My Boyfriend Is Duda (END)

By __hinswaa

174K 6.8K 90

Seorang gadis berusia 22 tahun tengah mencoba menaklukan hati Pria yang ternyata berstatus seorang duda. Pert... More

Prolog
Bab 1 - Marisalena
Bab 2 - Arkana Kusuma
Bab 3 - Wanita Aneh
Bab 4 - Helm Siapa
Bab 5 - Menikah
Bab 6 - Kamu
Bab 7 - Panas
Bab 8 - Nyaman
Bab 9 - Hari Pertama Magang
Bab 10 - Baru Tahu
Bab 11 - Omdud
Bab 12 - Pesta
Bab 13 - Psyco
Bab 14 - Pria baik
Bab 16 - Bangun Jarak
Bab 17 - Melukis
Bab 18 - Helm Pink
Bab 19 - Alay
Bab 20 - Pernyataan
Bab 21 - Tentang Andin
Bab 22 - Maafkan Aku
Bab 23 - Yang Terlupakan
Bab 24 - Mencoba mengerti
Bab 25 - Kamu Membuat Luka
Bab 26 - Hujan Menyatukan
Bab 27 - Kenyataan Menyakitkan
Bab 28 - Kissing
Bab 29 - Kecanggungan
Bab 30 - Cemburu
Bab 31 - Kepergian
Bab 32 - A Fact
Bab 33 - Akhir Dari Masalah
Bab 34 - End Part
NEW STORY

Bab 15 - Permintaan Maaf

3.9K 162 2
By __hinswaa

Rasanya jauh lebih nyaman, jauh lebih menyenangkan ketika bersamanya entah harus di mulai dari mana untuk mengungkapkan rasa ini.

Pria berambut hitam pekat itu sedari tengah duduk terdiam sendirian di ruangan kerjanya. Namun senyum di bibirnya tak pernah lepas. Jari jemarinya terus menari diatas meja kebesarannya. Hal pertama yang ada di dalam pikirannya yaitu nama Alena sejak kejadian semalam yang membuat jarak dirinya dengan wanita semakin lebih dekat.

Suara decitan pintu mampu membuyarkan lamunan Arka yang kini semakin mendalam.

"Hay,"
"Ada apa?"
"Ada yang mau gue omongin sama lo,"
"Silahkan duduk,"
"Nih lo baca data pemasaran perusahaan kita semakin menurun," ujar Rendy menaruh dokumen di meja Arka.

"Iya terus bagaimana?"
"Lo tahu siapa yang udah berulah?"
"Siapa emangnya?"
"Cewek yang lo bawa itu udah merusak citra produk kita,"
"Lo punya bukti apa kalau dia pelakunya?" tanya Arka seraya tersenyum.
"Iya emang sekarang gue belum ada bukti, tapi gue yakin siapa lagi sih kalau bukan tuh cewek. Lo tahu kan semenjak ada tuh cewe..,"

"Namanya Alena," kata Arka.

"Iya terserah.. semenjak kehadiran dia semuanya jadi kacau lo lupa?" ucap Rendy.
"Dia pernah teledor dalam pengurusan administrasi di gudang ada beberapa bahan perusahaan kita hilang, bahan subsidi kita jadi berkurang sekarang lo lihat jadinya kayak gimana," sambung Rendy yang semakin kesal.

"Lo jangan asal menuduh Alena tanpa bukti, bisa aja ada dalang di balik semua ini," kata Arka mencoba untuk tidak terpengaruh.

"Gue bingung sama lo, kenapa sih lo selalu belain tuh cewe?" Rendy tidak mau kalah.

"Gue cuman enggak mau ngeliat CEO di Wijaya Group bertindak gegabah dalam menangani masalah," alasan yang cukup klasik untuk di dengar.

"Halah.. bilang aja lo suka sama tuh cewek makannya lo belain dia terus," Rendy semakin memojokkannya.

"Gue enggak mau ribut sama lo, gue rasa udah enggak ada lagi yang perlu di bicarakan, bukannya siang ini lo ada meeting kan." ujarnya yang berhasil membuat Rendy keluar dari ruangannya. Tatapan sengit yang di lemparkan oleh Rendy. Ia jadi paham bahwa sekarang saudaranya itu tengah di selimuti amarah.

***

Kabar tentang rusaknya produk dari perusahaan wijaya group semakin menyebar luas, di tambah dengan kecurigaan CEO yang mencurigai bahwa karyawan magang menjadi sorotannya siapa lagi kalau bukan Alena yang baru saja satu bulan ini magang di perusahaan wijaya group telah mendapat tuduhan sebesar ini.

Alena mencoba bersikap sabar menghadapi rumor yang semakin beredar. Entahlah jalan pikirannya sudah mulai runtun, ia sendiri sudah kebingungan bagaimana membuktikannya bahwa dirinya tidak bersalah dalam hal produk tersebut.

Awal masalah dimulai dari seorang ibu-ibu yang mengkritik produk milik wijaya group, bahwasanya produk skincare milik wijaya group mengandung bahan mercury dan produk yang di tawarkan wijaya group berlabel sama dengan produk yang dimiliki eisy company corp yang mana mereka juga mengeluarkan produk skincare seperti wijaya group.

Karyawan mana yang berani membuat label baru untuk produk yang baru saja di pasarkan, awal debut produk tersebut berlabel sangat jauh berbeda dengan produk eisy company corp namun ada salah satu karyawan yang di tugaskan untuk menyuruh pegawai yang bertugas membuat label tersebut untuk mengganti labelnya dan karyawan yang di suruh adalah Alena.

"Pusing banget sih magang disini," ucapnya seraya menundukan wajahnya
"Enggak usah pusing, buktikan kalau kamu enggak bersalah,"
"Omdud?" katanya seraya menengadahkan wajahnya menatap Arka yang sudah kini di samping siku meja.
"Jangan lari dari masalah," ucapnya seraya tersenyum tipis
"Siapa juga yang lari, dari tadi aku duduk," Arka yang mendengar ia melempar senyum masamnya.

Pria itu pergi dari hadapan Alena. Ia pergi bukan karena kesal dengan bercandaan Alena barusan namun ia jengah dengan para karyawan yang menatapnya dengan intens.

"Omdud mau kemana?" tanyanya yang kini sudah menyamakan langka kaki Arka.

Arka tidak menggubris ucapan Alena ia masih berjalan tanpa menoleh, Alena menggerutu sebal terhadap pria tua yang ada di sampingnya sekarang. Sampailah mereka berdua di taman kantor, tepatnya kini tengah duduk di kursi taman bercat putih.

"Ngapain sih Omdud kita kesini?"
"Ngopi,"
"Cielah ngelawak bang?"
"Bukan, tapi nyinden," sontak keduanya tertawa bersama.
"Nah gitu dong Omdud sekali-kali ketawa jangan horor terus,"
"Emang saya horor banget ya?"
"Iya saking horor melebihi falak,"
"Iya falak nya tuh kamu,"
"Hih! enak aja," ucapnya seraya memukul lengan Arka
"Saya bawa kamu kesini kamu enggak lihat apa di dalam para karyawan lain menatap saya bagaimana?" ujar Arka.
"Enggak soalnya tadi aku enggak perhatiin mereka,"
"Iya kamu terlalu fokus memperhatikan saya," celetuk Arka.
"Apaan sih Omdud baperan banget jadinya, enggak gitu juga,"
"Terus?"
"Aku tuh lagi pusing gimana caranya buktiin kalau aku enggak tau apa-apa soal masalah ini, disini tuh aku yang jadi korbannya bukan penjahatnya," ucapnya seraya menundukkan wajah.

Arka menangkup wajah Alena kini mereka saling menatap, Arka kini melihat dengan jelas wajah ayu wanita yang ada di hadapannya.

Deg! Entah kenapa detak jantung keduanya berdetak tak beraturan, Arka sekuat mungkin menarik nafasnya perlahan karena ia tak ingin wanita yang ada di hadapannya itu mengetahui bahwa ia benar-benar sangat merasa nervous dengan situasi sekarang.

"Saya percaya sama kamu, saya tahu bukan kamu pelakunya kamu enggak usah takut, saya akan selalu ada untuk kamu," Arka memalingkan wajahnya menghindari tatapan mata Alena.

"Aku..,"
"Sejak kapan Omdud mengubah saya jadi aku? "
"Iya sejak sekarang emang enggak boleh ya? Ah sudah lupakan saja, saya harus ke ruangan saya kembali, banyak kerjaan yang harus di selesaikan." ucapnya seraya berdiri meninggalkan Alena yang masih diam dengan ucapan Arka barusan.

Arka sendiri merasa bingung dengan perasaanya, ia secepat mungkin pergi, ia tidak bisa berlama-lama dengan Alena itu membuat dirinya semakin merasa nervous.

***

Secepat mungkin Alena menyelesaikan pekerjaannya, dan lagi pula pekerjaannya hari ini tidak terlalu banyak mungkin karena efek rumor yang ada.

"Al kamu mau pulang sekarang?" tanya Ningsih teman dekat Alena di kantor.

"Iya lagian kerjaan aku udah selesai, mungkin efek dari masalah itu mungkin," jawabnya.

"Sabar ya Al aku yakin kok kebenaran itu pasti akan terungkap pada waktunya,"

"Thanks ya Ningsih cuman kamu temen aku disini yang percaya sama aku sekarang,"

"Santai aja kali Al,"
"Aku pulang duluan ya,"
"Iya.. take care ya Al." ucapnya seraya tersenyum dan hanya di balas anggukan oleh temannya.

Matahari mulai kembali ke ufuknya yah sama hal dengan Alena yang akan kembali ke rumah neneknya untuk beristirahat namun saat ia baru saja menghentikan taksi matanya tidak sengaja melihat seseorang yang menghampirinya dia adalah Bara.

"Alena,"
"Lo ngapain disini?"
"Gue mau minta maaf sama lo Al, gue benar-benar enggak sadar Al sama ucapan gue malam itu," ucapnya seraya meraih lengan Alena namun sang pemilik menepisnya.

"Gue udah maafin lo mendingan lo minggir deh gue mau pulang," kata Alena meminta Bara untuk pergi.

"Beneran Al, lo udah maafin gue?" tanyanya memastikan kembali.
"Iya udah gue maafin," ucapannya terhenti karena Bara tiba-tiba memeluknya.

"Thanks Al, gue benar-benar minta maaf, gue janji enggak bakalan kayak gitu lagi," ucapnya tepat di telinga Alena.

"Iya gue udah maafin kok tapi bisa kan lo lepasin pelukan lo sekarang, gue bisa sesak nafas," ujarnya, Bara melepaskan pelukannya dengan senyum devilnya.

"Awas minggir gue mau pulang,"
"Gue ikut ya, sekalian nganterin lo pulang,"
"Terserah lo deh."

Mereka berdua memasuki taksi bersama, entahlah dipikirkan Alena sekarang ia tidak memikirkan hal buruk apapun tentang Bara yang sekarang satu mobil dengannya.

"Itu wanita yang lo sukai pergi sama cowok lain, yakin sama perasaan lo, Arka gue kasih tahu ya sama lo mendingan lo harus hati-hati sama tuh cewek dia baik mungkin karena lo udah bantuin dia magang di perusahaan kita." ujar Rendy seraya menepuk bahu Arka yang sedari tadi diam tak bergeming melihat Alena berpelukan dengan Bara.

Sedari tadi Arka telah melihat dengan jelas adegan drakor, berpelukan walaupun dengan jarak yang cukup jauh tapi ia bisa melihat dengan jelas bahwa yang sedang berpelukan itu adalah Alena dengan si Bara.

Saat Alena keluar dari kantor Arka, ia menghampiri Ningsih yang memberitahu bahwa Alena sudah pulang. Niat hati ingin mengantar pulang namun mendapat tontonan gratis di hadapannya.

Apakah semua wanita semudah itu memberi kepercayaan, baru saja membenci langsung memberi kepercayaan lagi.

***

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 333K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
879K 34.7K 29
(Dosgal alias Dosen Galak) "Pak" "Pak" "Pak satrya" "Mas Satrya Nugraha" "Iya kenapa sayang?" BANGKE-__
142K 3.4K 11
Figuran yang akan mengacaukan isi karya novel. Lapak orang dewasa
76.7K 2.5K 26
Kisah ini bercerita tentang seorang Pria dewasa yang bernama Rakai yang jatuh cinta kepada seorang gadis SMA yang bernama Angel yang tak disangka ter...