My Boyfriend Is Duda (END)

By __hinswaa

174K 6.8K 90

Seorang gadis berusia 22 tahun tengah mencoba menaklukan hati Pria yang ternyata berstatus seorang duda. Pert... More

Prolog
Bab 1 - Marisalena
Bab 2 - Arkana Kusuma
Bab 3 - Wanita Aneh
Bab 4 - Helm Siapa
Bab 5 - Menikah
Bab 6 - Kamu
Bab 7 - Panas
Bab 8 - Nyaman
Bab 9 - Hari Pertama Magang
Bab 10 - Baru Tahu
Bab 11 - Omdud
Bab 12 - Pesta
Bab 13 - Psyco
Bab 14 - Pria baik
Bab 15 - Permintaan Maaf
Bab 16 - Bangun Jarak
Bab 17 - Melukis
Bab 18 - Helm Pink
Bab 19 - Alay
Bab 20 - Pernyataan
Bab 21 - Tentang Andin
Bab 22 - Maafkan Aku
Bab 24 - Mencoba mengerti
Bab 25 - Kamu Membuat Luka
Bab 26 - Hujan Menyatukan
Bab 27 - Kenyataan Menyakitkan
Bab 28 - Kissing
Bab 29 - Kecanggungan
Bab 30 - Cemburu
Bab 31 - Kepergian
Bab 32 - A Fact
Bab 33 - Akhir Dari Masalah
Bab 34 - End Part
NEW STORY

Bab 23 - Yang Terlupakan

3.2K 152 0
By __hinswaa

Alena yang melihat neneknya tengah berkemas pakaiannya membuat dirinya penasaran, mau pergi kemana neneknya itu, ia menghampirinya.

"Nenek mau kemana?" tanya Alena penasaran.
"Nenek mau ke Jogja, adikmu masuk ke rumah sakit Marisa, kamu mau ikut?" jawab neneknya seketika Alena menggelengkan kepalanya, ia tidak berminat sama sekali ke Jogja.

"Jogja lagi jogja lagi, udahlah Nek ngapain sih ke sana lagian yah anak manja itu pasti sudah ada yang mengurusi, sudah di manja-manjakan sama Ayah dan Bunda sekarang Nenek juga mau ikut-ikutan manjain dia, disini saja temani aku," ujar Alena geram.

"Marisa kamu jangan berbicara seperti nak, bagaimanapun juga Andin itu adik kamu. Ya sudah kalau kamu enggak mau ikut Nenek ke Jogja kamu disini saja,"

"Satu jam lagi kereta nenek bakalan berangkat," Alena diam tak menjawab, bahkan ia kini tengah melipat kedua tangannya di dada.

Melangkah keluar dari kamar neneknya karena kesal baru saja ia di tinggal pergi Arka ke Jogja dan sekarang neneknya pula harus pergi ke jogja. Sebenarnya ada apasih dengan jogja, ia merasa semuanya melupakan dirinya bahkan kekasihnya sendiri sudah benar-benar melupakannya.

***

Duduk termenung sendirian di taman, suasana ramai tapi tak sebanding dengan kesunyian hati dan perasaan Alena, ia sudah benar-benar kesal dengan kondisi yang seperti ini, ia tidak akan pernah mengaktifkan ponselnya, lagi pula sekarang dirinya sudah tidak penting lagi bagi siapapun itu, toh sekarang orang-orang yang Alena sayangi lebih memilih pergi.

Air mata yang ia tahan kini telah berhasil lolos membasahi pipinya, tepukan di bahunya berhasil membuatnya tersentak.

"Sudah jangan menangis, ini ambil," memberikan sapu tangan miliknya.

Alena menerimanya, "Ngapain lo kesini?" Bara menghela nafasnya, ia mengambil duduk di samping kanan Alena.

"Menemani lo yang lagi sedih," jawabnya

"Sudah sana pergi, ini terimakasih," memberikan sapu tangan Bara kembali.

Bara menolaknya, "Sudah simpan saja gue tahu lo itu sedang membutuhkannya?" Alena menatap datar pria di sampingnya.

"Sudah sana pergi, tinggalin gue sendiri, udah enggak ada lagi yang perduli sama gue. Jadi mendingan lo juga ikutan pergi sana," suaranya tercekat, Bara tahu wanita yang di sampingnya ini sedang benar-benar dalam mood yang tidak baik.

"Kenapa diam saja, sana pergi Bara," pecah tangisnya.

"Gue enggak akan pergi mana mungkin gue tega ninggalin lo disini, biarin pria brengsek ini nemenin lo nangis disini," ia menarik Alena membawanya ke pelukannya, tangisnya semakin pecah.

"Sudah jangan menangis, cerita sama gue, apa masalah lo katanya dengan kita berbagi cerita meskipun sedikit itu bisa menenangkan perasaan kita," ujarnya yang masih menatap Alena sesenggukan.

Sejak kapan Bara menjadi pria yang begitu lembut, memang dari awal pria sangat bersikap baik dengannya mungkin kejadian di pesta itu karena Bara sedang mabuk.

***

Setelah sedikit lebih tenang Alena mulai menceritakan masalahnya dan kerinduannya, yang hanya di tanggapi diam oleh Bara. Hal aneh yang di pikiran Alena sekarang pria di sampingnya ini jauh lebih baik sikapnya sekarang dari dulu. Tapi ia juga harus tetap berhati-hati.

"Mungkin omdud lo itu terlalu banyak pekerjaan, jadi sebaiknya lo juga bisa ngertiin keadaan dia sekarang. Jangan ambil alasan yang enggak jelas,"

"Suatu hubungan tanpa adanya kepercayaan tidak akan pernah bertahan,"

"Jadi lo harus bisa menanamkan rasa percaya itu sama pacar lo, mendengarkan itu penting Alena." ujar Bara menasehati Alena yang sekarang tengah mencerna setiap kata dari Bara.

Sejak kapan Bara jadi penasehat yang baik seperti ini, semoga ia benar-benar baik. Tapi, semua yang dikatakan Bara memang ada benarnya. Mungkin karena Alena baru pertama kali menjalani sebuah hubungan jadi ia terkadang masih sulit untuk menanamkan rasa kepercayaan itu, ia seharusnya bisa bersikap dewasa apalagi kekasihnya itu bukanlah pria seumurannya.

***

Ini banyak lho yang baca, tapi aku bingung yang vote dan komentar pada kemana semua ya..

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 111K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
344K 10.9K 32
"Pak..." "Saya bukan bapak kamu," ucapnya. "Owh iya lupa, bukan bapak, tapi suami. Yaudah deh, mulai sekarang aku panggil Suami aja," ucap Dara yang...
23.1K 892 48
Dia tetanggamu yang tiba-tiba jadi guru BK di sekolahmu. Dia yang sejak kecil menjengkelkan, mengaturmu dengan banyak aturan dan tiba-tiba menjadi su...
2.1M 103K 44
#Dewasa Dilarang keras menjiplak!