Klik bintang nya biar bisa baca keseluruhan!!
_oOo_
Pertama yang menjadi pemandangan penglihatannya begitu mata indah itu terbuka adalah atap putih bersih. Penciumannya menghirup aroma khas obat-obat tan Rumah Sakit. Kepalanya melirik pelan kesetiap sampingnya lalu turun ketangannya yang dengan sadis nya sudah terpsang cairan inpusan Rumah Sakit.
Pertanyaan nya. Apa yang terjadi pada dirinya sampai berada diranjang ini. Dirinya juga memakai pakaian Rumah Sakit. Ia mencoba berpikir keras memutar kebelakang kejadian apa yang menimpanya kala itu.
Sekelibat ingatan membuat dadanya bergemuruh hebat.
“Mas”
Kepalanya terasa pening sampai dirinya kehilangan keseimbangan dan ambruk lah disaat itu pula. Tapi beruntung, karena sebelum tubuh ringkihnya berbenturan dengan lantai, tangan kokoh langsung menyanggapnya.
Samar-samar Rifa dapat mencium aroma parfum yang dulu membuatnya merasa nyaman dalam pelukannya. Setelah itu kesadarannya hilang.
Orang itu langsung membopongnya ke ruang rawat. Tatapannya tak lepas dari wajah gadis digendongannya. Sampai suster memanggilnya barulah Ia tersadar kalau dirinya sudah berdiri didepan ruang rawat. Direbahkan nya gadis ini dengan hati-hati.
Setelah selesai memeriksa keadaanya, Dikatakan bahwa gadis ini kondisinya sangat lemah, alhasil membuatnya harus mendapat perawatan cepat.
Ketahuilah. Dirinya teramat takut untuk mengenggam tangan itu walau ia ingin. Bahkan dirinya pun enggan memeriksa kondisinya secara langsung, padahal dirinya juga seorang dokter. Lalu dia pun memutuskan seorang dokter perempuan untuk mananganinya.
Satu hal yang membuat Ia terkejut. Wanita yang terbaring lemah disana tengah mengandung. Usia kandungannya baru dua bulan. Ini berita paling bahagia. Sebentar lagi Ia akan menjadi ayah. Namun pantaskah julukan itu untuknya ? terlalu banyak rasa sakit yang Ia torehkan rekor padanya, sampai-sampai Dirinya malu menampakkan wajah nya dihadapan istrinya sendiri.
Wajah gadis ini terlihat pucat pasi. Walau matanya terpejam, bisa dilihat disekitaran sana air mata merembes turun. Air matanya membuat hatinya berdenyut nyeri. Lagi-lagi air mata itu menetes kembali.
Ia mendekat lalu menyeka air matanya. Tangannya menangkup pipi istrinya dan mengusapnya dengan ibu jari. Setelahnya, Ia menunduk dan mencium kening istrinya lamat-lamat. Air matanya menetes. Hatinya begitu sakit mengetahui kondisi istrinya sekarang ini. Harusnya Rifa bahagia tanpa dirinya. Tapi kenapa—
“Aku merindukanmu, istriku,” lirihnya lembut. Pandangannya turun ke arah perut rata istrinya. Tangannya mendarat disana lalu menciumnya seraya berkata “Jaga Mama kamu,Nak. Jadilah penguat Mama kamu. Papa sayang kalian. Maaf pin papa yang gak bisa berada disamping kalian. Berjanjilah jadi anak yang berbakti pada orang tua. Papa sangat mencintai kalian. Maaf,Sayang”.
Laki-laki ini berdiri tegak mengusap air matanya kasar. Ia melangkah mundur sembari mengamati wajah istrinya, detik kemudian berbalik dan langsung keluar ruanngan.
“Dokter Althaf. Tadi Ashlan menanyakan Anda . Saya mengantarkannya keruangan anda, dia tidak mau keluar dan malah meraung nangis disana,” kata suster itu yang baru saja melihat Althaf keluar dari ruang rawat.
“Terima kasih sudah mengantarnya. Saya akan menemuinya sekarang.”
“Apa aku bermimpi ? Yang aku lihat itu terasa nyata. Aku merasakan pelukannya. Aku merasa dia begitu dekat denganku. Ya Allah jika itu semua adalah mimpi. Biarkanlah aku tertidur lama dan merasakannya hadir lebih lama lagi dalam mimpiku,” lirihnya. Air matanya ikut tumpah membasahi pipinya. Sesegera ia menyekanya begitu melihat seorang pria bertubuh tegap dan seorang bocah masuk tiba-tiba.
“Hiks hiks aunty kenapa ? maaf pin Asha. Harusnya Asha gak ninggalin aunty hiks hisk ” Asha nangis sesenggukan seraya menenggelamkan kepalanya keranjang disammping Rifa. Rifa mengusap kepalanya dengan sayang. “Aunty gak papa, sayang. Kamu ngapain nangis sih, gak malu sama adek bayi ? dia denger loh .”
Asha mendongakkan kepalanya dengan mata basah, bibirnya mencebik kebawah, jadi terlihat lebih menggemaskan saat bocah ini menangis.
“Adek bayi gak denger kok. Asha cuma pura-pura nangis aja.”
“Bibirnya jebi gitu. Jelek tahu. Ponakan aunty bisanya selalu cantik.”
“HUAAAA... mau ketemu Om Kal. Pengen nangis dipelukannya. HUAAA .. ”
“Om disini ,sayang ” seketika tangis Asha berhenti dan melirik kebelakang. Disana Haikal-nya berdiri dengan gaya cool nya sembari tersenyum manis padanya.. Tidak perlu lama, Asha langsung berlari kearahnya dan memeluknya. Bocah itu menangis bombay sampai membasahi kemaja milik Haikal. Tapi Haikal malah terkekeh mendengar tangisan Asha yang kelewat lucu.
Haikal mendapat kabar dari Althaf bahwa Rifa dirawat di Rumah Sakit Medika. Dan mereka langsung memutar balik arah menuju Rumah Sakit setelah mendapat kabar tersebut. Tunggu.. Apa itu berarti Althaf bertemu Rifa ?? Haikal butuh penjelasan untuk itu.
“Didepan calon suami nangisnya harus lebih kenceng, biar makin disayang ,” Itu suara Gibaran yang membisiki Asha dari belakang tanpa sepengetahuan Haikal. Karena setahu Haikal Gibran berdiri disampingnya. Namun sayang, Haikal selalu kelolosan.
Asha mengedipkan matanya seolah ia paham apa yang harus dilakukannya setelah ini.
_oOo_
“Lo apa ain ponakan gue bisa sampai sembab gitu matanya,” tanya Althaf mendapati Haikal yang baru saja muncul dipintu apartement nya menggendong ponakannya dengan posisi Asha memeluk leher Haikal.
“ Menurut Lo ? gue masih waras kali. Walau gue jomblo bukan berarti anak kecil juga harus gue embat. Gue bukan fedopil,” sergahnya tak terima atas tuduhan Althaf padanya.
“Sulit dipercaya. Lihat saja nanti. Siapa tahu anak kecil lebih menarik buat Lo ketimbang wanita dewasa. Secara, Lo itu sangat tidak tersentuh oleh wanita manapun. Lo tuh terlalu dingin sama perempuan. Percaya deh sama gue, buka hati Lo perlahan. Buat hati Lo mencoba nyaman pada hati orang lain. Lo bakal tahu betapa indahnya sekaligus sakit arti cinta. ”
“Males," jawab Haikal simple.
Althaf membelalak. Ia berucap panjang lebar cuma dijawab males ?se simple itukah. Dasar di paoan datar.
“Gak usah bahas hidup gue. Lo hutang penjelasan sama Gue," cerca Haikal duduk dihadapan Althaf setelah membaringkan Asha di sofa.
Althaf mengerti kemana arah pembicaraan Haikal. Haikal menatapnya dingin membuat Althaf meneguk salivanya susah payah.
“Okegue jelasin. Gue ketemu sama Rifa. Tapi——saat dia tidak sadarkan diri. Entah kenapa dia bisa pingsan, bahkan sampai melupakan Ashlan saat Rifa ambruk. Sskit dan Rndu ini menyiksa Gue ,Kal. Tapi ada satu fakta yang lebih mengejutkan.”
“Apa itu ?”
“Dia Hamil.”
“Serius ? demi apa . Gue jadi Om dong sebentar lagi. Makin tua aja gue. Lo udah punyaa anak, sedangkan Gue cewek aja gak punya.”
“Kal ?”
“ Apa,sayang.”
Althaf begidik jijik “Lo sehat kan ? Sepertinya kejiwaan lo keganggu. Setres ya jomblo terus,” ledek Althaf.
“Alhamdulillah gue sehat. Tapi makasih Lho. Karena Lo masih mau temenan sama orang setres kaya Gue. ”
Althaf mendengus. “ Terpaksa.”
“Stop! Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan Gue. Gue dateng kesini mau nanya serius sama Lo. Please jawab jujur. Siapa yang bantu Lo selama ini ? dan jelasin siapa Ashlan sebenarnya ? Kalau sampe Lo hamilin anak orang Gue bakal nikahin Rifa.”
Haikal tidak pernah main-main dengan ucapannya.
_oOo_
Yap. Update lagi. Pendek ya. InsyaaAllah deh part selanjutnya panjang. Bentar lagi kan ending 😁😁.
Mau buka lapak siapa ?