THE SECRET OF CUPU [END]

By Black_Kutilang

3.9M 195K 9.8K

KALO GAK SUKA, GAK USAH BACA! PERGI! GAK USAH MENGHINA! GW GAK BUTUH BACOTAN LU! -------------------- 'Kamu... More

Cast
1. CLARA PUTRI
2. HUKUMAN DAN BULLY
4. SAMBAL
5. ADRIAN'S
6. ADRIAN'S {2}
7. ANAK BARU
8. SERIUS?
9. SIRBA
10. MEETING
11. TAK ASING
12. TIDAK TERIMA PENOLAKAN
13. KETAKUTAN
14. I HATE YOU
15. TIDAK SEMUDAH ITU
16. BERUBAH LAGI?
17. MUNGKIN
18. TRAUMA
19. HENTIKAN WAKTU
20. MAAF
21. KENAPA?!
22. KECEWA
23. EGOIS
24. I'M FINE
25. I KNOW THAT
26. PERTUNANGAN
28. MASALALU
29. AJAKAN VANI
30. GOSIP
31. FEEL SPECIAL
32. DEKAT
33. SAKIT
34. BERSATUNYA KELUARGA
35. PERGI
37. NICO & GEA
39. CLARA GAME
40. KABUR
41. AKSA PERGI
42. LO DAN GUE?
43. PRECIOUS
44. PERGI DAN KEMBALI
45. I SHOW YOU
46. TEMAN
47. TERGANGGU
48. PERANG DINGIN
49. TIBA-TIBA
51. MENCARI TAHU
52. PEPET TERUS
53. PEMBUNUH HANDAL
54. RENCANA KEMAH
55. MAU YA?
56. KEMAH
Extra Part I
Extra Part II
EXTRA PART III
EXTRA PART IV
ATTENTION PLEASE!
Info PO Wajib Baca!

3. HUKUMAN DAN BULLY {2}

83.6K 5.2K 656
By Black_Kutilang

JANGAN ADA SPOILER DI ANTARA KITA!!!
WALAUPUN KALIAN UDAH BACA, KALAU KALIAN SPOILER LAGI, AKU GETOK YA PALANYA! LAGIPULA ALURNYA BANYAK YANG AKU RUBAH! INTINYA JANGAN ADA SPOILER! KALAU MASIH ADA YANG SPOILER AKU GAK AKAN SEGAN-SEGAN BUAT SANTET ONLINE KALIAN:V

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote, komentar, follow, dan rekom!

Follow akun Instagram aku
@try30liyn
Biasanya, kalau aku lagi gabut, aku suka banget edit-edit video tentang cast, dan hasilnya aku upload disana. Mungkin juga aku akan kasih info terbaru tentang update

Mau masuk Group WhatsApp {'TRY30LIYN READER'S'}? Link ada di bio aku, masuk tanpa syarat kok. Masih menerima member baru:')

Happy Reading and Enjoy...

----------

Putri berjalan menyusuri koridor arah menuju ke perpustakaan. Ia berjalan gontai sambil memegangi punggungnya yang terasa sakit akibat terjatuh saat di tarik paksa oleh Aileen tadi.

Aileen sungguh kejam, memang. Walaupun Bella pun kejam tapi Aileen lah the queen of bullying di sekolahnya. Wajar saja, karena Aileen adalah anak dari pemilik Sekolah SMA ANTARTIKA. Jadi siapa pun yang melawannya dan berani berurusan dengannya pasti akibatnya adalah ancaman 'panggilan orang tua'.

Putri sampai di depan perpustakaan dan segera memasuki ruangan tersebut, ia ingin hukumannya cepat selesai.

Putri berjalan menuju rak buku pertama untuk di bersihkan, Putri mengeluarkan buku-buku yang berantakan dan meletakkannya di atas meja dekat rak yang berada di belakangnya. Setelah itu Putri membersihkan debu-debu yang menempel pada rak tersebut.

Setelah di rasa sudah bersih Putri pun beralih pada buku-buku yang ada di meja tempat ia meletakkan buku-buku tadi.

Putri membersihkan buku-buku tersebut dengan detail, bersih tanpa ada debu sedikitpun. Karena pada dasarnya Putri adalah pecinta kebersihan.

Setelah selesai membersihkan buku-buku itu Putri pun kembali menata buku-buku tersebut pada rak buku yang dan mengelompokkannya sesuai genre masing-masing.

Sekitar dua puluh lima menit akhirnya Putri telah selesai dengan tugasnya membersihkan Perpustakaan.

Putri memilih pergi meninggalkan Perpustakaan dan menuju kantin untuk membeli minuman karena tenggorokannya terasa sangat keluh.

Koridor sangat sepi. Ya karena memang sekarang masih jam pelajaran jadi mana mungkin ada siswa berkeliaran di luar kelas. Bisa habis oleh guru BK.

Putri memasuki area kantin dan menuju stand penjual minuman dingin. Putri mengambil satu botol air mineral dingin dan membayarnya.

Selesai membayar Putri pun membuka segel botolnya dan meminumnya. Tapi belum sampai habis air itu terteguk, sudah terdengar suara membahana yang sangat di takuti oleh para siswa. GURU BK.

Putri menelan ludah karena takut.

"HEH! KAMU ITU YANG DI KANTIN SIAPA NAMANYA?! KAMU LUPA SAMA TATA TERTIB SEKOLAH INI?! IKUT SAYA KE RUANG BK. SEKARANG!!!" Teriak Bu Mona selaku Guru BK. Putri mengangguk takut.

"Ba-baik Bu."

***

Putri kini sedang berada di Ruang BK. Berada di hadapan Bu Mona yang menatapnya intens dan sangat tajam walaupun tidak dapat mengalahkan tajamnya silet, ataupun omongan tetangga.

Putri hanya menunduk takut sambil memainkan ujung rok miliknya. Sesekali membenarkan letak kacamatanya yang kadang meleset dari tempat semula.

"Siapa nama kamu?" Tanya Bu Mona memulai interogasi.

"Putri, Bu," jawab Putri.

"NAMA LENGKAPNYA?!" Gertak Bu Mona.

"Clara Putri."

"Kamu kelas berapa?."

"11 IPA 3, Bu."

"Kamu bukannya anak Beasiswa itu?"

"Iya, Bu."

"Anak Beasiswa kok belagu? Harusnya kamu tuh mikir! Saya perhatikan kamu selalu mendapatkan hukuman dari para Guru, pasti kamu selalu buat ulah kan?! Apalagi penampilan kaya gini? Cupu banget tahu gak?! Kamu mau terlihat beda dari yang lain? Apaan?! Ngaca dong! Disini anak-anak murid kelas atas, murid disini anak orang kaya semua! Lah kamu? Anak Beasiswa bukannya mikir tapi malah buat ulah," cibir Bu Mona panjang lebar.

"Ma-maaf Bu."

"Maaf, maaf. Ini terakhir kali saya lihat kamu di kantin saat jam pelajaran! Awas saja kalau kamu buat ulah lagi!" Ancam Bu Mona.

"Iya Bu."

"Sekarang bersihkan taman belakang Sekolah yang paling belakang! Tukang kebun Sekolah sedang cuti. Kamu cabutin tuh rumput-rumput yang panjangnya kaya apaan tahu, sekarang!" Perintah Bu Mona.

"Iya Bu."

***

Putri harus kembali menjalani hukuman ketiga dalam hari ini. Padahal jam istirahat pertama saja belum. Tapi ia sudah mendapatkan tiga hukuman.

Putri menghela nafas berat, ingin rasanya menyerah tapi ia masih ingat dengan tujuannya utamanya.

Putri berdiri di gerbang taman belakang sekolah yang berada paling ujung dan banyak rumor beredar bahwa taman itu memiliki penunggu yang berwujud ghaib. Tapi Putri tak mempercayai itu.

Putri menganga saat melihat rumput-rumput yang panjangnya bahkan hampir melewati batas pagar. Sementara Putri tak membawa alat apapun untuk memotongnya.

Putri berpikir cukup lama. Ia bingung ingin membersihkan rumput-rumput ini menggunakan alat apa? Tak mungkin jika ia mencabutnya satu-persatu, bisa sampe pagi baru kelar.

Putri mencari akal. Sampai akhirnya menemukan golok yang berada di samping pagar. Putri mengambilnya dan melaksanakan perintah sebelum terkena masalah selanjutnya.

Banyak rintangan yang harus Putri lalui saat menebas rumput-rumput panjang itu.

Keringatnya sedari tadi sudah mengucur di keningnya. Baju seragamnya pun sudah basah akibat keringat, di tambah lagi ia harus memotong rumput-rumput liar ini yang pasti banyak serangga yang menempel dan berterbangan kemana-mana.

Tapi Putri tak pantang menyerah. Walaupun sudah banyak beberapa binatang yang menempel pada dirinya. Putri tetap menjalankan perintah.

"Pengen rasanya nyerah. Tapi gue gak bisa," gumam Putri.

"Gue gak mau usaha gue selama ini sia-sia. Tapi gak masalah demi tujuan utama gue. Gue bakal lakuin apapun itu asalkan tujuan gue tercapai," gumam Putri lagi menyemangati dirinya sendiri.

Putri telah menyelesaikan hukumannya yang ketiga setelah satu jam lebih.

Bagaimana tidak?

Rumput-rumput panjang seperti itu dan alat potongnya hanya golok saja siapa yang mampu menyelesaikannya dalam waktu tiga puluh menit?.

Putri bergegas menuju tempat loker. Ia ingin segera mengganti bajunya karena baju yang di kenakannya sudah sangat tidak nyaman.

Banyak peluh yang menempel dimana-mana. Jika bisa Putri ingin sekali mandi. Tapi ini di sekolah. Bisa-bisa ia kena hukum lagi seperti tadi.

Setelah sampai pada tempat loker, Putri pun membuka lokernya dan mencari baju seragamnya. Setelah menemukannya ia pun bergegas menuju toilet untuk mengganti seragamnya.

***

Ketika Putri telah selesai mengganti seragamnya dan saat itulah jam istirahat dimulai. Putri berjalan cepat menuju tempat loker untuk menaruh seragamnya yang kotor.

Setelah selesai dengan urusan lokernya, Putri pun berjalan menuju kelas karena perutnya yang sudah berbunyi dan tak henti berdering minta di isi.

Putri berjalan menuju kelasnya. Tapi saat di tengah jalan ia di hadang oleh Aileen dan teman-temannya.

"HEH CUPU, SINI LO!" Teriak Aileen. Yang sudah pasti membuat siswa lain berkumpul menonton.

"Iya Kak."

Putri mendekati Aileen yang sedang menunggunya dengan wajah tak sabar.

"Ada apa Kak?" Tanya Putri.

"Beliin gue dan teman-teman gue bakso di kantin, dan anterin ke kelas gue!" Perintah Aileen.

"Tapi kak, aku juga lapar. Aku mau makan," ucap Putri berniat menolak.

"Lo gak mau nurut sama gue?!"

Aileen kehilangan kesabaran sambil menjambak rambut belakang Putri dan menariknya ke bawah. Membuat Putri meringis sakit.

"A-am-pun Kak. Lep-asin sak-it," rintih Putri.

"MAKANYA JANGAN NGELAWAN! BISA GAK SIH SEKALI AJA LO NURUT SAMA GUE?!" Teriak Aileen.

"I-iya kak. Lep-asin," pinta Putri dengan nada memohon.

Aileen pun melepaskan tangannya dari rambut kepang Putri, "sekarang beliin gue dan temen-temen gue bakso di kantin! Minumannya juga jangan lupa! Jus alpukat satu, jus buah naga satu, sama jus stawberi satu."

"U-uangnya Kak?" Tanya Putri takut-takut.

"Ya pake duit lo,lah!" Geram Aileen.

"Tapi itu makanan mahal semua."

PLAK!

Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi kiri Putri. Tamparan itu berasal dari tangan Aileen yang sepertinya sudah kehilangan kesabarannya.

"Lo mau hitung-hitungan sama gue?! Udah sana cepetan beliin, kita laper," sinis Aileen murka.

"Iya, Kak."

***

Putri menuju stand bakso yang berada di kantin. Putri memesan tiga mangkuk bakso sesuai permintaan Aileen.

"Dek, kamu gak papa kan?" Tanya Ibu kantin prihatin.

"Maksud Ibu?"

"Sudah hampir dua tahun kamu di bully sama mereka, saya kasihan, pengen bantu nolongin kamu tapi saya gak bisa berbuat apapun, sebagai orang tua, saya bener-bener gak tega lihat kamu selalu tertindas seperti itu,"

Putri tersenyum, setidaknya di Sekolah ini masih ada orang yang memperhatikannya, walaupun hanya seorang Ibu Kantin.

"Gak papa, Bu. Saya baik-baik aja, terima kasih sudah menghawatirkan saya."

Ibu Kantin tersenyum tipis pada Putri, tidak menyangka bahwa gadis di hadapannya ini masih setegar dan sekuat ini.

"Bukan cuma saya yang khawatir saya kamu, tapi semua penjual di kantin ini pun merasakan hal yang sama. Setiap hari mereka selalu membicarakan kamu, ingin membantu tapi tidak bisa berbuat apa-apa, kami hanya pedagang yang menumpang berdagang," ucap Bu Kantin.

"Gak papa Bu, saya sudah biasa. Sekali lagi terima kasih,"

Ibu Kantin itupun tersenyum, ketika melihat Putri tersenyum.

Setelah beberapa menit menunggu bakso pun siap di hantar.

"Berapa, Bu?" Tanya Putri.

"Empat puluh lima ribu, Dek," jawab Ibu kantin.

Putri pun mengangguk dan mengeluarkan selembar uang seratus ribuan dari saku roknya.

"Ini Bu, kembaliannya ambil aja," ucap Putri sambil menyodorkan uang tersebut.

"Wah, Dek. Ini lebihnya banyak banget. Tapi seriusan nih?!"

"Iya Bu. Bisa tolong bantu saya bawain mangkuk bakso ini ke kelas Kak Aileen, Bu? Saya kesusahan bawanya."

"Iya bisa Dek."

"Terima kasih, Bu. Bilangin saya mau beli jusnya dulu."

"Sip sip oke oke yes yes, Dek."

Setelah Ibu Kantin itu pergi menghantarkan pesanan Aileen dan teman-temannya, Putri pun segera menuju stand penjual jus.

"Bu jus Alpukat satu, jus Buah Naga satu, sama jus Stroberi satu ya," pesan Putri.

"Siap, Dek."

Setelah delapan menit menunggu pesanan pun selesai.

"Berapa Bu?" Tanya Putri sambil meraih nampan yang di sodorkan Ibu Kantin.

"Satunya lima belas ribu. Jadi semuanya empat puluh lima ribu, Dek."

"Oh. Ini uangnya Bu," ucap Putri menyodorkan uang seratus ribuan.

"Kembaliannya lima puluh lima ribu ya dek. Tunggu sebentar!"

"Eh gak usah Bu. Kembaliannya ambil aja! Saya permisi."

Putri pun meninggalkan stand tersebut dan berjalan menuju kelas Aileen sebelum kena amuk lagi.

Putri berjalan dengan hati-hati supaya nampan yang ia pegang tak jatuh. Banyak pasang mata yang menatapnya mengejek.

"Kasihan banget. Pasti disuruh sama Aileen. Ahahaha tapi gue seneng."

"Pantes banget buat di jadiin babu di rumah gue."

"Pasti kerjaannya Aileen. Tapi bodo amat sih gue happy aja."

"Biang masalah lewat anjir."

"Kuman!"

"Rasain lo! Suruh siapa berurusan sama Aileen. Anak pemilik sekolah lo lawan!"

Putri sudah kebal dengan omongan seperti itu. Biarlah mereka mau berbicara apa. Toh, yang jalanin hidup kan Putri, bukan mereka.

Putri sampai di depan kelas Aileen dan melihat Aileen sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Putri melihat tiga mangkuk bakso yang ia pesan tadi masih tergeletak utuh di atas meja. Putri berjalan mendekati Aileen.

"Ini minumnya Kak," ucap Putri.

"LAMA BANGET SIH!" Bentak Meysa.

"Maaf."

"MAAF, MAAF! GAK TAHU APA ORANG KELAPARAN!"

"Nggak Kak, soalnya aku gak pernah kelaparan."

Geram dengan jawaban Putri. Aileen mengambil jus alpukat dan menumpahkannya ke atas kepala Putri. Di susul oleh Meysa yang mengambil jus buah naga dan menyiramnya juga ke kepala Putri. Begitupun dengan Davina yang mengikuti ulah kedua temannya.

Putri menegang seketika. Jus yang manis dan lengket itu menempel di seluruh rambutnya. Bagaimana ia bisa pulang nanti? Seragam cadangan pun tak ada.

"Hahahahaha. Sumpah bahagia banget gue!" Ucap Aileen bangga.

"Mampus lo!"

"Iyuwh jauh-jauh deh sana!"

Setelah itu Aileen kembali mengambil mangkuk bakso yang terletak di atas meja. Lalu, tanpa pikir panjang Aileen pun kembali menumpahkan bakso dengan kuah yang mulai menghangat itu ke atas kepala Putri.

Putri memekik seketika saat merasakan rasa panas menjalar di seluruh kepalanya. Aileen, Davina, dan Meysa kembali menyeringai penuh kemenangan.

Untung saja kuah ini sudah tidak terlalu panas, mungkin karena sudah terlalu lama di diamkan. Tapi tetap saja Putri dapat merasakan panas di kepalanya.

"Awas aja kalau sekali lagi lo macam-macam sama gue! Bakal gue lakuin lebih dari ini!" Ancam Aileen.

"Guys cabut!" Perintah Aileen kepada Davina dan Meysa.

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan kelas dan Putri yang masih merasakan panas di kepalanya membelah kerumunan warga sekolah yang menyaksikan sejak tadi.

Dimana ada Putri dan Aileen. Di situlah gerombolan murid berdatangan. Dimana Putri di bully, disitulah warga sekolah semakin benci.

"Dek, ayo. Kakak bantu bersihin tubuh kamu."

Putri menoleh menatap orang itu. Siapa? Sepertinya teman sekelas Aileen.

"Kakak siapa?"

"Nama Kakak Alexa, jangan takut. Kakak gak benci kamu, Kakak akan perhatiin kamu dari jauh dan jika ada kesempatan, Kakak akan menolong."

Putri terperangah ketika Kakak Kelasnya ini tersenyum padanya, sangat manis dan tulus.

"Kakak gak bercanda kan?"

"Kakak serius, selama ini Kakak selalu perhatiin kamu, tapi Kakak gak bisa berbuat apapun, Kakak gak punya cukup keberanian untuk nantang Aileen, anggap aja Kakak pengecut, karena itu memang faktanya. Kali ini aja, biarin Kakak bantu kamu. Kakak tahu rasanya jadi kamu, Kakak juga dulu pernah jadi korban bully Aileen pas SMP."

Lagi, Alexa tersenyum pada Putri. Putri hampir saja menangis, tapi ia segera menghapus air matanya itu.

"Terima kasih, Kak..."

"Terima kasihnya nanti, sekarang ayo Kakak bantu kamu bersihin tubuh kamu."

Putri mengangguk dan berjalan beriringan bersama Alexa, tidak peduli pada beberapa mata yang menatap mereka dengan penuh kekesalan.

{Bersambung...}

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Vote, komentar, follow, dan rekom!

Thank you and love you guys...

Selesai revisi tahap 1:
Selasa, 12-Mei-2020.
Tangerang, Banten.

Selesai revisi tahap 2 :
Minggu, 06-September-2020.
Tangerang, Banten.

Tekan tanda bintang di pojok kiri untuk melanjutkan membaca;)

Continue Reading

You'll Also Like

137K 2.7K 62
bad girl dan bad boy yang kerjaan nya clubbing,ngerokok,mabok,bolos dll. "clubbing kuy!" "punya temen gak ada yang waras sama sekali!" "untung sahaba...
537K 41.7K 52
Ini semua perubahan hidup seorang si keras kepala Laut Altazero Vensca, saat dirinya pindah ke sekolah baru dan menjadikan klinik kesehatan sekolah y...
248K 35.4K 61
[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Davi...
3.3M 283K 76
PART MASIH LENGKAP! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 🚫BELUM DIREVISI! 🚫TYPO BERTEBARAN NOTE: Cerita ini aku buat saat belum mengerti EYD. Jadi mohon d...