DISTRUTTO 👌

Od dewikristina169

153K 6.6K 183

(COMPLETED) Siapa sangka hubungan yang dirajut selama setahun akhirnya kandas begitu saja, belum lagi ma... Více

Hallo!
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
(06)
(08)
(09)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Wajib Baca!!!
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)-END
(Extra Chapter)
Cerita Baru(01)

(07)

4.7K 252 3
Od dewikristina169

-DISTRUTTO 07-

Hari sabtu telah tiba, setelah berperang dengan mata pelajaran selama lima hari penuh di sekolah, akhirnya Akela bisa pergi bareng pacarnya. Sesuai janji yang dibuat Genta, pagi ini mereka akan kencan.

Sedari pukul tujuh tadi Akela sudah sibuk membongkar isi lemarinya, kalau bisa ia ingin menumpahi seluruhnya agar lebih memudahkan ia mencari baju terbaik dari yang terbaik. Kebiasaan ini masih sulit dihilangkan Akela, gadis itu selalu berusaha menampilkan yang terbaik di depan cowoknya.

Berbagai dress sudah ia coba, dress dapat, ia malah kesulitan menentukan sepatu yang serasi dengan dress-nya. Padahal hanya dua pasang tapi ia tetap bingung sendiri.

"Yang putih aja, cocok sama gaun merah muda lo yang norak."

Akela menoleh. "Ini tuh warna peach tua, bukan pink."

Nakula menggerakan bola matanya hingga berpendar mengelilingi kornea. "Terserah."

"Sejak kapan lo di sini?"

Nakula menyeringai. "Sejak lo ganti baju."

Reflek tangan Akela melindungi bagian dadanya. "Mesum!"

"Percaya aja. Gue di sini sejak lo merhatiin sepatu seolah mereka Genta."

Akela mendelik. "Genta lebih bagus dari sepatu ini." Lalu tangannya terulur, menunjukkan sepatu berpita miliknya. "Jadi menurut lo ini yang cocok sama gaun gue?"

Nakula mengangguk kemudian pergi entah ke mana.

Selesai mempersiapkan diri, Akela mematut diri. Hari ini ia terlihat sangat cantik, rambut yang ia kepang ke samping serta tas selempang yang tersampir manis. Senyum Akela mengembang, semoga hari ini semuanya berjalan dengan lancar.

Pesan masuk datang dari Genta, cowok itu memberitahu bahwa ia sudah sampai. Akela bergegas keluar dari kamar untuk menemui sang pujaan hati.

Di teras, Nakula mengobrol bersama Genta, keduanya memang akrab. Manik milik Nakula bertemu dengan adiknya, cowok itu berdiri, menepuk pelan bahu Genta.

"Kalau gitu gue masuk dulu, princess lo udah datang. Hati-hati nyetirnya, karena permata gue cuma satu di dunia."

Akela tersenyum, perkataan Nakula menghangatkan hatinya. Ia sangat paham betapa sayangnya Nakula padanya. Akela menatap Genta yang terlihat dua kali lebih ganteng dibanding biasa. Genta memakai kaos hitam polos yang dipadukan jin putih serta sneakers hitam. Air liur Akela sudah menetes membanjiri lantai.

"Aku tau, aku memang ganteng. Tapi jangan sampai kayak gitu," tegur Genta. "Mending kita berangkat sekarang."

Akela mengangguk, keduanya masuk ke dalam untuk berpamitan dengan Nakula. Genta menggandeng Akela, membukakan pintu mobil lalu menutupnya. Kemudian cowok itu duduk di belakang kemudi, memakaikan Akela seat belt lalu mengeluarkan mobil dari perkarangan rumah Akela.

Ada satu barang yang mencuri perhatian Akela sejak tadi, jam tangan persis seperti miliknya tapi berukuran lebih besar terpasang manis di pergelengan kiri Genta.

Genta mengernyit mendapati ceweknya tersenyum sendiri, tangan kirinya ia gerakkan untuk mengusap rambut Akela. "Ada apa?"

"Tumben pakai jam ini," ujar Akela sembari menggengam erat tangan kiri Genta. Tatapannya jatuh pada jam tangan warna abu-abu yang ia berikan sebagai hadiah hari jadi mereka yang pertama. Pertama di sini tuh maksudnya waktu usia hubungan mereka setahun, Genta tidak suka merayakan hari jadi setiap bulan karena menurutnya terlalu alay.

"Kita memang sehati, aku juga pakai." Akela memamerkan tangan kanannya serta kalung yang ia pakai. Kalung berbentuk hati dan ditengahnya ada huruf G dan A ini merupakan kalung pemberian Genta saat di mana ia memberikan jam tangan juga.

Genta tidak menjawab, cowok itu hanya mengulum senyum seraya tangannya mengusap kepala Akela. Akela selalu suka saat Genta melakukan itu meski ia lebih suka saat Genta mengelus pipinya.

"Kita mau ke mana?" tanya Akela sembari memandang Genta yang fokus ke jalanan.

Tangan Genta menaikkan kacamata yang sempat turun, pergerakkan itu terlihat manis di mata Akela.

"Mama ngajak lo makan bareng."

Akela berteriak kegirangan. "Asik, ketemu Mama mertua."

Genta ikut tersenyum, hubungan Akela dengan mamanya memang sangat dekat ditambah gadis itu berjasa bagi keluarga mereka.

Berawal dari tertinggalnya barang Genta yang mengharuskan mereka kembali ke rumah cowok itu. Akela yang memang dasarnya gak bisa diam memilih mengelilingi rumah tanpa ditemani Genta. Saat itu di kolam renang, Akela mendapati Via-Adik Genta- hampir tenggelam. Akela cepat tanggap, gadis itu bergegas menolong, mengabaikan tas selempang yang waktu itu masih ia pakai. Berkat Akela, nyawa Via tertolong. Mama Genta sangat bersyukur dan memperlakukan Akela seperti anak sendiri.

Karena baik-tidaknya seseorang itu tergantung seberapa besar usahanya untuk menolong.

Tak berapa lama, mobil Genta memasuki perkarangan yang asri. Rumah berlantai dua dan berwarna cream itu berdiri megah, tidak ada yang berubah, masih sama seperti yang Akela lihat terakhir kali.

"Oh iya, tumben kamu bawa mobil? Motormu ke mana?" tanya Akela seraya mengejar langkah Genta yang mendahuluinya masuk ke rumah.

Menyadari Akela kepayahan membuka sepatu, Genta berlutut, membuka sepatu Akela secara perlahan. Cowok Akela mendongak lalu berkata, "Mama yang minta, katanya kamu enggak boleh kepanasan. Motor ada kok di garasi."

Senyum lebar menghiasi wajah manis Akela, dirinya juga tidak menyangka kalau keberadaannya diterima. Saat pertama kali menginjak rumah ini, ia mengira semuanya akan terasa sulit dan nyatanya semua di luar bayangan.

Keduanya berjalan beriringan dan disambut Via yang kini sudah menginjak usia enam tahun, hampir tujuh.

"Kak Kela!" sapa Via senang.

Akela berjongkok, membalas pelukan ringan dari Via. Dikecupnya pelan pipi adik dari pacarnya itu.

Akela bahagia, berkat Genta ia bisa menikmati gimana rasanya punya adik. Via anaknya manis, penurut, dan selalu menebarkan lengkungan manis di bibirnya. Ditambah, anak itu juga menyukai Akela. Perpaduan yang pas.

Ketiganya memilih berkumpul di ruang keluarga setelah menyalami mama Genta yang sibuk menelepon. Via duduk di pangkuan Akela, adik Genta itu terus berceloteh, menceritakan segala sesuatu yang ia suka.

"Kak Kela tau? Bang Ata sekarang suka lihat foto cewek cantik," adu Via disambut kekehan dari Akela, gadis itu tidak menyadari tubuh Genta yang menegang, dirinya mengira foto yang dimaksud Via adalah dirinya tanpa tau betapa paniknya Genta sekarang.

"Via udah mandi?" tanya Akela.

Gelengan kepala dari Via membuat Akela berteriak gemas, pipi gempal milik Via bergoyang ketika ia menggeleng.

"Kok belum? Udah jam sepuluh loh."

"Via enggak mau, mandi itu gak enak."

"Kalau Kakak mandiin mau?"

Via menggeleng.

"Via mandi, nanti Kakak beliin es krim. Gimana?"

Mata Via terbelalak, anak itu seperti Akela, menyukai camilan dingin bertekstur lembut itu. Keduanya sering kalap jika mampir di kedai es krim.

"Beneran?" Via memastikan lagi.

Merasa pasti, Via buru-buru ke kamar mandi. Kekehan terdengar dari Akela, ia menatap ke arah Genta yang sedang melamun.

Langkah Akela berhenti, dirinya berbalik, menyentuh bahu Genta dan yang disentuh tersentak.

"Mikirin apa?"

Genta menjawab lirih, "Enggak ada, kepalaku cuma pusing aja." Tangan kokoh cowok Akela itu memijit pangkal hidungnya yang mancung, membetulkan sekilas kacamata yang ia kenakan.

Raut cemas Akela sangat kentara, ia mendorong bahu Genta agar berbaring di sofa.

"Kamu baring aja, nanti aku minta Bibi ambilin obat."

Genta semakin merasa bersalah, hatinya terkikis menyadari perhatian Akela yang begitu besar. Entah mengapa memori yang ia buang jauh-jauh hari kembali menyusup pikirannya sehingga kembali terpaku pada sosok masa lalu. Dirinya sudah berusaha sebaik mungkin mencegah penyusupan yang terjadi meski nyatanya hati lebih hebat saat bertindak.

Setelah meminta wanita tua yang sudah berkerja puluhan tahun di rumah Genta itu memberikan pacarnya obat dan segelas air putih, Akela bergegas memandikan Via. Keduanya cukup lama berada di kamar mandi karena Via main air dan tanpa sadar Akela juga ikutan.

-DISTRUTTO 07-

Selasa, 12 Maret 2019

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

64.9K 998 5
Jerry yang sekarang, bukan seperti Jerry yang Pelangi kenal 2 tahun yang lalu. Kalau dulu, Jerry yang pertama kali dikenalnya, ramah dan mudah tersen...
18.3K 1.6K 54
Rayna Roseline, gadis yang terjebak di dalam masa lalunya. Ia begitu sulit melupakan. Ketika ia mulai lupa keadaan justru memaksanya kembali bertemu...
4.7M 274K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.3M 126K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...