Seoul, Korea Selatan.
Tidak sengaja sebuah kelopak bunga sakura jatuh saat telapak tanganku melihat ke arah langit. Kelopak tersebut menghampiri ku di atas pangkuan telapak tangan yang sedang sendu ini.
Aku mengadah pada langit, lalu kembali teringat pada seseorang. Cuaca Seoul yang dingin dan berangin ini masih terasa tetap dingin walau berlapis-lapis jaket yang kukenakan. Ya, angin menerpa kulitku dan menusuk tulangku yang kusam ini.
Lalu pandanganku beralih pada trotar yang terletak pada arah Utara. Terlihat sepasang kekasih yang sedang berjalan di sana, sudut bibirku menaik sebelah, aku tersenyum.
Permen kapas yang sedang dipegang tangan kananku terasa manis walau besoknya akan membuat sakit gigi. Sepasang kaus kaki yang melapisi kakiku, terima kasih telah membuatnya nyaman.
Aku berjalan di trotar sambil merasakan manisnya permen kapas. Jalanan Myeongdong yang penuh dengan makanan ini sama sekali tidak membuatku lapar walau aromanya begitu menggodaku.
Aku hanya ingin makan permen kapas sambil berjalan di trotoar dengan sepasang kaus kaki abu-abu kesukaanku.
Kemudian, jalanku mendadak tersentak. Aku melihat seseorang yang tak asing di sebrang sana, sedang memegang sebuah benda yang selalu ia bawa dulu. Katanya itu benda kesayangannya.
Perasaan ini campur aduk, antara senang, sedih, dan permen kapas.
Dia sama sekali tak melihatku, atau mungkin dia melupakanku.
Karena sebuah perasaan kecil yang tumbuh menjadi perasaan yang kaos, kacau balau.
Ketika rasa suka tumbuh menjadi cinta, dan cinta adalah awal dari bencana hati.
Saat itu juga aku, merasakan sakitnya cinta untuk yang kedua kali.
Dia, seseorang yang kukira adalah sebuah takdir ternyata sebuah akhir.
The feeling that once died, seemed to rise again..
"Bundaaa, Mila mau pergi main sama papa."
••••
Yhaaa, selamat datang di prolog Alta^^ semoga kedepannya lancar dan bisa namatin cerita ini, heheww
Semoga juga betah di cerita ini ( ͡° ͜ʖ ͡°) soalnya kan ada akuu yekan:v ❤