dengan keluargamu'
'Sudah. Ku tunggu di taman'
'Baiklah'

Tony masih sibuk di depan laptopnya dengan teliti ia mengerjakan pekerjaannya yang akan di tanggungnya besok hari senin.

Loki is calling...

Tony melirik ke layar handphonenya Ia menghela nafas dan melepaskn kaca matanya kemudian mangangakat telpon dari Loki.

'Yes Loki. Ada apa?
' Kau ada dirumah? '
' Ya kenapa? '
' Aku akan ketempatmu yaa? '
' Tidak bisa hari ini. Aku sedang tak bisa diganggu aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku karrna besok sudah harus selesai. Dan aku tak ingin dapat masalah'
'Ok baiklah... Aku merindukanmu Ton....'
'Loki aku harus menyelesaikan ini. Maaf.. Bye'

Tony langsung mematikan komunikasi mereka dan dia memegang keningnya. Peter turun dengan baju yang sudah rapih.

"Kau mau kemana nak?" Tanya Tony.

"Popps, Ned dan Jane mengajak ku ke tempat atraksi hantu di taman dekat rumah Ned. Aku ijin pada mu untuk ikut apa boleh?" Tony menggaruk alisnya dan Peter menunggu jawaban.

"Asal kau berjanji pulang tidak terlalu larut. Jika kau minta jemput maka hubungi aku segera!" perintahnya.

"Baiklah.... Terima Kasih Popps. Tapi kau tidak apa hanya sendiri dirumah?" Tanya Peter ragu.

"Its ok aku hanya perlu menyelesaikan pekerjaanku." Balasnya mengerti "Pergilah! Dan hati hati."

"Thank's Popps. Aku pergi dulu." Tony hanya mengangguk dan menyaksikan Peter pergi sampai menghilang dari balik pintu.
.
.
.
.

Steve merasa tidak enak hati menolak keinginan anaknya. Tapi rasa cemburu di dalam hatinya tentang hari lalu membuatnya memutuskan menahan diri untuk bertemu Tony. Ia takut jika Tony sudah tak mau menerimanya karena kini dia harus bersaing dengan orang lain yang ia takut akan lebih baik dari dirinya, beberapa menit Steve berubah menjadi diam dalam lamunannya.

"Hi. Kau baik-baik saja?" Natasha menyikutnya saat tau sepupunya itu sedang melamun seperti memikirkan sesuatu.

"Ya..." Balas Steve singkat.

"Ohh by the way.. Tentang Tony. Kau masih belum memiliki waktu yang baik berdua?" Natasha kembali serius.

"I dont know. Hanya saja aku merasa mau menyerah!"

"Kau... Bahkan belum menyerang saja sudah merasa kalah. Kenapa?"

"Dia juga sedang bersama orang lain Nat. Aku bagaimana bisa membuatnya yakin kalau aku ingin kembali padanya." Natasha tersenyum melihat sikap sepupunya ini.

"Kau ini... Menjelaskan bagaimana bisa kau meninggalkannya saja belum. Bagaimana kau akan tahu hasilnya. Kau hanya harus berbicara bukan langsung menuju minta kembali padamu!"

"Dengar Steve, kalau kau merasa kalah maka kau tidak akan pernah ada disini. Dan sekarang kau sedang sini maka akan ada babak-babak yang akan kau temui jika mulai mencobanya!" Nasehat Natasha. "Kau sudah mendapatkan Peter! Itu tingkat sulitnya. Tapi sekarang kau sudah mudah mendapatkannya. Jangan sia-siakan itu!" lanjutnya.

Steve memandang Natasha. Dan mengangguk yakin

"Kau bawa mobil ku yaa.. Aku akan ketempat Peter sekarang. Mungkin dia sudah menunggu ku disana!"

"Kenapa kau tidak membawa mobilmu saja?" Tanya Natasha.

"Kau saja yang bawa kerumahku. Aku sedang tak ingin menyetir. Aku akan pulang dengan taksi malam ini." Steve langsung berlalu meninggalkan Natasha di salah satu cafe tempat Steve berkumpul bersama Natasha dan teman-temannya yang sedang mengunjunginya.
.
.
.

Di taman sudah banyak orang berkumpul untuk melihat acara yang diadakan secara gratis itu. Ada yang memperlihatkan aksi Thiller dancing, make up karakter hantu dan monster dan lain sebagainya.

"Mereka sepanjang hari hanya menghabiskan waktu untuk mempersiapkan seperti ini?" Ned sambil terus menyaksikan pertunjukan itu.

"Ya mereka memang bagian dari aktornya Ned."

"Kau tak ikut Peter?" Ledek Ned.

"Sigghh!" seringai nya.

"Hai Pete.!" Terdengar suara Jane dari samping mereka sontak saja Peter membalas sapaan itu.

"Hai Jane."

"Kau datang?" Tanya Jane.

"Ya Ned memberitahu disini tempatnya." Balas Peter.
.
.
.
.

Steve sudah sampai di depan rumah Tony. Sebenarnya Steve merasa tidak yakin untuk melangkah ke rumah Tony. Dia takut malah akan mengganggunya. Bahkan mungkin Loki ada disana.

"Sir kita sudah sampai, apa yang akan kita lakukan?" Si supir taxi mengisyaratkan kalau mereka sudah cukup lama ditempat tujuan.

"Ya.. Ini!" Steve memberi 20 dolar tanpa kembalian pada supir itu. Lelaki bertubuh gagah itu keluar dari taxi dan berjalan melewati taman depan rumah Tony hingga sampai di depan pintunya. Steve masih terpaku di depan pintu ia hampir saja tak jadi memencet bel karena agak gugup juga ragu.

suara bell...

Tony sedang mengambil sesuatu di dalam kulkas, sebuah apel yang kemudian digigitnya sambil membawa benerapa kertas kerjaannya, sadar ada tamu Tony bergegas membukakan pintu.

"Peter? Kenapa secepat ini acaranya." sangkanya. Kemudian pintu pun dibukanya. "Steve?" Dia kaget.

"Hai Tony." Steve menyapa dengan raut wajah yang lemas.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku ingin bertemu dengan Peter!" balasnya.

"Dia sedang tidak disini. Sebaiknya kau pulang saja!" Tony membalas hampir menutup pintu kembali.

"Tony tunggu....!" Steve menahan pintu "Aku.. Aku ingin bicara denganmu!" sambungnya.

"Buat apa?" timpanya "Aku sedang sibuk dengan pekerjaanku dan tak ada waktu jadi sebaiknya kau pergi!" pintanya lagi.

"Tony... Hanya beberapa menit saja." pintanya.

"No Steve!" Tony menutup pintu rumahnya. Tony berdiri diam didepan pintu nya setelah ditutup kembali olehnya. Sedangkan Steve masih mematung di depan pintu. Ada garis kecewa dalam dirinya. Bagaimana tidak, Tony mungkin memang sudah tak ingin menerima masalah ini lagi.

Namun Tony merasa bersalah. Dia sebenarnya tak mau langsung mengusir Steve padahal sejak kemarin mereka sudah berusaha memperbaiki kondisinya. Tony resah dan merasa bingung. "Damn it!" Gerutu Tony.

"Masuklah.. Jika memang ingin menunggu sampai Peter kembali! Aku akan membuatkan kopi untukmu!" Tony sudah membuka kembali pintu rumahnya. Steve merasa senang dan kembali melangkak ke dalam rumah Tony karena si empunya sudah mengijinkannya.

"Kau duduk dulu, biar ku buatkan minuman untukmu!" Steve hanya mengangguk sedangkan Tony ke dapur untuk membuatkan Steve kopi. Tony bingung harus melakukan apalagi setelah ini. Kini hanya tinggal dia dan Steve saja dirumahnya.

"Ini... Minumlah!" Suguhnya setelah beberapa menit di dapur.

"Terima kasih Tony." Ucapnya dengan senyum manis.

"Peter tidak bilang kau akan datang kesini. Jadi dia pergi bersama temannya ke taman untuk melihat atraksi berhantu!"

"Tak apa aku akan menunggunya." Sahut Steve.

"Aku akan menelepon anak itu untuk segera pulang, karena kau sudah menunggu disini!"

"Tunggu...!" Tahan Steve. "Biarkan dia bersama teman nya dulu. Aku hanya ingin membicarakan sesuatu padamu." Tony memandang Steve sebentar.

"Cukup. Jika kau masih membicarakan masalah kita Steve....."

"Tony.. Aku mohon, aku merasa tak tenang selama ini aku....!"

"Apa? Merasa tak tenang? Siggghh! Timpal Tony. "Sudah berapa lama kau merasa hidupmu tak tenang setelah kejadian kala itu?"

"Tony aku mau kita bisa bicarakan ini baik...." Putusnya.

"No Steve, dont say again...!"

"Aku tau aku salah aku, aku mau mencari mu karena....."

"Please jangan bicarakan itu...!"

"Tony aku mencari mu selama ini..."

"Steve please..."

"Tony dengarkan, aku mencarimu karena aku....

" STEVEEE!"

" KARENA AKU MENYESALI APA YANG AKU LAKUKAN DAN INGIN MENATANYA BERASAMMU.... "Steve membalas nya dengan lantang saat mereka beradu argumen.

Tony menunduk diam setelah Steve berteriak.

" Maafkan aku... Maafkan aku... " Steve menghampiri nya selayak ingin memeluk Tony

" No... No.. Pergi dari ku..!" Tony menghindar tetapi pelukan itu mendaratbdi tubuhnya yang lebih kecil dari Steve. Setelah mendapatkan pelukan itu Steve memeluknya dengan erat tak dia menahan agar Tony tak lepas darinya. Tony berusaha melepaskan diri tapi tubuh Steve terlalu kuat.

"Dengar... Dengar...!" Steve membisikan sesuatu pada Tony agar ia bisa lebih tenang. "Aku tau kau sudah merasakan kegilaan ini selama Peter hidup didalam dirimu, aku mengetahui bagaimana kau menghadapi ini sendiri, aku tak disamping mu, membiarkan kau pergi dengan keadaan seperti ini. Kau tau setelah kau pergi dan aku tak perduli kan itu. Aku merasa gagal menjadi orang yang baik untuk orang yang tulus dan telah memberikan segalanya untukku. Ini sulit memang bagimu untuk menerima perlakuanku dulu. Aku mohon padamu Tony. Aku selalu yakin kau orang yang memiliki hati. Bantu aku untuk bisa melakukan apa yang seharusnya ku lakukan dulu terhadapmu dan Peter, menjadi bagian dari dirinya menjadi ayah yang baik untuknya. Datang lagi ke kehidupanku. Aku mohon... Aku sudah merelakan segalanya hanya untuk ini." ungkapnya." I always Love you Tony!" Steve begitu meluapkan perasaannya pada Tony hingga Tony tak sanggup untuk berkata apapun padanya saat ini. Tubuhnya bergetar perasaannya egonya menjadi berubah seketika. Dia benar-benar tak ingin melepaskan pelukan itu, air mata kecil dari sudut mata Tony keluar karena perasaannya tak karuan saat ini.

Tony melepaskan pelukannya secara perlahan dia melihat wajah Steve yang penuh dengan rasa menyesal matanya yang mendung dan wajah merah menahan sendu.

Steve menarik leher Tony perlahan dan mendaratkan bibirnya pada Tony. Ya Steve telah berhasil melakukan ini setelah sebelumnya sempat gagal dan Tony menerimanya dengan baik.
.
.
.
.

"Sepertinya kita harus pulang, ini sudah larut. Besok kita juga harus sekolah kan?" Peter mengingatkan Ned dan Jane.

"Kau pengecut sekali anak perempuan!" Jane meledek Peter hanya mengerutkan dahinya.

"Memang tugas senin besok sudah kau kerjakan dengan benar nona Molly!" balas Peter.

"Omg.. I almost forget!" Jane panik. "Sepertinya memang harus pulang." Jane menyeringai malu.

"Kenapa tak kau kerjakan siang tadi?" tanya Ned ikutan.

"Aku membantu bibi membuat pai!" cengengesnya.

Popps is calling...

'Ya Popps!'
'Kau pulang sekarang yaa.. Mr. Rogers sudah disini'
'benarkah?'
'Yaaa... Dia menunggumu.'
'Baiklah aku akan jalan'

"Aku pergi dulu yaaa...! Sampai jumpa besok di sekolah!" Peter pergi dengan perasaan senang kedua temannya Ned dan Jane merasa bingung dengan tingkah temannya itu.

"Ku pulang...!" Peter menyapa setelah 15 menit sampai rumah.

Steve sudah berada di depannya dengan wajah bahagianya.

"Hi Buddy!" Steve melebarkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan Peter. Peter membalas pelukannya. Tony hanya menatapnya dengan senyum.

#
#
#
#

Maaf ya chapter disini agak gantung pas diakhirnya. Karena idenya lagi mentok 😁

Ya pada intinya Steve sudah berani untuk mengungkapkan rasa salahnya selama ini... Terus gimana Tony nya???

Di chapter selanjutnya ya... Saya akan usahakan masukkan Thor di chapter lanjutannya..

Jangan lupa vote dan coment yaa..
Thank you 😊🙏

*maaf banyak typo soalnya nulisnya kaya diuber2 tramtip 😅

Continue Reading

You'll Also Like

599K 34.3K 25
(COMPLETE) Semua memang berawal dari kebodohan dan kesalahan Uzumaki Naruto yang berujung masuk pada cengkraman possesive si Uchiha sampai maut menje...
682 152 15
"janji yah jangan tinggalin aku"Ucap sakusa "Iyah,aku janji.Aku gak bakal ninggalin kamu."ucap yamaguchi,lalu mereka saling menautkan jari kelingkin...
16.2K 2K 24
Uchiha Sasuke, seorang playboy cap kakap berusia 17 tahun yang dikutuk seseorang menjadi ayam piyik setelah ia menolak cinta seorang gadis. Uzumaki N...
93.7K 7.3K 33
Naruto dan Sasuke itu sahabat- katanya. Tapi bagaimana jika akhirnya terkuak dimana terdapat rasa di salah satu pihak atau... dua belah pihak? Apa me...