Share The World

By sonyatoho

111K 14.4K 2.6K

Kim Jaejoong, pria tercantik di Shinki University. Seorang model, DJ, vokalis No. X, band kampus yang populer... More

1. The Beginning
2. Welcome to My Wild World
Pengumuman
3. Rumor
4. Baboboy
5. Stay with Me Tonight
6. One Kiss
7. Are You a Good Girl?
8. Confession
9. Dear J
10. Sun and Rain
11. Broken
12. Close to You
13. Tense
14. Trigger
15. Letting Go
OPEN PO BUKU UNCOMMITED
16. Out of Control
17. Showtime
18. Goodbye For Now
20. Before U Go
21. Found You (END)
Epilog. Begin Again
Extra Chap. Time Works Wonders

19. For You It's Separation, For Me It's Waiting

3.2K 564 65
By sonyatoho

Sudah hampir satu bulan lamanya semenjak mereka berpisah. Minggu pertama Yunho ikut menumpang di rumah Yoochun sebelum akhirnya ia menemukan apartemen murah untuk jadi tempat tinggal barunya.

Segalanya terasa berat bagi Yunho. Awal-awal perpisahannya berdampak pada pola hidupnya yang jadi kacau. Mungkin terdengar berlebihan tapi memang separah itu efek putus dengan Jaejoong. Mulai dari makan yang tidak teratur, waktu tidur yang tidak cukup ditambah tugas kuliah juga menumpuk, membuat Yunho cukup stres.

Walau begitu ia berusaha keras untuk bertahan. Selain itu sebagai sahabat, Yoochun juga selalu senantiasa membantunya. Tentu saja siapa yang tidak iba melihat kondisi Yunho yang cukup mengenaskan. Memang benar apa kata pepatah, patah hati bisa membuatmu mati perlahan.

Setelah mulai bisa menata hati dan juga hidupnya, Yunho mulai bangkit—meski pola hidupnya masih berantakan—Yunho mencoba untuk menyibukkan dirinya dengan kegiatan di kampus dan fokus pada tugas-tugas kuliahnya.

Selain itu Yunho juga mulai melancarkan rencananya untuk kembali membuat Jaejoong menjadi miliknya. Meskipun ia memang harus berjuang dengan keras karena Jaejoong selalu terlihat mengabaikan keberadaannya apalagi dengan benteng sekokoh No.X yang selalu menghalanginya.

Tiap ada kesempatan ia akan menempeli Jaejoong ke manapun, meminta maaf dan merayu Jaejoong entah dengan memberinya hadiah, menjadi pahlawan di setiap peluang, atau bahkan berlutut sekalipun. Ia rela merontokkan harga dirinya untuk bisa membuat Jaejoong kembali ke sisinya. Apapun akan ia lakukan. Berkali-kali ia ditolak Jaejoong. Berkali-kali juga ia dipermalukan. Belum lagi para anggota No.X yang selalu mengintimidasinya. Tapi Yunho tidak menyerah. Ia akan terus berusaha tidak peduli jika ia dikatai seperti lintah yang tidak tahu diri.

Dan sekarang ia tengah berdiri di depan pintu bernomorkan 261 milik mantan kekasihnya. Ia ragu antara harus masuk atau tidak. Sudah ia tekan bel berkali-kali namun tak ada respon, entah karena Jaejoong tidak ada atau memang si manis itu tidak mau menerimanya sebagai tamu.

Memberanikan diri ,Yunho mengangkat tangannya untuk menekan nomor password apartemen tersebut. Ternyata kode passwordnya masih sama, membuatnya agak bernapas lega. Yunho menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu tersebut.

Saat masuk, apartemen itu nampak sepi namun Jiji dan Hiro langsung berlarian menyambut kedatangannya. “Hiro, Jiji, apa kabar? Aku  merindukan kalian.” Yunho pun menggendong kedua hewan lucu itu. “Apa Eomma kalian ada di rumah?”

“Changmin? Apa itu kau? Kenapa tidak tele—Yun...ho?” Jaejoong terpaku begitu ia keluar dari kamar dengan rambut basah dan bathrobe membungkus tubuhnya lalu melihat sang mantan kekasih ada di dalam apartemennya sambil menggendong kedua anaknya.

Kejutan macam apa ini?

Mereka berdua hening sejenak. Jaejoong mengerjapkan matanya berkali-kali takut pria yang ada di depannya hanyalah halusinasi semata seperti yang selalu terjadi padanya. Si cantik itu bahkan diam-diam mencubit pahanya dan ternyata sakit.

Jaejoong tidak menduga sebelumnya bahwa Yunho bisa tahu-tahu ada di apartemennya seperti ini tanpa pemberitahuan. Apa Yunho sengaja? Karena ia tahu Jaejoong pasti menolaknya jika ia lebih dulu bilang akan berkunjung? Jaejoong kira Yunho sudah tidak mau menginjakkan kakinya lagi di sini setelah ia mengusir pria tampan itu tanpa ampun.

Sekarang Jaejoong bingung, tak tahu harus bersikap bagaimana di depan Yunho. Duh, Jaejoong bahkan belum memakai pakaiannya dan hanya menggunakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya. Kalau tahu Yunho akan datang begini, ia bisa mempersiapkan diri sebelumnya.

Tapi tidak apalah, siapa tahu Yunho tergoda dan mau menyerangnya sekarang, Jaejoong tidak keberatan kok. Jaejoong juga rindu pada Yunho.

Yunho berdeham lalu menurunkan Jiji dan Hiro. “Oh, kau ada di rumah? Aku memencet bel berkali-kali tapi tidak ada yang menjawab jadi kupikir kau tidak ada. Maaf aku langsung masuk.” Lelaki bermata rubah itu terlihat kikuk, ia bahkan tidak berani menatap mata Jaejoong.

“Aku sedang di kamar mandi. Ada apa?” Jaejoong pun tak kalah canggungnya dengan Yunho.

“Aku mau mengambil barangku yang tertinggal.”

“Oh. Kau bisa mencarinya sendiri.” Jaejoong melewati Yunho tanpa minat. Padahal sebetulnya dalam hati si manis itu sedang mati-matian menahan degup jantungnya yang mulai menggila.

Yuno tersenyum getir mendapati Jaejoong yang tidak menyambutnya dengan baik seolah kehadirannya di apartemen ini memang tidaklah diinginkan. Yunho memasuki bekas kamarnya yang berada tepat di samping kamar Jaejoong.

Tidak ada yang berubah dari kamar ini selain di beberapa tempat memang kosong. Ia menatap sendu tempat tidurnya yang pernah ia gunakan untuk tidur bersama Jaejoong, saling berpelukan dan bercumbu sebelum menjemput tidur. Ia rindu berat masa-masa itu.

Sementara menunggu pria itu selesai dengan urusannya, Jaejoong mulai menyibukkan diri di dapur untuk memasak makan malam.  Sering kali ia ingin memberikan Yunho kesempatan kedua apalagi dengan usaha Yunho selama ini namun egonya selalu mengalahkannya sehingga tiap kali ia menatap wajah Yunho, Jaejoong selalu mengurungkan niatnya.

“Kau sudah menemukannya?” tanya Jaejoong saat ia mendengar suara pintu dibuka dan mendapati Yunho keluar dari kamar yang ia tempati dulu.

Yunho mengangguk. “Kalau begitu aku—“

“Kau sudah makan? Makanlah di sini.” Jaejoong berkata dengan degup jantung yang bertalu-talu. Menawarkan makan tidak ada salahnya kan?

Yunho mengangkat sebelah alisnya heran. “Tidak apa-apa?” dalam hati ia ingin menangis haru karena Jaejoong masih berbaik hati padanya. Ah ya Tuhan, ia ingin sekali memeluk tubuh itu, mendekapnya dengan erat, mengucapkan kata cinta, dan menciumi seluruh wajahnya.

“Duduklah.” Jaejoong pun menyiapkan mangkuk nasi tambahan serta sumpit dan sendok untuk Yunho.

Yunho manut sambil bertanya, “Bagaimana kabarmu, Jaejoong-ah?”

“Seperti yang kau lihat. Aku baik.” Jaejoong menjawab sambil menata meja makan yang dengan makanan-makanan hasil masakannya. Basa-basi macam apa itu? Mereka bahkan baru saja bertemu kemarin di kampus saat Yunho tiba-tiba mencegatnya yang sedang berlarian karena hujan lalu pria bermata rubah itu menutupi tubuhnya dengan jaket miliknya.

“Syukurlah.” Yunho menganggukkan kepalanya. Entah kenapa suasana canggung di antara mereka menjadi semakin mencekam seperti ini.

“Bagaimana denganmu?”

Tatapan Yunho berubah sendu.  “Sangat buruk. Kupikir aku akan baik-baik saja setelah beberapa waktu. Tapi ternyata tidak. Aku senang melihatmu baik-baik saja, tapi—“

“Bisakah kita tidak membicarakannya? Aku sedang tidak ingin membahas itu,” ucapan Jaejoong membuat senyum di wajah Yunho langsung memudar.

Yunho menghela napas pendek. Rasanya seperti ia dibawa terbang ke langit lalu tiba-tiba dihempaskan begitu saja ke tanah. “Aku minta maaf. Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa menebus kesalahanku? Cara apa yang bisa membuatmu kembali padaku?”

“Tidak ada yang perlu kau lakukan karena aku tidak punya niat untuk kembali padamu.” Jaejoong tak menyangka ia bisa terluka dengan ucapannya sendiri. Mulutnya berkata sebelum otak dan hatinya memerintah. Dasar mulut sialan!

“Jaejoong-ah, kau tahu aku selalu mencintaimu.” Yunho meraih tangan Jaejoong dengan wajah memelas. Ia tak pernah lelah dan bosan untuk mengucapkan kalimat tersebut.

Namun kemudian si cantik itu langsung melepaskannya. “Kalau kau terus seperti ini, lebih baik kau pergi sekarang. Aku sudah tidak punya nafsu makan. Padahal aku sedang berniat baik padamu tapi kau membuatku berubah pikiran.”

Tanpa menunggu lagi Yunho langsung berdiri dari tempat duduknya. Ia tak ingin membuat suasana hati Jaejoong semakin buruk karenanya. “Aku akan pergi. Terima kasih atas niat baiknya. Aku akan terus berusaha agar kau mau memaafkanku.” Yunho meraih ranselnya di samping tempat duduknya.

Yunho kemudian merundukkan tubuhnya agar ia bisa mengelus bulu-bulu Hiro dan Jiji. “Hiro-ya, Jiji-ya, aku pergi dulu. Tolong jaga Eomma kalian.” Tanpa menoleh lagi Yunho meninggalkan Jaejoong menuju pintu bersama Hiro dan Jiji yang mengiringi langkahnya.

Namun baru beberapa langkah, Yunho menghentikan kakinya. “Apa kau tahu, tidak ada barang yang tertinggal di sini. Aku hanya membuat alasan agar aku bisa bertemu denganmu.  Aku merindukanmu, Jaejoong-ah.” Yunho pun benar-benar meninggalkan Jaejoong.

Jaejoong pun menjatuhkan sumpitnya ke meja sebelum mengembuskan napas panjang. Ia menyembunyikan wajahnya di kedua tangannya, meratapi kebodohannya. Ia melirik tempat yang diduduki Yunho tadi, pria itu bahkan tidak menyentuh makanannya.

Apa Yunho akan membencinya?

.

.

.

“Yak, kau harus berhenti minum sekarang juga.” Heechul merebut gelas minum Jaejoong setelah mantan DJ di klubnya ini tak henti-hentinya menenggak alkohol ke dalam tubuhnya. Terhitung ini sudah botol wiskinya yang ketiga.

“Berikan aku gelasnya, Hyung.” Jaejoong sudah mulai agak mabuk.

“Apa yang terjadi padamu? Sudah lama kau tidak kemari lalu datang-datang langsung seperti ini. Apa kau patah hati?” tebak Heechul sambil meringis kasihan pada Jaejoong.

“Sepertinya aku memang tidak cocok untuk jatuh cinta.” Ucapan Jaejoong membuat Heechul terperangah.

“Kau? Jatuh cinta? Yang benar saja! Pria sial mana yang terjerat olehmu?” ejek Heechul pedas. Sungguh, Jaejoong boleh saja pernah beberapa kali menggandeng banyak pria secara bergantian tapi tak ada satu pun di antara mereka yang bisa membuat Jaejoong jatuh cinta apalagi sampai sebegininya. Pria seperti apa yang membuat anak ini kacau begini?

“Hyung! Justru aku yang sial!” teriak Jaejoong sambil menatap tajam pada mantan bosnya itu.

Heechul menggelengkan kepalanya sambil mendecakkan lidah. “Ckckckck aigoo... aku tidak tahu harus berkata apa. Tiba-tiba kau datang setelah sekian lama lalu keadaanmu sudah seperti ini. Apa yang dilakukan pria itu sampai kau seperti ini?”

Heechul pikir pria itu pasti sangat istimewa. Menaklukan Jaejoong memang mudah tapi kalau soal menaklukan hatinya, itu perkara lain. Jadi siapapun yang bisa melakukannya, dia pasti pria yang hebat.

“Aku mencintainya...” lirih Jaejoong sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. Jaejoong menghela napas lelah, ia memandang tanpa minat kerumunan orang-orang yang menggila di lantai dansa dengan musik yang bising dan memekakkan telinga.

“Lalu kenapa kau patah hati?” tanya Heechul sambil meneguk minumannya.

“Hyung, tolong jangan bicarakan itu. Hatiku semakin sakit.” Wajah Jaejoong merengut dengan mata berkaca-kaca.

Heechul memutar bola matanya dengan malas padahal Jaejoong sendiri yang pertama kali membicarakan topik itu. “Terserah kau saja.”

“Jatuh cinta sangat merepotkan,” oceh Jaejoong sambil menarik rambutnya ke belakang lalu memejamkan matanya sejenak.

“Jaejoong?”

Jaejoong membuka matanya perlahan, ada seorang pria yang sedang berdiri di depannya. Ia memicingkan matanya melihat wajah pria tersebut karena ia berdiri membelakangi cahaya.

Namun setelah ia melihat dengan jelas siapa pria itu. “Theo?” ucapnya.

“Kalian saling kenal?” kata Heechul.

“Aku beberapa kali bertemu dengannya.” Theo menjawab sambil duduk di samping Jaejoong lalu merangkulkan tangannya di bahu pria manis itu.

“Hey, long time no see, Sweety.” Ucapa Heechul membuat alis Heechul terangkat sebelah. Meski begitu Jaejoong tidak menanggapi perkataan Theo sama sekali, ia hanya sibuk bersandar dan memejamkan matanya.

“Kalau begitu bisa kau antar dia pulang? Dia sudah mulai mabuk. Kau belum sempat minum kan?” tanya Heechul pada Theo yang dibalas anggukkan kepala.

“Aku tidak mabuk, Hyung!” protes Jaejoong.

“Lebih baik cepat antarkan dia pulang.” Heechul pun beranjak dari duduknya namun sebelum ia meninggalkan keduanya, ia berbisik pada Theo. “Dia sedang sensitif.”

“Okay. C’mon, Sweety. It’s time to go home.” Theo pun menarik tubuh Jaejoong agar ia bisa memapahnya namun Jaejoong langsung menepisnya.

“Aku bisa jalan sendiri.” Theo pun hanya mengulum senyum sambil mengendikkan bahunya.

...

...

“Nah kita sudah sampai,” ucap Theo setelah mobil yang dikendarainya sampai di area parkir basement gedung apartemen Jaejoong.

Theo menoleh ke penumpang berwajah cantik di sampingnya yang tengah tertidur pulas. Pria berwajah kaukasian itu tersenyum tipis melihat tatahan sempurna itu. Tangannya terjulur merapikan poni rambut Jaejoong sebelum kemudian mengelus wajah halus Jaejoong. Tangannya semakin turun ke bibir Jaejoong yang ranum dan menggoda, membuatnya tak sadar telah mendekatkan wajahnya ke wajah Jaejoong.

Theo pun berhasil menyentuh bibir dengan bibirnya, menyesap dan mengulumnya lembut. Ini adalah bibir yang selalu ia rindukan, bibir yang selalu membuatnya kencanduan, sayangnya selama ini Jaejoong selalu menghindar untuk bertemu dengan banyak alasan.

Semenjak pertama kali bertemu, kecantikan dan tingkah Jaejoong yang jenaka telah menarik perhatiannya. Apalagi setelah mereka nyaris saja bercinta di ruang kantor restorannya. Si manis ini benar-benar menggodanya.

Jaejoong mengerjapkan matanya saat ia merasakan gerakan di bibirnya dan ia sukses membulatkan matanya sewaktu mendapati wajah Theo tepat berada di depannya, mencium bibirnya! Meski ia minum tiga botol wiski tapi kesadarannya masih utuh sehingga ia langsung mendorong bahu Theo menjauh darinya, melepaskan tautan bibir mereka.

“Don’t do that, please.” Jaejoong berkata sambil menenangkan degup jantungnya yang langsung berdetak liar dengan kepala menunduk.

“I want you, Jaejoong. I love you at the first sight. I was very frustrated that we can’t meet more often because you always avoiding me. Please, be mine.” Theo meraih tangan Jaejoong, mengelusnya dengan penuh kelembutan sebelum mengecup jemari Jaejoong satu per satu.

Jaejoong menelan salivanya, tertegun. Jika saja Theo menyatakan perasaannya lebih cepat, mungkin sekarang Jaejoong tak perlu merasakan kesakitan ini. Padahal ia lebih dulu bertemu dengannya. Tapi hatinya sudah terlanjur dicuri oleh pria Gwangju itu dan sialnya ia tidak bisa mengambilnya kembali.

“I’m sorry, I can’t. Someone already has my heart and I doubt I could give it to you. You’re a good man, Theo, I’m sure you can find someone who can love you back but that someone is not me. I’m sorry.” Jaejoong memandang sendu wajah Theo yang nampak terluka sebelum mengusap pipinya yang terasa agak kasar karena facial hair.

Jaejoong pun memberikan kecupan di pipi Theo sebelum meninggalkan pria pemilik restoran Italia tersebut. Apa ia jahat? Jaejoong baru saja membuat hati pria itu patah.

Jaejoong menghela napasnya begitu memasuki elevator. Ia mengulum senyum pahit. Dulu ia selalu menerima siapapun pria yang ingin berkencan dengannya karena saat itu Jaejoong tak pernah menganggap serius suatu hubungan.

Tunggu, apa sekarang ia sedang terkena karma?

“Aku pasti sudah gila menolak pria se-hot dia. Kim Jaejoong, kenapa kau jatuh cinta pada beruang itu? Kenapa kau tidak jatuh cinta pada Theo saja? Dia hot, mapan, masa depannya juga terjamin, aisshh aku bahkan belum sempat merasakan tubuhnya. Aku sudah gila, aku sudah gila!”

.

.

.

TBC

Maaf kalo bahasa inggrisnya jelek haha sok-sok'an yah nggak apa-apa yah namanya juga belajar.

Jangan lupa vote and komen yahhh yg panjang komennya saya suka semangat aja kalo baca komen panjang-panjang hehehe

Happy birthday untuk papa beruang ❤

Continue Reading

You'll Also Like

44.4K 4.1K 6
rated : mature yaoi/Yunjae/hurt/DLDR. aku tak bisa memintamu membuat hidupku lebih cerah meskipun kita saling berdekatan, aku tak mampu mengatakan hi...
1M 87K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
106K 10.3K 27
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
169K 13K 13
Yunho tiba-tiba saja menyudahi hubungannya dengan Jaejoong, alasannya karena namja cantik itu berubah. Namun Jaejoong tidak terima dan meyakini kalau...