Transformers : Tears of the D...

VikingVampire tarafından

12.8K 1.1K 246

[[ COMPLETED ]] Satu-satunya alasan Alissa tetap hidup adalah untuk balas dendam atas kematian keluarganya ke... Daha Fazla

- DISCLAIMER -
Chapter 2 - Junk
Chapter 3 - Run Away
Chapter 4 - Anger
Chapter 5 - Silent Night
Chapter 6 - Home
Chapter 7 - Two Face, One Eye
Chapter 8 - An Open Door
Chapter 9 - Unplanned Plan
Chapter 10 - Fire and Jump
Chapter 11 - Locked and Loaded
Chapter 12 - Don't Let Me Go
Chapter 13 - Payback Time
Chapter 14 - The Oath
Chapter 15 - Saviour
Chapter 16 - Garden of Life
Chapter 17 - Faith
EPILOGUE

Chapter 1 - Ratchet

1.4K 90 11
VikingVampire tarafından

Tak mudah untuk hidup pasca perang, terlebih kini aku juga menjadi buronan pemerintah--Cemetery Wind. Bersama Drift, kami menjadi penyintas dari kota ke kota, bersembunyi di bangunan-bangunan kosong. Tak mudah jika aku harus berkata jujur, namun aku tak punya pilihan.

Aku hanya duduk, memandang langit. Pikiranku mengembara di antara bintang-bintang. Hidupku tak lagi sama sejak aku memutuskan untuk memilih bertarung bersama seorang Autobot. Ada waktu ketika aku takut, tentu saja.

Aku mengemis harapan pada hari esok jika rasa takut itu hanya rasa paranoid ku belaka.

Satu-satunya hal tentang masa lalu yang ku miliki adalah sebuah kalung logam hitam dengan corak Wolfsangel pemberian ibu ku. Kalung itu adalah pengingat jika aku pernah memiliki keluarga yang menyayangiku. Gara-gara Cemetery Wind sialan itu, aku kini menjadi sendirian.

Misil Transformers menghancurkan rumahku. Aku ingat benar, manusia dengan mata biru dengan banyak goresan di wajahnya. Ia membuat keluargaku tewas dan membuatku kehilangan semua yang ku miliki di usiaku 14 tahun. Dan kini empat tahun kemudian, aku masih merasakan kemarahan yang sama. Siapapun pria itu, aku bersumpah untuk membunuhnya.

Pria itu bernama James Savoyt. Aku ingat ia melihatku ketakutan saat mendapati rumahku hancur bersama. Dan ia berlalu begitu saja tanpa merasakan penyesalan. Ia telah menghabisi keluargaku, dan aku akan membuat si Savoy sialan beserta Cemetery Wind bangsat itu membayar. Apapun caranya.

Aku memejamkan mataku, mengenggam erat kalung ku itu. Sebuah harapan yang membuatku yakin jika aku masih perang ini akan berakhir. Autobot adalah harapan yang ku miliki untuk menyelesaikan perang ini.

"Alissa." Aku mendengar suara laki-laki memanggil.

Aku melepaskan genggaman ku dari kalung. Aku bangkit dari duduk, lalu melihat siapa yang datang. Ku lihat sosok robot besar berwarna biru-hitam dengan bentuk seperti samurai. Dua katana berada di punggungnya. Optik biru itu memandangku sesaat.

"Drift." Aku memanggil designation nya.

Aku menemukan Drift hampir hancur di gudang penyimpanan jerami dua tahun lalu. Mengetahui dia seorang Autobots, aku langsung memperbaikinya tanpa pikir panjang—meski tak semudah itu menjalin suatu koalisi dengan dia. Kami memiliki dendam yang sama, terhadap Cemetery Wind. Butuh waktu lama untuk bisa saling percaya. Tapi akhirnya, aku dan Drift menjadi sebuah tim dengan satu tujuan; tetap hidup. Seperti yang ku katakan, Autobot adalah harapanku.

Sebelum perang, ayahku adalah seorang mekanik di N.E.S.T. Aku ingat benar jika pada masa itu, ayahku bercerita ia bertugas menjadi ilmuwan yang bekerja dengan para Autobot. Pekerjaannya sehari-hari adalah memperbaiki kerusakan pada Autobot, terutama bagian-bagian yang sulit disentuh dengan dengan perlatan besar.

Ku pikir setelah pertempuran sialan itu, semua akan menjadi lebih baik. Tapi tidak. Semua menjadi lebih parah. Manusia bersatu untuk membasmi semua Transformers yang tersisa di Bumi. Tak peduli itu Autobot ataupun Decepticon, segala sesuatu yang bukan dari Bumi akan menjadi buronan.

Sementara itu, ia berlutut didepanku untuk mendapatkan penglihatan lebih baik. Mataku menyorot padanya. Ia menyadari sikap aneh ku akhir-akhir ini. Aku menjadi lebih diam, dan aku hampir tak makan apapun. Ia adalah mech yang bijak, dengan intuisi tajam dan petarung handal. Ia sosok yang sopan dan pengertian, meski masa lalu-nya tak bisa dikatakan baik.

"Kau menjadi lebih pendiam beberapa hari ini," ujarnya.

Aku hanya tersenyum tipis. "Aku memikirkan keluargaku sepanjang waktu," jawabku.

Hanya Tuhan yang tahu betapa aku merindukan keluargaku. Kebahagiaan dan kehangatan yang ku miliki dulu, membuatku tak mampu melupakan itu barang satu hari pun. Semua ingatan-ingatan segar selalu mengalir. Bayangan-bayangan tentang pandangan mata ayahku sebelum ia pergi membuatku terbayang-bayang.

Rasa sakit dan masa lalu yang mengerikan itu menjadi alasan kenapa aku menjadi begitu beringas, dan pemberontak. Setelah aku lulus SMA adalah hari dimana aku memulai semua. Dan ketika aku dipertemukan dengan Drift, aku tahu keberuntungan berpihak padaku.

Tugasku adalah membantu Drift, yaitu mencari teman-teman Autobot yang tersisa. Dan membantu mencari pemimpin mereka, Optimus Prime, tentu saja. Bertahun-tahun tak ada jejak, namun aku belum berhenti mencari.

"Aku percaya mereka berada di tempat yang lebih baik sekarang."

"Benar. Setidaknya mereka tak merasakan kekonyolan ini. Ayahku selalu percaya jika kalian adalah pelindung Bumi."

"Aku berhutang padamu, Alissa."

"Tidak. Aku yang berhutang padamu. Tanpamu, aku takkan bisa melakukan ini sendirian." Aku menyentuh tangan--servo--Drift dengan senyuman. Aku melepaskannya tiga detik kemudian, aku memikirkan satu hal. "Seperti apa dia?"

"Siapa?"

"Optimus Prime."

"Ah, sensei. Apa yang membuatmu tiba-tiba bertanya demikian?"

"Kau bercerita seolah ia adalah mech yang hebat. Dan aku penasaran seperti apa dia."

Aku melihatnya tersenyum dengan kekaguman di pelat wajahnya. Ia menadahkan servo-nya, sebagai tanda jika ia ingin aku naik. Maka aku naik, dan ia meletakkanku diatas pundaknya.

"Sensei adalah mech yang baik. Ia memiliki keteguhan hati dan patriot. Dia adalah Prime terakhir, pemimpin sejati Cybertron."

"Aku harap, aku bisa bertemu dengannya nanti."

"Segera. Kita akan bertemu dengannya segera."

Aku mengangguk. Aku tahu bentuk truk-nya, namun aku sama sekali tidak tahu bagaimana rupa Optimus. Dan jika semua cerita Drift benar, maka akan menjadi suatu kehormatan untuk bertemu dengannya. Sayangnya, aku masih belum mendapatkan informasi secuil pun.

Begitu banyak iklan di internet, TV ataupun melalui pamflet-pamflet dan koran mengenai pemburuan tak beraturan ini. Hadiah yang ditawarkan adalah 300.000 Dollar. Tentu saja begitu banyak laporan yang masuk mengenai keberadaan Transformers di Bumi.

Kadang kepercayaan ku terhadap kaum-ku menghilang. Maksudku, bagaimana mungkin manusia menukarkan jiwa makhluk hidup yang telah mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi kita, dan kemudian sebagai balasan mereka melaporkan mereka hanya demi uang! Sungguh, apa kemanusiaan benar-benar mati? Apakah sudah tidak ada lagi manusia baik yang percaya kepada Autobot?

Pikiran-pikiran itu, membuatku tak lagi percaya pada kemanusiaan.

"Ini....bot....chet...ear me?"

Suara Commlink Drift dapat ku dengar. Itu suara seseorang yang masuk kedalam Commlink Drift. Aku berjingkat kaget. Drift dan aku berlempar pandangan.

"Kau dengar itu kan?" Ia bertanya.

"Ya!" Aku berteriak.

"Ini Autobot Drift. Dimana posisi-mu?"

Hening, hanya ada suara dengungan yang panjang. Aku bersumpah aku mendengar suara disana, bahkan Drift juga mendengarnya. Namun, tak ada balasan.

Belum

"....Ratchet......bantuan."

"Ini dari Ratchet!" Drift berteriak. "Ratchet tolong berikan koordinat mu!"

"...diserang...maga..."

Aku kembali melempar pandangan tak mengerti pada Drift. Namun apa yang ku dengar selanjutnya membuatku langsung menebak dimanapun keberadaan Ratchet.

"...laut."

"Di Dermaga!" Aku membentak langsung.

"Kita harus cepat!"

Drift menurunkan aku. Dengan begitu aku langsung mengambil senjata yang ku beli secara ilegal di pasar gelap. Itu adalah M16 dengan Grenade Launcher. Lalu ku sambar tas ransel berisi pakaian, granat dan pistol dan ku lemparkan di kursi sebelahku. Sudah saatnya meninggalkan tempat persembunyian ini.

Drift dalam Alternate mode-nya sebagai Bugatti Veyron berwarna biru dan hitam. Ia melesat dengan cepat menuju dermaga yang letaknya sekitar 20 kilo meter dari tempat kami. Namun dengan kecepatan yang dimiliki mobil mewah ini, takkan lebih dari lima menit. Ia bahkan tak mempedulikan lampu merah dan padatnya jalan raya.

Ratchet berusaha menghubungi kami lagi. Kali ini suaranya lebih jelas karena jarak kami juga makin dekat.

"Ini Autobot Ratchet! Aku butuh bantuan! Tolong, siapa saja!"

"Ratchet, bertahanlah! Kami dalam perjalanan!"

"Drift? Apa itu kau?!"

"Ya," jawabnya.

Aku mengisi amunisi dan memasukkan granat kedalam pelontar. Empat magazine di dalam kantong celana ku, dan satu pistol di balik jaket jeans dengan emblem Metallica besar di punggung. Aku menggunakan penutup wajah dan kacamata night vision. Bukan ide ku, melainkan Drift yang mengusulkan ini. Dengan demikian aku tak perlu takut dikenali ketika berada ditempat umum. Selain itu, ia juga mengajariku beberapa teknik bela diri dan menembak.

Aku dan Drift berhenti. Aku mendengar suara tembakan dan kekacauan didalam sebuah kapal. Aku menarik kokang senjataku, lalu memakaikan topeng dan microphone yang terhubung pada Drift. Aku turun dari mobil, dan memandang kedepan.

"Katakan Drift, apa rencanamu?"

*******

Aku berada di semak-semak tak jauh dari pohon. Aku merunduk diatas tanah basah. Aku tak peduli karena satu-satunya tempat yang baik dan tak terlihat adalah disini. M16 dengan thermal scope sudah membidik kearah manusia-manusia tak tahu terima kasih itu.

Aku mengintai melalui scope. "Ada puluhan orang dengan bazooka dan RPG di arah jam 11 ku. Dua mobil dengan misil arah jam 2." Aku menginformasikan. "Pasukan katak mendekat, bersenjata lengkap. Hati-hati," kataku.

"Tunggu sampai aku memberi tanda." Aku mendengar Drift berkata. Ia adalah tipe yang berhati-hati meski kadangkala ia begitu brutal.

"Aku mengerti," jawabku.

Aku menunggu dan menghitung berapa orang disana. Lalu setelah dua menit, aku mendengar raungan mesin Drift. Seketika formasi awal orang-orang itu menjadi kacau. Suara tembakan terdengar, namun masih belum ada Drift di penglihatanku. Namun aku tahu itu adalah tanda-nya.

Aku menarik nafas, dan menahannya. Perlahan-lahan aku menarik pelatuk diiringi nafas yang ku lepaskan perlahan melalui hidung. Aku membidik mereka di kepala. Tempatku tak terlihat, jadi aku bisa menjadi penembak runduk dalam bayangan. Delapan orang bisa ku habisi dengan sniper.

Drift mulai muncul dengan menghancurkan kendaraan-kendaraan Cemetery Wind. Ia menginjaknya dengan brutal. Katana-nya ia ayunkan hingga mereka terlempar. Dengan demikian Ratchet akhirnya dapat kembali muncul dan membantu memberikan perlawanan.

"Kau lama sekali!" Drift mendengar Ratchet memprotes.

"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali."

"Muat RPG!"

Aku mendengarnya. Itu adalah Savoy. Aku mencoba membidik namun ia tak berada di penglihatanku. Aku menginformasikan kepada Drift jika akan ada RPG. Tanganku masih lanjut menembak dalam sembunyi. Itu membuat pasukan Cemetery Wind gusar karena aku tak terlihat.

BOOM

"Kalian baik-baik saja?" Aku bertanya.

Kapal itu hancur. Sialan, aku tak melihat Drift maupun Ratchet dimanapun. Aku tak bisa meninggalkan tempat karena masih ada ketakutan tersendiri jika makin banyak pasukan yang datang.

"Ya, kami baik-baik sa--ARGH!"

"Apa yang terjadi?"

Hening.

"Drift?"

Masih tak ada jawaban.

Penglihatanku teralihkan oleh kedatangan robot raksasa hampir setinggi Drift. Ia bermata hijau muncul tak jauh dariku. Wajahnya berubah menjadi meriam besar yang mengeluarkan mortar. Aku hampir tak bisa berkata-kata. Ia adalah yang menghancurkan kapal tempat Drift dan Ratchet.

Ia kembali menembakkan mortar ke arah kapal. Aku tak bisa mendeteksi mereka karena thermal scope tak bisa menembus logam yang terlalu tebal. Selain itu Robot-robot itu terbuat dari logam jadi tak dapat bekerja dengan maksimal. Aku hanya bisa berdoa, semoga kekhawatiran ku ini salah. Siapapun robot berwajah meriam itu, jelas bukan berada di pihak kami.

Aku memperbesar penglihatan melalui scope ku empat kali. Kemudian ku dapati Drift berteriak kesakitan, sementara Ratchet tak lagi mampu berjalan. Aku tak punya pilihan, namun aku tahu jika Drift akan melakukan sesuatu atau ia dan Ratchet akan bernasib seperti yang lain. Aku diselimuti kebimbangan antara rasa takut akan diriku yang tertangkap atau mereka yang mati.

Aku harus melakukan sesuatu.

Aku melihat hanya ada 2 granat yang tersisa di kantong ku dan satu di pelontar. Itu artinya, aku hanya mempunyai sedikit waktu untuk membuat mereka keluar dari situasi itu.

"ARGHHH!"

Aku mendengar Ratchet berteriak. Kakinya di tusuk dengan pengait yang muncul dari servo robot bermata hijau tersebut. Ia mengangkat kaki Ratchet tinggi, satu tangannya mengeluarkan pedang. Drift tak mampu bergerak karena banyaknya rantai yang mengikat tangannya.

Aku harus melakukan sesuatu atau Ratchet akan kehilangan kakinya.

"Ini benar-benar ide yang buruk."

Aku membatin, namun aku langsung bangkit dari posisiku. Aku berlari dengan mengangkat senjataku setinggi dada. Aku mendengar tebakan-tebakan diarahkan padaku, namun aku tak bisa berhenti. Aku harus bisa sedekat mungkin untuk bisa membantu mereka keluar.

"Sir, ada seseorang bersenjata!" Aku mendengarnya memberi laporan pada Savoy. "Dia yang menembaki orang-orang kita!"

"Tangkap dia!" Perintahnya. Ia menggunakan kata ganti laki-laki padaku.

Drift melihatku, dan ia berteriak penuh kekhawatiran. "TIDAK! GET BACK!"

Aku menulikan telinga dari ucapan Drift, Ratchet tak mengatakan apapun namun aku tahu matanya menatapku. Sudah tak ada waktu untuk kembali. Maka aku menarik kokang pelontar granatku, dan ku arahkan kepada robot bermata hijau itu. Aku membidik wajahnya yang tertutup seperti masker logam. Aku melompat, dan

BOOM

"YEAH!"

Seraya mendarat diatas kubangan air yang kotor, aku bersorak senang karena berhasil mengenai wajahnya. Aku tahu seranganku dengan granat takkan mampu membuatnya tumbang. Ia hanya berteriak dan menutupi wajahnya sembari oleng. Pengait di servo-nya terlepas dari Ratchet. Meski demikian aku telah memberikan cukup waktu bagi Ratchet dan Drift untuk membebaskan diri.

Seraya mereka mencoba melawan robot bermata hijau itu, tiga orang menghampiriku. Tembakan kembali menghujani udara disekitarku. Aku merunduk dan menembak lagi, tetapi peluruku habis dan tak ada waktu untuk mengganti magazine. Aku mengambil pistol dan menembak dua orang diantaranya. Yang lain entah kemana; mungkin ia tiarap.

Aku bangun namun sesuatu menendang kakiku. Aku kembali terjatuh. Pistolku terlempar dan senjataku terlalu jauh dari jangkauan. Ia berdiri dengan melakukan skip. Ia berjalan kearahku, mengarahkan pistol di kening.

Aku tahu ia James Savoy. Aku hanya diam, namun kakiku bergerak dan melakukan guntingan di kaki Savoy.

Secara bersamaan kami berdiri. Sebuah tendangan ia arahkan padaku sampai kacamata ku terlepas. Ia bisa melihat mata cokelat yang memandangnya penuh kebencian.

"James Savoy, kita akhirnya bertemu lagi."

Ia mengangkat alisnya. Ia tampak tak mengenali aku. "Kita tidak pernah bertemu," tegasnya. Ia melayangkan serangan, aku menunduk.

"Benarkah? Kau bahkan tak ingat tatapan ini? Empat tahun lalu di Chicago."

Aku memandang tajam mata biru yang mengerikan itu. Ia memandang pandanganku kembali. Kemudian ku melihat ekspresinya berubah. Ia menyeringai.

"Ah, aku pasti membunuh keluargamu di suatu tempat."

Aku langsung tersulut api emosi. Secara langsung aku berkelahi dengan Savoy tanpa senjata. Aku kalah jauh dengannya karena ia terlatih profesional. Dengan mudahnya ia menghajarku membabi buta. Ia mengangkat kerahku, lalu membanting ku. Ia mencoba menginjak, namun aku berguling.

Sementara aku berguling dan berkelahi dengan Savoy, Drift dan Ratchet berhasil meledakkan kendaraan Cemetery Wind. Adalah Drift yang akhirnya membiarkan Ratchet berada diatas alternate mode-nya. Ia menembak robot bermata hijau itu sementara Drift menuju kearahku. Savoy mulai gusar, namun ia memberikan aku tendangan telak sampai aku tak sanggup lagi berdiri.

"Ini belum selesai!" Katanya.

Ia meninggalkan aku dan berlari menuju ke arah pasukannya. Ratchet masih menembak si robot bermata hijau dengan blaster. Aku berusaha untuk kembali berdiri. Aku merangkak menuju senjataku, kemudian aku berdiri dengan posisi berlutut. Satu tangan merogoh kantong ku. Ku ambil granat, kemudian aku kembali membuat ledakan.

Ratchet mengambilku, dan melemparku masuk kedalam jok sopir Drift. Aku menarik kokang launcherku, lalu ku tarik pelatuk. Hal itu ku ulangi lagi, kali ini ku tujukan pada kendaraan Cemetery Wind. Begitu selesai, aku meletakkan senjata, mengambil nafas karena aku masih kesakitan.

"Al, kau baik-baik saja?"

"Yeah, aku baik."

Aku tidak sepenuhnya jujur. Padahal aku mendengar kekhawatiran Drift melalui radio didepanku. Kepalaku ku sandarkan di kursi, lalu ku lepas topeng yang menutup wajahku. Nafasku tersengal-sengal, perutku mati rasa.

Ini pertama kali aku bertarung dengan seorang profesional. Hanya saja mataku tertuju pada smoke bomb buatan Drift. Dua mobil masih mengejar dan menghujani peluru pada kami.

Sebuah ide terbesit. Aku mengambilnya dan melemparkannya pada Ratchet. Aku tahu ia mengerti maksudku.

"Hei, kau!"

Ia melirik dan mengambil dua smoke bomb itu. Maka ia lemparkan, seketika malam dipenuhi asap. Kami sedang membuat perlindungan agar mereka tak melihat kemana kami melaju. Dengan begitu kami bisa mencari tempat perlindungan.

Begitu dilempar, asap itu menghalangi pandangan mereka. Drift langsung menghilang di tikungan menuju San Bernardino melewati jalur hutan. Aku melepas masker dan bernafas lega. Setidaknya kali ini aku dan Drift tidak gagal.

========

Let me know what you think. Please vote and comment ;)

Edit: 05062020

So, prekuel dari cerita ini sudah saya up. Bercerita mengenai kisah Alissa sama Drift sebelum ketemu Ratchet maupun Optimus. 

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

44.8K 6.7K 23
[Selesai direvisi] Adriana Agatha Alexander---kerap dipanggil Riana, seorang gadis SMA yang entah kenapa bisa masuk ke universe Webtoon, padahal sein...
43.5K 5.1K 25
Seratus tahun lamanya dinding yang melindungi umat manusia telah berdiri. Melindungi umat manusia dari ancaman kepunahan yang terjadi akibat Titan ta...
73.2K 6.7K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
50K 3.7K 30
🌟 COMPLETE 🌟 Sinopsis. Seorang gadis jatuh dari langit ke Sunny Go?! Luffy dan teman-temannya tidak percaya apa yang terjadi! Misteri menyelimuti g...