BINHWAN -LOVE OF MY LIFE-🔚

By sooinkang7

10.9K 1K 83

" Ketika dua hati ditakdirkan untuk bersama, tidak ada jarak yang terlalu jauh, tidak ada waktu yang terlalu... More

CHAPTER 1 : FIRST DAY, FIRST SIGHT
CHAPTER 2 : UNCOMFORTABLE
CHAPTER 3 : HAPPY BIRTHDAY TO YOU
CHAPTER 4 : THAT MAN
CHAPTER 5 : JUST GO..
CHAPTER 7 : CONFLICTS
CHAPTER 8 : JEALOUSY
CHAPTER 9 : ME AFTER YOU
CHAPTER 10 : PROMISE
CHAPTER 11 : WILL YOU..??
CHAPTER 12 : HARDSHIPS
CHAPTER 13 : DECISION
CHAPTER 14 : GOODBYE ROAD
CHAPTER 15 : LOVE AND PAIN
CHAPTER 16 : PROPOSAL
CHAPTER 17 : YOU'RE MY HAPPY ENDING

CHAPTER 6 : I THINK I LOVE YOU

567 59 11
By sooinkang7

Hanbin sudah duduk di samping Jinhwan dengan ramyeon cup yang sama persis dengan milik Jinhwan.

Asap mengepul dari cup itu saat Hanbin meniup ke dalamnya membuat Jinhwan tersenyum geli melihat wajah Hanbin begitu lucu dengan pipi menggembung.

"Apa aku terlihat tampan dari samping?" Tanya Hanbin tiba-tiba tanpa menoleh,sadar bahwa dia sedang ditatap Jinhwan.

"Iya..sangat tampan seperti pangeran kodok yang pipinya besar" jawab Jinhwan sekenanya lalu tertawa geli, tidak mempedulikan protes Hanbin yang kini memonyongkan bibirnya..ppffttt..

"Kenapa kau bisa ada disini? Kukira kau sudah terbang ke Seoul..dan bagaimana kau bisa menemukanku? Kau mengikutiku ya?" Tanya Jinhwan dengan pede-nya...

"Kau sendiri? Katamu mau pulang ke rumah tapi kenapa malah makan ramyeon sendirian di sini seperti anak ayam yang hilang.."

"..dan asal kau tahu aku tidak mengikutimu ya, hanya sedang jalan-jalan sendiri, aku sudah ijin pada Jaeho hyung"

Hanbin menjelaskan sambil memasukkan segarpu penuh ramyeon ke dalam mulutnya.

"Haahh..aku tidak jadi pulang" jawab Jinhwan sedih.

"Hhwaeeh? Hahhaa hanngg herhahiii??" Tanya Hanbin dengan mulut penuhnya.

*Wae? Apa yang terjadi??* —terjemahan kalimat Hanbin di atas..hahaha..

"Jangan makan sambil bicara..kunyah dengan benar lalu telan baru bicara..ckckck memangnya kau anak umur 5 tahun??"

Jinhwan terdiam sebentar lalu melanjutkan perkataannya.

"Eomma dan eonniku tidak ada di rumah, mereka ke Jepang sejak dua hari yang lalu, Imo-ku sakit.."

Jinhwan terlihat sedih.

Hanbin meletakkan cupnya yang sudah licin tandas tak bersisa lalu memandang Jinhwan prihatin, pasti dia kecewa dan sedih saat ini karena tak bisa bertemu keluarganya padahal gadis itu sudah jauh-jauh kemari.

"Nuna, ayo ikut aku" ajak Hanbin setelah membereskan semua makanan dan membayar di kasir.

"Kita mau kemana?"

"Sudah ikut saja"

Hanbin mengedipkan mata lalu menggandeng tangan Jinhwan, membawa gadis itu pergi.

Tadi Hanbin melihat ada bazaar yang ramai di dekat situ, dia ingin mengajak Jinhwan kesana..menghibur gadis yang terlihat sedih itu agar bersemangat lagi, hatinya ikut sakit melihat Jinhwan yang seperti itu.

"Woaahh..aku tidak tahu ada acara bazaar hari ini disini"

Jinhwan tersenyum lebar, matanya berbinar melihat berbagai stand yang ada.

Yess!! Misi berhasil!! Sorak Hanbin dalam hati,senang sekali karena Jinhwan tak lagi murung.

Mereka berdua mulai menjelajahi setiap sudut tempat itu,mencicip dan membeli beberapa snack dan minuman ringan, membeli sepasang bando berbentuk mickey mouse, diakhiri dengan bermain di stand lempar botol yang berhasil dimenangkan Hanbin dengan hadiah boneka kelinci lucu yang dia berikan pada Jinhwan.

"Gomawo Hanbin-ssi.."

Jinhwan menerima boneka itu

"Hari ini aku senang sekali..terima kasih sudah mengajakku kemari"

Senyum manis Jinhwan tak henti-hentinya terukir di wajah imutnya itu.

"Karena aku sudah berbuat baik..apa aku boleh minta sesuatu sebagai balasannya?"

Hanbin mendekatkan wajahnya ke arah Jinhwan.

"Jinhwan nuna..jadilah pacarku..aku menyukaimu..."


DEG..


"Aa..apaa?"

Jinhwan terpaku dari tempatnya berdiri.

Belum hilang rasa terkejutnya karena pengakuan Hanbin, tiba-tiba dia dikagetkan dengan teriakan kencang sekumpulan gadis remaja yang memanggil Hanbin.


"KYAAA...B.I. OPPAAAA..!!"


"Dia benar-benar B.I. Oppa..daebakkk!! Dia sangat tampan!!"

"Oppaaaa..ayo berfoto bersamaaa..kau keren sekali!!"

"Boleh minta tanda tanganmu, Oppa?"




Dalam waktu singkat Hanbin sudah dikerubuti para fans yang semuanya adalah gadis remaja berpakaian sekolah.

Hanbin yang kewalahan menghadapi mereka hanya bisa tersenyum pasrah dan melayani permintaan fansnya untuk berfoto dan memberikan tanda tangannya.

Jinhwan yang sudah tersingkir dari samping Hanbin berdecak kesal, tiba-tiba dia menarik tangan namja itu dari kerumunan dan berlari menghindari para fans yang membuat kehebohan di sekitar area bazaar karena teriakan mereka,menjadikannya tontonan gratis.

Hanbin yang terkejut hanya mengikuti saja 'aksi penyelamatan' yang dilakukan gadis itu dengan ikut berlari di sisinya.

Sampai akhirnya dia mengambil posisi di depan Jinhwan, menuntun gadis itu untuk berlari.

Para fans yang terkejut melihat kejadian yang sangat cepat itu segera berlari mengejar kedua orang itu.

"Haisshh..apa-apaan sih gadis itu?"

"Siapa sih dia? Beraninya membawa lari Oppaku!!"

"Jangan bilang kalau dia pacarnya..isshh"

"Bukaaann..paling manajer atau staf yang menemaninya..tidak mungkin kan idol seperti B.I. Oppa berkeliaran sendiri?"




Hanbin dan Jinhwan bersembunyi di sebuah gang sempit dengan tubuh mereka menempel sangat dekat saking sempitnya gang itu.

Tidak ada jarak di antara Hanbin dan Jinhwan membuat nafas menderu mereka saling menyapu di wajah keduanya.

Suasananya begitu panas dan err..intim..saat terdengar suara para remaja itu yang sedikit lagi mencapai gang sempit itu.

"Bagaimana jika mereka menemukan kita?" Tanya Jinhwan gugup, terlalu gugup sampai tidak bisa menatap pria di hadapannya itu.

"Tidak akan.."

Hanbin tiba-tiba mengangkat tutup hoodienya, menutupi kepala dan wajahnya sehingga tidak terlihat dari samping lalu menarik tengkuk Jinhwan, menempelkan bibir gadis itu ke bibirnya...


Ya..Hanbin mencium Jinhwan...



Sebuah ciuman yang tadinya hanya saling menempelkan bibir kini berubah menjadi lumatan lembut ketika bibir Jinhwan menyambut bibir Hanbin,semakin lama lumatan itu semakin dalam..

Saling memagut, semakin larut dalam keadaan mereka yang intim itu hingga tanpa sadar kedua lengan Jinhwan sudah melingkar erat di leher Hanbin, memberi kesempatan pada namja itu untuk semakin mendominasi ciuman mereka.

Kedua tangan Hanbin pun sudah melingkar di pinggang ramping gadis itu,membawanya dalam pelukan erat..

Jinhwan menjauhkan bibirnya dari bibir Hanbin karena kehabisan napas setelah ciuman panas mereka.

Dia menyembunyikan wajahnya yang benar-benar seperti kepiting rebus sekarang ke dada bidang Hanbin. 

Apa-apaan itu tadi?

Kenapa dia menciumku?

Kenapa aku membalas ciumannya dengan begitu bersemangat?

Bagaimana aku menghadapinya sekarang?

Aku malu sekali..

Dasar Jinan bodoh..

Jinhwan mengerang dalam hati.







"Sudah aman sekarang..mereka tidak mengejar kita lagi" bisik Hanbin tepat di telinga gadis yang saat ini tengah menghindari tatapan mata Hanbin itu.

Sebenarnya Hanbin tahu para fans yang sedang mencarinya sempat melihat ke gang sempit tempat mereka bersembunyi.

Dia tiba-tiba mendapat ide berakting seperti pasangan yang sedang berpacaran dengan berpura-pura berciuman untuk mengecoh mereka.

Untung saja dia memakai hoodie berpenutup kepala yang bisa digunakan untuk menutupi wajahnya..

yaah walaupun gang sempit itu sendiri sudah cukup gelap tapi tidak ada salahnya berjaga-jaga kan?

Dan triknya berhasil..

para gadis remaja itu langsung pergi meninggalkan tempat itu tanpa menoleh lagi.

Dia juga tidak menyangka akan mendapat reaksi seperti itu saat memulai aktingnya mencium Jinhwan.

Tadinya dia hanya akan menempelkan bibirnya saja, dia belum berani bertindak lebih jauh karena Hanbin masih belum tahu bagaimana perasaan gadis itu padanya.

Bisa-bisa dia habis dihajar Jinhwan jika melakukan sesuatu yang melewati batas.


Yaahh..hanya menempelkan bibir sepertinya masih bisa diterima..

Paling Jinhwan Nuna hanya akan memarahiku atau yang paling buruk aku akan ditampar, batin Hanbin sesaat sebelum memulai aksinya.

Tapi Hanbin keliru..

Jinhwan menyambut bibirnya,balas menciumnya dengan begitu lembut dan hati-hati membuat pria itu tidak bisa menahan diri dan berakhir dengan ciuman panas di antara keduanya.

Belum lagi ketika lengan Jinhwan melingkari lehernya, membuat Hanbin kehilangan kendali dan balas memeluk erat gadis itu seakan tidak rela melepasnya sedetik pun.

Apa ciuman itu berarti Jinhwan Nuna juga menyukaiku?

Bolehkah aku berharap bahwa perasaanku bukanlah perasaan sepihak?

Aku akan memastikannya sekarang...

.

.

.

.

"Nuna.."

"Hanbin-ssi.."

"...."

"Kau duluan.."

"Kau duluan.."

"...."

Keduanya tidak bisa menahan tawa sekarang, menyadari bahwa keduanya sedang gugup, canggung, namun saling berusaha menutupinya.

Mereka di rumah Jinhwan sekarang, tidak aman ternyata berjalan-jalan di luar mengingat status Hanbin sebagai idol populer bahkan di Jeju ini.

Jinhwan sampai harus membeli masker dan kacamata untuk Hanbin agar tidak ada yang mengenalinya.

Mencegah lebih baik daripada ketemu fans nekat...ppfftt...

"Baiklah..aku dulu.."

Akhirnya Hanbin bicara.

"..sebelumnya aku minta maaf karena tiba-tiba..menciummu..aku melakukannya untuk membuat para gadis remaja itu pergi, tadi nyaris saja kita ketahuan.."

Hanbin terdiam sejenak lalu mulai melanjutkan.

"kau..boleh memarahiku..atau menamparku..ya..pukul aku saja aku, aku pantas mendapatkannya..tapi..sebelum aku dipukul aku ingin bertanya satu hal"

Kau bisa, Kim Hanbin..

Kau bisa melakukannya..

Sial, kenapa aku jadi gugup begini?

Hanbin berusaha tetap tenang.

"Nuna..Jinhwan Nuna..tadi kau..membalas ciumanku..sekarang jawab aku, apa itu berarti kau juga menyukaiku?"

Akhirnya kata-kata itu terucap juga dari mulut Hanbin.

Jinhwan menatap pria di hadapannya itu.

"Sebelum aku menjawabnya, bolehkah aku juga bertanya satu hal padamu?"

Hanbin menganggukkan kepala.

Lalu Jinhwan melanjutkan pertanyaannya.

"Kenapa kau menyukaiku? Aku..benar-benar tidak mengerti, bagaimana kau bisa tertarik padaku..aku hanya gadis biasa, bukan artis atau idol, juga bukan dari keluarga kaya, kau lihat sendiri rumah kami ini begitu sederhana.."

"Aku tidak peduli..aku suka kau apa adanya dirimu, kau itu gadis yang menarik, Nuna, kau bahkan sudah menarik perhatianku sejak hari pertama kita bertemu.."

"..jangan memandang rendah dirimu..kau begitu cerdas, ceria, ramah, sopan, begitu lembut namun juga bisa tegas di saat kau harus tegas, kau juga pekerja keras dan semangatmu itu menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarmu untuk tak mudah menyerah.."

"..memangnya kenapa kalau keluargamu tidak kaya? Aku tidak tertarik dengan uangmu, aku sudah kaya asal kau tahu.."

Cih..sombong sekali bocah ini...untung sayang..upss..ucap Jinhwan dalam hati.

"Sekarang giliranmu yang menjawab, Nuna, kau sudah tahu alasanku menyukaimu, yang jelas aku suka semua tentang dirimu, berada di dekatmu rasanya begitu hangat dan nyaman"

Hanbin tersenyum tampan sekali pada Jinhwan dengan tatapan memuja.

"Haruskah kujawab sekarang?"

"..Hmmm...nanti saja ya sesampainya kita di Seoul"

"Nunaaaaa...sampai kapan kau akan menggantungkan perasaankuuu..." rengek Hanbin.

"Hey..Nuna mau kemana sekarang?!"

Hanbin terkejut saat Jinhwan berdiri dari kursinya dan  beranjak pergi meninggalkannya, membuatnya menarik lengan gadis itu, membawanya berhadapan dengannya.

"Jawab aku sekarang atau aku akan menciummu lagi disini..sekarang juga.."

Suara Hanbin berubah menjadi berat dan parau,terdengar sangat..seksi di telinga Jinhwan, membuat gadis itu merona sekarang.

"Yy—yaaa..Kim Hanbin..kau berani? Aku bahkan belum memukulmu karena ciumanmu padaku tadi dan sekarang kau ingin mengulanginya??"

"Kau pikir aku tidak berani? Tidak apa-apa kalau kau ingin memukulku..berapa kalipun akan kuterima"

Hanbin tersenyum usil.

Dia mulai menangkup wajah mungil Jinhwan dengan kedua tangannya,mendekatkan wajah mereka, bersiap menempelkan bibir ranumnya ke bibir tipis Jinhwan....

"Aku menyukaimu!! Aku juga menyukaimu, Hanbin-ah..."

Jinhwan akhirnya menjawab.

Hanbin tersenyum mendengar jawaban gadis itu kemudian memangkas jarak di antara mereka berdua, melumat bibir manis Jinhwan saat Jinhwan menggerakkan bibirnya di atas bibir Hanbin...

Jinhwan dan Hanbin saling melepaskan diri setelah kehabisan napas akibat pagutan keduanya dengan kedua kening mereka yang menempel..

"Aku menyukaimu..tidak..aku mencintaimu, Jinhwan Nuna.."

"Nado saranghae..Hanbin-ah.."

Hanbin membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

"Gomawo, Nuna.."

Jinhwan tersipu dalam pelukan Hanbin.

"Kau curang..kenapa kau tetap menciumku padahal aku sudah menjawab pertanyaanmu?"

"Kenapa memangnya? Aku kan hanya mencium kekasihku sendiri, tidak boleh?"

"...boleh kok.."

Jinhwan semakin menenggelamkan wajahnya di pelukan pria itu, malu karena kata-katanya sendiri.

Hanbin terkekeh geli melihat kelakuan Jinhwan yang menggemaskan.

"Aigooo-yaa..Jinanie-ku ini imut sekali"

Tiba-tiba Jinhwan ingat sesuatu.

"Tunggu..jam berapa sekarang??" tanyanya sambil melihat jam tangannya.

"Astaga sudah jam 4 sore, pesawat kita berangkat jam 17.30..ayo pergi sekarang, Hanbin-ah, kita bisa ketinggalan pesawat nanti"

"Benarkah? Kenapa waktunya cepat sekali sih? Padahal aku masih ingin berduaan denganmu..ck.."

"Ayo cepaatt.."

Jinhwan menarik pria itu pergi dari rumahnya.

Mereka sudah di dalam taksi sekarang dengan Hanbin yang merajuk.

"Nuna..tidak apa-apa kok, kita tidak harus pulang ke Seoul malam ini, kita bisa menginap satu malam disini baru kita pergi besok..ya? ya?"

"Tidak boleh..kita harus pulang..pak,apakah bisa lebih cepat sedikit?" pinta Jinhwan.

"Pak sopir..tidak perlu terburu–buru jalannya, santai saja.." kata Hanbin yang langsung mendapat tatapan mematikan dari kekasihnya itu.

Jinhwan seram juga kalau marah,tapi aku sayang..batin Hanbin.

.

.

.

.

TBC...

Chapter kali ini ga sepanjang chapter sebelumnya..tapi sweet kan Binhwan nya..(dih muji diri sendiri wkwkwk) makanya dikit aja biar ga diabet...

Enjoy reading, people..

Saranghaeeee..

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 139K 29
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.5M 268K 47
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.9M 69.8K 73
Bukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.
1.1M 15.8K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...