I Can Hear Your Voice

By Arnafifa

163K 14.8K 286

Jeslyn berfikir jika dunianya telah hancur. Namun semua itu berubah ketika Jeslyn bertemu lelaki bisu yang ke... More

Prolog
01 : Aku Tidak Bisa Bicara
02 : Bertemu (Lagi)
03 : Kamu Sempurna
04 : Malam yang Indah
05 : Flashback
06 : Aku Pernah Bisa Bicara
07 : Kita Punya Masa Lalu
08 : Pulang
09 : Romeo Juliet
10 : Calon Menantu.
11 : Sisi lain Kennant
12 : Trauma
13 : Datang
14 : Kebenaran.
15 : One day With You
16 : Ayo Berkencan.
17 : Jason Alice
18 : Pacar Pengertian
19 : First
20 : Semangkuk Soto
21 : Ayam Goreng
23
24 : Ayo Berakhir
25 : Rindu
26 : Keluarga Baru
27 : Berpisah?
28 : End
Epilog 1 : Dari Kennant untuk Jeslyn
Epilog 2 : Dari Jeslyn untuk Kennant
Extra Part
New Story
Promosi
Cerita baru

22 : Pantai

3.8K 383 10
By Arnafifa

Sekeras apapun kau ingin mengulang waktu. Sialnya waktu tak akan bisa terulang.

Jeslyn Gracia.

Hari ini Kennant mengajakku ke Pantai. Selagi aku tidak ada jadwal kuliah dan Kennant telah menyelesaikan skripsinya. Setelah kurang lebih tiga bulan menunggu, beberapa hari lagi Kennant akan wisuda. Ah, rasanya kampus akan sepi jika tidak ada Kennant. Tapi tak apa, aku masih bisa bertemu Kennant diluar kampus. Meskipun akhirnya dia akan disibukkan oleh pekerjaannya.

Sebelum menuju pantai. Kennant membawaku ke restoran miliknya. Kennant ingin mengecek kondisi restorannya. Karena minggu ini Kennant belum mengunjungi restoran itu sama sekali. Beberapa bulan lalu Kennant pernah bercerita jika dia memiliki restaurant kecil-kecilan.

"Ayo udah sampai."

Aku segera melepas self belt dan mengikutinya keluar dari mobil.

Aku memandang restoran milik Kennant. Apa ini yang dia bilang restauran kecil-kecilan! Restoran sebesar ini dibilang kecil. Apalah Kennant gila?!

Aku mengikutinya masuk ke restaurant tersebut. Aku dibuat menganga dengan isinya. Ini lebih dari kata indah. Desainnya semua menakjubkan. Hanya dengan sekali lihat, orang akan tau ini tempat yang mewah.

"Aku kesana dulu, kamu tunggu disini bentar." Aku mengangguk.

"Mau makan dulu atau--"

"Nggak usah tadi aku udah sarapan kok. Aku mau teh aja ya." Kini giliran Kennant yang mengangguk. Kemudia pergi kearah kariawannya.

Aku mendudukkan diri disalah satu meja disana. Dan mulai membaca menu yang terletak disana. Oh God! Harganya begitu fantastis. Bahkan ada makanan yang harganya belasan juta. Ini sih lebih mahal dari restoran yang berada dihotel dulu. Pantesan Kennant memiliki black card. Satu porsi makanan saja harganya semahal ini.

Ketika aku masih sibuk memandangi buku menu. Tiba-tiba ada salah satu pelayan yang menghampiriku membawa teh pesananku.

"Ini mbak pesanannya. Ada lagi?"

Sebelum meminumnya aku memandangi teh itu terlebih dahulu. Kira-kira berapa ya harga teh ini.

"Oh ya mbak, teh ini harganya berapa ya?"

"Hanya 700 ribu kok mbak."

Apa dia bilang?! Tujuh ratus ribu, hanya?! Jika aku membeli diwarung aku sudah mendapatkan teh untuk se rw.

"Tujuh ratus ribu ?"

"Iya mbak. Teh ini memang berbeda dengan teh lainnya. Karena dipilih dari dauh teh terbaik di indonesia. Apalagi teh ini sangat sulit ditemui di Indonesia. Karena perawatannya yang cukup sulit. Penyeduhanya juga tidak sembarangan. Harus menggunakan air putih yang bersuhu tujuh puluh lima derajat celcius. Setelah itu harus didiamkan sejenak, baru disajikan." Ucap pelayan tersebut yang lebih mirip seles teh.

"Oh, makasih mbak." Pelayan itu tersenyum kemudian pergi.

Aku masih belum berniat meminum teh ini. Kira-kira aku disuruh bayar tidak ya sama Kennant.

Setelah menghabiskan setengah teh mahal tadi. Kennant datang menghampiriku.

"Ayo, keburu siang nanti." Kennant menggandengku keluar dari restauran tersebut.

Satu hal yang aku fikirkan. Syukurlah aku tidak diminta membayar teh tadi.

***

Aku memandang takjub dengan pemandangan di depanku. Pantai yang sangatlah indah. Apalagi ombaknya, ingin sekali aku berenang disana.

Tapi ada satu hal yang aku binggung. Kenapa pantai ini sepi sekali. Padahal jam-jam segini harusnya ramai oleh pengunjung.

"Ken, kok nggak ada pengunjung lainnya sih disini. Apa kita kepagian?" Ucapku sambil melihat sekeliling.

Kennant tak membalas ucapanku. Aku merasa ada yang tidak beres disini.

"Jangan bilang..." Kennant malah menyengir tak berdosa. Seakan tau apa yang ada di otakku.

"Kamu ngebooking pantai ini?!" Kennant mengangguk.

Aku mengusap wajahku kasar. Sampai malam pun juga tidak akan ada pengunjung lain. Orang udah dibooking sama Kennant. Laki-laki ini benar-benar....

Istimewa

"Kita kan kesini niatnya mau berenang. Aku nggak mau aja orang lain liat kamu pakek baju renang. Aku nggak ikhlas."

Aku tertawa. Oh Kennant mulai possive sekarang. Apakan dia sedang cemburu?! Ah, menggemaskan sekali.

"Padahal baju renang yang aku bawa cukup sopan tauk."

Aku bukan gadis gila yang akan memakai bikini didepan banyak orang. Aku tidak akan memamerkan tubuhku didepan mereka.

"Tetep aja."

"Tapi kan--"

"Sesopan-sopannya baju renang, tetep aja terbuka." Aku tambah tertawa melihat sikapnya. Dasar Kennant.

Tidak ingin terlalu hanyut dalam perdebatan. Kennant segera mengajakku mendekati pantai. Aku hanya berenang dipinggiran pantai. Sedangkan Kennant sudah melakukan surfing. Aku baru tahu Kennant sangat mahir dalam hal ini. Melihat kemampuan Kennant surfing akan membuat semua gadis berteriak. Ditambah Kennant hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan. Yang menampilkan roti sobeknya.

"Yang kayak gini disia-siain sama banyak cewek. Buta kali ya mereka." Gumamku pelan.

Setelah puas berenang. Kita berjalan-jalan untuk mengelilingi pantai ini. Berdua dengan Kennat dipantai ini sangatlah menyenangkan. Kita juga sempat berhenti untuk menulis diatas pasir.

Aku menulis semua keinginganku. Sedangkan Kennant, sepertinya dia tidak sedang menulis. Tapi menggambar.

"Kamu lagi gambar apa?"

"Mimpiku. Kadang, sesuatu yang tidak bisa diucapkan mungkin bisa digambarkan." Aku hanya mengangguk. Kemudian mengamati lebih detail dengan gambaranya. Satu hal yang aku tau. Kennant memiliki satu kelebihan lagi. Dia menggambar diatas pasir dengan luar biasa.

Yang terakhir, bermain istana pasir. Meskipun ini terlihat kekanankan. Sesungguhnya ini sangat menyenangkan.

"Kok kamu rusakin istana pasir aku sih." Protes Kennant.

"Salah sendiri punya kamu kebih bagus. Kan aku iri."

"Ya tapi kan..." Tiba-tiba Kennant merusak istana pasirku dan berlari meninggalkanku.

"Kennant!!!!" Aku segera mengejarnya.

Setelah lelah kejar-kejaran yang tidak penting. Kita-pun duduk diatas pasir. Kusandarkan kepalaku pada bahunya. Sambil menetralkan nafasku.

"Aku capek, kamu larinya kenceng banget." Kennant tersenyum sambil mengusap lembut rambutku.

Kuangkat kepalaku pada bahunya. Kini mataku terfokus pada ombak yang ada didepanku.

"Kamu bahagia?"

"Kamu masih tanya itu, setelah liat ekspresiku hari ini. Kalau ada kata lebih dari bahagia, aku akan ucapin kata itu."

Kennant menggeleng. "Bahagia itu dirasakan bukan diucapkan." Aku tersenyum mendengar perkataannya.

"Udah lama banget aku nggak kepantai. Terkhir dua tahun yang lalu. Sama Papa, Mama, dan Kak Jason...

"...andai saja waktu dapat diulang. Dimana keluargaku masih untuh. Dan hanya ada kebahagian didalamnya."

Andai aku tahu semuanya lebih awal. Mungkinkah aku bisa memperbaiki semuanya. Mengembalikan keutuhan keluargaku. Apa dengan kehadiran aku dan Kak Jason tidak cukup untuk Mama. Akankah Mama kembali kepada keluarga kecilnya dan meninggalkan kan laki-laki itu, jika aku memintanya.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

146K 9.7K 39
UPDATE SESUAI MOOD. Ini cerita humor pertama saya, buatnya susah ternyata [Cry] Jadi mohon dukungannya berupa follow dan vote setiap chapter. Thank...
133K 5.7K 29
Seorang gadis cantik penderita leukimia yang hidupnya penuh fasilitas mewah tapi dia tidak pernah merasakan bahwa dia anak seorang pengusaha sukses. ...
90.2K 6.6K 55
Thalia dan Thania adalah dua orang yang berbeda, meskipun memiliki nama yang hampir sama. Thania yang terkenal ramah, ceria, pemalu dan pintar, membu...
2.8K 218 22
Akibat kecelakaan parah yang dia alami membuat seorang Zeyvanno Chaiden de Bartles harus rela kehilangan ingatan dan penglihatannya. Bukan hanya itu...