Hiraeth.

By OliveByne

25.3K 11.4K 7.4K

[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyes... More

-PROLOG-
2. Bingung
Bingung [2]
3. Jatuh Cinta
Jatuh cinta [2]
Jatuh cinta [3]
4. Jaket
5. Tantangan
Tantangan [2]
6. Tempat les
7. Kursi kosong
8. Alex "Percaya Padaku."
9. Egois
10. Salah Paham
11. Terkilir
12. Pingsan
13. Perasaan
14. Pengutaraan
15. Ucapan Perpisahan
16. Pergi
17. Move on
18. Retak
19. Keadilan
20. Sulit
21. Byne "Bertemu kembali."
22. Hilang
23. Alfa "Maafkan aku."
24. Makan siang
25. Rumah sakit
26. Pertama
27. Reuni
28. Kalung
29. Kecelakaan
30. Tanpa Dirinya
31. Hanya Rindu
32. Good Bye, Byne

1. Pertemuan

1.9K 667 588
By OliveByne

-revisi-

Hari ini adalah hari senin, hari ke 32-nya Byne berada disekolah ini. Pagi-pagi sekali Byne berangkat kesekolah, mungkin karena hari ini dia piket atau mungkin karena hari ini upacara bendera.

Byne diantar oleh mas-nya hari ini karena ayahnya pergi ke Jakarta untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang menurutnya penting.

Sesampainya Byne digerbang sekolah, byne turun dari mobil mas-nya yang berwarna silver itu.

"Dek, nanti pulang jam berapa?" Tanya mas Fero dari dalam mobil.

"Jam setengah 2an lah mas." Jawab Byne sambil merapikan rambut hitam pekatnya itu.

"Ok, mas pergi dulu."

"Hati-hati mas."

"Kamu juga dek."

Sekata-dua kata setelah perbincangan itu mobil yang dikendarai oleh mas Fero pun melaju meninggalkan tempatnya semula.

Dan Byne-pun memulai langkahnya berjalan sendiri dikoridor sekolah menuju kelas. Byne merasa kalo ia datang terlalu pagi hari ini.

Sekolah masih sepi, bahkan siswa yang datang dapat dihitung menggunakan jari.

Setelah ia melihat jam tangan putih yang dipakainya, ternyata baru pukul 05.45 WIB.

"Ah." Desahnya kesal.

Byne merasa ada seseorang yang mengerjainya, siapa lain selain mas Fero, pikirnya tiba-tiba setelah mengingat keadaan dirumah. Ia dirumah hanya bersama mas Fero.

Setelah ia ingat-ingat lagi, pantas saja ketika ia bangun matahari belum menyinari kamarnya seperti pagi-pagi biasanya.

Tapi tak apalah, ia pasrah lagipula hari ini juga adalah jadwal piketnya. Lebih baik pikirnya ia segera bergegas kekelas untuk melaksanakannya.

Sesampainya dikelas, Byne melihat seorang laki-laki. Dia adalah teman sekelasnya, namanya adalah Nando.

First Impression setiap orang saat melihat dia, pasti saja mengira bahwa dia adalah orang yang cuek tetapi ternyata tidak, dia adalah sosok yang baik. Dia juga pernah membantu Byne piket, walaupun hari itu bukan jadwalnya untuk piket.

Dikelas, sepertinya Nando berteman dekat dengan Alex, mereka berdua selalu bersama kemanapun kecuali toilet, mungkin/?

Byne lalu menaruh tasnya dibangku barisan kedua disamping jendela, lalu melaksanakan tugas piket yang sudah ia pikirkan sejak menuju kekelas tadi.

Selesai menyapu dan merapikan bangku, Byne duduk dibangku sambil melihat keluar dari jendela kelas. Kelasnya sekarang berada di lantai 2 sekolah.

Byne merasa bingung mengapa hari ini ke empat manusia bercover polos, bernyawa jin itu belum datang-datang juga. Biasanya mereka sudah datang dan mengajak Byne pergi kelantai 1 untuk menemani mereka melihat gebetan mereka.

Byne bosan, ia putuskanlah untuk keluar kelas dan Byne melihat si Bella sedang berjalan berdua bersama laki-laki yang tidak ia kenal dan tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Namanya manusia, tak luput dari kata penasaran. Bynepun dengan bergegas menuruni anak tangga untuk mendatangi Bella dan juga laki-laki misterius itu.

Dalam sekejap dari jarak dekat Byne mengubah cara berjalannya, sedikit lebih anggun. Tak lupa Byne juga membenarkan tatanan rambutnya.

"Byne." Tegur Bella yang berhadapan denganku. "Oh iya byne, dia in-"

Belum selesai berujar, kata-kata Bella sudah terpotong oleh suara laki-laki dari belakang Byne.

Bukan main, suara kedua laki-laki itu jelas membuat Byne terkejut.

"Woi bro, udah balik aja lu dari Jakarta. Betah amat lama-lama dirumah sakit." Celetuk Nando dari belakang Byne.

"Bella, aku duluan." Ucap laki-laki misterius itu singkat seraya menunjukkan senyumnya kepada Bella dan juga Byne lalu ia pun pergi bersama Nando dan Alex.

Lumayan juga cowo itu -Byne.

"Eh bentar, poni kamu berantakan nih." Ucap Nando seraya memperbaiki tatanan poni depan Byne.

Byne tersenyum, dan berterima kasih.

"Sampai jumpa dikelas." Ucap Nando kepada dua orang perempuan dihadapannya sekarang.

Byne dan Bella-pun sampai dikelas, lalu tak lama kemudian Sisi datang bersama Anna dan Meisya.

Lonceng dan pemberitahuan berbunyi menandakan waktunya upacara dimulai.

50 menit kemudian

"Aku ke koperasi dulu, ikut gak?" Tawar Anna kepada kami semua.

"Ikut lah, yakali enggak." Jawab Meisya dan Bella serempak.

"Byne, Sisi ikut gak kalian berdua?" Tanya Anna kepada Byne dan juga Sisi.

Sisi menggelengkan kepalanya, manis sekali tingkah perempuan ini "Aku mau keperpus, mau ngambil buku."

Mereka semua mengangguk mendengar ucapan Sisi. Byne sebenarnya ingin, tapi ia harus segera kekelas, Byne lupa meminum obatnya pagi ini.

"Kalian aja ya, aku mau kekelas duluan." Jawab Byne sambil melambaikan tangan kemereka berempat.

Dilapangan ini mereka berpisah jalan.

Dada Byne terasa sedikit nyeri, ia lupa meminum obat pagi ini. Ia-pun dengan cepat melangkahkan kakinya.

Sewaktu ia ingin menaiki tangga, ada seseorang yang tak sengaja Byne.

"Maaf." Ujarnya sambil menatap mata Byne

Byne belum menatap wajah orang itu, "Tidak apa-apa."

Byne lalu mengangkat pandangannya lalu menatap mata dan wajah orang itu, bukankan ini laki-laki misterius tadi pagi?

Laki-laki itu menggenggam tangan Byne dan membantunya berdiri. Lalu Ia-pun pergi dengan sedikit tergesa-gesa kelantai dua.

Byne menatap tangannya, lalu saat Byne hendak naik keatas tangga, ia melihat ada sebuah buku kecil disamping sepatu hitam miliknya, dan ia rasa pasti pemiliknya adalah laki-laki itu.

Untungnya dari bawah tangga masih terlihat jelas punggung laki-laki itu, tanpa pikir panjang Byne mengejar laki-laki itu. Saat jarak mereka sudah lumayan dekat, Byne menyebut nama laki-laki itu asal-asalan, dan semoga saja dia merasa terpanggil.

"NANDO!" Teriak Byne.

Dia menoleh kehadapan kearah Byne, lalu Byne berlari kecil menuju kearah laki-laki itu dan memberikan buku kecil itu kepadanya.

"Makasih ya Olive Byne." ucapnya setelah melihat nametag di almamater Byne.

Setelah mengucapkan namanya, jantung Byne berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Byne." Ucap Byne memberitahu nama panggilannya

"Aku Alfa." Ujarnya lalu berjabat tangan dengan Byne.

"Kamu yang sama Nano eh Bella tadi kan?" Tanya Byne.

"Iya." Jawabnya singkat "Ngomong-ngomong, kelasmu dimana? biar aku anterin kamu kekelasmu, Byne."

Byne benar-benar bingung harus berbuat apa sekarang, ia malu.  "Tidak usah, kamu terlihat sedang buru-buru."

"Baiklah, terimakasih. Aku duluan." Balasnya lalu pergi.

Pertemuan dan percakapan singkat ini setidaknya sudah membuat Byne mengetahui nama laki-laki misterius itu.

Ditengah perjalanan menuju kelas, Byne mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Iya, kejadiaan saat laki-laki misterius itu menggenggam tangannya untuk membantunya berdiri.

Dan untuk kedua kalinya, jantungnya berdetak cepat sekali.

Dengan langkah santai akhirnya Byne sampai diambang pintu kelasnya. Ketika masuk, pandangan Byne-pun langsung disuguhkan oleh laki-laki misterius itu yang tak sengaja tersenyum ke arahnya.

"Please, manis banget." Gumam Byne lalu dengan sedikit salah tingkah masuk kedalam kelas.

Byne menundukkan kepalanya seraya berjalan masuk kekelas, ia malu bertemu laki-laki itu. Tetapi imbasnya ia malah menabrak dada bidang milik laki-laki itu.

"Ouch-" 

Laki-laki misterius bertubuh tinggi itupun merendahkan badannya, tepat saat Byne menatap kearahnya.

"WOI ALFA, MAU LU APAIN BYNE HAH?"

Continue Reading

You'll Also Like

442K 16K 31
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
936 126 6
Keluarga Kim terdiri dari empat bersaudara. 1. Kim Jaehan selaku kakak tertua, 22 tahun. 2. Kim Hangyeom kakak nomor dua, 21 tahun. 3. Kim Hyuk kakak...
517K 25.6K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
140K 5.2K 100
[Kumpulan quotes] Hanya sebuah kata-kata yang bisa kutuliskan. Karena aku tak pandai mengungkapkan perasaan. Over all quotes by @Faulias Cover by @il...