Just Waiting

Από honeybaby009

7.2K 57 2

Menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan tapi Nina tetap bertahan pada cinta pandangan pertamanya... Περισσότερα

1. First Impresion 😻😻
2.Friday Prayer & Grilled Chicken
3. The Name is....
4. Bump Into
5. Fried Rice
6. Radio Broadcast
7. Prambors & Gen FM
8. Black Alphard
9. Invitation
10. Premier Movie
11. Liverpool
12.Arsenal
13. LA Lakers- Basketball Hall
14. Ada Wanita Lain
15.Putri Tidur & Steak
17. Dreaming
18.Mrs G
19.Stalking
20. Exgirlfriend
21. First Love

16.Capcay & Dimsum

204 1 0
Από honeybaby009

Esok harinya aku kembali berjalan ke arah kampus, kejadian kemarin masih terngiang-ngiang diotaku. Aku heran kenapa harus saat itu bertemu dengan Dhani kenapa bukan saat di kampus waktu merasa kehilangan sosok Dhani kemarin.

Sosok Dhani memang sempat hilang saat Rio datang, tapi kali ini kembali lagi. Padahal aku tak kenal dengan Dhani tapi masih berpikir kalau dia bisa melihat aku dengan Rio.

"Jadi lo kemarin ketemu sama Dhani lagi?" ucap Tantri sambil merangkul yang baru saja datang dari belakang.

Aku panik melihat ke kanan dan kiri takut ada orang yang melihat, lalu membekap mulut Tantri. Tantri berusaha melepaskan tanganku.

"Oke... Oke... Gue ngerti... Ayo masuk kelas" kata Tantri lalu kami pun berjalan masuk ke dalam kelas, menaiki lift.

Saat akan masuk dikagetkan dengan Dhani baru saja keluar dari lift. Senyuman Tantri terlihat seperti mengodaku, sementara aku tak bisa menahan rasa terkejut dan mencoba memperlihatkan "Poker Face"

Setelah pintu lift tertutup Tantri tak bisa menahan tawa, langsung tertawa terbahak-bahak. Ia seperti bahagia melihat wajahku yang dibuat seperti santai padahal sangat terkejut.

"Muka lo itu lucu banget" ejek Tantri. Aku membalas dengan pukulan di lengan temanku yang jahil.

"Nih makan permen karet biar ga tegang" Tantri menyodorkan permen ke arah wajahku.

"Kita ke kantin dulu yuk, gue mau beli sandwich buat cemilan"

Tantri memang sesuatu kalau masalah makanan, mau makan sebanyak apapun badanya tetap langsing.

Mungkin karena sering olahraga jadi ga banyak lemak dibanding denganku yang minum air putih aja bisa bikin nambah satu kilo.

***

Tantri membeli sandwich dan juga sekotak teh, lalu duduk didepanku, masih ada waktu lima menit sebelum masuk. Aku sibuk memainkan permen karet membuat balon.

"Lo kemarin dianter Rio jam berapa?" tanya Tantri. Aku mengingat-ingat

"Kayanya jam 10an deh, terus gue langsung tidur ga pake mandi. Kenapa?" Tantri hanya menjawab dengan gelengan.

"Eh... Sorry gue ga bisa gabung waktu Lando ngajak nonton jazz di kemang, soalnya gue juga cape banget. Pas nonton aja gue sampe ketiduran di bioskop" Tantri tertawa

"Gue juga tau dari Lando tadi malem, jadi kemarin Rio ketemuan sama Lando di Kemang kemarin"

"Loh.. katanya dia capek jadi nganterin gue pulang."

Tantri hanya diam lalu bel tanda masuk kelas terdengar.

***

Mata kuliah kali ini tak terlalu susah, hanya tinggal mencatat dan membuat tugas untuk akhir semester. Tantri mengajak untuk makan di restoran China yang baru buka. Aku pun tak menolak karena Tantri baru mendapatkan uang sebagai pengajar renang anak-anak.

Kali ini aku memesan Fuyunghai, Capcay plus Nasi, sengaja beli dua menu biar bisa dimakan bersama temanku ini. Tantri tumben tak memesan sesuai dengan keinginanya karena memperbolehkan aku memesan.

Saat makanan tiba, aku dan Tantri lahap memakan menu masakan China panas-panas. Yang paling unik dari restoran ini, biasanya nasi disajikan dengan piring, tapi di restoran ini mengunakan mangkuk.

Sendok yang disediakan ada sendok bebek dan juga sumpit, jadi aku dan Tantri sibuk makan mengunakan sendok dan sumpit. Walaupun banyak anak kampus yang tertawa melihat cara restoran yang tak biasa, tapi akhirnya mereka mulai terbiasa.

Aku melahap nasi dengan campuran capcay dan juga fuyunghai bersamaan cerita hubungan Tantri dan Lando yang sudah mulai makin serius. Aku yakin setelah lulus kuliah, mereka akan segera menikah.

Hanya dalam waktu sekejap makanan pun ludes ke dalam perut dan aku menyeruput es jeruk. Aku sengaja memesan makanan yang tak biasa karena dompet lagi cekak dan beruntung ada orang yang traktir.

"Nin... Lo sama Rio.... Perasaanya gimana?" tanya Tantri yang tiba-tiba bertanya dengan wajah serius.

"Perasaan apa maksud lo?" balas aku berpura-pura tak mengerti

"Lo suka sama dia sampe segimana?" ucap Tantri. Aku memikirkan jawaba, seperti ini lebih suka dibanding menjawab soal ujian Statistika.

"Kenapa?" tanyaku yang tak memberikan jawaban.

"Jadi.... Kemarin... Rio... bawa... cewe ketemu sama Lando" akui Tantri sambil mengaduk-ngaduk es batu pada gelasnya.

Saat itu aku terdiam, sambil berpikir.

"Mungkin itu adalah wanita berbaju kuning yang dibilang ibu tirinya. Tapi mungkin juga itu sebenernya adalah cewe baru Rio... Kalo dipikir-pikir kenapa harus cemburu, karena hubunganku dengan dia tak ada status apapun."

"Rio bahkan belum menyatakan apapun, dia Cuma memberikan bunga dan itu dengan alasan kalau ada kakek yang berjualan."

"Nina.." Tantri menyadarkan dari lamunanku dengan segala pemikiran tentang Rio.

"Itu bukan cewe yang baju kuning itu, klo itu emang ibu tirinya. Lando pun udah cerita ke gue. Makanya tadi pagi Lando cerita dan nanyain gimana hubungan sama lo" jelas Tantri.

"Jadi lo sengaja traktir gue karena biar gue tenang yah" komentarku. Kali ini Tantri yang dia.

"Emmm.. Nina sebenarnya gue tahu cerita sebenarnya"

"Jadi gimana ceritanya..."

***

Flash Back

Di cafe Tea House, ada acara malam Jazz di setiap hari jumat. Lando memang sengaja mengajak Rio datang karena Tantri tak ingin ikut. Ia meminum teh sendirian sambil menikmati lagu Jazz yang dibawakan oleh penyanyi dengan cukup merdu.

Rio datang dengan membawa seorang wanita, Lando kaget karena berpikir yang dibawa Nina, tapi setelah wanita itu makin dekat bukan Nina, tapi wanita lain yang mirip dengan Nina dari segi fisik.

Lando tak banyak bertanya dan Rio pun tak banyak cerita tentang wanita yang dibawanya. Sampai akhirnya si wanita pergi untuk ke toilet.

"Siapa cewe yang lo bawa, gue pikir lo dateng sama Nina?" bisik Lando.

"Mantan gue dan kayanya gue harus nikah sama dia" balas Rio

Lando terbatuk-batuk lalu buru-buru mengambil cangkir teh untuk meredakan tenggorakanya yang kering.

"Gila... Jadi lo sama Nina gimana kalo tau mau nikah kaya gini" keluh Lando yang merasa menyesal.

"Lo pasti tau kenapa cowo tiba-tiba nikah sama cewe padaha dia lagi PDKT sama cewe lain. Gue kaya gini, sebagai cowo yang bertanggung jawab. Dan gue juga mau jadi pembunuh"

Lando tak bisa berkata-kata, merasa bersalah dan serba salah.Tak ada percakapan lagi karena si wanita yang sudah kembali dari toilet.

***

Aku binggung berkomentar apa tentang Rio, ada pemikirkan postif dan juga negatif.

"Yah... Gue akui Rio sebagai pria mau bertanggung jawab bahkan tak ingin menjadi seorang pembunuh dengan menyuruh si wanita Aborsi. Biasanya pria tak ingin melakukan hal seperti bahkan lebih suka kabur, tak ingin mengaku kesalahanya."

"Mungkin itu bukan anak gue, kali aja lo main sama anak lain"  kalimat kaya gini yang biasanya pria, saat seorang wanita meminta pertanggung jawabanya.

Itu dari sisi positifnya, Rio mau bertanggung jawab tapi dari sisi negatifnya.

"Serem juga kalo nanti pacaran dengan Rio, mungkin nasib aku akan sama seperti wanita itu.

Padahal prinsipku adalah Sex after Married bukan Sex Before Married. Tak peduli walaupun itu dianggap kolot, karena aku pikir Menikah bukan karena Sex atau hamil"

"Nin... Lo baik-baik aja kan" Tantri mengengam tangan seperti ingin menguatkan.

"Gue sebenarnya ada perasaan saat dia ngasih bunga kemarin, tapi semenjak dia cancel gue nonton kemarin gara-gara nganterin Nyokap kontrol, gue jadi agak marah dan kemaren pas gue makan juga berasa keganggung sama Dhani yang tiba-tiba datang"

"Oh yah... Gimana ceritanya Dhani kemaren" ucap Tantri penuh semangat.

Saat itu bunyi lonceng di pintu berbunyi, tanpa pelanggan baru datang. Segerombolan pria datang dan langsung memenuhi meja yang kosong. Aku melihat sosok Dhani dalam kumpulan delapan orang pria. Tantri kembali tersenyum dan memilih untuk pergi saja.

"Oh My God.... Dhani duduk dibekas mejaku.. Apa mungkin dia akan melihat sisa makanku dengan Tantri tadi." Jeritku dalam hati panik.

Tantri sempat memesan aneka dimsum, mulai dari ceker ayam, siomay dan juga bakpao ayam. Ukuran memang kecil tapi melihat tumpukan kukusan tiga susun dan juga piring bekas puyunghai dan capcay yang ludes tanpa sisa.

Dia mungkin berpikir ada banyak orang yang makan, tapi hanya berdua dan itu habis. Aku malu memilih untuk menunggu diluar, saat Tantri membayar semua makanan.

Diam-diam aku menatap Dhani dari depan pintu kaca yang sedang memesan makanan. Kali ini dia mengunakan kaos putih dengan tulisan "You Walk Never Alone" dan juga topi dibalik berwarna hitam.

"Rio sudah menghilang dalam hati, sekarang saatnya kembali pada Dhani. Dan aku masih menunggu saat yang tepat untuk berkenalan"

Bersambung

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

444K 16.2K 192
Won Yoo-ha, a trainee unfairly deprived of the opportunity to appear on a survival program scheduled to hit the jackpot, became a failure of an idol...
336K 39.1K 74
✦ ᴄᴀɴ ʙᴇ ʀᴇᴀᴅ ᴀs ɢᴇɴᴇʀᴀʟ.ғɪᴄᴛɪᴏɴ ✦ - 𝖒𝖆𝖓𝖎𝖐 𝖝 𝖆𝖓𝖆𝖍𝖎𝖙𝖆 𝖝 𝖓𝖆𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎 - --- ♡ --- "𝘔𝘺 𝘩𝘦𝘢𝘳𝘵 𝘴𝘵𝘰𝘱𝘱𝘦𝘥 𝘴𝘦𝘢𝘳𝘤𝘩𝘪𝘯𝘨 𝘧...
KASHI Από stuckinatale

Γενικό Φαντασίας

396K 19.8K 42
"So, Mrs. Kashi Abhay Pratap Singh..chalte hai. Goodbye..". Saying this, he left her broken in this world of betrayal. ~~~~~~~~~~ Kashi, a simple gir...
Sweet Little Girl Από zee_344

Γενικό Φαντασίας

128K 4K 34
Nollani is a 21 year old student, she has a big personality that only the closest know. She's very independent but very deep down wants a mommy to de...