Extra Chap. Time Works Wonders

4.7K 455 43
                                    

“Yunho,” panggil Jaejoong sambil bergabung dengan kekasihnya yang sedang fokus membaca buku di atas tempat tidur. Lelaki berparas manis itu lalu mendekap Yunho, membuat pria tampan itu mencampakkan bukunya dan lebih memilih memeluk kesayangannya tersebut.

“Hm, ada apa?” sahutnya lembut sembari mengelus kepala Jaejoong.

Jaejoong nampak bergumam selama beberapa jenak, terlihat berpikir sambil memainkan kancing piyama Yunho. “Aku… sudah memikirkannya matang-matang. Menurutmu jika aku… ingin mengunjungi keluargaku… apa itu ide yang buruk?” Jaejoong menengadahkan wajahnya menatap Yunho, Yunho bisa melihat keraguan di wajah cantik itu.

“Kau ingin mengunjungi keluargamu?” ucap Yunho agak tercengang dengan gagasan Jaejoong itu. Ada angin apa kekasihnya tiba-tiba ingin mengunjungi keluarga yang selama ini selalu ia benci itu?

Jaejoong menelan ludahnya agak berat. “Tidak mengunjungi, maksudku, aku hanya ingin melihat mereka. Tidak perlu bertemu, hanya melihat dari kejauhan saja sudah cukup.”

“Kau serius?” Tanya Yunho seraya mengeratkan pelukannya pada Jaejoong.

“Aku hanya akan melihatnya sebentar saja setelah itu pulang. Masih terlalu berat jika harus menemui mereka secara langsung dan bicara, aku mungkin tidak akan sanggup.” Jaejoong merasa ia masih trauma jika harus menemui mereka secara langsung lagipula ia juga tidak tahu apa yang harus mereka bicarakan jika bertemu. Bisa saja keluarganya masih belum bisa menerimanya. Jaejoong tidak mau mengambil risiko.

“Kau yakin akan baik-baik saja?” meskipun Yunho menyambut baik ide tersebut tapi tentu saja ia harus memprioritaskan Jaejoong, ia tidak ingin memaksa Jaejoong untuk melakukan idenya jika memang Jaejoong ragu. Selama ini pun Yunho tidak pernah membahas keluarga kekasihnya kecuali Jaejoong yang membicarakannya lebih dulu. Ia akan selalu mendukung apapun keputusan Jaejoong selama itu baik terutama bagi Jaejoong sendiri.

“Selama ada kau di sisiku, aku pasti akan baik-baik saja.” Senyum tipis tersemat di kedua sudut bibir Jaejoong.

“Tentu saja aku akan selalu menemanimu.” Bahkan ke ujung dunia pun Yunho akan terus menempeli Jaejoong seperti lem super. Berpisah dengan Jaejoong tidak ada dalam kamusnya. Ia sudah pernah mengalami perpisahan itu dan tak ingin mengulanginya kembali.

Yunho lalu memeluk sang kekasih dengan sangat erat. “Aku turut senang dengan keputusanmu.” Dikecupnya kening Jaejoong agak lama sebelum mengelus pipinya dan kembali memeluk tubuh yang lebih kurus darinya itu.

“Jika mereka benar-benar bertemu denganku, menurutmu bagaimana reaksi mereka? Apa mereka akan tetap membenciku? Atau justru terharu lalu memelukku? Kurasa yang terakhir itu tidak mungkin. Bisa saja mereka langsung mengusirku begitu melihatku.” Pandangan Jaejoong meredup seiring dengan hatinya yang terasa perih membayangkan kemungkinan-kemungkinan tersebut. Apa Jaejoong siap dengan itu semua?

“Siapa bilang? Kita tidak tahu nanti kenyataanya seperti apa, mungkin saja mereka sudah berubah?”

Jaejoong menghela napas. Apa ucapan Yunho itu mungkin? “Bagaimana jika kenyataannya justru lebih buruk dari ekspektasi kita? Apa mereka akan pura-pura tidak mengenalku?”

“Kalau begitu kita hanya bisa berdoa yang terbaik.”

“Bicara soal keluarga, kita juga belum berhasil membujuk keluargamu. Ayahmu pasti sangat membenciku karena telah menjerumuskanmu. Apa yang harus kita lakukan?” dua bulan lalu Yunho mengajak Jaejoong untuk mengunjungi keluarganya di Gwangju. Tak disangka di sana Yunho mendadak mengungkapkan semuanya pada keluarganya tanpa memberitahu Jaejoong lebih dulu.

Alhasil, tentu saja keluarga Yunho syok setengah mati. Ibunya pingsan dan sang ayah benar-benar murka sampai mengusir Yunho dan Jaejoong. Saat itu sungguh kacau, mereka berdua bahkan bertengkar setelahnya.

Share The WorldWhere stories live. Discover now