[2] Please, listen to me.. |...

By hayarim

1.5M 118K 23.7K

[BUKU KEDUA] [2019] tolong baca buku pertama terlebih dahulu :) More

0
trailer
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Surat: 1
Surat: 2
Surat: 3
Surat: 4
Surat: 5
Surat: 6
Surat: 7
Surat: 8
Surat: 9
Surat: 10
Surat: 11
Surat: 12
Surat: 13
Surat: 14
Surat: 15
Surat: 16
Surat: 17
Surat: 18
Surat: 19
Surat: 20
Surat: 21
Surat: 22
Surat: 23
Surat: 24
Surat: 25
Surat: 26
Surat: 27
Surat: 28
Surat: 29
Surat: 30
Surat: 31
Surat: 32
Surat: 33
Surat: 34
Surat: 35
Surat: 36
Surat: 37
Surat: 38
Surat: 39
Surat: 40
Surat: 41
Surat: 42
Surat: 43
Surat: 44
Surat: 45
Surat: 46
Surat: 47
Surat: 48
Surat: 49
Surat: 50
Surat: 51
Surat: 52
Surat: 53
Surat: 54
Surat: 55
Surat: 56
Surat: 57
Surat: 58
Surat: 59
Surat: 60
Surat: 61
Surat: 62
Surat: 63
Surat: 64
Surat: 65
Surat: 66
Surat: 67
Surat: 68
Surat: 69
Surat: 70
Surat: 71
Surat: 72
Surat: 73
Surat: 74
Surat: 75
Surat: 76
Surat: 77
Surat: 78
Surat: 79
11
12
13
14
15
16
17
18
Surat: 80
19
20
21
22
23
24
25
26
26,5
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
-
saran
vote
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
END

44

10.4K 955 600
By hayarim

7 Agustus 2019

Sungguh, awalnya Dejun berniat ingin pulang dan menolak untuk memusingi Lucas dan Ahra.








Namun pada akhirnya ia malah tetap saja memilih untuk mengikuti mereka sampai ke mall. Dejun terlalu penasaran dan rasanya ingin langsung menghampiri mereka untuk meminta penjelasan.

Tapi Dejun tidak berani.

Yang dapat ia lakukan hanyalah berjalan pelan di belakang Lucas dan Ahra yang saat ini sedang asyik tertawa bersama.







Jujur saja, Dejun merasa tidak nyaman.

Bagaimana jika Ahra benar-benar berselingkuh dan Lucas sengaja selalu baik kepada Dejun agar hubungan mereka tidak ketahuan?

Membayangkannya saja sudah cukup untuk membuat Dejun merasa kecewa.









1 Jam.





2 Jam.





3 Jam.

















Sial.

Mereka ke sini untuk bersenang-senang atau olahraga?!











Kaki Dejun sudah sakit karena terus mengikuti langkah mereka. Restoran, bioskop, toko baju, toko sepatu, restoran lagi, toko baju lagi, lalu sekarang kembali ke toko sepatu.

Mereka bahkan tidak membeli apapun dan hanya memakai baju di toko tersebut untuk foto di ruang ganti.

Apa kaki mereka tidak sakit?!












Oh, apa karena ini Ahra berselingkuh? Karena Dejun terlalu lemah untuk diajak berjalan-jalan di mall selama 3 jam?

Sialan.


























"MALIIIING!" teriak panik seorang wanita yang refleks membuat Dejun segera menoleh menuju sumber suara.




"AWAS!"




"A-AH!!"

Dengan begitu cepatnya pencuri itu berlari dan menyambar tubuh Dejun hingga membuat pria itu jatuh bersama patung toko yang ada di sampingnya.

Benar-benar hari yang penuh dengan kesialan.









Kini seluruh pandangan pun tertuju kepadanya.. termasuk pandangan Lucas dan Ahra.

Mereka menyadari kehadiran Dejun!




"Lo gapapa?!" seru Lucas sembari membantu Dejun untuk berdiri.

Sebenarnya Dejun tidak apa-apa, tapi—

"Aw..." seru Dejun sambil berpura-pura kesakitan. "Aduh, gue pusing deh sumpah!"

"Sakit banget?!" ujar Lucas panik. "Perlu ke rumah sakit? Mual gak?"

Tentu saja Lucas panik, kepala Dejun sudah pernah cedera dan sekarang pasti jadi semakin parah karena terbentur pada patung keras itu.




"Bisa anter gue pulang gak?" ucap Dejun lemas. "Tadi ke sini gue naik Gr*b doang soalnya mobil gue lagi diservis..."

"Tapi—" ujar Lucas sembari menatap ke arah Ahra.

"Duh sakit banget ya ampun.." seru Dejun sambil bersandar pada pintu kaca toko tersebut. "I-Ini kok mata gue burem ya?!"

"Ayo ih Cas, cepetan!" ucap Ahra sembari menepuk pundak Lucas. "Kasian!"








Dejun cukup merasa bersyukur karena setidaknya gadis itu masih dapat mengasiani Dejun walaupun telah tega menyelingkuhinya.










Lucas pun segera membantu Dejun untuk berjalan menghampiri mobilnya dan meminta Dejun tidur di belakang sementara keduanya duduk di depan.













Namun sungguh, seluruh kebohongan tadi benar-benar Dejun lakukan secara refleks seakan-akan Dejun memang seorang pembohong yang andal.

—————————




































30 menit pun telah berlalu dan sampai saat ini mereka masih terjebak macet.




"Btw kalian pacaran, ya?" ujar Dejun sengaja.

"Engga," jawab Lucas.

"Terus pacar lo siapa dong?" tanya Dejun lagi namun kali ini hanya mengarah kepada Ahra.




Gadis itu diam.




"Gak ada ya?"

"Gak ada," jawab Lucas. "Lo tidur aja, katanya tadi pusing?"

"Udah gak terlalu sih," ucap Dejun. "Tapi sayang banget, cantik-cantik kok gak punya pacar?"










Astaga, Ahra yang tadinya sedang minum itu kini sampai tersedak saat mendengar ucapan Dejun. Sungguh, 3 tahun yang lalu Dejun pernah mengucapkan kalimat yang persis seperti itu juga saat mereka baru pertama kali berkenalan.














"Ohiya, gak usah nganter gue ke rumah" ucap Dejun kepada Lucas. "Anter ke tempat servis mobil gue aja."

"Dimana?"

"Nanti gue kasih tau, sekarang anter temen lo pulang dulu" lanjut Dejun. "Mobil gue belum selesai, masih ada 2 jam-an."




Dan kini dengan kompak Ahra dan Lucas jadi saling tatap-tatapan.




Ada apa, hm?

Apa mereka tidak mau Dejun mengetahui dimana gadis itu tinggal?




Jujur saja, Dejun merasa rumah berpagar putih yang tadi ia kunjungi itu bukanlah rumah Ahra. Selama ini Dejun dapat merasakan perbedaan antara tempat yang pernah ia kunjungi dan tempat yang belum. Namun, rumah tadi benar-benar terasa begitu asing.









"Jangan bangunin gue, ya" ucap Dejun berbohong. "Gue mau tidur bentar dulu. Kepala gue sakit lagi."

Dejun pun segera menutup matanya dan berpura-pura untuk tidur.


























































Setelah memastikan bahwa Dejun telah tertidur, dengan terburu-buru Lucas pun segera berbalik arah untuk mengantar Ahra pulang sebelum Dejun bangun lagi.

Mereka tau kemungkinan ingatan Dejun dapat kembali itu memang sangat kecil, namun mereka tetap memilih untuk berhati-hati.























Tiba di rumahnya, Ahra pun segera berlari turun dan masuk begitu saja.




Tanpa sepengetahuan Lucas, Dejun lalu mencoba untuk sedikit mengintip dan—

Benar! Ini rumah yang berbeda!




Dejun beralih menoleh ke arah jendela sembari menatapi rumah-rumah yang ada di sana.















Kali ini Dejun dapat benar-benar merasakannya.

Ia benar-benar pernah ke sana.























Namun rasanya sangat tidak nyaman saat menatapi rumah gadis itu, seperti ada rasa senang dan sedih yang bercampur di dalam sana.























Dejun jadi penasaran dengan apapun yang pernah terjadi di antara ia dan Ahra di dalam rumah itu.

Sesenang dan sesedih apa hubungan mereka?

Continue Reading

You'll Also Like

132K 29.6K 25
tanpa sepengetahuan arin, 3 tahun yang lalu, alumninya juga pernah memainkan permainan werewolf. ps: read 'card' first [hr: #467 in ff 180309] +lower...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

108K 11.3K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
223K 53.2K 60
bagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised
20.6K 3.5K 17
Dituntut untuk mengurus seorang anak kecil di sebuah penginapan tua yang terisolasi, sekumpulan mahasiswa ini justru mendapat teror mengerikan. Anak...