Forced Kiss (END)

By finecinnamon

5.8M 111K 1.1K

18+ Adult Romance⚠️ Kisah tentang Vaniila, gadis penakut dan lugu yang terjebak dalam situasi rumit bersama R... More

Chapter 1-2. Vanilla & Reza
Chapter 3. My 'Forced' First Kiss
Chapter 4. Bastard!
Chapter 5. Reza's Ex Girlfriend
Chapter 6. Kandang Singa
Chapter 7. Gawat!
Chapter 8. I Want More, Vanilla! (17+)
Chapter 9. Reza's Life
Chapter 10. Never Fight Back
Chapter 11. Why me?!
Chapter 12. Answer me, Vanilla.
Chapter 13. Forced Confession (17+)
Chapter 14. Bye Bye Reza
Chapter 15. Malaikat Penolong atau...?
Chapter 16. It Just Begin
Chapter 17. My Boss Kissed Me, Again
Chapter 18. Menjadi 'mainan' Reza (17+)
Chapter 19. I shouldn't Love Him
Chapter 20. Mr. Perfectionist
Chapter 21. How to Kiss?
Chapter 23. Aku Menyukaimu, Vanilla
Chapter 24. Mr. Possessive
Chapter 25. I Wanna Go Home
Chapter 26. I miss you already
cerita anaknya Reza✨

Chapter 22. Menyerah (17+)

112K 3.2K 32
By finecinnamon

Waktu telah telah menunjukkan pukul lima sore. Vanilla sedang bersiap untuk kembali ke apartemennya.

Setelah siap, ia buru-buru melangkah ke arah meja Reza.

"Bos, aku duluan ya, sampai ketemu besok," ucapnya tanpa menunggu jawaban Reza lalu berbalik dan berjalan dengan langkah yang tergesa.

Vanilla harus pulang dengan segera, ia mengingat perkataan Reza kemarin.

"Aku akan mengujimu besok, kalau kamu masih tidak bisa juga, aku akan menghukummu."

Vanilla merinding mengingatnya, ia semakin mempercepat langkahnya, hingga sesuatu menahan tangannya

Vanilla tidak berbalik, ia hanya terdiam ditempatnya.

Reza mendekati Vanilla hingga dadanya menempel pada punggung Vanilla, kemudian menunduk dan berbisik pelan.

"Hari ini adalah hari ujianmu, jangan berusaha kabur, Vanilla."

Bulu kuduk Vanilla berdiri mendengar ucapan Reza, sial, ia pikir Reza sudah lupa dengan ujian sialan itu!

"Aku akan mengujimu di apartemenmu," ucap Reza lalu berjalan melewati Vanilla.

Gadis itu melotot, ia berusaha menahan Reza namun nihil, Reza tidak bergeming, ia tetap melanjutkan langkahnya hingga keluar ruangan.

Mereka berdua menaiki lift yang terhubung pada apartemen tempat tinggal Vanilla di gedung itu, Vanilla menghela nafasnya pelan, perasaannya benar-benar tidak enak.

***

Akhirnya Vanilla dan Reza memasuki apartemen Vanilla.

Reza sempat melihat sekeliling sebentar lalu kembali menatap Vanilla yang berdiri linglung didepannya.

"Bos.. mau minum apa?" tanya Vanilla berusaha mengulur waktu. "Gak usah," jawab Reza.

"Ehm.. kalau gitu, mau makan apa?" tanya Vanilla lagi lalu menyadari pertanyaan bodohnya

"Gak usah Vanilla," jawab Reza tersenyum.

Reza duduk di sofa panjang ruang tamu apartemen Vanilla. "Sini," ucap Reza sambil menepuk pahanya.

Vanilla yang mengerti maksud Reza hanya terdiam di tempat. "Vanilla, sini," ucap Reza lagi.

Karena gadis itu tak juga bergeming, Reza kesal lalu bangkit dan hendak meraih lengan Vanilla.

"T-tunggu!" ucap Vanilla sedikit berteriak lalu mundur satu langkah menghindari Reza.

"Aku gerah banget bos, badanku gak nyaman, aku mau mandi dulu ya sebentar," ucap Vanilla sambil pura-pura menggaruk badannya yang tidak gatal.

Reza mengernyit.

"Kalau bos gak mau nunggu, gapapa, kita ujiannya diundur aja," ucap Vanilla tersenyum penuh harap.

Reza kini tersenyum miring, ia sekarang paham maksud gadis itu.

"Baiklah Vanilla, aku akan menunggu kamu disini, take your time," kata Reza tersenyum lalu kembali duduk di sofa.

Vanilla menelan ludahnya melihat Reza, ia pikir Reza tidak akan mau menunggu dan memilih pergi, bodoh sekali kamu Vanilla.

Vanilla bergegas cepat menuju kamarnya, lalu masuk ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Vanilla sengaja mandi dengan lama, ia masih berharap Reza tidak sabar menunggu dan memilih pergi.

***

Setelah hampir setengah jam mandi, Vanilla keluar dari kamar mandi menggunakan handuknya.

"KYAAAA!!!!"

Teriakan Vanilla mengagetkan Reza yang sedang tiduran bersantai di kasur Vanilla sambil memainkan ponselnya.

Reza bangun dan melihat ke arah Vanilla yang berdiri di depan pintu kamar mandi, hanya dengan lilitan handuk menutupi tubuhnya.

Reza mengangkat sudut bibirnya, ia duduk di tepian kasur menghadap Vanilla.

"Apa kamu udah selesai? Atau masih ada hal yang ingin kamu lakukan?" tanya Reza tersenyum miring.

Vanilla masih terdiam ditempat, ia masih tersentak melihat Reza di dalam kamarnya, lancang sekali dia! pikirnya.

"Ke..kenapa kamu disini?" tanya Vanilla.

"Memangnya kenapa?" jawab Reza santai. Vanilla benar-benar tidak habis pikir!

Reza tidak sabar lagi, ia benar-benar tidak tahan melihat Vanilla yang terlihat begitu menggemaskan dengan lilitan handuknya.

Reza menarik Vanilla dan mendudukan Vanilla di pangkuannya.

"Reza!" teriak Vanilla saat ia sudah terduduk di pangkuan Reza, kedua kakinya dilebarkan Reza di pangkuannya.

Astaga! ia kan tidak mengenakan celana dalam! batinnya.

"Ayo lakukan Vanilla," ucap Reza, tangannya sudah melingkar di pinggang gadis itu, membuat Vanilla tidak bisa bergerak.

Vanilla menatap Reza. Astaga, Vanilla benar-benar panik.

"Reza.. aku.. gak bisa," ucap Vanilla pelan.

Reza tersenyum. "Jadi kamu nyerah?" tanyanya.

Vanilla menelan ludahnya. Bahkan jika ia mencobanya sekalipun, Vanilla tahu Reza tetap akan 'menghukumnya'. Vanilla tahu hanya itu tujuan utamanya.

"Baiklah.. aku akan menghukummu sekarang," ucap Reza.

Vanilla tersentak saat Reza menarik tengkuknya. Reza mencium Vanilla dengan kasar, ia melumat bibir Vanilla, menggigitnya membuat Vanilla meringis.

"Enghh Reza," Vanilla mendesah pelan disela sela ciumannya dengan Reza.

Reza semakin menekan tengkuk Vanilla dengan tangannya, ia mulai memasukkan lidahnya dan bermain-main di dalam mulut Vanilla.

"Apa kamu berniat menggodaku?" tanya Reza di sela sela ciumannya.

"Emhhh kenapa kamu hanya mengenakan handuk, hah?" tanya Reza lagi saat ia melepas ciumannya sebentar untuk menarik nafas.

"Kamu baru aja menggoda singa yang kelaparan Vanilla," ucap Reza berbisik.

"Aku nggak menggoda.." Vanilla tidak melanjutkan ucapannya.

Baru saja Reza hendak melepas lilitan handuk Vanilla, Reza menyadari tubuh gadis itu yang gemetaran.

Reza menatap Vanilla. Kedua matanya mulai basah karena bendungan airmata.

Sesaat Reza terdiam. Lagi-lagi seperti ini, lagi-lagi Reza melakukan ini, membuat Vanilla gemetar dan ketakutan.

Semua itu memang membuat Reza senang, tapi bagaimana dengan Vanilla? kenapa gadis itu yang harus selalu memuaskan egonya?

"Aku gak akan menyakitimu, Vanilla," ucap Reza membuat Vanilla menatapnya.

Vanilla terlihat tersentak. Kedua matanya yang sayu kini membulat.

"Aku.. gak mungkin menyakiti gadis yang aku sukai," lanjut Reza.

Vanilla yang mendengar itu terdiam, ia berusaha keras mencerna ucapan Reza barusan.

"Aku hanya ingin menyentuhmu, aku tau itu egois, tapi aku janji aku gak akan melakukan hal yang menyakitkan padamu."

Vanilla masih terdiam. Ia menatap Reza dengan nafasnya yang terengah-engah.

"Apa boleh?" tanya Reza.

Vanilla tersentak. Apa ini?? Reza meminta izin? Seorang Reza yang semena-mena? Seorang Reza yang selalu memaksakan kehendaknya?

Seperti tersihir karena penuturan Reza sedari tadi, Vanilla mengangguk.

Reza yang mendapat persetujuan dari Vanilla tersenyum senang, ia kembali mencium bibir Vanilla, kali ini dengan lembut dan tanpa nafsu yang berlebih.

Reza perlahan menelusupkan wajahnya ke leher Vanilla dan mulai mengecupinya.

"Reza enghhh.."

Reza menjauhkan wajahnya dari leher Vanilla, ia mengangkat Vanilla dan menidurkan gadis itu di kasur lalu menindihnya.

Vanilla yang masih terengah melihat Reza diatasnya, kini mata Reza kembali berubah gelap, ia seperti monster yang hendak menerkam mangsanya.

Rezapun memulai permainannya pada Vanilla. Ia mengecupi seluruh tubuh gadis itu.

Reza melihat gundukan dada Vanilla yang begitu pas di tangannya. Ia memijatnya pelan, membuat si gadis tersipu malu.

Beberapa lama mereka bermain di atas kasur, di dalam suasana kamar yang sepi.

Bercumbu, hingga akhirnya Vanilla terkulai lemas.

***

Nafas yang terengah-engah dan tubuh yang bahkan tak bisa bergerak kini dirasakan Vanilla.

Ia sudah kalah. Ia sudah dikalahkan oleh Reza.

Sementara Reza kini menatap kedua mata Vanilla. Ia tersenyum.

"Ternyata, bukan cuma nama kamu yang manis," ucap Reza sambil mengusap mulutnya.

Vanilla tak kuasa. Wajahnya begitu merah.

Reza tersenyum melihatnya. Ia mendekati Vanilla dan mencium pipi gadis itu dengan lembut. "Tidurlah Vanilla," ucapnya.

Reza bangkit dari atas kasur.

"Ehm.. aku pinjam kamar mandimu sebentar ya," lanjut Reza lalu bergegas memasuki kamar mandi.

Reza bergegas ke kamar mandi untuk memuaskan dirinya sendiri, ia akan bermain 'solo'

Sementara Vanilla mengerutkan keningnya. Ia bingung, kenapa tiap habis 'bermain', Reza selalu buru-buru pergi ke kamar mandi? batinnya.

Akhirnya Vanillapun tak kuat lagi, ia kelelahan dan akhirnya terlelap.

-bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

6.2M 319K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
16.3M 608K 35
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
242K 8.1K 48
"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih unt...
984K 59.7K 46
Kalluna Ciara Hermawan memutuskan untuk pulang ke kampung Ibu nya dan meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kota metropolitan yang sudah berteman dengan...