10;Tender Love X Ten

By littlepudd1ng

78.3K 9.3K 1.2K

[HORROR-ROMANCE-COMEDY] 𝓫𝔂 𝓙𝓾𝓷𝓰𝓴𝓲𝓱𝔂𝓾𝓷 ⚠ WARNING! ADA JUMPSCARE, BAGI PENAKUT DILARANG BACA! Sino... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
The truth
26
27
29
30

28

1.1K 128 2
By littlepudd1ng

Hallo everyone~

---

2016

At school

"Woy, yang mana si Ten" teriak seorang cowok yang nampak sangar dan mencolok, diikuti 2 temannya yang tak kalah sangar.

Spontan semua siswa di kantin menoleh ke sumber suara. Namun, setelah tahu siapa yang datang mereka segera menundukkan kepala takut-takut. Bahkan tidak berani menjawab pertanyaan yang dilontarkan cowok itu.

"Psst.. dia mulai lagi.. "

"Lihat tuh, ga make seragam lagi"

"Pasti bikin ribut deh, bentar lagi bakalan heboh se sekolah.. gue yakin" Bisik beberapa siswa

Si punya nama (Ten) pun menoleh. Menarik ujung bibirnya hingga membuat lekukan indah di wajah tampannya. Tentu saja, cowok aneh yang kebingungan makin jengkel dibuatnya.

"Apa lo senyum senyum? lo pasti tau bocah yang namanya Martien kan, jawab!" Teriak cowok itu dengan nada tak suka

Bukan maksud sombong dan ngejek. Tapi, jaman sekarang siapa sih yang gak kenal sama Ten? Minimal tau wajahnya lah kalo mau ngajak ribut.

Ten, yang dikenal sebagai ice prince. Cogan hot yang lagi viral di kalangan para siswi di SMA Kediri. Tidak hobby bikin keributan, tapi suka hura-hura dan kelayapan. Sering pindah sekolah gara-gara kena BK.

"Ini mas Ten, mie nya.. sok atuh dimakan keburu dingin"  ucap bapak kantin, meletakkan semangkuk mi di meja Ten.

Ten yang baru menerima pesanan melirik tajam bapak-bapak kantin seakan berkata 'kok bapak malah nyebutin nama gue sih pak, gak surprise lgi deh-_-'.

"Waduuh.. sepertinya saya buat mas Ten marah ini.." bapak mie menggaruk kepalanya takut-takut. Anak perempuan bapak mi segera menjauhkan sang bapak dari dua pria yang kini saling beradu tatapan dingin.

"Iya gua Martien. Ada masalah apaan? Perasaan gua gak pernah bikin ribut sama lo" Tanya Ten

"Ck.. (tersenyum sinis) lo gatau gue?? Anak baru songong bener lo..  gue Jay, dari IPS 1"

"Oh, trus ada apa?" Tanya Ten tanpa basa-basi

"Ikut gue" ajak Jay

"Whee, santai dong" Ten berdiri dan membenahi kedah bajunya

Dua anak buah jay menarik lengan Ten dan membawanya hingga ke parkiran sekolah.

Di parkiran sekolah

"Gimana ya, gue sama sekali gak tertarik sama tawaran lo" jawab Ten terang-terangan

"Pikirin lagi..
Lo bisa dapet untung juga.  Atau lo lebih milih jadi anak buah gue juga kayak mereka?

Gimna?" lanjut Jay

"Jangan ngipi lo.
Ok kalo lo nya maksa.
Jadi.. yang mana bahan taruhan kita?" Tanya Ten mulai tertarik

"Ada cewek tomboy inceran gue pas SMP. Gue denger dia bakalan pindah kesini, kalo lo berhasil bikin dia jatuh cinta sama lo gue akan kasih lo motor kesayangan gue.. ditambah gue kasih lo duit 2 juta. Gimana?"

"Ooh.. itu doang?" Tanya Ten

"Haha.. lo kira semudah itu?" Ucap jay membuat Ten mengerutkan alis

"Kalo lo udah berhasil buat dia jatuh cinta, lo harus putusin dia dan bikin dia sakit hati. Deal??"

Jay mengulurkan tangan pada Ten.

"Deal."

Keduanya berjabat tangan penuh semangat.

*Skip*

Sebenarnya Ten tidak begitu tertarik dengan taruhan yang ia buat. Tapi, karena dia bosan dengan kehidupan sekolah barunya yang biasa-biasa saja. Tentu dia ingin membuat suatu drama.

Ten menjalani hari-harinya dengan muka es. Ia malas jika harus berpapasan dengan cewek-cewek lenjeh di sekolah. Apalagi ada yg selalu mengirimi surat bertuliskan ungkapan perasaan sepihak ataupun sms-sms dari nomor tak dikenal.

Sudah satu semester berlalu, kabar tentang gadis bernama Lisa itu belum juga muncul. Membuat Ten lambat laun mulai lupa dengan taruhannya.

Brrmm..

Tin tin!

"Non, udh dijemput tuh!! Cepetan! sayang tungguin ya.. aku masih makan nih" Teriak Al (kakak Shannon)

"uhuk uhuk uhuk, kak Al! Mulai ngegodain lagi kan.. Astaga jahil banget!"

"Tuh.. cowok lo udah jemput di pager"

Shannon memerah, memukul sedikit lengan kakak lelakinya.

"Apaan sih.. kami belom jadian tau.. berangkat dulu ya kak. Bye~"

"Lama banget sih lo, gue udah pegel-pegel nongkrong di motor. Buruan, gue ada urusan!" Bentak Ten

Shannon mengangguk dan naik ke motor Ten.

Ketika Ten menyalakan mesin motor, Shannon sengaja memeluk pinggang Ten erat hingga membuat Ten menarik nafas kesal.

"Kalo lo begini terus, gue gk bakalan jemput lo lagi" ancam Ten

"Ups, sorry-sorry. Sama sahabat sendiri gaboleh marah" canda Shannon

"Sejak kapan gue sahabatan sama elo?? Temenan baru sesemester juga"

"Lo kok gitu sih TEN!"

"..eh denger ya Sha.. Kalo cowok lo gak kecelakaan gue juga gak bakalan mau njemput elo. nih, gue ingetin ya kali aja lo lupa klo lo tu pacarnya temen gue, bukan pacar gue. Dan gue jemput lo setiap hari bukan karena mau gue.. tapi permintaan cowok lo. Lo pasti ngerti gue gabisa nolak permintaan temen gue, apalagi setim basket." Ucap Ten tegas

Shannon seketika melepas pelukannya pada Ten.

"Gue sedikitpun gak tertarik sama lo, jadi jangan terlalu overactive sama sikap gue beberapa hari ini. Ngerti?..

...gue nasehatin lo sebagai sesama teman satu kelas dan temen dari cowok lo, gak lebih."

"Tapi.. gue terlanjur suka elo. Gue ga perduli sama Ivan, gue ga beneran suka sama dia" jelas Shannon

"Sha.. denger ya..

Mulai besok gue udah ga jemput lo lagi, Ivan udah balik dari rumah sakit." Kata terakhir Ten untuk Shannon sebelum berangkat ke sekolah tanpa kata.

----

*

Pertandingan basket

Priiiitttt!!!!

Peluit berbunyi pertanda berakhirnya pertandingan yg dimenangkan oleh kelas Ten.

"Eh, Ten. Liat tuh ada yang mandangin elo.. si cewek baru" ucap temen Ten.

Ten menyeka muka dengan handuk dan melirik sedikit.

"Siapa cewek itu, kok agak ga biasa" tanya Ten

"Namanya.. siapa ya lupa gue.. sangar ya, tu rambutnya asli kan? Wkwk di cemol lagi"

"Sst.. udah gue haus mau minum..
Eh- tunggu, katamu dia anak baru?"

Teman Ten mengangguk membenarkan.

"Kenapa? Ohoo.. sepertinya pangeran sekolah mulai tertarik"

"Berarti mainan gue udah dateng" Ten tersenyum senang

"Teeen... Ini buat lo. Dimakan ya" beberapa cewek datang memberi bingkisan kecil untuk Ten.

"Iya, makasih ya nanti pasti gue makan kok" Ten tersenyum (fake smile).

"Ngeri banget senyuman lo Ten.. mirip iblis" bisik teman Ten

"Bangke lo, diem dan makan sono ama yang lain. Jangan lupa ntar malem gue traktir starbuck.. nyambut Ivan"

"Okeee, siap bosku" jawab teman ten penuh semangat.

[Semester dua pun berakhir. Liburan juga berakhir. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah]


Waktu berlalu begitu cepat... Ten sudah berhasil mendapatkan Lisa seperti yang sudah dijanjikan. Tapi, Ten lupa dengan imbalan yang harusnya ia ambil. Masa bodoh dengan taruhan, kekayaan dia sudah punya. Kesenangan sudah ia dapatkan di masa lalu.

Saat ini, ia benar-benar sudah jatuh hati pada Lisa. Ia tak mau melepaskan Lisa atau malah menyakiti hatinya.

Lisa, cewek pertama yang mengubah dunia Ten menjadi hangat dan berwarna. Cewek polos dengan sejuta rahasia yang buat Ten semakin penasaran hari demi hari.

Sudah 10 menit berlalu. Ten mengklakson motornya lagi karena yang di tunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Duh, Ten gak sabaran banget deh, baru jam 7 kurang 5 aja buru-bu--... Waaaaaa! Mah Lisa telat huwaaa!!"

"Pah? Nanti siang anterin mama belanja ya" mama menuangkan air putih ke gelas di depan papa

"he'em.. Lisa, sudah telat masih aja lelet, sana berangkat. Temenmu nungguin tuh" ucap papa Lisa sebelum melahap sisa makanan di piring.

"bukan temen pah, tapi itu loo- apa tuh namanya. Sayang--"

"Hi apaan tuh ada cicak perawan mau jatoh!!" Lisa nunjuk ke langit-langit diikuti pandangan semua orang, seketika itu Lisa menginjak kaki kakaknya kuat-kuat.

"Aw!! Sakit Lisa!"

(Papa mama noleh)

"apa?" Lisa pasang muka sok polos

Yuta kini hanya bisa melototin adeknya.

"Yutaa, inget lo kamu nanti kuliah jam 10 kan? Habis ini jangan tidur, telat lagi mama yang disalahin" protes Mama

"iya mah" jawab Yuta pasrah

"weeek" ledek Lisa balik

Mama Lisa menarik kursi yang ada di meja makan dan menyodorkan wadah bekal pada Lisa.

"masukin sini rotinya, jangan lupa dimakan bareng nak Ten. oke? Dia udah baik jauh-jauh jemput kamu ke sekolah"

"oke boss! Siap!" Lisa hormat dan memasukkan bekal dalam tas slempangnya.

"mah, pah pamit.." Lisa bersalaman dengan kedua orang tuanya dan berlari keluar.

"oi!!! Gue masih nafas Nyet!!"

Teriak Yuta seakan mengingatkan bahwa dirinya masih menyandang status sebagai kakak kandung Lisa.

Lisa menepuk jidat dan balik badan. Secepat jet ia berlari dengan tawa terpingkal-pingkal.

"lo mau kena karma ya?"sewot Yuta (nyodorin tangan buat di salimin Lisa)

"wkwkwkwk oh iya ada yang kelupaan..."

Lisa hendak menyalami kakaknya, namun ternyata tangannya dengan cepat menyaut roti piscok yang di bawa Yuta.

Roti yang bahkan masih melayang di udara dan belum menyentuh bibir kakaknya.

"Ini nih yang ternyata gue lupa. Gue kan udah bilang gue ambil semuanya wkwkwk berangkat dulu, bhaayy!!" teriak Lisa girang dan kembali berlari keluar

"KECEBONG METAMORFOSIS!! kembaliin punya gue! Anjirr itu si piscok cinta gue! Kampret lo!" Yuta ikutan lari ngejar Lisa.

Lisa si jago lari telah melesat jauh di depan Yuta.

"Ten! Buruan nyalain motornya! Buruan, cepet cepet" panik Lisa yang sudah naik ke motor Ten

"Lo lama banget sumpah, ngapain aja lo daritadi, kaki gue sampek kram tau gak" protes Ten sambil nyetater motor bermereknya.

Brrmmm!
Brrmm!

Ten yang sudah menyalakan mesin motornya belum berniat untuk berangkat. Dia masih saja ngomelin si Lisa yang emang gak tahu diri.

"besok-besok klo gue jemput lo-nya harus udah siap, gue gamau kelamaan nongkrong disini, udah kayak hmpp--"

Lisa menyumpal mulut Ten dengan piscok kakaknya.

"hmmmp? Hmmp? (lo nyumpelin gue apaan?)" tanya Ten

"Kunyah aja dan diem oke" ucap Lisa sambil senyum jahil.

"Woooii piscok gue" teriak Yuta dari dalem gerbang

"gas gas buruan" Lisa panik nepok-nepok pundak Ten.

Dan ngeeng, motor Ten melesat meninggalkan kediaman Lisa.

Jadilah Ten ngebut sambil ngunyah roti piscok.

-Di sekolah-

Happy HAORNAS day from SMAN FAVORIT KEDIRI. Go! Go! Go!

Begitulah bunyi spanduk yang terpajang di pintu gerbang sekolah. Sekolah Lisa ikut memeriahkan acara tersebut dengan mengadakan perlombaan dalam lingkup sekolah yaitu lomba antar kelas.

Di gedung olahraga.

Priiiiit!

Semua siswa berkumpul di tepi lapangan basket, karena sudah saatnya tanding basket antara kelas Lisa dengan kelas Ten.

Ini juga saatnya bagi Lisa untuk duduk di bangku penonton dan menyoraki kekasihnya yang akan ikut main sebagai ketua tim. Karena itu dia sempat di bully teman-teman kelasnya karena tak di beri semangat sama sekali.

"Mangatt.. Pamungkas gue!!"

Semua bersorak saat jagoan mereka, Ten berhasil memasukkan bola basket ke dalam keranjang lawan.

Priiit

"istirahat 5 menit!" teriak wasit mengingatkan

Ten duduk di tepi lapangan dengan keringat yang bercucuran. Bukannya ikut nimbrung dengan teman-teman team-nya, Ten malah sibuk mencari sosok Lisa diantara kerumunan penonton.

"Ten! Oeeg" teriak Lisa menggunakan toa.

"Woi, gue disini woi.. Ten, Dasar BUDEK!!" ketika Lisa selesai mengucap kata terakhirnya, barulah Ten menemukan posisi Lisa.

"haus lo?" tanya Lisa tanpa suara, juga tanpa menggunakan toa.

Ten mengangguk manja sambil mengangkat kedua tangannya seakan sedang mengemis pada Lisa.

"Aaaaa! Kak Ten mandangin gue!" bisik siswi di sebelah Lisa

"Yee, mandangin gue kali"

"ih, pede gila lo pada.. Pastinya kak Ten ngelihat gue lah"

"ssst iya yang jelas bukan cewek yang ada di sebelah lo itu, iya yang rambutnya blonde itu, style-nya apaan coba.. Rambut cemolan kayak emak gue gitu mana ada cowok yg mau sama dia hahaha"

"iya bener bener hahaha" bisik adek kelas yang berdiri tak jauh dari Lisa.

Lisa melirik adek kelas itu sinis dan melangkah dengan kesal melewati mereka.

"cemolan gue emang kenapa?! Ha!" tanya Lisa kesal pada Ten

"hah? Paansi? Coba gue liat. Elah gapapa kok" Jawab Ten sambil benerin rambut Lisa

Lisa melirik sekilas ke arah adek kelasnya. Seperti dugaan, mereka kini terfokus pada nya dan Ten. Terlintas fikiran aneh Lisa yang tak tahu darimana asalnya.

"Ten.. Aduuh keringetan ya? sini gue elapin.. Duh pacar gue kasihan amat.. Ututu.. Nih diminum juga sayangku.."

Dalam sekejap. Seorang Lisa yg jutek berubah menjadi manis dan manja. Ten sih woles orangnya, diginiin sama pacar sendiri malah merupakan berkah terindah yang pernah di rasakan.
#alay

"Iri kan lu pada? Weeek" Lisa menjulurkan lidahnya ke arah adek kelas tadi. Adek kelas itupun kesal dan pergi setelah melihat keromantisan Lisa dan Ten.

"Sayang, semangat ya!" bisik Lisa

"iya, Sunshine" Ten menarik hidung Lisa dan kembali ke tengah lapangan.

Teman basket Ten datang menghampiri.

"Kapten, lo serius sama cewek itu? Gak main-main kan? Bukan maksud apa-apa nih.. tp ini udah kelewatan bro."

"Bukannya itu cewek taruhan yang lo maksud?" Tambahnya lagi

"Taruhan apanya. Ga ada taruhan-taruhan, gue serius sama dia. Lagian si Jay udah lulus.. dia gabakalan ngurusin gue sama Lisa juga" jelas Ten

--
-Di kelas-

Ten bercanda dengan teman-temannya sebelum jam istirahat. Tiba-tiba mereka menoleh ke pintu karena mendengar teriakan seorang cewek.

"Kak Ten.. Aku ngefans sama kakak, tolong di terima ya. Makasih kak.."

"apaan nih? Emm kue kukus?" tanya Ten dgn mengangkat sebelah alisnya.

Suasana kelas langsung riuh.. heboh..
"Cie cie cie...."

"Woi diem lo pada, gue ga denger ni anak ngmg.." tereak Ten

"iya, aku buat sendiri kak. Ini pertama kali juga aku buat kue itu, biasanya cuman bantu-bantuin bunda sih. Hehe..dihabisin ya kak.."

"thanks ya, kebetulan banget gue
Lagi pengen.. bosen juga tiap hari dikasih coklat"

Deg deg

Tiba-tiba Ten melihat bayangan Lisa duduk di sebelahnya.

*Bayangan di kepala Ten

"Berani nyentuh jajan itu, gue potong jemari lentik lo"...

***
"Eh- maaf anu gausah repot, makan aja sama temen lo. Toh, Ini kan hasil jerih payah lo. Gausah kasih gue, gue bisa beli di kantin" Ten menolak dan nyodorin lagi kue itu.

"tapi ini aku buat khusus untuk kakak.. Aku juga buat untuk--"

"udah ya dek gue mau ke toilet" Ten pamit dan ninggalin adek kelas itu begitu aja.

Gadis itu menunduk dan memegangi kotak makan berisi kue kukus buatannya. Ia membuka tutup kotak makan yang ia bawa dan terdapat kertas kecil warna kuning berisi tulisan.

"Happy 100 days ya kak Ten dan kak Lisa"

Gadis itu menampakkan wajah kecewa dan marah.
--

Di kantin Ten asyik bergurau dengan teman-temannya. Tiba-tiba Lisa datang dan ngamuk tak jelas ke Ten.

"Eh cewek lu tu"

Ten menoleh dan

Byurr!

Baju Ten basah karena es teh.

"Kenapa?
Ada apa?! emang gue salah apa? Kok lo emosi gtu ke gue" Tanya Ten bingung

"lo hargain dong perasaan cewek, tega banget lo sama Karin. Gue kenal dia dari lama. Dia adek kelas baek-baek, dia kan cuman kagum ke elo Ten. Seenggaknya lo ambil kek tuh kue, serah lo kasih ke siapa! Sebel gue punya cowok gak peka!" Lisa ngambek dan ninggalin Ten di kantin.

"Karin? Karin siapa? eh tunggu- yang jangan ngambek dong, Lisa! busyet.. cewek gue bringas juga ternyata"
(Lisa pergi tanpa menoleh)

Ten melepas seragam putih yang ia kenakan.

"Nih tisu, elap pake tisu" teman-teman Ten menyodorkan banyak tisu

"Ngeri banget cewek lu"

"Ntahlah, bisa-bisa masuk angin gue" mengibas-kibaskan bagian depan kaosnya

"Kok lo diem aja di gituin sama cewek lo bro? Gamau lawan gitu? Lo kan cowok keren se sekolah" ledek teman Ten

"Asli, gue jadi lemah banget kalo urusannya sama cewek gue.. ampun Tuhan apus dosa-dosa gue di masa lalu.. iya gua mau tobat.. "

Seketika teman-teman Ten tertawa.

--
Di belakang sekolah, tepatnya saat istirahat kedua berbunyi.

Lisa dan Ten duduk berdua menikamti roti bekal yang dibawanya.

"Inget ya, gue masih ngambek!" Lisa menyodorkan bekalnya pada Ten

"ya ampun. Baru kali ini gue lihat ada cewek yang gak cemburuan dan malah nyuruh gue ngeladenin cewek lain"

"maksud lo?" Lisa noleh dengan muka polos

"Keren! Sumpah!" Ten mengacungkan dua jempol untuk Lisa

"ha?! Paansi lo. Udah habisin sono rotinya, tp sisain gue rasa strowberry sama cokelat!"

Ten mulai memilih roti selain dua rasa teesebut namun-

"Emm, Lisaa? Sayangku? Btw, ni bekal isinya strowberry sama cokelat semua loh. Lah gue mau makan apaan?" Ten ngegaruk belakang kepalanya

"Yaudah, berarti jangan disentuh!" singkat padat jelas

"Vangkee!! Gue terlanjur gak beli jajan, cuman nge es teh doang, udah gitu es teh nya lo siram ke baju gue. Tanggung jawab kek.." protes Ten

Sedetik kemudian Lisa merasa sedikit iba pada Ten.

"hmm, (lirik Ten) yaudah.. makan aja yang coklat.."

"beneran? Wohohoho thanks sayaaang.. (lgsg lahab)
eh yang, soal Karin..
Gue udah minta maaf ke dia." jelas Ten

Spontan Lisa menoleh ke arah Ten dengan senang sekaligus bangga.

"serius?"

"Lo tuh mau gimana? Oke deh, gue ladenin cewek-cewek itu, tapi gak boleh cemburu ya, dan serah gue mau ngapain tuh kado kadoan. Udah, puas?" lanjut Ten

"beneran udah minta maaf?"

"Hm, udah. Tanya anaknya langsung kalo ga percaya" Ten mulai mengunyah roti coklatnya

"hmmm, makasih bunny sweetie ku~. (meluk lengan Ten)"

"basi. Gue hampir masuk angin" sewot Ten

"Gue cuman gamau anak-anak ngejelekin elo, ngata-ngatain elo songong lah, sok ganteng lah, nyakitin cewek ini itu bla bla bla gue eneg tau dengernya, dengan gini kan elo jadi gak di kata2in lagi.. Hmmm~ makasih udah dengerin gue.." Lisa mencubit pipi Ten

"Aw sakit, udah yang pipiku bisa2 lebar kayak punyamu lagi. Awas aja sampek cemburu, gue gamau denger lo ngambek gara2 cemburu ke gue.. ngerti?"

Lisa ngangguk dan trsenyum riang.

"ho'oh, pokonya apa-apa nurut gue aja."

"serah lo dah.. Serah.. gue lo apain juga nurut.." ucap Ten pasrah

--
Ten membuka loker dan menemukan tumpukan surat dengan tempelan love di depannya. Tidak jelas siapa pengirimnya karena ia tidak pernah melihat ada orang berkeliaran di sekitar lokernya. Tiba-tiba,

"Ten.."

Panggil seseorang yang membuat Ten menoleh.

"Sha? Knpa? Eh kaki lo kenapa tuh?"

"anu.. Boleh minta tolong gak? Kaki gue kesleo.. Tadi gue kepleset pas bersihin lapangan basket"

"kok bisa? jangan-jangan yang kena bola basket tadi elo ya? Waktu Galih salah oper itu.."

"iya gue di hukum sama pak Arman gara-gara telat masuk kelas. Gue disuruh bersih-bersih tepi lapangan basket. Udah gitu kena bola pula, gak cukup bola aja sekarang gue kepleset" jelas Shannon panjang lebar

"trus lo sekarang mau kemana? Kelas? Uks? Mau gue anterin, lah sampek bengkak tuh kaki lo.. merah gitu"

"Gak deh gue izinin ntar gak masuk kelas terakhir ya, gue mau ke Uks" jawab Shannon dan kembali jalan dengan tertatih.

"Aw!" Shannon hampir terjatuh kalau saja Ten tidak memegangi lengan Shannon.

'gue bantuin aja kali ya, lagian Lisa nanti ngambek lagi kalo gue cuekin cewek' - batin Ten

"Udh gue bilang kan gue bantu.. Lo emang kepala batu banget jadi cewek, persis si Lisa tau gak.. cepet naik" tawar Ten

Ten jongkok di depan Shanon dengan tangan mengadah ke belakang.

"naik kemana?"

"naik-naik ke puncak gunung tinggi sekali, Ya naik punggung gue lah,"

Shanon tidak merespon dan hanya menatap Ten yang berbaik hati mau menolongnya.

"woi, buruan! gue bisa ketinggalan kelas" ucap Ten lagi

"Elo berubah banget ya.. gak kayak dulu, sekarang lo lebih hangat ke gue" Shannon tersenyum dan naik ke punggung Ten.

Jelas sekali bahwa ia sangat senang dengan perlakuan Ten, Ten yang dulu kasar padanya bahkan tidak perduli dengan dirinya kini telah berubah menjadi pria baik. Tentu hal ini membuat harapan Shannon kembali muncul.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Shannon memeluk Ten erat, bahkan ia menyenderkan kepalanya pada bahu Ten.

Ten dan Shannon melewati lorong sekolahan dan mendapat banyak perhatian dari siswa lain. Begitupula perhatian Lisa, yang menatap Ten dengan kesal.

Continue Reading

You'll Also Like

3.8K 482 39
Up : Setiap hari Penderitaan besar apa yang sedang kalian alami... kehilangan keluarga? perundungan? kekerasan? pelecehan? atau wabah zombie yang sek...
145K 17.4K 23
Seorang Ralisa Putri Aileen, yang jarang banget nimbrung di group WhatsApp Sma teman teman sekelasnya. Dikarenakan masih Gamon sama Mas Mantan yang m...
17.1K 810 32
Kim Rena gadis indigo yang bisa melihat mereka yang tak terlihat dengan jelas, namun saat usia 12 tahun mata ketiganya sudah ditutup dengan rapat. sa...
8.7K 1.1K 23
Renjun tau, bahwa ada diantara sahabatnya yang di karuniai sebuah hal istimewa tentang bagaimana mereka bisa melihat dunia yang tidak bisa di jelaska...