NABILA-ARTHUR (END)

By MischaNisa

374K 7.1K 207

Ganti Judul dari Married for Status menjadi Nabila Arthur. Part utuh hanya sampai Part 18. Sudah resmi terbit... More

EBOOK RESMI TERBIT
PROLOG
Part 1- Masalah Nabila
Part 3 - Pertemuan
Part 4-Tunangan
Part 5-Calon Mertua
Part 6 - Married
CAST 'Nabila-Arthur'
Part 7 - Honeymoon
Part 8 - Permainan Konyol
PART 9 BAPER
PART 10 SALTING
PART 11- RUMAH MERTUA
PART 12 - HAMPIR
Part 13 - SISI LAIN ARTHUR
Part 14 - MATI LISTRIK
Part 15 - ONSLAUGHT!!!
PART 16 - POPCORN!
PART 17 - MASALAH BARU
PART 18 - SINGA BETINA
Kritik & Saran

Part 2- Masalah Arthur

9.6K 402 4
By MischaNisa

Minta Vote dan Komennya ya
Happy Reading..😊

Arthur POV

Baru saja minggu lalu, ibu menjodohkan gue dengan anak dari teman arisannya. Dan sekarang gue harus ikut kencan buta lagi untuk ke 15 kalinya. Setelah kencan minggu lalu gagal total karena gue secara halus namun menusuk saat menolak semua cewek yang ibu kenalkan ke gue. Dan sabtu nanti, gue harus mengikuti kencan buta lagi dengan anak dari teman SMP ibu. Gue bahkan sudah di cap sebagai gay, homo atau sejenisnya karena selama ini gue belum pernah mengenalkan pacar kepada orang tua. Setiap kencan buta selalu saja gagal total karena gue selalu menolaknya. Dan itu membuat ibu selalu marah dan kesal kepada gue.

"Oke, Ibu janji ini terakhir kalinya Ibu kenalin kamu ke anaknya temen Ibu. Kalo kali ini kamu gak cocok juga. Ibu bakal nyerah deh, capek," ujar Ibu dengan nada kesal.

'Yes! Akhirnya ...,' sorak sorai dalam batin gue saking senang dan bahagianya.

"Tapi sebagai gantinya, kamu yang cari istri sendiri! Kamu kan selalu gak cocok sama pilihan Inu. Ibu kasih waktu sebulan buat kamu!" Tegas Ibu gue dibalik suara teleponnya.

"Yahh Bu ... kok gitu," protes gue tdiak terima.

"Kamu normal kan, Thur? Masih suka cewek kan? Ibu heran deh kamu gak pernah kenalin cewek ke Ibu," omelan Ibu terdengar sarkas.

"Arthur normal Bu, cuman sampe sekarang Arthur belum nemu cewek yang cocok. Jadi masih jones ...," jawab gue dengan tenang tanpa emosi.

"Apa tuh jones?" tanya Ibu penasaran.

"Jomblo ngenes Bu ... maksudnya."

"(Terkekeh) Oh, kirain apa ibu gak ngerti. Yaudah, intinya kalo kamu nolak, Ibu bakal nekad supaya kamu dipecat disana. Dan bawa kamu pulang ke Jakarta!" Tukas ibu dengan lantang.

"Lho!? Bu, isshh... Ibu kok gitu sih?! Arthur udah seneng kerja di Bandung," protes gue sarkartik.

"Ya sudah ... turutin permintaan Ibu kalo begitu. Lagian udah enak kerja bareng Ayah, lebih gede gajinya. Malah pilih jalan sendiri! Aneh kamu! Orang lain tuh ya ...," omelan Ibu semakin melebar dan memanjang, merembet kemana-mana. Maklum Ihu gue ini cerewetnya minta ampun.

"Udah deh Ibu, gakpapa Arthur seneng kok meskipun gajinya gak sebesar kerja di kantor Notaris Ayah. Udah ah, Arthur mau kerja lagi," sergah gue menutup topik pembicaraan Ibu.

"Inget lho! Sabtu ini di Sunshine café, sekalian pulangnya anterin. Rumahnya gak jauh dari apartemen kamu," omel Ibu memperingatkan kembali.

"Iya Ibuku Sayang," ujar gue supaya beliau berhenti mengomel.

Sambungan telepon dari ibu gue terputus, dan gue mulai menggaruk kepala gue yang tidak gatal. Gue mulai furtasi dan tertekan dengan ancaman ibu. Kali ini beliau benar-benar serius. Padahal usia gue belum 30 tahun, tapi orang tua gue udah ngotot minta cucu. Itu karena ketakutan mereka jika anak laki-lakinya ini masih tetap betah membujang. Gue memang belum pernah sekalipun ngenalin cewek entah itu statusnya pacar atau frinendzone ke orang tua gue. Ya, karena gue gak pernah hubungan yang terlalu serius dengan cewek.

Terakhir gue pacaran saat baru kerja di perusahaan ini. Dan itu pun tidak bertahan lama, karena mantan gue hanya mengincar materi saja. Sampai sekarang gue belum pernah bertemu dengan cewek yang tulus mencintai gue. Bukan dari segi materi, jabatan atau tampang gue. Itulah mengapa gue betah membujang dan selalu menolak perjodohan.

Tiap kali kencan buta, semua cewek yang gue temui itu gak ada yang masuk tipe gue. Yang gue temui hampir semuanya matre, agresif, dan tidak jujur dengan statusnya. Sebelum gue ketemu atau kencan buta dengan cewek pilihan ibu, terlebih dahulu gue pasti stalking untuk mencari tahu latar belakang dan sifat orang itu. Sekertaris gue, Firman sebagai agen intel gue yang selalu kasih tahu informasi cewek yang akan dijodohkan dengan gue.

Awalnya mereka akan membantah habis-habisan, namun setelah gue menyodorkan bukti konkret pada akhirnya mereka dengan rasa malu mengakuinya. Itulah mengapa gue selalu menolak dan selalu menggagalkan perjodohan. Karena gue udah tahu kelakuan mereka dibalik wajah manis dan cantiknya. Dan gue memilih untuk memperioritaskan karir gue dibandingkan mencari jodoh. Gue masih merasa belum mampu menjadi kepala keluarga, menafkahi istri dan anak-anak gue nanti.  Masih banyak resolusi hidup gue tahun ini yang belum tercapai. Disamping itu juga karena gue masih ingin bebas menikmati masa muda gue, kumpul bareng temen, menekuni hobi, dan satu lagi gue masih pengen ngejar gelar magister. Karena gelar pendidikan yang semakin tinggi, itu akan mempermudah gue untuk naik jabatan.

Sebenarnya orang tua gue sudah punya dua cucu dari kakak tiri gue, Mbak Risa. Ibu gue adalah istri kedua Ayah. Istri pertama Ayah meninggal saat mbak Risa SMP, kemudian menikahi Ibu setelah dua tahun Ayah menduda. Hubungan keluarga kami bahagia dan tentram saja, sikap Ibu gue juga tidak seperti ibu tiri yang ada di sinetron TV yang selalu jahat. Meskipun Mbak Risa bukan anak kandung Ibu, tetapi beliau tidak pernah membedakan kami. Ibu menyayangi Mbak Risa seperti anak kandungnya sendiri.

***

"Berapa pelamar lagi Firman yang harus saya interview?" tanya gue pada sekertaris kepercayaan gue

"Satu lagi Pak. Saya panggilkan sekarang?" Tanya dia dengan sopan.

"Ya panggilkan saja. Biar cepet kelar. Saya ada urusan soalnya."

"Baik Pak," Firman menutup pintu ruangan dan memanggilkan pelamar kerja terakhir.

"Selamat sore Pak," jawab seorang wanita cantik, putih, dengan tubuh yang proporsional. Semoga saja kecantikan dan kemolekan tubuhnya sesuai dengan otak yang dia punya.

"Silahkan duduk."

"Terima kasih Pak."

Gue mulai membaca dan memahami Resume miliknya.

"Silahkan anda ceritakan secara singkat riwayat hidup anda hingga melamar kerja ke perusahaan kami," ujar gue dengan mimik serius.

Dia mulai menceritakan riwayat hidup dia dari kuliah hingga bekerja dan melamar ke sini. Gue merasa aneh, mengapa dia melamar kerja lagi? Padahal dia sudah mendapat posisi yang bagus ditempat kerjanya. Banyak sekali orang yang menginginkan untuk menjadi pegawai pemerintah. Gaji yang dia dapat suadh UMR, belum bonus dan tunjangan. Lalu mengapa dia merasa masih kurang? Gue memeng kurang paham dengan sisitem birokrasi pemerintahan yang gue tahu Pegawai Honorer, CPNS dan PNS. Ternyata masih terdapat kategori pegawai pemerintah lainnya : PPNPN  seperti pekerjaan dirinya sekarang dan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Itulah mengapa gue kurang berminat bekerja di lingkup pemerintahan. Gue yang mempunyi jiwa bebas, tidak ingin terikat dan selalu tidak pernah puas dengan pencapaian merasa kurang cocok bila bekerja disana.

Gue malah jadi penasaran dengan tujuan dia sampai ingin resign dari posisinya yang menurut gue sudah cukup bagus dari segi jenjang karir. Gue menduga jika pelamar ini masih labil, usianya saja baru 24 tahun. Belum mapan dan belum banyak pengalaman.

"Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan kami?" tanya gue sambil menaikan alis.

"Saya ingin mencari pengalaman baru, menambah wawasan dan pengalaman baru ..."

"Alasan yang sangat mainstream. Saudari Nabila Salsabina, S.E. Apaakah ada alasan lain yang lebih logis?" potong gue cepat karena sudah jengah dengan alasan klasiknya. Apakah tidak ada alasan lain yang relevan dan lebih kreatif daripada kalimat itu? Hampir semua pelamar jika ditanya selalu saja jawabannya seperti itu, bosan gue mendengarnya.

Cewek itu hanya diam membisu. Sudah gue duga pasti alasan dia adalah merasa tidak nyaman di tempat kerjanya. Entah gue kagak tahu masalahnya yang jelas, dari mimik wajahnya sudah terbaca sama gue. Dan perusahan ini tidak butuh dengan orang yang tidak loyal dan tidak memliki integritas seperti dia.

"Maaf, Anda tidak bisa bekerja di tempat kami. Saya pikir sebaiknya anda bersyukur dengan posisi anda sekarang. Banyak sekali orang yang menginginkan posisi anda ini. Saya mengerti karena anda masih muda, masih ingin mencari hal baru, dan ingin mencapai sesuatu secara menggebu. Saya sarankan anda tetap bertahan bekerja disana. Sabar saja, nanti juga anda akan diangkat menjadi PNS. Lebih baik anda tingkatkan kinerja anda dalam bekerja," tegas gue panjang lebar mencoba menasihatinya. Niat gue baik, supaya dia tidak menyesal dikemudian hari.

"Kok begitu Pak?! Bapak subjektif dong menilai saya? Saya sudah memenuhi kriteria posisi yang dibutuhkan perusahaan Anda. Pelamar lain disuruh langsung ikut dan dijadwalkan training padahal mereka bukan lulusan yang diutamakan disini?" protesnya tak terima dengan keputusan gue.

"Maaf Saudari Nabila, ini sudah keputusan mutlak dari Kami. Maaf karena saya ada urusan lain. Pertemuan kita dicukupkan sekian, Terima Kasih," tegas gue mengakhiri sesi wawancara yang sangat melelahkan ini.

"Tapi Pak ..," dia mencegah tangan gue yang hendak membukakan pintu.

"Silahkan Anda bisa keluar dari ruangan saya," tegas gue kembali sambil melepaskan tangannya di lengan gue.

"Biasa aja kali Pak. PERMISI!" ucapnya sarkastik.

Gue hanya mengangkat bahu dan kedua tangan seolah menandakan tidak peduli alias masa bodo dengan respon darinya.

Bandung, 6 September 2018

Source of Photos:
https://www.pinterest.co.uk/pin/565483296953018713/

Terimakasih semoga terhibur...
Dilarang Keras Menjiplak, meniru, menyontek, mencomot, meng copast baik dikit atau banyak tanpa seijin penulis.
Mari Hargai Hasil Karya Orang lain

Continue Reading

You'll Also Like

92K 5.2K 24
Follow dulu sebelum membaca #1 Asgar ( April Mei 2021) #2 Adam (april 2021) Cerita ini hanya fiktif belaka mohon maaf apabila terdapat persamaan nama...
115K 6K 35
Demi mendapatkan uang untuk pengobatan neneknya, Ajeng terjebak dalam situasi yang rumit, dan mau tidak mau, Ajeng terpkasa menjadi pengantin penggan...
628K 41.3K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
1.8K 132 6
๐™…๐™ž๐™Ÿ๐™ž๐™ ? ๐™‚๐™š๐™ก๐™ž? ๐™‚๐™–๐™ฉ๐™š๐™ง๐™ž๐™ข๐™– ๐™จ๐™๐™ž๐™ฅ ๐™ž๐™ฃ๐™ž? ๐™Ž๐™†๐™„๐™‹ ๐˜ผ๐™‰๐™…๐™‚ ๐™‚๐˜ผ๐™๐™Ž๐˜ผ๐™ƒ ๐˜ฝ๐˜ผ๐˜พ๐˜ผ๐˜ผ!!