GAVONOR (DIBERHENTIKAN)

By vinaananta

11.3K 1.3K 108

End [CERITA SUDAH DIBERHENTIKAN] Sebuah sekolah dengan nama Groner School adalah sebuah sekolah elite yang be... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
JEDA SEJENAK
Sapa👋

24

231 30 0
By vinaananta

Cloza menghela napas dan menatap dari jauh teman-temannya yang sedang bersama dengan kelompok Azer. Relice yang sedari tadi berteriak kesal, Soila yang malu-malu, Torto yang aneh dan riang, serta Glarosh yang dulu pernah menantangnya, entahlah tentang Kalvin. Ia tidak tahu soal hal itu.

"Kamu serius tentang hal ini?" Azer melipat tangannya di depan dada dan menatap temannya itu dari dekat. "Kamu mau membuat mereka pingsan dan masuk dunia mimpi dengan kekuatan Fyna?"

"Iya." Cloza berkata datar, "tapi aku yakin ada sebuah keajaiban lainnya."

"Apa maksudmu?" Azer bekata bingung, "kamu--"

"Lupakan." Cloza berkata datar, "cepatlah lakukan, aku hanya ingin sedikit saja yang terlibat, ini terlalu sulit. Kalau memang benar musuh kita adalah sosok yang tidak bisa kita lihat, maka itu hanya akan membuatku sulit untuk melindungi mereka."

"Hohh... hanya karena aku tahu rahasiamu, kamu jadi memimtaku, ya?" Azer berkata kesal sambil menarik Fyna dalam pelukannya. Ia tertawa kecil lalu mengecup bahu gadis itu, ia mulai membuka mulutnya lalu menggigit pundak gadis itu.

Darah Fyna menetes, gadis itu merintih kecil lalu sebuah sulur aneh merambat melalui darah itu dan menyebar menjadi asap tidur. Secara tiba-tiba mereka yang ada di ruangan itu tertidur dan sepertinya sedang bermimpi.

Azer terdiam sebentar lalu mengerjap pelan. Saat ia hendak berbicara, Fyna menyentuh ujung baju Azer.

Azer menatap ke arah Fyna. "Ada apa?"

Fyna mengerjap. "Sepertinya ada yang aneh dengan orang itu, dia bukan manusia."

Azer menatap ke arah sosok yang ditunjuk oleh Fyna. Seorang dengan postur tinggi sedang terdiam lalu berpura-pura tidur alias tidak sadarkan diri. Azer terdiam lalu menatap Cloza yang hanya menatap datar dan menyeringai.

"Kamu... melihatnya?" Azer berkata.

"Lihat, dari awal aku tahu kalau dia bukan manusia. Hanya saja aku tidak mau bilang, ada sesuatu yang harus aku ketahui darinya, tapi tidak sekarang."

"Oh... kalau begitu pergi sekarang?"

Cloza segera mengangguk dan menghilang bersama dengan Azer yang menyentuh bahunya bersama dengan Fyna. Mereka pergi tanpa tahu bahwa ada tiga orang yang masih sadar dan sedang berusaha mengerjap dan menatap ke arah sekeliling mereka.

***

"Ini tempatnya?" Cloza bergumam, "kamu yakin?" 

"Cih," decak Azer kesal, "kamu tidak diberi tahu oleh si Ralgo-Ralgo itu?"

"Hm... hanya diberi peta labirinnya." Cloza menjawab datar. "Memangnya benar di sini ya?"

"Benar." Fyna menjawab. "Aku bisa melihatnya." Fyna berkata. "Itu di sana, ada labirin besar." Fyna menunjuk ke satu titik.

Azer menatap ke arah di mana Fyna menunjuk, tapi tidak ada apa-apa di sana. Lalu lelaki itu beralih ke arah Cloza yang melepas penutup matanya dan menatap ke satu titik itu.

"Oh... bangunan yang besar itu ya?" Cloza bergumam. "Benar, kan?"

"Hm!"

"Hei! Aku tidak bisa lihat tahu!" Azer berkata kesal. "Hah... menyebalkan!" Azer berteriak kesal sendiri. Lelaki berambut biru itu mengerucutkan bibirnya kesal sendiri.

"Kamu mau lihat?" Cloza bertanya datar. "Yakin? Kamu tidak takut hantu? Di sekitaku banyak banget hantu soalnya, nanti kamu lari." Cloza berkata dengan nada aneh.

Azer menelan salivahnya susah payah lalu menghela napas. "Ya! A-aku mau lihat!"

Cloza menatap datar sambil menutup salah satu matanya, mata merahnya. Ia menutupnya karena, jika saja Azer menatapnya dalam sekali tatap maka hanya akan menjadi masalah besar .

"Kamu tampak tidak yakin, Azer." Fyna berkata tiba-tiba. "Lebih baik jangan, soalnya memang benar kata Cloza. Di sekitarnya banyak sekali hantu, arwah, dari yang berbentuk manusia sampai tidak berbentuk."

Azer berdecak lalu menatap Cloza yang menutup mata merahnya. Ia menghela napas lalu mengerucutkan bibirnya.

"Kalau begitu bagaimana aku bisa membantu kalian?" Azer bertanya kesal. "Aku tidak bisa lihat labirin itu!"

"Kalau kamu lihat kamu juga akan takut." Fyna berkata tiba-tiba. "Kamu takut akan labirin itu dan hantu-hantu di sekitar Cloza."

Cloza hanya diam saja, memang benar banyak sekali hantu di sekitarnya. Menempel pada tubuhnya, melekat padanya. Tetapi Cloza biasa saja karena sedari dulu memang sudah dasarnya begitu. Memang dulu dia takut karena dia pernah kerasukan serta diganggu terus-menerus. Tetapi sekarang itu bukanlah masalah, Cloza bukanlah sosok yang dulu lagi.

"M-memangnya berapa banyak?" Azer bertanya pelan. "B-berapa banyak hantu di sekitarmu?"

Cloza terdiam lalu melihat ke sekitarnya. Hanya kumpulan hantu dari yang tidak berbentuk sampai berbentuk. Begitu banyak menguasai tempat yang mereka pijak, Cloza tetap berdiri tegak walau pun sedari tadi hantu-hantu di sekitarnya sudah menggelendotinya. Tidak seperti Fyna, gadis itu dihindari karena dia bukan lah manusia. Melainkan hawa wujud kekuatan dari Azer.

"Sekitar seribu... mungkin." Cloza menjawab datar.

"A-apa?" Azer bergumam pelan. "T-tidak terlalu banyak?" Azer berkata lagi.

Cloza terdiam lalu saat ia hendak berkata-kata secara tiba-tiba ada hantu yang membekap mulutnya. Ia tidak bisa berbicara, ia berdecak dalam hati lalu menyentuh hantu itu dan menariknya. Azer terdiam menatap Cloza menarik sebuah udara sedangkan Fyna menatap.

"Ada apa dengannya?" Azer bertanya pada Fyna.

"Ada hantu yang tadi membekap mulutnya." Fyna menjawab. "Hantunya nakutin, aku yakin kamu tidak mau lihat."

"Benar kata Fyna." Cloza berkata dengan nada susah payah sambil berusaha melepaskan banyak hantu yang sudah mengerubunginya. Auranya begitu besar sehingga membuat mereka terus mendekat ke arah Cloza, seakan-akan Cloza adalah sebuah energi besar yang memang harus mereka serap.

Azer terdiam lalu menghela napas. "K-kalau begitu aku akan menjadikan Fyna mataku, kamu harus menuntunku masuk ke dalam ya?"

"Iya!"

"Walau kamu tidak bisa melihatnya?" Cloza bertanya datar sambil berjongkok dan menahan sesosok hantu dengan bantuan Jenne yang terus saja ngintil ke mana pun Cloza pergi.

Azer terdiam lalu menarik ujung rambutnya. "M-mau bagaimana lagi? Jujur saja aku itu takut hantu. Jadi mau bagaimana pun aku hanya bisa membantu dari belakang."

Cloza terdiam sebentar lalu terkekeh. "Kalau begitu ayo-ayo saja."

Azer mengangguk lalu masuk berjalan bersama dengan Fyna. Mengarah pada sebuah labirin yang bahkan Azer sendiri saja tidak bisa lihat, tapi Cloza dan Fyna yang menjadi matanya.

***

"Jadi?" Torto bergumam pelan. "Kamu ini sebenarnya siapa? Seingatku hanya aku dan Soila yang kemungkinan bisa menyangkal kekuatan mimpi Azer itu."

"Yah, mungkin kebetulan saja." Seseorang itu menjawab sambil tersenyum.

Soila terdiam menatap sosok yang ada di hadapannya. "Kamu ini bukan manusia, kan?"

"Kamu tahu ya?"

"Soalnya nama kamu tidak pernah ada, berarti hanya seseorang yang kemungkinan besar tidak terpengaruh yang bisa mengetahui kamu ini benar-benar ada."

"Hmm... begitu ya?" Orang itu menjawab. "Kalau begitu kalian tahu karena kalian tidak kenal denganku, sebab ingatan kalian tidak bisa aku kendalikan? Begitu ya?"

"Memang, kan?"

Orang itu tampak terdiam lalu berdiri dan tersenyum. "Mungkin memang dasarnya begitu," jawab orang itu, "memang dasarnya aku ini sebenarnya tidak ada."

"Kamu tidak ada tapi bisa dilihat." Soila menjawab. "Kamu bukan hantu atau pun youkai. Kamu itu hanya seperti jiwa yang melayang yang sekedar ada saja di dunia."

Orang itu tertawa kecil. "Haha, memang dasarnya begitu sih." Orang itu berdiri. "Sudahlah, aku pergi dulu... lebih baik kalian di sini menunggunya mereka." Orang itu menunjuk Relice dan satu orang lagi.

Soila terdiam. "Baiklah."

"Kami akan di sini, lalu kamu mau ke mana?" Torto bertanya datar. "Kamu ini sebenarnya siapa?"

"Aku?" Orang itu menjawab. "Aku adalah sosok seseorang. Seseorang yang seharusnya ada dalam jiwanya, yang terpisah dengannya, yang berusaha mencari tapi tidak bisa tersambung. Hanya itu, kamu akan mengerti jika dia kembali nanti. Jadi aku kembali dulu, selamat tinggal. Selamat bersenang-senang."

Orang itu melangkah pergi, meninggalkan yang lainnya dalam keheningan panjang. Soila menghela napas lalu mengusap dahinya.

"Begitu ya?"

***

Cloza masuk perlahan ke dalam pintu utama. Labirin itu seperti sebuah ruangan, dengan banyak liku-liku di sana. Cloza berdecak lalu menghela napas pelan. Ini terasa menyebalkan.

"Kita harus menyelamatkan seseorang yang ada di dalam labirin ini." Cloza berkata pelan. "Ini sungguh merepotkan, bikin kesal saja."

"Kamu mending," Azer berkata kesal, "aku tidak lihat apa-apa tahu."

"Kamu masih bisa lihat bangunan tidak?"

"Bangunan?" Azer bergumam dengan penuh tanda tanya. "Maksudmu apa?"

"Maksudnya jika kamu berbalik kemari, kamu bisa melihat bangunan yang sebelumnya kita lewati tidak?" Fyna menerangkan dan membalik badan Azer hingga berbalik ke belakang.

Azer terdiam sebentar lalu mengerjap. "Ada kok, bangunan besar yang tadi kita lewati."

"Berarti memang labirin ini tidak bisa dilihat oleh manusia." Cloza berbicara, "hei, bukannya Exelie bisa lihat hantu?"

"Hm... tapi setahuku ia tidak bisa sepertimu, dia hanya bisa merasakannya samar-samar." Azer menjawab pelan. "Yah, bisa dibilang begitu."

"Yah, mungkin ia bisa merasakannya dan merasakan bahwa di sekitar sini ada sesuatu yang disebut dengan kekuat supernatural."

"Yah, mungkin saja," gumam Azer. "Lihat petanya, Cloza."

Cloza memberikan peta itu kepada Azer. "Apa yang kamu temukan?"

"Tidak ada kok," jawab Azer, "hanya saja aku mengerti cara membaca peta labirin, ayo kemari."

***

Tbc...

Hahaha, hayo... siapa yang penasaran dengan Azer dkk? Wkwkwkwkwk, tenang saja mereka akan dijelaskan nanti saat semua perjuangan ini berahkir. Yang jelas nikmatin aja, ada hubungannya kok dengan 'mereka'. Hihihihi.

Bye
Vnta

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 345K 94
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
1M 100K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
293K 17.8K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
7.1M 372K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...