Sacrifices | ✓

By priscillangel

288K 29.2K 831

|HIGHEST RANKING: #29 IN WEREWOLF CATEGORY | "Jika kau tidak mau berkorban untuk mencapai apa yang kau ingink... More

Notes
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 37
THANKYOU!
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Epilogue
Promises

Part 36

4.3K 499 19
By priscillangel


Aku memutuskan untuk bangun setelah beberapa saat mencoba kembali tidur dan tidak membuahkan hasil. Lagi pula aku yakin sebentar lagi matahari juga akan memunculkan dirinya.

Aku memandang pantulan diriku di kaca yang ada dihadapanku saat ini. Semua yang terjadi di mimpiku barusan itu seakan berputar perlahan didalam benakku. Sebuah mimpi yang kudapat untuk menjawab semua pertanyaanku selama ini.

Tapi meski aku sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaanku ternyata tetap saja itu tidak semudah yang kubayangkan.

Dan yang pertama muncul dalam benakku adalah – Aiden.

Aku menghela nafas pelan dan memutuskan untuk membuka akses Bianca padaku.

'Akhirnya –' ucap Bianca sesaat setelah aku melakukan itu.

'Apa kau lupa kalau Ia adalah mate mu? Bagaimana bisa kau menghilangkanku lalu bertengkar dengannya seperti kemarin?'

'Dan kenapa kau masih diam disini? Cepat pergi dan kunjungi Aiden sekarang. Kau dan aku sama-sama tahu bahwa Ia juga terluka – sama seperti yang kita rasakan saat ini.'

Aku terdiam dan aku sudah menduga Bianca akan mengatakan itu semua.

Tapi yang membuatku terdiam adalah – perasaan yang sekarang kurasakan. Dan itu membuatku bertanya bagaimana bisa Aiden menahan itu semua semalaman?

Sesaat setelah akses Bianca terbuka membuatku merasakan rasa sakit akan ikatan mate kami, dan itu terasa sangat – sakit. Aku bahkan tidak sadar kalau air mata mulai menggenang di kedua mataku, dan bagaimana bisa Aiden manahan semua ini?

'Maaf – aku tidak bermaksud apapun. Aku hanya kesakitan dan kau tahu bahwa aku lebih merasakan ikatan itu dibandingkan dirimu.' Ucap Bianca ketika Ia sepertinya sadar aku perlahan mulai merasakan apa yang Ia rasakan juga.

Aku mengusap kedua pipiku yang basah akibat air mata yang mengalir. Dan aku sengaja membilas wajahku dengan air berharap itu dapat menghentikan air mata yang mengalir dan bisa membantu menyadarkanku – membuatku bisa berpikir lebih jernih lagi.

Tapi aku berhenti ketika mendengar seseorang mengetuk pelan pintu kamarku. Dan dari auranya aku bisa tahu bahwa itu adalah – Ace. Dimana itu membuatku bertanya dalam benakku – apa yang diinginkannya dengan menemuiku ketika matahari bahkan belum sepenuhnya memancarkan cahayanya?

"Ada apa?" tanyaku padanya ketika aku membukakan pintu kamarku padanya – tapi aku sengaja tidak mengijinkannya masuk.

Sepertinya apa yang dikatakan Petrova berhasil membuatku sangat berhati-hati dengannya.

Dan sepertinya Ace bisa merasakan rasa gelisahku akan dirinya karena Ia menatapku bingung seakan apa yang kulakukan adalah sesuatu diluar kebiasaanku.

"Kau tidak apa?" tanyanya dan aku memasang senyum kecil lalu mengangguk,

"Yes. I'm fine." Jawabku singkat, "Jadi ada apa?" tanyaku lagi padanya dan Ace menghela nafas pelan.

"Vernon – Ia berhasil membunuh satu keluarga lagi. Keluarga Larson." Jelasnya, dan itu adalah hal yang tidak pernah kuduga, "Mereka adalah salah satu keluarga berpengaruh juga, dan mereka kembali menuduh mereka dengan pemberontakan lalu menyerang dan menghabisi mereka semua."

"Dari yang kudengar, tidak ada satupun diantara mereka yang selamat." Tambahnya dan aku berbohong kalau aku tidak terkejut.

Aku sangat terkejut.

Aku tidak menduga mereka akan melakukan itu pada kaum mereka sendiri.

Seakan membunuh itu sudah menjadi bagian tugas dan keseharian mereka.

Dan mereka membantai satu keluarga – bukan hanya satu atau dua vampire tapi satu keluarga vampire.

"Aku tahu ini bukan saat yang tepat tapi –" ujar Ace lagi, dan rasa khawatir jelas terpancar pada raut wajahnya,

"Kau ingin mengajukan rencanamu?" tanyaku memperjelas apa yang hendak dikatakannya, dan Ace terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk,

Aku bisa melihat ada kilatan menyesal di kedua matanya, tapi Ia juga seakan ingin mengatakan padaku bahwa hanya ini jalan satu-satunya.

"Beri aku 1 hari – bukan – beri aku beberapa jam. Aku akan membicarakan ini dengan yang lain dan aku akan mengabarimu soal ini." Ucapku sambil berbalik ke dalam kamar bermaksud mengambil jaket yang kutinggal diatas tempat tidur.

Tapi langkahku tertahan ketika Ace menarik tangan kananku. Aku berbalik dan menatapnya bingung,

"Soal Aiden – aku tahu itu terjadi karenaku. Tapi maaf aku sama sekali tidak menyesal sudah melakukan itu." Ujarnya dan secara refleks aku langsung menarik lepas tanganku darinya.

"Ace – ini bukan waktu yang tepat, dan aku tidak tahu apa yang ingin kau katakan tapi – Aiden adalah mateku. Dan apapun yang kau lakukan tidak akan bisa mengubah hal itu." Ucapku berharap itu dapat menyadarkannya – dan aku sebenarnya tidak percaya akan apa yang dikatakan Petrova soal perasaan Ace padaku tapi melihatnya bertingkah seperti ini membuatku jadi sadar bahwa mungkin itu memang terjadi.

"Maaf – aku hanya ingin menyampaikan itu padamu. Dan aku tahu aku tidak boleh merasakan ini padamu, tapi aku sudah melakukan apapun untuk menghilangkannya dan tidak ada satupun yang berhasil." Ucapnya dan perasaan tidak nyaman langsung memenuhi diriku,

Aku sudah memiliki mate, dan mendengar secara langsung ada pria lain memiliki perasaan padaku membuatku merasa – aneh.

Ada rasa tidak nyaman, ada rasa bersalah, dan perasaan seakan ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi – apapun alasannya.

Dan yang paling besar kurasakan adalah rasa – bersalah.

Meski aku tahu ini terjadi bukan karena aku yang memulainya atau bagaimana, tapi tetap saja itu tidak mengurangi rasa bersalahku.

"Aku akan bersama Blair dan Draven. Kabari aku jika kalian sudah membicarakan soal ini." Ucapnya dan setelah itu Ace langsung berbalik dan berjalan menjauh.

--

Aku mengangkat tanganku untuk mengetuk pintu kamar yang ada dihadapanku tapi – aku langsung menurunkan tangan kananku itu lagi –

Untuk kesekian kalinya.

Sudah sepuluh atau mungkin lima belas menit aku berdiri di hadapan pintu kamar milikku ini – kamar yang kutempati bersama Aiden. Dan aku sudah berusaha untuk mengetuk dengan tujuan ingin membicarakan apa yang terjadi kemarin dengannya tapi itu tidak semudah yang kukira.

Aku terlalu takut dan khawatir akan apa yang dikatakannya padaku.

'Apa yang kau lakukan?' ucap Bianca berusaha menyadarkanku dari semua 'keraguan' itu dan aku hanya bisa menghela nafas kecil.

'Kurasa lebih baik jika aku menemui Eli terlebih dahulu, kita bisa kembali setelahnya –' Ujarku sambil bermasuk berbalik tapi tiba-tiba pintu kamar itu terbuka,

Membuatku berhadapan langsung dengan sosok yang membuka pintu itu – Aiden.

Ia menatapku sejenak sebelum akhirnya mempersilahkan diriku untuk masuk.

Aku sudah menduga Ia pasti akan merasakan kehadiranku tapi – melihatnya membukakan pintu untukku berarti Ia sudah siap atau paling tidak memang ingin membicarakan apa yang terjadi denganku.

"Hei –" ucapku berusaha memecah suasana yang terkesan sangat canggung ini.

Aku melihat Aiden melangkah menuju Sofa dan memposisikan dirinya untuk duduk menghadapku yang masih berdiri di dekat pintu. Aku hanya bisa terdiam – well lebih tepatnya aku tiba-tiba tidak tahu apa yang harus kulakukan meski ini adalah kamarku.

"Maaf." Ucap Aiden dan aku merasakan hatiku seakan tersayat ketika mendengar Ia mengatakan itu, menunjukkan bahwa Ia benar-benar merasa bersalah.

"Aku kehilangan kendali akan diriku dan membiarkan Serigala milikku mengambil alih semuanya. Aku sadar kalau aku tidak bisa terus menutupi bahwa aku – sangat tidak menyukai kau dekat dengan para Vampire itu. Dan melihatnya berada di dalam kamar ini ketika aku tidak ada membuatku sangat – marah. Aku tidak pernah menduga aku akan menjadi sosok mate yang overprotective – tapi dengan Ace, ada sesuatu yang selalu membuatku merasakan hal yang hanya memancingku untuk berpikir ada sesuatu diantara kalian. Dan itu membuatku melukaimu pada akhirnya." Jelas pria itu, dan Ia menunduk – Ia sama sekali tidak berani menatap langsung kepadaku.

Dan itu membuatku semakin – merasa bersalah.

"Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk selalu mendengarkan penjelasanmu sebelum menyimpulkan sesuatu. Tapi aku mengingkari janji itu sendiri. Jadi kumohon –" ucap Aiden dan perlahan pria itu mengangkat wajahnya untuk menatapku, " – kumohon maafkan aku." Lanjutnya, dan aku bisa melihat sosok Aiden yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

Ia terlihat begitu hancur, hanya ada raut wajah sedih disana – kedua matanya begitu kelam membuatku berpikir apa yang sebenarnya Ia rasakan hingga memiliki ekspresi seperti itu?

Aku memberanikan diriku untuk berjalan kearahnya dan Ia tidak sedikitpun melepaskan tatapannya dariku. Aku juga terus membalas menatap kearahnya dan ketika aku tepat berada dihadapannya hanya ada satu hal yang terpintas dibenakku.

Aku membungkukkan diriku lalu – memeluknya.

Dalam sekejap perasaan sakit yang ada di ikatan mate ku dan dirinya seakan menghilang begitu saja. Membuatku mendekap pria itu lebih erat.

"Aku juga minta maaf. Aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri hingga tidak mempertimbangkan hal itu sedikitpun. Jika aku sedikit saja memikirkan perasaanmu – semua itu tidak perlu terjadi." Ucapku sambil melepaskan pelukan itu, dan menatap wajah Aiden lagi.

Aiden menatapku terkejut seakan Ia sama sekali tidak menduga aku akan melakukan hal tadi, tapi pria itu langsung berhasil menguasai perasaan terkejut itu dan tiba-tiba Ia mengangkat tangannya untuk mendekap wajahku.

Ia mengusap pelan pipiku yang tanpa kuketahui sudah basah akibat air mataku.

"Kenapa – aku bisa bertemu dengan gadis seperti mu?" tanya Aiden dan aku menatapnya bingung, "Aku merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang membuatku berhak mendapatkan gadis sempurna sepertimu." Jelasnya dan aku mengedipkan mataku karena aku sangatlah terkejut akan ucapannya itu. Aku tidak menduga Aiden mengatakan itu langsung padaku,

Tapi – I love it.

Karena setelah itu sebuah senyuman sudah terpampang jelas di wajahku.

Aiden menurunkan tangan kanannya lalu menggenggam tanganku.

"Aku hanya bisa tertidur satu atau dua jam saja semalam. Dan aku tidak pernah menduga berada di tempat tidur itu tanpa dirimu membuatku nyaris gila. Di tempat tidur itu jelas memiliki aroma milikmu dan itu hanya memperburuk rasa bersalahku. Bahkan Serigalaku pun sama sekali tidak berhasil membantuku – Ia hanya menambah luka yang sudah ada." Ujar Aiden dan aku sudah menduga itu akan terjadi tapi mendengarnya menjelaskan itu secara langsung seperti ini membuatku berpikir bahwa efek ikatan mate ternyata lebih kuat dari yang kuduga.

Tiba-tiba Aiden berdiri dari posisi duduknya dan langsung menarik pelan tanganku untuk berjalan bersamanya menuju tempat tidur yang ada. Ia mengajakku untuk duduk diatas tempat tidur itu dan aku mengikuti permintaannya itu.

Aiden merangkulku dari sisi kiri dan membuatku tersenyum kecil lalu membalasnya dengan mendekap tubuhnya. Tanpa pikir panjang aku langsung menyandarkan kapalaku pada dadanya, dan aku menemukan hal yang selama beberapa hari ini kucari.

Rasa aman.

Dan disaat itulah aku sadar –

Aiden adalah satu-satunya sosok yang bisa memberikan perasaan itu padaku.

Dimana aku berjanji untuk melakukan apapun untuk mempertahankan hal itu.

I promise.


[bersambung]


Bagaimana menurut kalian soal part ini? Aiden dan Ella akhirnya balikan lagi nih, apa pendapat kalian soal itu? 

Jangan lupa comment, vote dan follow yaa


love,

priscillangel

Continue Reading

You'll Also Like

234K 11.2K 21
Serena Aspyn Ravens seorang gadis yang berasal dari keluarga ternama dan tersukses di dunia. RAVENS. Orangtuanya telah meninggal karena kejadian yang...
925K 99.1K 73
Spin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucife...
111K 5.2K 10
Because even every second that I pass, I do always see you. As a man. Always like that. I choose you. And will always choose you for now, tomorrow an...
2.6M 253K 34
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...