Synesthesia

By cupacups_

78.4K 12.5K 3.1K

family : where life begins and love never ends More

Synesthesia
Srestha
Dhatu
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Jendra

4.3K 489 143
By cupacups_

Halo kakak-kakak semua.

Kenalin, nama aku Jinendra Nitisara Anargya.

Aku dipanggilnya Jendra. Tapi Papa, Mama sama kakak-kakak ku manggil aku Ujin.

Karena dulu waktu aku kecil susah menyebut namaku Jinendra, jadi aku bilang diriku sendiri Ujin jadi kebiasaan dipanggil begitu juga sama keluargaku yang lain.

Tapi kalau di sekolah aku dipanggil Jendra kok.
Aku anak ketiga dari papa Kai dan mama Krystal.

Aku punya satu kakak yang sudah besar tapi kelakuannya masih seperti anak kecil seusiaku, namanya kakak Ta.

Aku juga punya satu kakak lagi, perempuan. Namanya kak Dhatu.

Aku baru saja naik ke kelas empat SD, tapi Papa, Mama, Kakak Ta, Kak Dhatu selalu menganggapku anak kecil.

Padahal kan aku sudah sedikit besar.

Aku sudah bisa menghitung perkalian dan pembagian empat angka dengan lancar. Aku sudah bisa loh. Itu namanya sudah sedikit besar kan?

Tapi masih lebih besar kakak Ta sama kak Dhatu sih.

Kak Dhatu udah SMP dan kakak Ta udah SMA. Aku juga pengen cepet besar biar seperti mereka.

Aku liat dulu waktu kakak Ta SMP itu keren, temennya banyak nggak cuma satu kelas aja. Kakak Ta cerita ada tujuh kelas.

Banyak banget, aku aja cuma dua kelas dan itu aku nggak kenal semua.

Terus temen-temennya juga seru banget, aku tau soalnya kadang temen-temen kakak Ta main ke rumah. Pokoknya sepertinya keren deh jadi anak SMP.

Tapi sekarang kakak Ta malah sudah SMA. Dan menurutku jauh lebih keren.

Kakak Ta udah nggak mau lagi dianter sama papa dan berangkat bareng sama aku sama kak Dhatu. Padahal kan enak dianterin.

Sekarang Kakak Ta lebih suka berangkat bersama temannya, kak Adit. Karena kak Adit sudah membawa motor.

Dan kakak Ta bilang dia udah nggak sabar buat umur tujuh belas taun. Emangnya umur tujuh belas kenapa?

Kata kakak Ta dia pengen cepet dewasa. Padahal jadi orang dewasa itu menurut aku nggak enak.

Orang dewasa itu seperti Mama sama Papa. Orang-orang yang udah bekerja.

Di rumah aku sering melihat Papa dan Mama pusing di depan laptopnya. Waktu aku tanya katanya Papa sama Mama sedang pusing memikirkan pekerjaan. Aku jadi bingung pekerjaan itu sepusing apa.

Tapi mungkin emang bikin pusing sih, soalnya aku juga punya pekerjaan rumah dan itu bikin pusing banget.

Jadi yang namanya pekerjaan itu pasti bikin pusing ya?

Menurutku dibanding menjadi orang dewasa, kayaknya lebih enak jadi anak-anak sepertiku. Aku cuma sekolah, bermain dan tidak terlalu pusing.

Oh iya, hobiku itu menyanyi. Suaraku lumayan bagus lho.

Dari kecil aku suka banget nyanyi. Nanti kata Mama aku mau diikutkan audisi menyanyi.

Doain Ujin ya kakak-kakak.

Selain nyanyi aku juga suka bermain sepak bola. Aku jago main bola, sama kakak Ta aja jagoan aku.

Tapi dia selalu bilang kalau lagi main bola dia itu ngalah sama aku karena aku adiknya. Padahal aku tau kalau itu hanya alasan kakak Ta aja.

Aku mau bercerita sedikit soal keluargaku. Seperti tugasku di sekolah, bu guru pernah menyuruhku untuk bercerita tentang keluarga.

Jadi aku sudah bisa kalau disuruh menceritakan tentang anggota keluargaku.

*

Ini Papa aku.

Namanya Papa Kai.

Papa aku keren ya?

Ganteng.

Papa aku itu kerjanya di kampus. Nama pekerjaannya Dosen. Papa ku itu seperti guru yang mengajarku di sekolah. Tapi yang jadi murid Papaku itu bukan anak kecil kayak aku.

Muridnya papa ku namanya mahasiswa, orangnya sudah besar-besar dan kelasnya lebih tinggi dari kelasnya kakak Ta.

Aku belum paham apa itu mahasiswa. Pokoknya yang aku tau itu orang-orang yang kelasnya lebih tinggi dari kakak Ta. Kakak Ta bilang nanti kalau dia lulus juga jadi mahasiswa.

Dan sepertinya jadi mahasiswa itu enak karena yang diajar Papa itu orangnya pakai baju bebas. Tidak pakai seragam sepertiku.

Aku tau karena aku pernah diajak ke kampus Papa dan melihat kakak-kakak yang sudah besar menjadi murid Papa ku.

Terus mereka berangkatnya enggak pagi kayak aku berangkat sekolah. Kadang-kadang siang dan ada juga yang jam sepuluh sudah pulang. Asyik sekali keliatannya. Bisa berangkat dan pulang terserah kita.

Kakak-kakak mahasiswa juga nggak bawa tas besar sepertiku. Mereka nggak bawa buku ya?

Terus belajarnya gimana?

Tas ku aja selalu penuh buku, tapi kakak-kakak mahasiswa ke kampus itu cuma bawa tas yang kecil. Ada sih yang bawa tas besar, tapi nggak banyak.

Sepertinya enak jadi mahasiswa.

Aku juga mau jadi murid Papa kalau aku sudah besar nanti. Karena Papa pinter, pasti Papa bisa ngajarin aku banyak hal.

Selain pinter, Papa Kai itu orangnya sedikit tegas.

Apalagi sama kakak Ta. Karena kakak Ta itu kebo, kalau tidur tidak ingat jam. Papa suka pusing sendiri kalau menghadapi kakak Ta.

Papa juga sibuk bekerja, tapi walaupun sibuk Papa suka nemenin aku naik sepeda sore-sore. Dulu biasanya sama Kakak Ta juga. Tapi sekarang kakak Ta itu sibuk bermain sama teman-temannya. Jadi cuma aku sama Papa aja yang sepedaan keliling komplek. Kadang-kadang sama kak Dhatu juga tapi dia jarang sih.

Kalau hari Sabtu atau Minggu juga Papa suka lari pagi dan aku suka ikut Papa. Nanti sehabis lari biasanya Papa ngajak aku makan bubur ayam.

Aku suka kalau Papa di rumah karena aku bisa melakukan banyak kegiatan bersama Papa. Aku suka bantuin Papa cuci mobil, bersihin taman atau menyirami tanaman.

Karena Papa sibuk, jadi aku suka kangen main sama Papa.

*

Ini Mamanya Ujin, namanya Mama Krystal.

Mama itu suka bawain aku bekal makanan yang enak-enak ke sekolah karena Mama suka masak. Karena aku membawa bekal, teman-temanku suka minta bekalku katanya masakan mamaku enak sekali.

Kadang aku cuma makan sedikit karena banyak yang meminta bekalku. Tapi aku senang sih berbagi masakan Mama sama teman-temanku.

Kadang kalau temenku bawa bekal juga, kita bertukar bekal makanan, jadi aku senang-senang saja karena bisa mencoba makanan temanku juga.

Mama itu pinter. Bu guru yang bilang begitu padaku.

Bu guru bilang seperti itu karena aku, kakak Ta sama kak Dhatu itu satu sekolah jadi bu guru juga tau kakak-kakakku. Dan katanya kami bertiga itu pintar-pintar.

Karena aku dan kakakku pintar, bu guru bilang pasti Mama kita juga pintar.

Itu bener banget. Mama itu emang pintar. Seperti Papa. Jadi Papa dan Mama aku itu semuanya pintar.

Dulu waktu di kelas satu aku itu termasuk siswa yang udah bisa membaca lancar tanpa dieja. Bu guru terus tanya sama aku yang ngajarin siapa, bu guru TK atau Mama. Aku jawab aja Mama. Karena aku juga udah bisa baca waktu aku TK walaupun belum lancar.

Dan yang ngajarin aku itu Mama. Hebat ya Mamaku?

Selain pintar Mama juga bisa melakukan semua hal, Mama selalu bisa mengatasi semua masalah di rumah.

Pernah pagi-pagi kakak Ta itu ribut karena dia lupa harus membuat prakarya dari barang bekas. Kakak Ta udah nggak mau berangkat sekolah soalnya takut dihukum karena nggak mengerjakan tugas.

Tapi Mama langsung ke dapur dan ngambil botol air mineral bekas, botolnya dipotong-potong terus ditempeli kain-kain perca punya Mama dan jadi tempat pensil. Akhirnya Kakak Ta nggak jadi bolos dan bawa tugasnya ke sekolah.

Aku juga pernah waktu kelas dua SD, aku disuruh membuat gambar kolase pakai biji-bijian. Aku ketiduran waktu lagi nempelin biji-bijian ke gambarku karena banyak banget yang harus di tempel.

Terus waktu pagi-pagi aku bangun, ternyata tugasku udah selesai. Dan ternyata Mama yang menyelesaikannya.

Buat aku Mama itu juara banget.

*

Kakak Ta.

Dia itu kakakku yang pertama.

Umurnya udah enam belas tahun. Sama aku selisihnya enam tahun lebih.

Tapi menurutku dia itu kelakuannya lebih kecil dibandingkan aku.

Dia kan sudah SMA, tapi masih suka minta jelly milikku. Kalau anak SMA kan udah nggak boleh makan jelly lagi, ini untuk anak kecil sepertiku.

Dia juga suka mencubiti pipiku. Karena memang pipiku gembul. Aku suka kesal karena setiap aku lagi diam tiba-tiba kakak Ta mencubiti Pipiku gemas.

Aku kadang sebal sama dia, sudah besar tapi tidak bisa bersikap dewasa.

Dia juga bilang kalau cita-citanya itu jadi spiderman sama iron man. Aneh banget deh?

Emang bisa jadi spiderman apa iron man?

Tapi aku sebelnya sama kakak Ta itu kadang-kadang aja sih. Lebih banyak senangnya punya kakak seperti kakak Ta.

Karena aku sama Kakak Ta itu dekat sekali, dari kecil aku selalu ngikutin kakak Ta. Soalnya aku suka mau ikut dia main. Temen kakak Ta kan banyak, dan aku juga ingin ikut bermain.

Makanya aku suka ngikutin kakak Ta ke mana-mana.

Aku juga suka ngajak kakak Ta sepedaan. Dulu dia selalu ngeboncengin aku waktu aku belum bisa naik sepeda sendiri. Terus dia juga bantuin aku belajar naik sepeda. Dia pegangin sepedaku biar aku nggak jatuh, sampai akhirnya aku bisa naik sepeda sendiri.

Tapi waktu kakak Ta udah besar dia makin sibuk sama teman-temannya. Sekolahnya saja pulangnya sampe sore. Jadi dia jarang sepedaan sama aku lagi. Dia juga udah jarang bermain sama aku.

Kadang aku kangen pengen main sama kakak Ta.

*

Kak Dhatu.

Dia kakakku yang kedua.

Dia baik sih, kadang-kadang aja tapi baiknya. Lebih banyak cerewetnya. Kadang juga nyebelin karena selalu menganggapku anak kecil.

Kak Dhatu itu sekarang jadi anak SMP. Udah berbeda sekolah sama aku.

Dulu kita SD-nya satu sekolah terus kak Dhatu udah lulus dan udah masuk SMP jadi kita berbeda sekolah. Aku awalnya sedih karena udah nggak satu sekolah lagi, tapi lama-lama aku senang juga karena aku jadi bisa berlatih mandiri.

Tapi ternyata susah ya mandiri itu, aku udah terbiasa dianter kak Dhatu sampe ke kelas pas dia nggak nganterin aku lagi rasanya kayak ada yang kurang gitu.

Kak Dhatu itu cantik.

Banyak kakak-kakak kelasku ataupun kakak kelasnya kak Dhatu yang suka sama Kak Dhatu. Aku suka dikasih cokelat sama kakak-kakak kelas yang cowok. Mereka nyuruh aku ngasih cokelat ke kak Dhatu, dan aku juga dikasih cokelat sebagai imbalannya.

Aku sih senang aja karena dapet cokelat.

Tapi waktu aku kasihkan ke kak Dhatu, kak Dhatunya nggak mau ya udah akhirnya cokelatnya buat aku lagi, jadi aku punya dua.

Tapi kalau kakak Ta tau pasti dimibta juga sama dia.

Kakak Ta bilang ke aku suruh bilang ke yang suka sama kak Dhatu, kalau mau ngasih cokelat harusnya tiga. Buat pajak ke kakak Ta juga.

Aku suka nggak mengerti sama ucapan kakak Ta sekarang. Pajak apaan sih?

Kak Dhatu juga sama seperti kakak Ta, suka mencubiti pipiku. Aku sebel sama mereka berdua karena kompak sekali mencubit pipiku.

Kak Dhatu sekarang lagi suka bantuin Mama masak. Dia suka bikin kue, tapi rasanya biasa aja. Belum berhasil menurutku, makanya dia latihan terus.

Semangat ya kak Dhatu, nanti Ujin cobain kuenya lagi.

***

Kata mereka tentang Jinendra Nitisara Anargya.

Papa Kai :

Jendra, putra ketiga saya dan Krystal.

Dulu awalnya saya sama Krystal hanya berencana mau punya dua anak saja. Tapi ternyata Tuhan memberi kami kepercayaan satu anak lagi.

Dan lahirlah Jinendra Nitisara Anargya.

Jinendra artinya kemenangan indra. Saya memberikan nama tersebut harapannya agar Jendra menjadi manusia yang mampu menaklukan nafsu batin dengan semua panca indera yang dia punya dan juga memiliki pengetahuan yang tak terbatas.

Sedangkan Nitisara artinya bijaksana.

Harapan saya semoga semua doa dan harapan yang saya dan Krystal berikan lewat nama anak-anak saya bisa menjadikan mereka manusia yang baik sesuai dengan harapan kami.

Jendra itu anak bungsu, yang masih suka manja sama saya. Tapi dia selalu berusaha ingin mandiri, tapi karena saya merasa dia itu paling kecil jadi saya suka nggak tega dan tetap memanjakan dia.

Jendra suka sekali bersepeda sama saya. Dia bilang saya sibuk sekali jadi ketika ada waktu luang dia suka meminta saya untuk menemaninya bersepeda seperti saat dia masih kecil dulu.

Karena kakaknya juga udah semakin banyak kegiatan jadi nggak bisa nemenin Jendra terus.

Dia juga perhatian sama saya, kalau saya sedang mengerjakan sesuatu di laptop biasanya dia mendekati saya kemudian bertanya saya sedang apa dan menyuruh saya untuk semangat.

Ucapan sederhana dari seorang anak kecil tapi membuat saya sangat bahagia.

Jendra itu suka menyanyi. Dia pernah menjadi juara lomba menyanyi pada waktu TK dulu. Dan ternyata memang suaranya bagus jadi Krystal mau mendaftarkan Jendra pada audisi acara menyanyi.

Hanya untuk pengalaman saja, dan menyalurkan hobi. Buat saya yang penting untuk mereka adalah pendidikan terlebih dahulu.

Boleh melakukan hobi mereka asal tidak mengganggu pendidikan.

Dari ketiga anak saya, hanya Jendra yang tidak menyukai sayur sama seperti saya. Jadi kadang Mamanya suka menambahkan sayur pada makanan kami berdua karena kami susah sekali untuk makan sayur.

Dan kami berdua secara kompak memberikan sayur kami kepada Srestha.

Tapi pernah ketahuan Krystal dan sekarang setiap kali makan sayur Krystal selalu memperhatikan saya dan Jendra. Dia memastikan agar saya dan Jendra makan sayur yang banyak.

Nasib ya dek, punya Mama makannya sehat.

*

Mama Krystal :

Jendra, anak bungsu Mama. Anak Mama yang pipinya gembul. Anak kesayangan kami sekeluarga.

Jendra itu masih sangat manja sama Mama tapi dia selalu bilang kalau dia ingin mandiri. Mama kadang gemas karena selalu menganggap kalau dia itu masih sangat kecil makanya suka nggak tega kalau membiarkan Jendra apa-apa sendiri.

Dia selalu bilang ingin mencoba mandiri tapi kalau makan kadang masih minta disuapin. Kalau udah kayak gitu biasanya diledek sama kakaknya karena ngakunya udah besar tapi makannya masih disuapin.

Padahal yang ngeledek juga makannya kadang masih disuapin.

Jendra itu anaknya percaya diri. Waktu TK dulu Mama kaget karena Jendra ikut lomba menyanyi dan menang dan baru Mama tau kalau suara Jendra bagus.

Sejak saat itu Mama menawari Jendra buat les vokal karena gurunya bilang suara Jendra bagus dan sepertinya dia ada bakat untuk jadi penyanyi. Makanya lebih baik dikembangkan pada tempat yang tepat.

Mama akhirnya daftarin Jendra les vokal. Dia seneng banget karena menyanyi adalah hobinya.

Nanti beberapa waktu ke depan rencananya Mama mau mendaftarkan Jendra untuk ikut audisi menyanyi, biar dia punya pengalamanp bagaimana bernyanyi di hadapan penyanyi yang udah terkenal.

Jendra itu kalau tidur masih suka ndusel sama Mama dan Papa. Kai bilang sama kayak dia juga suka ndusel sama Ibu.

Katanya khas anak bungsu.

Jendra itu walaupun sifatnya berbeda dengan Srestha tapi dari kecil dia selalu mengikuti Srestha. Dia sepertinya melihat Srestha sebagai orang yang dia tiru.

Udah Srestha anaknya tengil, ditambah Jendra yang suka ngikutin Srestha. Jadi makin tengil aja si Srestha.

Ketiga anak Mama itu karakternya berbeda-beda, semuanya unik dan pastinya semua kesayangan Mama dan Papa.

*

Srestha :

Jendra, bocah cilik yang selalu ngikut gue ke mana-mana.

Dia itu ngikutin gue banget. Gue main sepeda dia ikut. Gue main mobil-mobilan dia ikut. Gue main sama Adit dia ikut. Gue main game dia ikut. Apapun aja ikut kakak Ta.

Nggak papa deh, asal jangan ikutan main cewek aja.

Hehehe

Pipi Jendra itu gembul jadi suka gue uwel-uwel pipinya, nyoi-nyoi banget pengen gue gigit.

Tapi dia selalu marah kalau gue uwel-uwel pipinya. Dia bilang, “Kakak Ta, Ujin tuh bukan anak kecil lagi.”

Tapi gue nggak peduli dan masih gue uwel-uwel aja. Kan dia emang masih kecil.

Jendra hobinya nyanyi, suaranya bagus.

Makanya pas dia tau Adit juga suka nyanyi dia seneng banget. Gue juga suka nyanyi tapi masih bagus suara Adit dibanding gue. Gue bagian penggembira aja.

Terus pas SMA gue bareng sama Wawan yang suaranya juga menggelegar, Jendra makin seneng.

Si Wawan pernah gue ajak main ke rumah dan dia unjuk suara di rumah gue. Buset, emang kagak tau malu tuh anak.

Dari situ Jendra kenal Wawan dan suka duet bareng. Jendra kagum sama suara Wawan yang menggelegar.

Nggak papa dek duet sama Wawan, emang bagus suaranya. Kelakuannya aja yang enggak.

Sejak gue masuk SMP, terus sekarang SMA emang gue jadi jarang main sama Jendra. Intensitasnya nggak sesering dulu, dia suka bilang kangen pengen main sama gue.

Kakak Ta juga kangen main sama Ujin.

*

Dhatu :

Jendra itu adik kesayangan aku, karena dia adikku satu-satunya. Hehe

Dia suka makan permen sama cokelat, makanya ada yang suka nyogok dia pake permen sama cokelat buat ngasih cokelat juga ke aku.

Eh dia mau aja.

Padahal kan bahaya, kata Papa nggak boleh nerima barang dari orang asing. Tapi kata Jendra mereka bukan orang asing karena kakak kelas dia.

Tapi kan tetep aja bahaya, harus hati-hati. Nggal boleh asal nerima makanan dari orang yang nggak terlalu kita kenal.

Dia juga suka makan jelly, dan rebutan sama kakak Ta. Padahal masing-maisng udah beli jelly sendiri tapi suka rebutan. Aku suka heran sendiri sama mereka berdua.

Jendra itu gemesin banget, dia kurus tapi kenapa pipinya bisa gembul gitu ya?

Aku suka gemes sendiri karena pipinya enak buat diunyel-unyel.

Jendra itu perhatian, dia suka bantuin Papa bersihin rumah atau cuci mobil. Dia bilang kasian sama Papa karena udah capek kerja jadi dia suka bantuin Papa.

Dia itu anak kecil tapi kenapa kayak anak gede sih?

*

Langit Saga Atmaja :

Jendra itu sepupu aku.

Walaupun aku lebih tua satu tahun dibanding dia, tapi kata Papa secara silsilah keluarga dia itu kakak sepupu aku.

Tapi aku tetep manggil dia Jendra. Aneh aja kalau aku harus manggil dia kak Jendra. Kalau ke Kakak Ta atau kak Dhatu sih udah biasa dan mereka emang lebih tua dari aku.

Tapi sama Jendra rasanya aneh gitu, dia juga nggak papa kalau aku nggak manggil dia kak. Jadi aku panggil dia Jendra aja.

Aku sama dia punya hobi yang sama, nyanyi. Dulu dia suka dengerin aku nyanyi dan ikut-ikutan juga. Akhirnya kita berdua jadi hobi nyanyi.

Mamaku sama Mamanya Jendra mau ngikutin kita ke audisi nyanyi bareng-bareng.

Kita biasa main bareng dari kecil. Sekolah kita juga selalu sama. Yang jelas karena kita sepupuan jadi makin sering ketemu.

Ya pokoknya aku sama Jendra itu deket banget.

***

Continue Reading

You'll Also Like

SCH2 By xwayyyy

General Fiction

57.9K 10.2K 32
hanya fiksi! baca aja kalo mau
1M 111K 49
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
41.9K 307 5
cerita-cerita pendek tentang kehamilan dan melahirkan. wattpad by bensollo (2024).
53.4K 392 30
[Follow akun ini dulu, untuk bisa baca part adegan dewasa dalam cerita} CERITA DEWASA 21+ Bagi Kerzon Parker, perbedaan usianya dengan Anlexia Davis...