Forced Kiss (END)

By finecinnamon

5.8M 111K 1.1K

18+ Adult Romance⚠️ Kisah tentang Vaniila, gadis penakut dan lugu yang terjebak dalam situasi rumit bersama R... More

Chapter 1-2. Vanilla & Reza
Chapter 3. My 'Forced' First Kiss
Chapter 4. Bastard!
Chapter 5. Reza's Ex Girlfriend
Chapter 6. Kandang Singa
Chapter 7. Gawat!
Chapter 8. I Want More, Vanilla! (17+)
Chapter 9. Reza's Life
Chapter 10. Never Fight Back
Chapter 11. Why me?!
Chapter 12. Answer me, Vanilla.
Chapter 13. Forced Confession (17+)
Chapter 14. Bye Bye Reza
Chapter 15. Malaikat Penolong atau...?
Chapter 16. It Just Begin
Chapter 17. My Boss Kissed Me, Again
Chapter 18. Menjadi 'mainan' Reza (17+)
Chapter 19. I shouldn't Love Him
Chapter 21. How to Kiss?
Chapter 22. Menyerah (17+)
Chapter 23. Aku Menyukaimu, Vanilla
Chapter 24. Mr. Possessive
Chapter 25. I Wanna Go Home
Chapter 26. I miss you already
cerita anaknya Reza✨

Chapter 20. Mr. Perfectionist

104K 4.1K 31
By finecinnamon

Vanilla duduk melamun di bathtub yang penuh dengan air dan busa sabun, ia kembali memikirkan tentang segala hal yang terjadi padanya hari ini.

Vanilla menghela nafas kasar, kenapa dunia sempit sekali? Vanilla kini jadi dihantui rasa bersalah, kepada Bu Diana, seorang baik hati yang telah menolongnya.

Bagaimana jika Bu Diana mengetahui tentang siapa Vanilla?

Bagaimana jika Bu Diana mengetahui bahwa Vanilla merupakan puteri dari perempuan yang telah menghancurkan rumah tangganya?

Dan juga, bagaimana jika Bu Diana tahu bahwa.. Vanilla telah 'bercumbu' dengan puteranya?

"Arghhhhh!" Vanilla menjerit tertahan sambil menggigit bibirnya sendiri, ia benar-benar stress memikirkan semua ini.

Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apa ia harus berhenti bekerja sebagai asisten Reza?

Vanilla seketika mengingat obrolannya dengan Reza di mobil tadi saat Reza mengantarnya pulang.

Flashback dimulai.

"Aku udah mencarimu selama sebulan ini," ucap Reza membuat Vanilla menengok ke arahnya.

"Aku sampe nanya ke teman-temanmu tapi gak ada yang tau keberadaanmu," lanjutnya.

"Aku tau kamu sengaja menghindariku."

"E-enggak.." Vanilla menggeleng pelan, lagi-lagi mengelak.

"Enggak? Lalu kenapa kamu blokir semua kontak ku?"

"Ehm.. aku.."

Reza menatap Vanilla, menunggu jawaban gadis itu. Sedangkan Vanilla linglung, ia kesulitan menjawab, karena sesungguhnya ia memang menghindari Reza selama ini.

"Kamu menghindariku Vanilla," ucap Reza setelah melihat gadis itu kesulitan menjawab.

"Ih.. abisnya kamu... suka cabul ke aku," ucap Vanilla cemberut.

Reza terkekeh geli melihat reaksi Vanilla yang menggemaskan itu.

"Tapi dari dulu kamu memang selalu kabur kan dariku? Bahkan waktu aku belum ngelakuin apa-apa," kata Reza.

Vanilla yang mendengar itu terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

"Vanilla?"

Vanilla menatap Reza yang memanggilnya.

"Apa kamu gak akan menghindariku lagi kalau aku gak bersikap seperti itu?"

Flashback selesai.

Vanilla kembali terdiam. Vanilla benar-benar tidak mengerti. Kenapa Reza bertanya seperti itu?

Apa Reza berusaha melakukan pendekatan dengannya?

Apa Reza menyukainya?

Vanilla tidak paham. Vanilla selalu berpikir bahwa Reza sering mengganggunya hanya karena sekedar ia iseng dan mesum, tidak lebih.

Tapi kalau Reza bertanya seperti itu, apa itu artinya ia memang menyukai Vanilla?

***

Keesokan harinya.

Hari ini jadwal kerja Vanilla adalah menemani Reza di kantor. Ia sudah berada di meja kerjanya di dalam ruangan yang sama dengan bosnya.

Sedari tadi Vanilla duduk dengan panik, pasalnya posisi meja Vanilla cukup dekat dengan meja Reza.

Vanilla melirik ke arah meja Reza yang kosong tidak berpenghuni. Reza belum datang.

Suara pintu yang terbuka secara tiba-tiba membuat Vanilla tersentak, siapa lagi yang masuk ke ruangan itu tanpa mengetuk pintu selain bossnya?

Reza berjalan ke arah meja kerjanya, ia langsung menghentikan langkahnya saat menyadari Vanilla sudah berada di ruangan.

Reza sontak berbelok ke arah meja Vanilla, membuat Vanilla semakin panik.

Reza mendekat lalu menundukkan kepalanya menatap Vanilla.

"Selamat pagi," ucap Reza lalu mengecup pipi Vanilla yang masih duduk mematung.

Vanilla mengerjap lalu perlahan menatap Reza yang tengah memperhatikannya dalam senyuman.

Reza masih diam di tempat dan menatap Vanilla, seolah menunggu jawaban.

"Pa-pagi boss," jawab Vanilla sangat pelan lalu menunduk.

Reza tertawa geli melihat reaksi Vanilla tersebut, ia berjalan menuju meja kerjanya.

 Reza duduk di mejanya dengan tenang, ia meraih tumpukkan kertas di atas meja dan mulai fokus membacanya satu persatu.

Sementara Vanilla mengepal tangannya kencang. Apa mulai sekarang ia akan selalu mendapatkan morning kiss dari Reza??

Dasar bos mesum, batin Vanilla kesal.

***

Waktu telah menunjukkan pukul 12.30.

Saat ini sudah masuk jam makan siang, tapi kenapa Reza tidak bergeming dari mejanya? batin Vanilla.

Vanilla masih duduk di kursi kerjanya, ia masih bergelut dengan beberapa data yang harus ia susun.

Vanilla memang hanya seorang asisten Reza, namun disaat Reza bekerja di kantor seperti ini, ia akan membantu sekretaris Reza menyusun jadwal dan beberapa data penting perusahaan.

Perut Vanilla mulai berbunyi seolah minta diisi, namun ia tidak berani bangun dan pergi mencari makan. Ia melirik Reza yang masih fokus dengan pekerjannya.

Vanilla menghela nafas pelan, ia menyandarkan punggungnya, sepertinya ia tidak akan makan siang hari ini.

"Vanilla."

Suara Reza mengagetkan Vanilla, ia segera membenarkan duduknya.

"I-iya boss?" tanya Vanilla.

"Ini udah waktunya makan siang, pergi sana," kata Reza datar tanpa menatap ke arah Vanilla.

Vanilla bingung. Ia memang lapar, tapi ia merasa tidak enak jika pergi mencari makan sedangkan bosnya disini masih sibuk dengan pekerjaannya.

Vanilla memberanikan diri berdiri dan berjalan ke arah meja Reza.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Vanilla berdiri di depan meja Reza.

Reza mendongak, Vanilla dapat melihat wajah Reza yang begitu serius, ia juga terlihat pucat dan lelah

 "Aku memintamu untuk pergi dan makan siang, kenapa kamu malah menawarkan bantuan padaku?" tanya Reza menggunakan bahasa baku.

"Ehm.. tapi.. bagaimana denganmu bos?" ucap Vanilla.

"Apa kamu menghawatirkanku?" tanya Reza lagi membuat Vanilla bingung.

Vanilla mengangguk pelan, ia tidak bisa bohong, ia memang menghawatirkan bosnya. Wajah Reza yang biasanya penuh seringai kini terlihat pucat dan lelah, apa dia tadi pagi belum sarapan? batin Vanilla.

Reza tersenyum melihat reaksi Vanilla.

Reza adalah seorang pekerja yang perfeksionis, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaan yang menurutnya belum sempurna. Reza lebih memilih untuk menunda makan siang demi memperbaiki pekerjaannya yang masih berantakan.

"Kamu pergilah, aku akan makan siang nanti," ucap Reza tersenyum lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

Akhirnya Vanillapun mengangguk dan meninggalkan Reza di ruangan tersebut.

***

Vanilla berjalan pelan mengitari kantin kantor sambil melihat-lihat makanan yang tersedia disana.

Kantin ini sangat besar dan ramai.

"Vanilla?" panggil seseorang membuat Vanilla menengok.

"Kak Dion?" Vanilla tersentak.

"Astaga Vani, kamu kerja disini juga?"

Vanilla menatap seorang lelaki yang berpakaian rapih didepannya. Ia adalah Dion, kakak kelas Vanilla saat SMP.

"Iya.. kakak juga?" tanya Vanilla. "Yoi, wah dunia sempit ya," jawab Dion membuat Vanilla tersenyum.

Vanilla dan Dion duduk di bangku meja kantin tersebut dan memesan makanan masing-masing. Merekapun makan sambil berbincang dan bercanda hingga setengah jam ke depan.

Untung saja ada kak Dion, Vanilla jadi tidak perlu makan sendirian di tengah keramaian kantin ini.

***

"Udah jam satu lewat nih, kita balik yuk," ucap Dion kemudian hendak berdiri.

"Ehm.. kakak duluan aja ya, aku mau ada urusan sebentar," kata Vanilla pelan.

"Oh gitu.. yaudah, aku duluan ya, bye Vanilla," kata Dion tersenyum.

Vanilla mengangguk dan melihat Dion pergi menjauh darinya. Kemudian Vanilla kembali berjalan ke tempat penjual ayam bakar yang baru saja ia makan.

***

Vanilla kembali ke ruang kerjanya, ia hendak berjalan ke arah meja Reza, namun kosong, Reza tidak ada disana.

Akhirnya Vanilla berjalan kembali ke meja kerjanya. Vanilla kembali fokus ke layar komputer dan melanjutkan pekerjannya tadi.

Setelah hampir setengah jam, Reza belum juga kembali ke ruangan. Kemana dia? batin Vanilla.

Brak!

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka dengan kasar, Vanilla terkesiap dan sontak berdiri menengok ke arah pintu.

Reza masuk ke dalam ruangan dengan langkah besar, ia memegang beberapa lembar kertas di tangannya.

Vanilla dapat melihat wajah Reza yang menegang dan rahangnya yang mengeras seakan menahan amarah.

Di belakang Reza seorang perempuan berpakaian rapih mengikutinya dengan wajah panik. 

"Maafkan saya pak, akan saya perbaiki semua datanya," ucap perempuan tersebut dengan wajah takut.

Reza melempar kertas kertas yang ia pegang ke mejanya dengan kasar.

"Perbaiki sekarang! saya gak mau nunggu lagi!" ucap Reza membentak perempuan yang merupakan sekretarisnya.

"Ba-baik Pak.." jawab perempuan itu dengan gemetar lalu meninggalkan ruangan tersebut.

Vanilla masih terdiam dan tersentak melihat apa yang terjadi barusan. Ia melihat Reza yang kembali duduk di bangkunya dengan wajah yang mengerikan.

Vanilla menelan ludahnya, apa mungkin ini yang dimaksud orang-orang tentang Reza yang galak dan pemarah? pikirnya.

Vanilla kembali duduk dengan panik sambil sesekali melirik ke arah Reza, ia tersentak saat melihat Reza yang ternyata sudah menatapnya.

Kini ia semakin panik, apa ia telah melakukan kesalahan juga?? Apa Reza akan memarahinya juga??

Vanilla menunduk takut.

"Vanilla."

Suara berat Reza mengagetkan Vanilla, ia mendongak perlahan dan membenarkan duduknya.

"I-iya bos?" jawab Vanilla berusaha tenang.

"Apa kamu udah makan?" tanya Reza dengan tatapan yang lekat ke arah Vanilla.

"U-udah," jawab Vanilla pelan. Reza hanya diam dan masih menatap Vanilla, membuat yang ditatap jadi bingung sendiri.

Setelah mengumpulkan keberaniannya, Vanilla bangun dari kursinya. 

Ia meraih sebungkus kotak makanan dari atas mejanya lalu berjalan pelan menghampiri meja Reza.

Sementara Reza masih menatap Vanilla yang berjalan ke arahnya.

"I-ini tadi saya beliin makan siang, bos makan dulu ya," ucap Vanilla pelan lalu meletakkan kotak tersebut di meja Reza.

Vanilla menunduk, ia tidak berani menatap Reza, ia takut Reza memarahinya karena telah lancang melakukan ini.

Tapi Vanilla memang khawatir pada Reza, ia tadi tidak bisa makan dengan tenang di kantin karena memikirkan atasannya sendiri yang belum makan siang.

Namun tiba-tiba, Vanilla merasakan tubunya tertarik pelan.

Reza telah berdiri dan memeluknya dengan erat, membuat Vanilla kebingungan.

Reza menumpukan kepalanya di bahu Vanilla, tangannya melingkar di pinggang gadis itu, membuat tubuh mereka menempel dengan erat.

"Terima kasih," bisik Reza pelan, suaranya terdengar begitu lelah.

Vanilla yang sempat terdiam akhirnya tersenyum.

Ia membalas pelukan Reza dengan sedikit rasa ragu. Ia melingkarkan tangannya ke punggung Reza dan mengelusnya dengan lembut. Sepertinya Reza memang sedang banyak pikiran, batin Vanilla.

Sedangkan Reza, laki-laki itu kini merasa hangat berada di pelukan Vanilla.

Reza sangat nyaman, rasanya ia tidak ingin melepaskan pelukan ini, ia ingin terus berada di dekat gadis ini.

-bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

954K 44.5K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
4.7M 175K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
5.4M 450K 63
"Allahuakbar! Cowok siapa itu tadi, Mar?!" "Abang gue itu." "Sumpah demi apa?!" "Demi puja kerang ajaib." "SIALAN KENAPA LO GAK BILANG-BILANG KALO PU...
232K 7.7K 47
"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih unt...