Allure

נכתב על ידי eidelixious

3.8K 1.8K 2.4K

❝Milu sukanya Alta, kalo Alta punya pacar, berarti pacar Alta lagi jagain jodoh Milu.❞ -Miluna Ashea- ... עוד

Tak kenal maka tak sayang
Prolog
1. Itu Alta!
3. Woy, Gembel!
4. Vespa Biru
5. Salah paham
6. Telur Setengah Matang
7. Pulang Pergi
8. LINE
9. Toserba dan Jaket
10. Pacar?
11. Kita Baikan
12. Ketika dia datang
13. Titik temu
14. Astaga!
15. Kadal Pelangi
16. Permen Kapas
17. Es krim
18. Kopi dan Coklat
19. Pergi
20. Percikan memori
21. Sour

2. Brownis manis

290 172 189
נכתב על ידי eidelixious

"After meet you, my life's gonna be tired for get your heart... "

*****

"Lo bisa masuk ekskul kesenian, Mil."

Mata Milu yang tadinya sedang fokus meng arsir gambar, menoleh ke kanan. Ada Gama yang sedang memperbaiki tripodnya yang beberapa menit lalu tidak sengaja Milu kepoin hingga terbelah menjadi dua.

"Ogah, anggotanya pada galak-galak semua." Milu sedikit jaga jarak antara Gama dan dirinya yang sedang duduk di atas lantai panggung teater yang dingin.

Gama tersenyum sinis,  mengingat jika anggota anak kesenian itu nyatanya memang pada galak. Apalagi pada divisi tari, sombong karena memiliki tingkat kepopuleran yang diatas rata-rata.

"Gue males masuk organisasi apapun, gue pensiun, Ma." Milu lanjut menggambar.

"Yaelah, terus mau sampai kapan lo bolos ke hall theater?" tanya Gama.

Milu mendengus sabar, temannya ini benar-benar belum mengerti. Alasan kenapa Milu selalu mengasingkan diri cuma untuk menghindari pelajaran Bu Jana. "Gue enggak bolos, tau! Cuman menghindar aja kok."

Gama,  teman SMP Milu waktu di kelas 9 dulu. Gama pindah ke Jakarta setelah menghabiskan satu semester di kelas 9. Dan,  begitu tau kalau Milu akan pindah ke Jakarta, Gama menyarankan pada cewek itu untuk satu sekolah dengannya lagi. Daripada tidak ada pilihan dan bingung mau sekolah dimana,  Milu memilih sekolah di SMA Jayakarta bersama Gama. Sayangnya mereka beda kelas.

"Sans, entar gue bilangin ke BK. "

"Gamaaa!"

"Tapi boong. " Gama terkekeh.

Milu mengerucutkan bibirnya sesaat, lalu menyeruput jus pokat yang tadi dibeli dikantin. Masih terdengar sedikit kekehan dari Gama,  membuat Milu jadi risih karena tidak tahan untuk menabok cowok itu.

"Eh iya,  trus gimana hubungan lo sama Alta?" tanya Gama tiba-tiba. Tangannya sudah tidak lagi memegang tripod.

Milu mengingat-ingat nama yang baru saja Gama sebutkan, "Alta? Alta nya elo?"

"Dih,  pura-pura bego. Itu loh,  Alta yang satu Apartemen sama lo, Milu."

"Gue manatau,  gak penting."

Alis Gama menaik sebelah,  mulai tertarik dengan pembicaraan dengan cewek berambut sebahu ini. Didekatkan jarak duduknya dengan Milu, kemudian berbaring dan menjadikan paha Milu sebagai bantalnya.

"IHH,  GAMA LO MESUM BANGET SIH!!" Milu mencubit pinggang Gama. Cubitannya bertubi-tubi sehingga membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Gila lo! Pinggang gue hampir hilang setengah! "

"GELI!! "

Gama kembali duduk, lalu mengambil asal jus pokat Milu dan menyeruputnya sampai habis. Milu melongo. Seringaian di wajahnya tiba-tiba muncul. Cewek itu mengambil stabilo bewarna pink dari tempat pensilnya, ia menodongkan stabilo itu pada Gama.

"Mau ngapain lo?" tanya Gama heran.

"Mau nyoba ngebuat seorang Gama Chaniago berubah jadi pink."

Sebelum hal itu benar-benar terjadi Gama cepat-cepat beranjak dari duduknya, ia pergi dan meninggalkan tripod yang rusak itu bersama Milu. Entah tripod punya siapa,  rasanya ingin Milu patahin biar menjadi empat bagian.

"Gama!! Jangan pergi lo! " bentak Milu

****

"Gama,  gue nggak berani."

Tangan Milu sedikit bergetar ketika akan mengetuk pintu unit 49 di hadapannya.  Tangan kirinya masih memegang sebuah toples berukuran sedang yang isinya kue brownis buatannya.

"eh bego, ketok aja ketokk,  orangnya ramah percaya deh,"

Jantung Milu semakin nggak berdetak dengan baik,  nafasnya memburu. Masalah Gama adalah masalah Gama. Sebenarnya Milu tidak ingin mencampuri urusan cowok itu entah dengan siapapun.  Gama memiliki kesalahan fatal yang sulit untuk dimaafkan. Pantas saja cowok yang bernama Alta itu tidak mau memaafkannya, orang Gama punya tiga kesalahan, menyebarkan virus komputer Alta, menghilangkan data dari USB Alta, dan tidak hadir saat meeting untuk Tenikal film pendek pada event perayaan sekolah lain.

Ujung-ujungnya Milu juga yang dijadikan umpan. Milu bersumpah dalam hati,  jika saja itu bukan Gama yang selama ini menyembunyikannya di hall theater untuk bolos,  dia tidak akan pernah sudi untuk menolong cowok itu.

"Tapi jangan ditutup telfonnya."

"Iya, bawel! "

Milu mulai mengetuk pintu berunit 49 itu. Perlahan ketukannya menjadi cepat karena ia tidak mau berurusan lama-lama.

"Permisii.."

Tidak lama menunggu, kemudian pintu  terbuka. Cowok yang mengenakan kaos polos bewarna putih menatap datar Milu yang tidak tahu mau bereskpresi seperti apa, wajahnya kaku seketika.

"Assalamualaikum." Milu melongo. Nafasnya tidak karuan, seharusnya dia duluan yang mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam, muehehe, Ta! Alta,  gue minta maaf broo!  Itu gue kasih brownis kesukaan lo! " celetuk Gama dari seberang telfon.

Milu mundur selangkah, "Diem dulu woy, gue  salah tingkah nih! Mana orangnya ganteng lagi! Eh–"

Tiba-tiba Alta merampas telepon genggam yang masih Milu tempelkann di telinganya.

"Eh Gama, lo ngga usah kek cewek ngasih-ngasih gue brownis segala ya, udah berapa kali lo minta maaf pake ginian?"

Milu menelan ludah, berarti ia bukan orang yang satu-satunya diminta tolong sama Gama. Dasar Gama.

"Udahlah, Ta. Allah aja maha memaafkan, masa manusia tiang kaya lo kaga."

Alta menatap Milu sekilas, cowok itu mematikan sambungan teleponnya dan memberikan benda pipih tersebut pada Milu.

"Jangan mau jadi babunya cowok tukang rusakin barang orang." Peringat Alta.

Milu mengernyit, "maksud lo Gama?"

Alta mengangguk mengiyakan, lalu berbalik dan menutup pintu. Dengan cepat Milu menahan lengannya. "Ehh, tunggu dulu.."

"Apa? " tanya Alta

Milu memberikan toples berisi brownis pada Alta, "Ini."

"Gue penghuni baru kamar 50, lo tetangga gue." Alta menerima pemberian Milu, pandangan cowok itu teralih pada pintu yang berhadapan dengan pintu kamarnya

"Oh, kamar yang angker itu."

Manik Milu mendadak membulat lebar, "HAH? "

"Canda. "

"Candaan lo nggak lucu."

Milu memejamkan matanya sambil mengelus dada, dia lega.

"Lo anak baru? "

"Iya, dan gue temennya Gama, lo harus maafin dia." unjuk Milu ke wajah Alta.

Alta tersenyum sinis, sungguh membosankan berbicara omong kosong dengan tetangga barunya ini. Tiba-tiba cowok itu berbalik masuk ke apartemen dan tidak lama setelahnya ia kembali sembari membawa sebuah tripod yang sudah menjadi dua bagian.

"Liat, ulah temen lo."

Milu meneguk ludah, dia tidak asing dengan tripod tersebut, tripod yang tidak sengaja Milu patahkan. Cewek itu semakin salah tingkah, Alta ternyata nggak ramah sama sekali.

Dia cuek.

"I-itu, punya lo?"

"Tuh tau."

"Maaf,  hehe. " Milu menyengir kuda.

"Udah sana pulang."

"Rumah gue sama lo jarak nya satu langkah doang."

"Bodo."

Brak!

Dibantingnya pintu begitu ia masuk ke dalam apartemen. Milu meringis mendengar suara keras itu.

"Seharusnya gue campurin racun di brownisnya,  biar besok ada yasinan mendadak di rumah lo!!"

****

Haii, makasih udah baca Untuk Alta bab 2
Jangan lupa vomments yahh ❤

המשך קריאה

You'll Also Like

1.7M 67.6K 30
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
834K 101K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
2.7M 133K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...