BINHWAN -LOVE OF MY LIFE-🔚

By sooinkang7

10.9K 1K 83

" Ketika dua hati ditakdirkan untuk bersama, tidak ada jarak yang terlalu jauh, tidak ada waktu yang terlalu... More

CHAPTER 1 : FIRST DAY, FIRST SIGHT
CHAPTER 2 : UNCOMFORTABLE
CHAPTER 4 : THAT MAN
CHAPTER 5 : JUST GO..
CHAPTER 6 : I THINK I LOVE YOU
CHAPTER 7 : CONFLICTS
CHAPTER 8 : JEALOUSY
CHAPTER 9 : ME AFTER YOU
CHAPTER 10 : PROMISE
CHAPTER 11 : WILL YOU..??
CHAPTER 12 : HARDSHIPS
CHAPTER 13 : DECISION
CHAPTER 14 : GOODBYE ROAD
CHAPTER 15 : LOVE AND PAIN
CHAPTER 16 : PROPOSAL
CHAPTER 17 : YOU'RE MY HAPPY ENDING

CHAPTER 3 : HAPPY BIRTHDAY TO YOU

673 65 12
By sooinkang7

AUTHOR POV


"Annyeong haseyo Timjang-nim" sapa Jinhwan pada Dara yang sudah menunggu Jinhwan di ruangannya.

"Kau sudah datang? Duduklah.."

"Ada yang bisa kubantu, timjang-nim? Sepertinya ada masalah serius" tanya Jinhwan sambil duduk di sofa berhadapan dengan Dara.

"Sebelumnya aku ingin minta maaf padamu karena memintamu bekerja di akhir pekan ini. Aku terpaksa melakukannya karena hanya kau yang kuanggap mampu untuk tugas ini."

Memang sejak Jinhwan direkrut menjadi pegawai tetap di YG Ent., timjang-nimnya sering mempercayakan banyak tugas penting padanya.

Tentu saja Jinhwan tak pernah keberatan, dia senang sekali bisa mendapat banyak pengalaman baru di dunia entertainment.

"Tidak masalah sama sekali, lagipula aku juga tidak ada kegiatan apapun hari ini jadi lebih baik aku bekerja kan?"

"Anak pintar..hahaha..baiklah aku akan beritahu alasanku memanggilmu sekarang. Hari ini akan ada syuting IKON TV di sebuah kafe.."

"..Pemiliknya bilang bahwa syuting hanya bisa dilakukan di akhir pekan agar tidak mengganggu bisnisnya. Konfirmasi ini cukup mendadak sedangkan beberapa staf sudah punya jadwal dengan keluarga mereka.."

"..yah aku tak bisa menyalahkan mereka juga karena hari ini memang jatah libur mereka jadi aku hanya berhasil mengumpulkan beberapa orang saja termasuk dirimu.."

"..Kau akan membantu para member dari awal sampai akhir syuting, ini akan sangat melelahkan, apakah tidak apa-apa?"

"Aku akan baik-baik saja,Timjang-nim, walaupun kecil begini tapi tenagaku kuat"

"Araseo..aku percaya padamu..kau akan berangkat naik mobil van bersama para member dan manajer mereka sejam dari sekarang jadi masih ada waktu untuk bersiap-siap.."

"Sampai disana akan ada sutradara Nam Taehyun yang akan memberikan arahan selama syuting berlangsung. Aku sudah memberitahunya bahwa kau yang akan bertanggung jawab hari ini di lapangan.."

"..Jika ada kesulitan kau bisa hubungi aku kapan saja, aku akan memantau dari kantor. Mohon bantuanmu ya Kim Jinhwan"


"Dengan senang hati Timjang-nim. Baiklah, saya akan bersiap-siap sekarang".

.

.

Dan Jinhwan segera menuju parkiran basement untuk bersiap berangkat syuting.

Disana sudah ada beberapa staf..tunggu..satu-dua-tiga-empat-lima...hanya 6 orang-termasuk dirinya- yang akan membantu hari ini?

6 orang staf??

Woahhh..jinjja daebak..hahahha..apa timjang-nim sedang mengerjainya??

Inikah sebabnya timjang-nim terlihat tidak yakin dan bertanya terus menerus apakah Jinhwan akan baik-baik saja?

Jinhwan menarik nafas dan menghembuskannya beberapa kali, mengatur napasnya, mencoba tenang dan berpikir jernih melihat kondisi yang cukup serius ini.

Bagaimana tidak, staf akan kesulitan karena ada banyak barang yang harus dibawa belum lagi mereka harus mengawasi para member dari para fans karena bagaimana pun lokasi syutingnya di tempat umum.

Para member dan staf sudah siap di dalam van, tinggal Jinhwan yang masih memastikan beberapa hal sebelum mereka berangkat.

Tunggu, Jinhwan belum melihat Hanbin..

Dia pun memutuskan  bertanya pada sang manajer.

"Jaehoo-ssi..apa Hanbin masih di dorm? dia tidak ada di mobil manapun..aku sudah mengeceknya"

"Astaga maafkan aku Jinhwan-ssi..aku lupa memberitahumu..Hanbin sedang menemui Sajangnim di lantai 7 dan akan selesai sebentar lagi."

"Bagaimana ini? Syuting sebentar lagi dimulai, sutradara sudah meneleponku dari tadi bertanya kenapa kita belum juga sampai lokasi syuting"

Jinhwan berusaha menahan perasaannya yang campur aduk sekarang, antara cemas, takut sekaligus jengkel pada manajer yang lupa memberitahunya soal Hanbin.

"Ah..begini saja..lebih baik kami berangkat lebih dulu ke lokasi untuk bersiap dengan member dan staf lain sementara dirimu menunggu Hanbin lalu kalian bisa berangkat bersama.."

"Kau bisa membawa mobil kantor..bisa menyetir dan punya SIM kan?"

Jaehoo memberi usul pada Jinhwan yang langsung dia setujui.

"Baiklah, aku akan ke lokasi bersama Hanbin. Kalian pergilah dulu. Jangan khawatir, aku bisa bawa mobil dengan baik."

Rombongan itupun melaju meninggalkan gedung YG dan Jinhwan yang sedang menunggu Hanbin.

Dia memutuskan menghubungi nomor Hanbin.


"Yeoboseyo..Hanbin-ssi? Apa pertemuanmu dengan Sajangnim sudah selesai? Kau dimana sekarang?"

Jinhwan bertanya tanpa memberi kesempatan lawan bicaranya menjawab.

Maklumi saja, dia sedang terburu-buru sekarang.

"Siapa ini?" terdengar suara berat dari seberang telpon.

Jinhwan menggigit bibir bawahnya dan mendengus kesal ,menyadari bahwa nomornya tidak disimpan oleh Hanbin.

Padahal timjang-nim bilang dia akan berikan nomor hpnya pada Hanbin untuk memudahkan mereka berkomunikasi.

"Ini aku Kim Jinhwan..kau tidak diberitahu bahwa aku yang akan bertanggung jawab untuk syuting hari ini?"

"Oohh..aku tahu..kau dimana sekarang? Aku yang akan ke tempatmu, tunggu disana"

"Aku di lantai 1 di depan counter informasi..baiklah kutunggu"

Jinhwan merasakan jantungnya mulai berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya, selalu seperti ini jika dirinya akan bertemu Hanbin.

Tapi dia tidak terlalu memikirkannya karena ada yang jauh lebih penting sekarang yaitu tiba di lokasi syuting secepatnya.

Hanbin menekan tombol lift dan meluncur turun ke lantai 1 dimana Jinhwan sedang menunggunya.

Dia salut pada gadis itu yang rela bekerja di akhir pekan di saat seharusnya dia bisa istirahat di rumah apalagi Hanbin tahu hari ini tugas Jinhwan akan cukup berat karena Jinhwan akan in charge sepenuhnya menggantikan Dara Nuna yang harus tinggal di kantor untuk mengurus hal lain bersama Sajangnim.

Pintu lift terbuka, Hanbin mulai mencari Jinhwan di counter informasi dan mata Hanbin menemukan sosok gadis mungil itu sedang berbicara di telepon dengan seseorang.

Tanpa sadar Hanbin tersenyum melihat Jinhwan membelakanginya dengan blazer coklat tua, celana jeans dan sneakers putihnya yang membungkus kaki mungilnya.

Rambut coklat madunya diikat kuncir kuda membuat tengkuknya yang putih mulus terlihat.

Deg..Deg..Deg..

Hanbin mendengar detak jantungnya semakin cepat melihat gadis itu sekarang berbalik menghadapnya masih dengan handphone yang menempel di telinganya.

"Oh..kau sudah disini..ayo cepat kita berangkat sekarang..Sutradara Nam sudah menunggu kita"

Jinhwan meraih pergelangan tangan Hanbin dan menariknya menuju basement untuk mengambil mobil.

Hanbin mengulum senyum manis melihat tangannya yang sedang digenggam Jinhwan tanpa berniat melepasnya, biarkan saja seperti itu.


"Kau tidak menyimpan nomorku ya?" tanya Jinhwan setelah mereka di dalam mobil.

"Untuk apa? Aku tidak pernah melakukan hal-hal merepotkan semacam itu" sahut Hanbin cuek sambil memakai seatbelt nya.

Jinhwan meniup poni di atas dahinya menandakan dia sedang mencoba bersabar dengan namja yang kini duduk di sebelahnya.

"Kita akan sering berhubungan sepanjang hari ini, akan lebih mudah jika kau tahu bahwa akulah yang sedang menelponmu"

"Aku punya ingatan yang kuat, aku akan langsung tahu itu nomormu, Nuna"

Hanbin menjawab seadanya.

Hah..Jinhwan menyerah dan memilih untuk menutup mulutnya, fokus menatap jalanan yang ada di depannya sambil melajukan mobil sedikit lebih kencang.

Antara jengkel dengan jawaban Hanbin dan ingin cepat sampai lokasi sebelum dia kena marah banyak orang.

Hanbin juga diam di sepanjang perjalanan. Sepertinya ada yang sedang dia pikirkan.

Kafe yang terletak di ujung jalan itu sedang ramai pengunjung, kebanyakan dari mereka adalah para fangirl IKON.

Jinhwan heran darimana mereka dapat informasi jadwal idolanya itu padahal IKON TV bahkan belum dipromosikan dan baru akan memulai proses syuting hari ini.

Mereka lebih hebat dari agen FBI, batin Jinhwan.

Hanbin dan Jinhwan segera masuk lewat pintu belakang untuk menghindari para fans dan di dalam sudah menanti para member lain,staf dan sutradara Nam.

"Kalian datang juga" sambut Jaeho yang segera menuntun Hanbin menuju ruang persiapan untuk berganti pakaian.

Sementara Jinhwan menemui sutradara Nam dan meminta maaf atas keterlambatan mereka menyebabkan syuting sedikit tertunda.

"Tidak masalah, aku juga tidak ada jadwal lain hari ini..segera temui asistenku untuk berkoordinasi mengenai naskah dan yang lain. Aku akan bersiap dengan member lain yang sudah siap sejak tadi"

"Terima kasih banyak untuk pengertian anda, Pak Nam..saya akan bekerja sebaik mungkin dan tidak mengecewakan anda..mohon bimbingannya" ujar Jinhwan sambil membungkukkan badan 90 derajat.

"Nunaaa.." Jinhwan menoleh saat Chanu, maknae bongsor itu memanggilnya dan memberi isyarat dengan tangannya menyuruh Jinhwan mendekat.

"Ada apa, Chanu-ya? Aku harus menemui asisten sutradara untuk mengambil script"

"Akulah asisten sutradara yang dimaksud itu Nuna"

He..??! kau bercanda ya Chan?! Protes Jinhwan dalam hati.

"Aku tahu Nuna pasti bingung saat ini..kau belum diberitahu konsep syuting kita hari ini ya?"

Eerrr..tunggu..apa Jinhwan melupakan sesuatu?

Seingatnya Dara timjang-nim tidak memberitahunya hal khusus tentang konsep syuting atau apalah itu.

Setahu Jinhwan syuting itu ya berakting sesuai naskah yang diberikan dengan arahan dari sang sutradara.

"Tidak..maksudku timjang-nim tidak mengatakan apa-apa soal itu..begitu juga sutradara"

"Pak Nam tidak memberitahumu karena seseorang yang sedang ada di dekatmu tadi, Hanbin hyung" Chan tersenyum misterius.

"Hanbin-ssi? Memang ada apa dengannya? Kenapa dia tidak boleh tahu, bukankah dia juga akan ikut terlibat dalam syuting hari ini..aku tidak mengerti"

Jinhwan masih belum bisa menebak arah pembicaraan Chanu.

"Jadi Nuna, konsep syuting kita hari ini adalah kami ingin memberi surprise pada Hanbin hyung karena hari ini adalah ulang tahunnya..yaa semacam prank begitulah..kita akan lakukan setelah sesi syuting pertama selesai" jelas Chanu pada Jinhwan yang mulai mengerti.

Kenapa Jinhwan bisa lupa padahal dia sudah tahu soal itu karena pasti ada banner ucapan selamat dari Sajang-nim tiap kali ada artis YG yang berulang tahun.

"Baiklah..lalu apa yang akan kita lakukan?"

"Nuna, kami ingin minta bantuanmu, apakah boleh?"

Chanu bertanya sambil memegang kedua tangan Jinhwan, tidak lupa ber-aegyo yang membuatnya terlihat seperti bayi besar.

"Kami ingin Nuna ikut dalam syuting kali ini, ya..yaa..mau ya Nuna?"

"Oo..ooh..baiklah selama aku bisa membantu akan kulakukan" Jinhwan tidak tahan dengan tingkah menggemaskan Chanu.

"Yes!"

.

.

Hanbin sedang duduk di meja setelah memesan kopi untuknya dan Jinhwan. Tadi dia dan para member sudah menyelesaikan syuting tentang suka duka bekerja menjadi pelayan kafe.

Para member diminta untuk menjadi waiter dan melayani para customer kafe itu.

Terlihat mereka agak kesulitan menyesuaikan diri dan beberapa kali salah membawakan pesanan membuat Jinhwan yang melihat dari layar bersama sutradara merasa geli sekaligus kasihan.

Akhirnya syuting bisa diakhiri dengan baik dan semua terlihat puas dengan hasilnya termasuk sang leader perfeksionis yang entah kenapa hari ini tidak terlalu mempermasalahkan beberapa detil yang menurut sutradara Nam masih perlu diperbaiki.

Dan sekarang 'syuting' sesi kedua akan dimulai, yaitu Hanbin prank....

Jinhwan duduk berhadapan dengan Hanbin, seorang staf dari bagian produksi dan sang manajer.

Sambil menunggu pesanan kopi, mereka mengevaluasi beberapa hal dan menyusun laporan untuk diberikan pada Dara timjang-nim dan Sajang-nim.

Tak lama kemudian staf itu dan manajer pergi dengan alasan mengambil beberapa berkas serta membereskan peralatan dan meninggalkan Hanbin berdua dengan Jinhwan di meja mereka.

Ckrik..ckrik..

Terdengar suara kamera handphone dari seorang pria berbadan besar di sebelah meja mereka yang mengambil foto Hanbin.

Jinhwan melirik ke arah pria itu lalu berdiri dan berjalan ke arahnya.

"Permisi..maaf tapi kami sedang ada meeting..mohon untuk tidak mengambil gambar"

Pria itu meminta maaf sambil menundukkan kepala beberapa kali, mengatakan bahwa dia adalah fanboy IKON terutama B.I.

Pria yang disebut namanya itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Jinhwan kembali ke tempat duduknya lalu melanjutkan pembicaraannya dengan Hanbin.

Hingga dia melihat dari sudut matanya pria itu kembali mengambil foto mereka berdua. Jinhwan menegurnya lagi dengan sopan, kali ini dari tempat duduknya dan lagi-lagi pria itu meminta maaf.

Hanbin hanya melirik Jinhwan lalu menatap ke arah pria itu melemparkan senyum kakunya, sepertinya dia mulai merasa tidak nyaman.

Chanu dan member lain yang melihat dari layar monitor di ruang belakang tertawa senang karena sepertinya rencana mereka mengerjai Hanbin berhasil.

Lalu tiba-tiba pria itu mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja dengan keras lalu mendatangi Jinhwan.

Chanu dan yang lain juga tidak menyangka akan ada plot twist yang menarik semacam itu, mereka semakin penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya.

"Permisi..maaf tapi apakah dia manajermu?" Tanya pria itu pada Hanbin.

"Bukan..dia salah satu staf kami" jawab Hanbin dengan sopan.

"Kalau begitu apa hakmu melarangku mengambil gambar, Nona? Sebagai seorang fans bukankah hal yang wajar mengambil foto idolanya?"pria itu beralih pada Jinhwan dan menatapnya dengan tajam.

"Kau mengganggu kami Ahjusshi..kami sedang rapat membahas sesuatu tapi kau malah mengambil gambar kami tanpa ijin..bisakah kau menghapusnya? Dan kuharap kau tidak melakukannya lagi"

Hanbin yang sedang duduk menatap ngeri pada Jinhwan yang menurutnya terlalu berani bahkan seakan menantang karena jujur saja badan pria itu jauh lebih besar darinya apalagi Jinhwan yang terlihat sangat mungil di dekat pria itu.

Bagaimana jika pria itu nekat dan terjadi keributan di kafe ini?

"Hey berapa usiamu? Sepertinya kau lebih muda dariku, bukankah kau sudah bersikap tidak sopan pada orang yang lebih tua darimu? Apa hakmu melarangku? Memangnya kau siapa?" tanya pria itu lagi, kali ini mendekatkan wajah marahnya ke Jinhwan.

Situasi memanas dan Hanbin yang bingung harus melakukan apa terkejut mendengar waiter memanggilnya karena pesanan kopinya sudah jadi.

Jinhwan hendak beranjak mengambil kopi mereka namun kalah cepat dengan Hanbin yang sudah setengah berlari menuju counter.

Hanbin menggunakan kesempatan ini untuk menghubungi manajernya yang sialnya handphone nya tidak aktif.

Lalu dia meminta tolong salah satu kru menyampaikan pesan darinya agar Jaeho hyung segera menemuinya karena ada masalah yang cukup serius dengannya dan Jinhwan.

Jinhwan dan pria tadi menahan tawa mereka melihat Hanbin berlari meninggalkan mereka.

Ternyata pria itu salah satu staf sutradara Nam yang juga ikut terlibat untuk mengerjai Hanbin.

Tiba-tiba Hanbin muncul dengan dua gelas kopi membuat Jinhwan dan pria itu kembali dalam mode akting.

"Ini kopimu Nuna, minumlah sebelum dingin" Hanbin menyerahkan kopi pada Jinhwan.

"Gomawo Hanbin-ssi"

"Hey Nona..Dari tadi kau belum jawab pertanyaanku dan sekarang aku diabaikan? Keluar! Ikut aku sekarang"

Jinhwan berdiri hendak mengikuti pria itu ketika tiba-tiba tangan Hanbin meraih lengan Jinhwan.

Hanbin memberi isyarat untuk tidak pergi mengikuti pria itu tapi Jinhwan hanya tersenyum dan berkata, "Aku akan segera kembali..aku hanya pergi sebentar"

"Apa yang kau tunggu? Kita selesaikan ini di luar" seru pria besar itu tidak sabar sambil menarik pergelangan tangan Jinhwan, memaksanya mengikutinya.

Hanbin juga tidak mau melepas lengan Jinhwan sehingga terjadi aksi saling tarik di antara kedua namja itu.

Kali ini Hanbin kehilangan kesabarannya, dia maju ke depan Jinhwan, menariknya ke belakang badannya, berusaha melindunginya dan membuat Jinhwan tidak terlihat di balik tubuh tingginya.

"Wahhh..daebak..Hanbin hyung jjang!" seru Donghyuk yang terkesan dengan sikap gentleman Hanbin yang sedang pasang badan melindungi Jinhwan.

"Ayo keluar dan bicara sebentar" pria itu kekeh ingin membawa Jinhwan keluar.

"Lihat itu, kau bahkan melotot padaku"

"Baik..baik..aku keluar sekarang"

Jinhwan keluar dari balik tubuh Hanbin namun langsung ditarik oleh lengan kekar milik namja itu.

Mereka kini berhadapan dengan tangan Hanbin di kedua bahu Jinhwan.

"Kau tidak boleh kemana-mana" perintahnya pada Jinhwan.

Suaranya berat terdengar mendominasi dan kedua mata coklat Hanbin menatap mata jernih Jinhwan dalam-dalam membuat Jinhwan seakan tersihir dan langsung patuh hingga tanpa sadar dia menganggukkan kepala.

Blush...

Wajah Jinhwan memerah karena  perlakuan dan kata-kata Hanbin barusan..jangan ditanya seberapa kencang jantungnya berdetak sekarang...

Sambil menggenggam tangan Jinhwan yang kini ada di belakangnya, Hanbin berbicara pada pria itu,

"Ahjusshi..aku berterima kasih karena kau menyukai IKON dan menjadi penggemarku tapi aku tidak setuju dengan sikapmu ini.."

".. aku dan temanku ini merasa terganggu karena ulahmu yang mengambil gambar kami tanpa ijin..aku tidak ingin masalah ini melebar kemana-mana, karena itu kami akan pergi sekarang dan kau juga pulanglah dengan selamat"

Tiba-tiba Chan, Jay, Song, June dan Bobby keluar dari persembunyian mereka membawa sebuah kue tart dengan lilin warna-warni yang menyala di atasnya sambil menyanyikan lagu happy birthday.

Hanbin yang belum sadar bahwa dia dikerjai hanya bisa bengong lalu beberapa detik kemudian dia memasang senyum lebarnya yang terlihat sangat tampan, merasa tersanjung atas perhatian para member dan juga seluruh staf padanya.

"Happy Birthday uri charismatic leader, B.I!!..saranghaeyooo!!" teriak seluruh member saat Hanbin meniup semua lilin ulang tahunnya.

"Hyung, kau bisa melepaskan tangan Jinhwan nuna, sekarang sudah aman..hahaha.."

Chanu menggoda Hanbin yang tanpa sadar masih menggenggam tangan Jinhwan dari tadi hingga akhirnya Jinhwan yang melepaskan tangannya lebih dulu dan memberi ucapan selamat pada Hanbin dengan canggung.

"Terima kasih, nuna" Hanbin membalas ucapan Jinhwan,tidak lupa memamerkan senyum luar biasa tampannya itu pada Jinhwan.

Calm down, my heartbeat...Jinhwan mengerang dalam hati.

.

.

"Biar kubantu, berikan padaku"

Hanbin hendak membantu Jinhwan memasukkan beberapa koper berisi wardrobe dan peralatan lain ke dalam van.

Koper-koper besar itu pasti berat, Hanbin tidak tega melihat gadis itu melakukannya sendirian.

"Kau masuk saja ke dalam mobil, kau pasti lelah..aku bisa melakukannya sendiri kok"

Jinhwan menolak dengan halus walaupun dalam hati sebenarnya tidak akan keberatan sama sekali karena bantuan Hanbin pasti akan membuat pekerjaannya cepat selesai dan demi Tuhan, rasanya tubuhnya remuk redam sekarang.

Tapi tidak mungkin dia membiarkan Hanbin membantunya kan? Jinhwan merasa tidak enak pada Hanbin.

"Kau butuh bantuan, Nuna, lihat yang lain juga sedang sibuk, mereka tidak akan bisa membantumu sekarang, kau tidak ingin cepat selesai lalu pulang? Ini sudah jam 8 malam.. Aku sudah biasa membantu kok tak perlu merasa tidak nyaman padaku" Hanbin seakan bisa membaca pikiran Jinhwan.

"Bb..baiklah.."

"Oiya tadi aku meminta ijin ke Jaeho hyung untuk ikut mobilmu lagi karena aku ingin pergi ke suatu tempat sebelum kembali ke kantor YG. Apa kau keberatan, Nuna?" Hanbin bertanya sambil mengangkat koper-koper itu.

"Eh? Kau ikut denganku? Ehm..tentu saja boleh"

.

.

Mobil yang dikendarai Jinhwan melaju membelah kota Seoul yang tak pernah terlelap, semakin malam semakin ramai saja.

Mereka dalam perjalanan menuju gedung YG IKON karena Hanbin tiba-tiba ingin langsung pulang saja, tidak jadi mampir-entah kemana- karena Hanbin tidak pernah bilang pada Jinhwan.

Drrtt..drrrtt..

"Nee.. eomma..aku dalam perjalanan ke gedung YG, tadi aku syuting seharian....aku tahu...maafkan aku tidak bisa memenuhi janjiku pada Eomma dan Hanbyul....tidak perlu menungguku pulang.....baiklah, aku juga menyayangi kalian "

Hanbin menutup teleponnya lalu menghela napas berat.

"Telepon dari Ibumu ya?"

"Hemm.."

"Apa terjadi sesuatu?"

"Nuna.."

"Wae?"

"Tidak..tidak apa-apa"

"Apa kau ingin pulang ke rumah? Aku bisa mengantarmu. Jangan khawatir, aku masih sanggup menyetir ke Busan pulang pergi"

Hanbin menoleh ke arah Jinhwan.

"Benarkah? Bolehkah? "

"Dimana alamat rumahmu? Kita kesana sekarang"

Jinhwan membalas tatapan Hanbin sekilas, diikuti garis melengkung di bibir yang menghiasi wajah manisnya.

Wajah Hanbin yang tadinya terlihat murung seperti tertutup mendung sekarang menjadi secerah matahari dengan senyum yang tersungging di bibir ranumnya itu.







------

Ting..tong..ting..tong..

"Nuguseyoo? Tunggu sebentar.....Hanbin-ah?? Kenapa kau bisa ada disini? Bukannya kau bilang tidak bisa kemari?"

Ibu Hanbin bingung sekaligus bahagia melihat putra tersayangnya sudah ada di hadapannya.

"Eommaaa..bogoshipeoyoo.."

Hanbin langsung menghambur ke pelukan Ibunya.

"Aigooo.. dasar anak nakal..kalau rindu sering-seringlah menjenguk Eommamu ini.."

Ibu Hanbin membalas pelukan anaknya lalu matanya tertuju pada Jinhwan yang masih berdiri di dekat pintu masuk.

Ibu Hanbin melepas pelukan putranya lalu menyambut gadis itu.

"Annyeong..aku belum pernah melihatmu sebelumnya..apa kau teman putraku? Masuklah"

Ibu Hanbin menggandeng Jnhwan masuk ke dalam rumah.

"Yaa..kenapa membiarkan temanmu berdiri di luar, tidak sopan" kata Ibu Hanbin sambil memukul pelan lengan putranya.

"Masuklah Nuna..kenalkan wanita cerewet tapi cantik ini adalah ibuku..Eomma, dia staf baru di timku, Kim Jinhwan..berterima kasihlah padanya, berkat dia aku bisa ada di hadapanmu saat ini hehe..."

"Benarkah itu, Jinhwan-ah? Maaf merepotkanmu, terima kasih ya sudah berhasil menyeretnya pulang kemari"

"Ah..bukan apa-apa, Eommonim, tidak perlu sungkan padaku" Jinhwan tersipu malu.

"Hanbyul-ah..kemari nak, Oppamu datang" Ibu Hanbin berteriak memanggil seseorang.

"Oppaaaa.."

Muncullah gadis kecil berusia 10 tahun berlari ke arah Hanbin yang langsung digendong oleh Oppanya itu.

"Uugghh..berat sekali kau sekarang, tuan putri"

"Karena aku makan dan tidur dengan baik, tidak seperti Oppa..bweekk"

Hanbyul mengejek Oppa tampannya itu.

"Hah..pintar bicara ya kau sekarang"

"Aku bukan gadis kecil lagi, Oppa, umurku sudah 10 tahun"

"Pfftt...hahahaha..baiklah..baiklah.."

"Sudah..sudah..ayo makan dulu..Ibu menyiapkan makan malam untuk ulang tahunmu, Nak, dan apa kau tahu Ibu sempat kecewa tadi karena kau bilang tidak bisa pulang..untung belum Ibu berikan pada tetangga sebelah karena Ibu dan Hanbyul tidak akan sanggup menghabiskan semua makanan ini"

"Aku akan membantu Anda menyiapkan meja untuk makan malam, apa boleh?"

Jinhwan menawarkan diri untuk membantu.

"Benarkah? Aku akan sangat tertolong..kau susun peralatan makannya saja, biar aku yang siapkan makan malamnya"

"Nee, eommonim"

Dengan gesit Jinhwan mengatur meja makan sambil sesekali melirik pada Hanbin dan adiknya yang sedang asyik bermain di ruang keluarga.

Jinhwan melihat sisi lain Hanbin saat berada di tengah-tengah keluarganya, Hanbin yang manja pada Eommanya dan Hanbin yang begitu lembut di depan adik perempuannya.

Beda sekali dengan Hanbin saat sedang bekerja, batin Jinhwan.

"Makan malam sudah siap, anak-anak"

Ibu Hanbin membawa masakannya ke meja makan dibantu oleh Jinhwan, lalu mereka berempat makan sambil sesekali mengobrol dan bercanda.

Makan malam sederhana namun begitu hangat.

.

.

.

"Nuna..Jinhwan Nuna.."

"Wae?"

"Terima kasih.."

"Tidak masalah..sudah seharusnya hari ulang tahun dihabiskan bersama orang-orang yang kau sayangi.."

Jinhwan kini mengerti penyebab namja itu lebih banyak diam sepanjang hari ini karena dia sebenarnya ingin libur sehari saja di hari spesialnya ini namun karena kesibukannya sebagai idol membuatnya terpaksa membuang jauh-jauh keinginannya itu.

Walaupun semua member dan staf menghujaninya dengan ucapan selamat dan kado ulang tahun di lokasi syuting tadi, tetap saja tidak bisa menggantikan kehadiran keluarganya.

Sebenarnya Jinhwan penasaran tentang ayah Hanbin yang tidak terlihat di rumah mereka namun rasanya kurang tepat menanyakan hal itu saat makan malam.



Jinhwan menyetir dalam diam, sibuk dengan pikirannya sendiri, begitu juga Hanbin.

Sebenarnya pria itu merasakan sesuatu di dalam hatinya sejak Jinhwan mengantarnya ke rumah untuk makan malam bersama Ibunya dan Hanbyul.

Dia sangat sadar kalau Jinhwan sudah begitu lelah setelah seharian mengurusi syuting , belum lagi masih harus beres-beres dengan personil staf yang terbatas..

Pasti dia ingin pulang dan beristirahat secepatnya..

Sekali lagi dia merasa kagum sekaligus berterima kasih pada gadis itu.

Bagi Hanbin keluarganya adalah yang terpenting dan Jinhwan mengerti akan hal itu tanpa Hanbin memberitahunya.

.

.

"Sudah sampai...Hanbin-ssi? Hanbin-ah? Bangunlah.."

Jinhwan menepuk pelan bahu Hanbin untuk membangunkannya, sepertinya dia kelelahan.

Jinhwan tahu Hanbin kemarin begadang di studionya sampai subuh dan hanya tidur 3 jam sebelum bersiap syuting IKON TV.

Jinhwan menghubungi Jaeho untuk menjemput Hanbin dan membawanya masuk ke dalam.

Sebenarnya Hanbin meminta Jinhwan mengantarnya ke gedung YG untuk bekerja lagi tapi Jinhwan memutuskan untuk membawanya ke dorm setelah menyadari Hanbin terlelap di sampingnya.

Besok dia akan meminta maaf dan menjelaskannya pada Hanbin, yang penting sekarang Hanbin harus tidur dulu, tidak boleh begadang lagi.



"Oh..kenapa Hanbin ada disini? Kukira dia di studio..Apa yang terjadi? Apa dia mabuk?" tanya Jaeho yang sedang menopang lengan dan tubuh Hanbin di sebelah kiri bersama Chanu di sebelah kanan yang juga ikut turun menjemput hyungnya.

"Kami pergi ke rumah Hanbin tadi, Ibunya menghubungi Hanbin untuk makan malam di rumah di hari ulang tahunnya.."

"..dia hanya ingin bersama keluarganya malam ini jadi aku mengantarnya kesana..maaf jika aku sudah lancang dan melewati batas.." Jinhwan berterus terang pada Jaeho.

"Tidak usah dipikirkan..seharusnya aku sebagai manajernya yang mengantarnya kesana, aku sudah menawarinya untuk pulang tapi Hanbin bilang dia akan bekerja di studio lagi setelah syuting tadi jadi kupikir dia memang tidak berniat untuk pulang.."

"Terima kasih banyak sudah membawanya kembali dengan selamat. Sekarang pulanglah dan istirahatlah"

"Jaljayoo..nuna.."

Chanu mengucapkan salam pada Jinhwan lalu masuk ke dalam bersama Jaeho dan Hanbin.

.

.



"Yunhyeong-ie..kau sudah tidur? Bisakah kau menjemputku di kantor? Aku lelah dan ngantuk sekali, aku tidak yakin bisa pulang naik bus..gomawoo.."

Jinhwan mengirim pesan ke sahabatnya yang dibalas sekian detik kemudian.

"On the way"









-----

Hanbin terbangun saat tengah malam lalu mengambil ponselnya di meja dekat ranjangnya, mengirim pesan pada seseorang, di layarnya tersimpan nomor gadis itu dengan nama ' Jinan Nuna '


"Terima kasih untuk hari ini, Nuna..selamat tidur

-message sent-







Keesokan paginya ketika Jinhwan bangun dan mengecek ponselnya, dia melihat ada chat masuk dari Hanbin yang sukses membuatnya senyum-senyum sendiri.

Dasar Hanbin, dia menyimpan nomorku rupanya, gumam Jinhwan.

.

.

.

TBC..

Chapter ini terinspirasi dari IKON TV eps. 5, hanya diambil pas adegan Hanbin dengan writer-nim yaa..sisanya imajinasi gaje yang nulis hehehe

Enjoy reading, people..

Saranghaeeee...

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 40.9K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
745K 34.4K 64
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
244K 21.3K 75
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
294K 3.9K 25
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...