SEBELUM MEMBACA TEKAN BINTANG SEBAGAI BENTUK APRESIASI KEPADA PENULIS🙏
setelah mengantarkan ku pulang dan bilang akan menelphone ku setelah dia selesai meeting itu benar-benar terjadi.
Aku baru saja merebahkan diri di kasur setelah melakukan aktivitas mandi dan merapihkan pakaian lalu tempat tidur ku yang cukup berantakan.
"Saya baru selesai meeting" kalimat pertama yang ia ucap kan setelah aku mengangkat telphone itu
Aku mengangguk, walaupun aku pikir dia tidak mungkin mengetahuinya "Tidak mandi dan makan?" tanya ku sambil membenarkan bantal dan memposisikan posisi tidur ku menjadi miring ke kanan dengan guling yang ku peluk
"Nanti" jawab nya
Aku tidak tau apa yang mau aku katakan kepadanya, ini bisa di bilang Sleep call tidak ya? Aku bertanya-tanya dalam hati
"Mas mandi dulu aja" usul ku
Dia menghela napas berat "Kalo saya mandi, telphone nya bakal kamu matikan?" tanya nya di seberang sana
"Terserah" Sebenarnya aku tidak nyaman seperti ini, entah kenapa aku seperti menyelingkuhi Samu padahal jelas jelas hubungan ku dengan dia sudab selesai
"Kalo saya minta tolong untuk tidak dimatikan tidak apa-apa? saya tidak akan lama hanya mencuci muka lalu berganti pakaian" jelas nya
Aku menggigit pipi bagian dalam ku, bagaimana caranya menolak secara halus? "Memang mau ada yang Mas Genta omongin?" aku bertanya demikian biar dia paham kalau aku ingin menyudahi panggilan telephone ini
"Mau tidur?"
"Iya, besok sekolah" jawab ku sambil melihat jam dinding yang menunjukan pukul setengah dua belas malam
"Matikan saja"
"Oke, selamat beristirahat Mas Genta" panggilan berakhir di menit ke dua puluh lima, aku menghela napas berat rasanya ingin menangis kencang
Benar kata orang, dekat dengan orang yang kita tidak cinta sangat menguras tenanga, hati, dan pikiran.
Selama aku dekat degan Mas Genta, aku merasa bahwa aku sedang menyelingkuhi Samu. Setiap hari ku rasakan perasaan itu dan benar-benar membuat ku tidak nyama.
"DENTAAAAAA"
"APAAAAAAAA!"
aku melihat Indah berlari ke arah ku di iringi dengan meneriaki nama ku di koridor sekolah yang sedang ramai ini
"aku udah nengok kenapa kamu masih teriak-teriak sih Ndah" tegur ku saat Indah sudah menyamai langkah ku dengan napas yang tidak beraturan menahan lelah sehabis berlari mengejar ku
"Lo juga ikutan teriak ya su!"
"Jawab aja lagi! Yaudah ayo ke kelas malu di liatin orang-orang" ajak ku sambil menarik lengan Indah dengan Tragis membuat wanita itu meringis dan terus berbicara kalau dia kesakitan.
Sesampainya di kelas, aku mendudukan diri di kursi begitu pun dengan Indah yang menjadi teman sebangku ku.
Aku melirik ke arah pojok kelas tepat nya di bangku bagian belakang tempat Samu dan Reno. Disana terlihat Reno yang sedang menelungkupkan kepala di atas meja berbantalkan tangan, sepertinya dia tertidur.
Semejak Samu tidak ada Reno menjadi penyendiri, dan tidak seceria dulu "Mau kemana?" tanya Indah saat melihat ku beranjak dari tempat duduk
"Mau ke Reno" jawab ku, dan setelah itu aku menghampiri lelaki itu dan mendudukan diri di sebelah nya
"Ren...." Panggil ku dengan lirih sambil sesekali mencolek lengan nya pelan
"Hmm" gumam nya
"Bisa kita bicara sebentar?" pinta ku. Reno pun mengangkat kepalanya dan menatap ku dengan pandangan kosong.
"Kenapa?"
"Ke taman belakang sekolah, lo mau?" tanpa menjawab ku Reno lalu berdiri dari kursinya dan beranjak pergi meninggalkan ku.
Melihat kepergian nya aku pun langsung mengikuti langkah kaki nya tanpa memperdulikan Indah yang berteriak memanggil nama ku.
Disinilah aku dan Reno berada, di taman belakang Sekolah kami membolos dengan bantuan Indah yang membawa tas ku dan Reno.
Sudah setengah jam kami disini dalam dengan keadaan hening tak ada yang memulai percakapan, sibuk dengan ini pikiran masing-masing.
Aku menghela napas berat, menghirup udara pagi yang segar di taman ini sambil sesekali melihat gedung-gedung pencakar langit yang megh dan mewah itu
"Samu, dia udah bebas" ucap Reno memulai pembicaraan.
Aku menoleh ke arah nya "Apa dia baik-baik aja Ren?" tanya ku
Reno terkekeh miris "Lo pikir aja sendiri Nta, apa Samu'el baik-baik aja atas semua yang terjadi sama dia?"
"Aku minta maaf" ucap ku penuh sesal
Lagi-lagi Reno terkekeh miris "Harus nya lo ngomong gitu ke Samu bukan ke gue Nta"
Aku mengangguk mengiyakan " Maaf yang itu buat kamu bukan buat Samu, maaf gara-gara aku pertemanan kita jadi kayak gini"
Reno mengambil kerikil yang ada di bawah kaki nya lalu ia lemparkan ke danau yang ada di depan kami "Gue yang salah. Gue udah kenalin Samu ke orang yang salah—"
"Samu tau dari awal lo di jodohin sama Pak Genta, Samu diem aja karna dia percaya lo bakal ngejelasin semuanya ke dia tapi setelah di tunggu-tunggu gak ada ke jelasan dari lo—"
"Dari situ dia mulai uring-uringan gak jelas dan kembali ke habbit dia dulu yang rusak— " jelas Nya.
Reno menatap ku dengan dalam "Kenapa lo hancurin kepercayaan dia, Nta? Dia udah cukup menderita selama ini!—"
"Kenapa.............? KENAPA LO SELALU LIAT RASA SAKIT LO DOANG? BAHKAN LO GAK PERDULI SAMU DI PUKULIN SAMA BOKAP NYA GARA-GARA DIA SELALU KELUYURAN TENGAH MALEM CUMA BELIIN APA YANG LO MINTA!" Reno berteriak kencang terbukti dengan urat leher yang menonjol dikala dia meneriakiku dengan kata-katanya
Aku memejamkan mata dengan air mata yang mengalir mendengar teriakan Reno di depan wajahku dengan penuh emosi
"Lo! Lo pembawa sial buat kehidupan Samu!" telunjuk nya nengarah ke pada ku
Tangan ku bergetar hebat, sial kenapa di situasi seperti ini traumanya datang "a—aku boleh jelasin semuanya Dulu gak R-—ren?"
Reno memejamkan mata mengatur napas dan emosinya
"Kamu gak tau susah payah nya aku nerima kenyataan bahwa aku harus ngelepas Samu. Dari aku yang udah anggap dia sebagai tempat paling ternyaman saat aku butuh seseorang, dia rumah ku Ren! Bukan aku gak bisa jelasin tentang perjodohan itu aku hanya butuh waktu, aku juga butuh ketenangan dan nerima kenyataan bahwa aku bakal pisah sama Samu, dan kamu bilang aku egois? Aku rela di benci keluarga ku demi mempertahan kan hubungan ku dengan Samu!"
Aku menangis dengan begitu kencang meluapkan semua emosi ku " aku pikir aku baik-baik aja?—" aku memukul dadaku kencang "Sakit Ren! SAKIT ASAL KAMU TAU! HIKS! HIKS!"
Reno memengang tangan ku untuk menghentikan pukulan pada dadaku yamg ku ciptakan sendiri, memeluk ku dengan erat sambil mengucapkan maaf dan kata-kata penenang yang terus dia ucap kan.
"Maaf, maafin gue udah nuduh lo yang enggak-enggak" ucap Reno tangan nya ia gunakan dengan terus mengelus punggung ku, meredakan tangisan ini.
"Hiks...........hiks......aku capek Ren, capek!"
"I feel u, Nta"
Aku melepaskan pelukan ku pada Reno "Bulan depan aku nikah, tolong kasih tau Samu Ren" pinta ku sambil menatap Reno dengan penuh permohonan
Reno mengangguk sambil menghapus air mataku dengan kedua ibu jarinya "Pasti, gue tau ini berat buat kalian. Gue harap lo dan Samu kelak bisa dapet kebahagian dari pasangan kalian masing-masing melebihi ketika kalian bersama sebagai sepasang kekasih"
Aku mengangguk "aku pengen ketemu Samu Ren" ucap ku lirih
"Belum waktunya, sekarang dia lagi tahap pemulihan—" larang nya
" lo pasti ketemu dia Nta, walau ga sekarang"
Samu, makasih selama ini udah menyadarkan ku bahwa semua ini bukan kebersamaan kita tetapi tentang ketulusan betapa kita saling mencintai dan membutuhkan satu sama lain
Aku bahagia udah dikasih kesempatan sama tuhan untuk kenal kamu, peluk kamu, dan bisa sayang ke kamu
Aku juga tau semua pasti bakal mengecewakan pada waktunya, datang karna sepi dan pergi karna tak sejalan ternyata people come and go beneran ada semua akan meninggalkan pada waktunya
Samu—see you another time, nanti kalo kita ketemu semoga mataku ini tidak melihat mu dengan tatapan pengharapan melainkan kasih sayang sebagai teman
HALO SEMUANYA, MAU BILANG TERIMAKASIH ATAS KOMEN-KOMEN KALIAN YANG MASIH NUNGGU DAN MINTA UPDATE CERITA INI, AKU GAK NYANGKA TERNYATA ADA YANG NUNGGUIN JUGA UPDATE
TERUS NIH APA YANG MAU KALIAN UCAPIN KE MEREKA?
1. SAMU
2. DENTALA
3. PAK GENTA / MAS GENTA
4. RENOOOOOOOO
PART SELANJUT NYA AKU BAKAL UPDATE KALO KOMEN-KOMEN KALIAN UDAH BANYAK YAAAAAA KALO UDAH NYAMPE 300 KOMEN SEE YOUUU