Mimpi (✔)

De rvnwr02_

19.6K 960 63

Mimpi.., Apa yang kalian bayangkan tentang mimpi? Cita-cita? Bunga tidur? Atau yang lainnya!? Apapun definisi... Mai multe

Prolog
Bagian I
Bagian II
Bagian III
Bagian IV
Bagian V
Bagian VI
Bagian VII
Bagian VIII
Bagian IX
Bagian X
Bagian XI
Bagian XII
Bagian XIII
Bagian XIV
Bagian XV
Bagian XVI
Bagian XVII
Bagian XVIII
Bagian XIX [SELESAI]
EPILOG
Bagian Plus-Plus 😆

Bagian Extra

377 31 2
De rvnwr02_

Pagi yang indah.

Matahari bersinar hangat, sehangat senyuman yang Attaya berikan kepada teman-teman sekolahnya. Attaya sedang senang hari ini.

Attaya punya pacar, pemirsa!!

Ya.. Tidak bisa disebut pacar juga sih, mereka hanya lebih dekat dan ehemmm.. Doinya lebih hangat dan perhatian kepada Attaya. Coba tebak siapa lelaki yang sangat beruntung mendapatkan dirinya?

So pasti Devan, mamen.

Kilasan saat Devan yang mengatakan dirinya adalah istri di masa depannya, membuat sekujur tubuh Attaya kembali menghangat.

Attaya benar-benar bahagia.

Karena sekarang, ia juga bisa seperti Via dan Rio yang sering menodai jiwanya yang suci dengan tingkah mereka saat bersama. Ya.. Meskipun agak sedikit berbeda. Tapi Attaya benar-benar bahagia, di garis bawahi!!

Asyik memikir Devan yang entah sedang apa, Attaya tak sadar bahwa ia sedang melewati koridor yang baru saja di pel. Akibat keteledorannya, saat ini Attaya sudah duduk cantik di atas lantai yang basah.

Attaya mendesah pelan, sampai kapan ia akan memelihara sifatnya yang satu itu. Ceroboh.
Beruntung koridor yang ia lewati sedang sepi, jadi Attaya tak perlu menanggung malu karena kelakuannya itu.

Saat Attaya masih meluruskan kakinya yang sakit tertekuk, suara langkah kaki datang mendekat. Ah, andai Devan di dunia nyatanya mempunyai kekuatan seperti di dunia mimpi, Attaya yakin ia lebih rela untuk terus kesakitan agar dekat dengan Devan.

Baik di dunia mimpi maupun dunia nyata, terlalu memikirkan Devan itu tidak baik. Tidak baik pada jantungnya, perutnya dan wajahnya yang mulai menghangat.

"Attaya.." suara berat itu memanggilnya. Attaya kenal suara itu, ia tersenyum senang.

Ia menoleh dengan semangat, melihat.. kulit hitam sepupunya yang menatap geli dirinya. "lo ngapain duduk di situ? Casting buat iklan ngepel lantai?"

Attaya menyesal, sungguh. Sudah dibilangkan terlalu memikirkan Devan  selalu tidak baik untuk dirinya. Salah satunya ini.

Attaya menah kesal, bercampur sedikit malu. Ia menatap galak sepupunya yang sedang menahan tawa.

"bantuin kek. Sakit nih kaki gara-gara kepelesat. Lagian apa banget sih nge pel kok basah kayak gini." gerutu Attaya.

"ya itu karena lo ceroboh Attaya. Lagian nge pel itu kan pake air, idoy, wajar kalau basah. Emang ya kalau salah suka ngelimpahin ke yang lain." ucap Rio gereget sambil membangunkan Attaya. Tak lupa toyoran sayang mendarat di kepala sepupu tercintahnya.

"emang lucknut lo,- Aww!" rintih Attaya saat sepasang kakinya ia paksa melangkah. Berada di dekat Rio bukan hal yang baik saat ini.

Rio berdecak, ia membawa Attaya ke kursi di dekatnya. Dilihatnya memar yang tercetak di kaki Attaya. Tepatnya di pergelangaan kaki.

"memar Tta." lapor Rio.

Attaya mendesis menahan nyeri. Apa ini, bukannya saat di dunia mimpi lebam dan memar menjadi makanan sehari-harinya. Lalu, kenapa sekarang begitu sakit?

"gue bawa ke uks ya?"

Attaya menggeleng keras. "bantu gue buat ke kelas aja. Biar gue obatin sendiri."

"lo kalau idoy gak usah kebangetan deh. Pake apa lo obatinya. Pake air pel?"

Attaya mengeryit tak suka ke arah Rio. "apasih, gue lagi sakit juga malah ngatain idoy mulu. Ntar gue kompres di kelas pake air hangat."

"nah.. Berhubung kaki lo lagi begini, gimana lo nyari air hangatnya oneng. Kalau di uks kan tinggal ngambil."

"ya elo lah yang nyari. Masa iya gue harus ngesot. Faedahnya lo di hidup gue apa coba.."

Seketika Rio termenung. Tabahkan hati Rio, ya Allah.

***

Attaya meringis pelan, saat gumpalan kain hangat itu menyapa bagian kakinya yang memar. Sebenarnya tidak sakit sih, ini lebih ke Attaya yang parno sendiri.

Matanya memandang ngeri memar biru di kakinya, dan dua pasang mata lain menatapnya dari samping kanannya dan belakangnya.

Itu Via dan Rio.

"lo tuh udah besar Tta, hati-hati dikit kali kalau jalan. Jangan kebanyakan ngelamun."

Attaya hanya mendengarkan ucapan Via tanpa menyahut sedikitpun. Dan Via di buat kesal karena itu. Jadi ia pindah ke samping pacarnya, Rio.

"lagak udah punya pacar tapi jalan aja masih kayak bayi. Gimana sih Attayaaa..." lanjut Via gemas.

"loh.. Emang Attaya pacaran sama dia. Emang Devan mau gitu sama lo?"

"eh iya ya.. Dia kan 360 derajat berbeda sama lo."

Dalam hati, Attaya menahan kesalnya sembari mengutuk pasangan terlucknut dalam hidupnya itu.

Attaya merapalkan mantra untuk membuatnya tenang. Meladeni dua kucrut itu sama saja membuktikan bahwa Attaya sama kucrutnya dengan mereka. Kan Attaya tidak begitu.

Tapi kepalanya semakin mendidih saat kedua manusia dibelakangnya itu semakin menjadi-jadi meledek dirinya. Bodoh, ceroboh, selebor, pikun tingkat dewa, manja, suara cempreng, dan lainnya yang jelas mencemar nama baik Attaya.

Saat Attaya sibuk berpikir untuk mengutuk mereka berdua, saat itulah Devan muncul dari balik pintu kelas. Seketika membuat Attaya tenang.

"Nah.. Pangeran berkuda putih sudah datang menjemput putri kodok yang terkutuk." Ucap Rio dengan lantang bak pengawal kerajaan, membuat murid lain yang sudah ada di kelas itu memperhatikan mereka.

"tapi deng, gue harap lo beneran dikutuk Tta. Supaya suatu saat ada mantra buat menghilangkan ke-idoyan dan ke-onengan lo." lanjut Rio yang langsung di sambut dengan tawa dari teman-temannya.

Attaya hanya dapat menatap Rio penuh dendam. Dengan segenap jiwa raganya, ia berjanji akan mengutuk sepupu durjananya dan membalikkan apa yang ia katakan.

Devan bertingkah seperti biasa, berjalan santai menuju bangkunya-disamping Attaya- dan duduk di atasnya. Ia mengabaikan pertumpahan darah antar gadis-nya, ehemm- disampingnya dan lelaki dibelakangnya yang notabene adalah sepupuan. Sering menghabiskan waktu bersama dengan mereka membuat Devan sedikit banyak mengerti, biarpun mereka sering bertengkar tidak jelas tapi ikatan persaudaraan mereka sangatlah erat. Mereka saling menyayangi. Dan itu sedikit membuat Devan iri.

Sekilas matanya melirik memar yang ada di kaki Attaya, yang langsung di perintah oleh saraf di otaknya untuk memerikasanya.

"Aww.." rintih Attaya saat memarnya di sentuh oleh Devan. Devan menatap Attaya, meminta penjelasan. Tapi Attaya sendiri sibuk mengontrol rasa cenat-cenut di kaki dan dadanya.

"aw aw aw!! Putri kodok yang terkutuk akan mendapatkan ciuman dari sang pangeran berkuda putih pemirsa! Bagi yang belum mendapatkan legalitas dari negri kita tercinta, dimohon untuk menutup mulutnya kare,-"

"BERISIK CUNGKRING!!" Attaya memotong sebal ucapan sepupu jahanamnya itu. Yang benar saja, kakinya masih cenat-cenut seperti ini tapi Rio malah berkelakar heboh tak jelas.

Sebenernya apa sih yang dilihat Via dari Rio??

Tapi, beberapa detik kemudian perlakuan lelaki disampingnya itu malah membuat perut Attaya meledak keluar, dan jantungnya seperti terlepas dari tempatnya.

Dan demi apapun, itu tidak sebanding dengan cenat-cenut yang Attaya rasakan di kakinya.

"ehh,, lo gak perlu cium-cium juga cunguk!!" omel Rio sambil melangkah maju ke arah Attaya dan Devan.

Tidak, Devan tidak menciumnya dengan bibirnya. Ia hanya menempelkan telunjuk dan jari tengahnya ke bibirnya, lalu mengusap pelan tepat di memar kakinya yang langsung sehat walafiat-meskipun tetap berwarna biru-.

Namun Attaya rasa, Jantung, hati dan seluruh tubuhnya langsung memanas karena itu.

Adakah hal yang lebih buruk dari ini?

#####

Masih kangen sama Attaya dan kawan2?

Langsung swip up yaa 👆👆

Continuă lectura

O să-ți placă și

Reilangga De repiastuti

Ficțiune adolescenți

110 86 10
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Bagaimana jadinya jika seseorang gadis yang selama ini menyimpan perasaannya terhadap orang yang di cintai, tetapi laki-l...
1.2K 96 22
#1 goresan kata sebuah goresan kata luka yang dirasakan setiap orang, mereka yang terlihat bahagia belum sepenuhnya benar benar bahagia, terkadang se...
7.6K 309 54
kalo.. kamu nggak pengen kita sampe akhir, jadi kalo misal kita selesai didetik ini kamu nggakpapa kan? karena, dipikiranmu, kita ini bukan suatu hal...
942K 56.5K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...