UNSTOPPABLE | Vrene [COMPLETE]

Por pinkynbl

51.9K 6K 759

"Cinta memang sulit untuk di prediksi, bak bunga di musim gugur, cinta-cinta itu berguguran lalu jatuh terhem... Más

• CAST
•PROLOG
01 ㅡ The beginning
02 ㅡ Princess
03 ㅡ Materials crack
04 ㅡ Mysterious
05 ㅡ Curious
06 ㅡ Understanding
07 ㅡ Despondent
08 ㅡ Treason
09 ㅡ Unbelieved
10 ㅡ Bad human
11 ㅡ Question
12 ㅡ Regret
13 ㅡ Escape
14 ㅡ Problem
15 ㅡ Crazy things
16 ㅡ Meeting point
17 ㅡ Sadness
18 ㅡ The reason for life
20 ㅡ Expedition
21 ㅡ Accusation
22 ㅡ Suspiciousness
23 ㅡ Heroik
24 ㅡ Snowflake
25 ㅡ After sunrise
26 ㅡ Promise, promise [END]
EPILOG

19 ㅡ A smile

1.3K 177 27
Por pinkynbl

Unstoppable 19 | 1900 words

Pagi menyingsing. Burung-burung mulai bersuara untuk meramaikan semesta menyambut sang raja kehidupan. Bias cahaya membuat siapapun akan terbangun dan meyakini bahwa hari sudah cukup siang untuk memulai pekerjaan. Derap-derap langkah mulai terdengar seiring berjalannya waktu yang semakin beranjak ramai.

Jika diluarsanaㅡaktivitas manusia mulai ramai, berbeda dengan kedua insan yang sedang dimabuk cinta ini. Meski matahari telah menyingsing hampir setengah perjalanan, kedua insan ini tetap berkemul dengan selimut tebal setelah mereka melalui berbagai adegan panjang dimalam hari.

Keduanya tetap damai dalam mimpi masing-masing, posisi tidur merekapun tampak nyaman dan menenangkan. Namun, tidak lama kemudian, suara pekikan seorang wanita berhasil membuat seorang tersadar dari tidur panjangnya.

"Irene! Kenapa kau masih dikamarmu? Apakau baik-baik saja."

Gadis yang tengah tertidur pulas itupun beranjak membuka mata. Ia sadar betul saat suara wanita itu memekikan namanya.

"Iya, ibu...," balas Irene dengan suara paraunya.

"Kenapa kau belum keluar? Apakah terjadi sesuatu padamu. Maafkan ibu, kemarin malam ibu menginap dirumah pejabat keuangan untuk membicarakan hal penting. Ibu lupa untuk menghubungimu," ucap sang wanita yang diketahui sebagai ibu dari gadis bernama Irene.

"Ah iya, Bu. Sebentar lagi aku akan keluar. Sejauh ini, aku baik-baik saja," jawab Irene. Gadis itu tidak dapat bergerak bebas karena tangan kekar pria disampingnya memeluk erat tubuh mungil Irene.

"Baiklah, ibu sudah menyiapkan sarapan untukmu," ucap Yeonhee.

"Iya, Bu. Aku akan bersiap-siap," pekik Irene.

Setelah dirasa tidak ada lagi suara dari sang ibu, Irene menghela napas pelan. Irene berusaha untuk bergerak, namun lagi-lagiㅡtangan kekar Taehyung melingkar erat diperutnya.

Irene berusaha melepas pelukan itu. Posisi Irene kini membelakangi tubuh Taehyung. Namun tetap saja, ia sulit untuk bergerak karena rengkuhan Taehyung cukup kuat. Apalagi, jika mengingat kegiatan semalamㅡmembuat Irene malu setengah mati.

"Ada apa?"

Suara Taehyung terdengar berat saat ia merasa benda yang ia peluk bergerak kian-kemari.

"Eh?"

Irene berusaha melepas tangan kekar Taehyung. Namun detik berikutnya, suara berat Taehyung kembali menginterupsi.

"Jangan pergi," tukas Taehyung dengan suara berat dan menggodanya.

Irene terdiam.

Seperkian sekon berikutnya, Taehyung menghadapkan tubuh Irene kearah wajahnya. Taehyung kembali memeluk Irene dengan erat. Kali ini posisi mereka berhadapan satu sama lain. Taehyung menyandarkan kepalanya dileher Irene.

"Apa kata ibumu?" tanya Taehyung seraya mengusap punggung Irene yang polos akibat perbuatannya semalam.

"Dia menyuruhku untuk sarapan," balas Irene terlihat gugup saat Taehyung semakin merapatkan tubuh polos mereka.

Taehyung terdiam dalam posisinya. Pria itu merasa nyaman dengan punggung Irene yang lembut bak kapas yang wajib ia mainkan.

"Kau juga harus sarapan, Tae. Lebih baik aku mandi dulu, nanti kau bisa menyusul," jawab Irene.

"Dengan memelukmu seperti ini, perutku sudah nyaman tanpa ingin diisi," balas Taehyung, membuat hati Irene semakin berdegup kencang.

Tersadar gadisnya hanya diam saja, lantas Taehyung semakin merapatkan tubuh mereka.

"Kenapa kau diam saja?" ujar Taehyung, tangan besar pria itu mulai berpindah kepipi manis Irene. Manik keduanya bertemu. Taehyung menatap Irene yang tetap cantik meski barusaja bangun dari tidur panjangnya.

"Irene...," panggil Taehyung.

"H-hmm?"

"Terimakasih untuk semalam, kau sangat menakjubkan. Aku mencintaimu," ucap Taehyung. Wajah pria itu mendekat kearah Irene.

Cup.

Taehyung mencium bibir merah Irene dengan lembut. Mendapat perlakuan manis dari Taehyung, Irene hanya tersipu malu lalu menundukan kepalanya. Gadis itu enggan membalas tatapan Taehyung yang akan membuatnya lupa untuk bernapas.

"Baiklah, mari kita sarapan." Taehyung bangkit dari baringannya setelah ia mengecup kening Irene dengan lamat.

"Taehyung-ah," panggil Irene yang ikut terduduk disamping Taehyung.

"Ada apa?"

"Kita tidak mungkin berjalan tanpa busana 'kan?" tanya Irene dengan polos. Mendengar penuturan Irene, Taehyungpun tertawa dengan nyaring

"Hei, bukankah kita sudah melihat satu sama lain? Untuk apa kau malu?"
Irene menggeleng cepat, wajahnya menunduk. Ia benar-benar malu. Mungkin sekarang wajahnya memerah seperti kepiting rebus karena terus menerima godaan Taehyung.

"Hei...," pekik Taehyung seraya memegang wajah Irene untuk menghadap kearahnya.

"Kenapa kau malu, Hmm?"

Irene memukul perut Taehyung. Kenapa pria ini sangat senang menggodanya? Pikir Irene.

"Baiklah, aku akan mengantarmu kekamar mandi," balas Taehyung lalu tersenyum manis.

"Hah, apa maksudmu?" tanya Irene yang tidak mengerti dengan ucapan yang Taehyung lontarkan.

"Aku akan menggendongmu sampai kamar mandi agar aku tidak melihat tubuhmu. Bukankah kau malu?"

"Taehyung, kenapa kau tampak serius?"

"Aku serius, Bae."

Irene kembali terdiam. Ia benar-benar bingung dengan kondisinya saat ini. Jika ia memilih berjalan sendiri, secara otomatis, tubuh polosnya akan terlihat oleh Taehyungㅡmeski tidak dapat dipungkiriㅡTaehyung dengan jelas telah melihat seluruh lekuk tubuh Irene.

"Argh, Tae. Apa yang kau lakukan?!" Irene terkejut saat Taehyung mengangkat tubuhnya. "Mengantarkanmu kekamar mandi," ungkap Taehyung. Posisi keduanya sangat erotis. Mustahil jika Taehyung tidak tergoda untuk kembali menerkam tubuh Irene. Perlu diketahui, posisi lekukan kaki Irene berada diantara pinggang Taehyung. Secara otomatis, Irene akan mengalungkan tangannya dileher Taehyung.

Detik berikutnya, pria itu menahan punggung Irene lalu mulai bangkit dari ranjang mereka. Sesekali Taehyung merapikan selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya. Taehyung dapat melihat wajah Irene dengan jarak yang sangat dekat. Taehyung merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik kekasihnya.

"Kau sangat cantik, Irene." ucap Taehyung memuji Irene. Sementara Irene, gadis itu hanya tertunduk seraya menyelusupkan kepalanya dibahu Taehyung.

"Rene...," panggil Taehyung. "M-mm?" balas Irene begitu Taehyung mulai berjalan menuju kamar mandi yang mereka maksud.

"Kau kembali menggoda milik-ku," balas Taehyung. Irene tertawa mendengar hal itu lalu menepuk punggung Taehyung.

"Kita bisa dimarahi ibu jika terus seperti ini. Cepat bawa aku," balas Irene semakin mengeratkan pelukannya agar ia tidak terjatuh.

"Kau menyentuhnya, Rene...," balas Taehyung dengan tawanya yang terdengar serak dan dalam.

"Taehyung-ah, sejak kapan kau mudahㅡ" ucapan Irene terputus.

"Sejak aku menyentuhmu, kau seperti candu untukku. Kau memabukan."

Irene tertawa kecil. Dengan perlahan, Irene turun dari pangkuan Taehyung. Selimut tebal yang mereka pakai masih setia menempel ditubuh keduanya.

Cup

Kini giliran Irene memberi kecupan hangat dibibir Taehyung.

"Baiklah, tunggu diluar, Mister Kim!" titah Irene.

Seperkian sekon berikutnya, Irene memejamkan matanya lalu dengan perlahan menarik selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya. "Setelah aku datang, kau harus sudah memakai bajumu, Okey!" pesan Irene lalu masuk kedalam kamar mandi.

"Aku akan memakai bajuku," ucap Taehyung diselingi senyum kotaknya yang lucu.

"Baiklah, sampai jumpa!" balas Irene dari dalam kamar mandi. Taehyung hanya menggelengkan kepalanya. Gadis bernama lengkap Bae Irene itu sangat menggemaskan.

"Irene..., aku harap kita akan baik-baik saja. Maafkan aku yang terlalu naif padamu, aku kalut sampai-sampai ingin menghabiskanmu dengan tanganku sendiri. Aku harap, kau melupakan semua kejadian malam kemarin. Aku mencintaimu, Gadisku." Batin Taehyung.

Kedua insan itu kini tengah menikmati sarapan yang dibuat oleh Lee Yeonhee. Dengan semangat, Irene dan Taehyung melahap makanan-makanan itu hingga membuat Yeonhee heran dengan sikap keduanya.

"Aigoo, kalian bersemangat sekali, uh?" ucap Yeonhee dengan senyumnya yang manis. Meski usianya sudah berkepala empat, lantas hal tersebut tidak membuat kecantikan Yeonhee memudar dimakan usia.

"Aku sedang kelaparan, ahjumma." Taehyung membalas gurauan Yeonhee.

"Aku juga," balas Irene dengan mulut yang dipenuhi salad ikan hasil masakan sang ibu.

"Taehyung-ah, dua malam yang lalu, kau menginap dimana? Kenapa kau tidak pulang dan memberi kabar kepada kami?" tanya Yeonhee.

Taehyung sedikit terkejut dengan pertanyaan Yeonhee. Namun secepat kilat, ia kembali menormalkan raut wajahnya.

"Eh? Aku menginap dirumah temanku. Kebetulan ada hal yang harus aku selesaikan." Balas Taehyung dengan kebohongan yang ia selipkan dalam ceritanya. Irene menatap Taehyung, gadis itu merasa bersalah saat Taehyung menyembunyikan kematian ibundanya. Ada rasa kecewa saat ia melihat Taehyung terlihat baik-baik saja.

"Lain kali, jika kau memutuskan untuk tidak bermalam dirumah, lebih baik kau hubungi kami terlebih dahulu. Irene sangat mengkhawatirkanmu."

Taehyung menatap Irene yang sedang menikmati makanannya. Pria itu kembali tersenyum dan menghangat.

"Lain kali aku akan melakukannya." Balas Taehyung.

Yeonhee hanya mengangguk lalu kembali menikmati masakan buatannya.

"Ah, aku baru ingat. Sebentar lagi, kita harus meninggalkan tempat ini," ungkap Taehyung terdengar serius.

"Kenapa begitu?" tanya Yeonhee. Pun dengan Irene, gadis itu tampak mengernyit saat Taehyung berkata demikian.

"Baik pihak Sehun maupun pihak Bae Jungsoo, keduanya akan mengepung tempat ini untuk mencarimu dan Irene. Kita harus lebih waspada karena para pengintai itu terus mengawasi kita," balas Taehyung.

"Aku sudah merencanakan pemeriksaan terhadap Bae Jungsoo. Nanti siang, para petugas hukum akan menangkap Jungsoo dengan gencar," balas Yeonhee.

"Bagus jikalau begitu," ujar Taehyung. "Kita tetap harus berpindah tempat. Aku akan sudah menemukan tempat yang aman. Jadi, kalian hanya perlu mengikuti interupsiku," lanjut Taehyung.

"Jadi, kapan kita akan meninggalkan tempat ini?"

"Hari ini juga," ujar Taehyung.

"Apa agendamu hari ini? Setelah sarapan, aku akan mengikuti ekspedisi penangkapan Jungsoo. Apakau tertarik untuk mengikutinya?"

"Ah, mungkin aku tidak pergi bersamamu. Aku harus menyelesaikan urusanku terkait kepindahan kita. Tetapi, aku sudah mengirimkan beberapa teman pengawalku untuk turut mengawal."

"Baguslah, terimakasih."

Taehyung mengangguk.

"...dan untuk Irene, sebaiknya kau tunggu dirumah. Ibu tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu."

"Ah tidak, Bu. Irene akan ikut bersamaku," sargah Taehyung.

"Baiklah, kalau begitu."

Ketiga manusia itu kembali menyantap makanan mereka. Ada rasa khawatir dihati Irene saat Taehyung terlihat tidak tertarik dengan ungkapan yang Yeonhee bahas. Gadis itu takut sekaligus bahagia dalam waktu bersamaan. "Taehyung-ah, apa kau benar-benar Kim Taehyung yang aku kenal?" Batin Irene menyelidik.

"Perkenalkan Irene ini Sejeong, dan Sejeong, ini Irene."

Beberapa menit yang lalu, Taehyung dan Irene telah sampai dikediaman Kim Sejeongㅡteman pengawalnya.

"Hallo, Aku Kim Sejeong," ucap Sejeong tersenyum ramah.

"Bae Irene," balas Irene menjabat tangan Sejeong.

"Untuk sementara waktu, aku menitipkan Irene dirumahmu, Sejeong."

"Tidak masalah, aku senang sekali memiliki teman baru secantik Irene," ucap Sejeong lalu menggandeng tangan Irene dengan akrab.

Taehyung tersenyum lalu membungkuk hormat pada Sejeong."Tck, apa yang kau lakukan! Formal sekali!" ketus Sejeong seraya menyuruh Taehyung untuk berdiri tegak.

"Aku sangat berterimakasih padamu," tukas Taehyung dengan tawanya.

"Santai saja!"

Irene hanya tersenyum melihat keakraban antara Sejeong dan Taehyung. Irene ikut bahagia saat Taehyung tertawa lepas seolah beban hidupnya telah menghilang.

"Baiklah, aku pergi."

"Hei, kau akan melakukan ekspedisi bersama Chanyeol?"

Taehyung mengangguk.

"Ah, aku ikut!"

"Sayangnya, tidak kuizinkan kali ini," tukas Taehyung tersenyum lebar.

"Aigoo! Kenapa?"

"Kau harus menjaga Irene disini. Gadis-ku tidak bisa membela dirinya ketika penjahat datang. Dan Sejeong adalah seorang atlet beladiri yang kuat. Jadi, kumohon untuk kali ini, jaga Irene dirumahmu," balas Taehyung.

"Baiklah kalau begitu," ucap Sejeong. Ia tersenyum lalu menyuruh Taehyung untuk segera pergi sebelum Chanyeol meninggalkannya.

"Baiklah, aku pergi. Irene dan Sejeong, berhati-hatilah," ungkap Taehyung lalu berpamitan kepada keduanya.

"Hati-hati, Taehyung-ah!" pekik Sejeong diikuti oleh Irene.

Setelah kepergian Taehyung, Irene dan Sejeong terdiam mematung. "Mari kita masuk, Irene-ssi!" ajak Sejeong. "Ah, baiklah," jawab Irene lalu mengikuti langkah Sejeong.

"Kau tinggal sendiri?" tanya Irene begitu ia sampai ditengah-tengah rumah Sejeong. "Yep, orang tuaku sudah lama meninggal. Aku tinggal sendiri," balas Sejeong. "... dan aku sangat senang saat kau datang. Aku tidak merasa sendiri lagi."

Irene tersenyum hangat menerima perlakuan baik sejeong. Ia berharap Sejeong akan menjadi teman pertamanya setelah beberapa bulan tidak bertemu dengan gadis seusianya.

"Kau boleh melakukan apapun selama itu tidak membahayakanmu, Irene-ssi," ungkap Sejeong.

"Apa kau sendiri?" tanya Sejeong secara tiba-tiba.

"Eh?"

"Maksudku, tidak ada oranglain untuk kau bawa kerumahku?" tanya Sejeong dengan sangat hati-hati.

"Ada, dia ibuku. Ibuku juga sedang melakukan hal yang sama dengan Taehyung. Jadi, tidak hari ini beliau kemari."

Sejeong mengangguk.

"Sejeong-ah, apa kau tidak keberatan kami menumpang ditempatmu?"

Sejeong tertawa nyaring lalu duduk disamping Irene.

"Hei, untuk apa aku keberatan! Aku merasa senang ketika aku tidak lagi sendiri!" Balas Sejeong. Mendengar hal tersebut, Irene tersenyum.

"Sejak kapan kau mengenal Taehyung?"

"Cukup lama," balas Irene. "Mungkin sekitar tujuh bulan," lanjut gadis itu.

"Selama itupula masalahmu belum selesai?" tanya Sejeong. Irene terdiam, "kenapa Sejeong mengetahui perihal masalah yang mengganggu hidupnya," batin Irene.

"Irene-ssi, maaf jika perkataanku membuatmu tersinggung."

"Tidak apa, hidupku memang penuh dengan masalah."

"Maaf...,"

"Hei, tidak apa!" pekik Irene merasa gemas dengan sikap manis Sejeong. "Aku akan menceritakannya kepadamu jika waktunya sudah tepat," lanjutnya.

"Ah lupakan saja, lebih baik kita berjalan-jalan sebentar. Disekitaran rumahku, terdapat sebuah taman bunga yang indah. Kau mau mengunjunginya?"

"Boleh..., aku ingin melihatnya."

"Baiklah, ikut aku."

Irenepun mengikuti arah langkah Sejeong. Keduanya terlihat senang, sesekali mereka tertawa seolah menemukan kebahagiaan yang baru. [.]


Siapa yang mau double update?
Kalo mau, hari ini aku update hehehe.

Seguir leyendo

También te gustarán

36.8K 4.2K 17
Kalok luu suka, vote nya jangan sampe ketinggalan. Neken bintang gak bakal mutusin urat nadi luu! ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ Haechan tak secerah ketika b...
142K 922 3
Love,Race And Family "No matter how you are, a race is still race" "Don't be afraid about you car, be afraid if you can't control it" "You mess with...
2.2K 347 16
[END] "Jika kita tidak bisa bersama, mengapa takdir menghadirkan perasaan seperti ini diantara kita. Bukankah itu tidak adil." Hubungan sedarah. Apa...
11.6K 802 22
⚠️ DON'T COPY OR PLAGIAT MY STORY ⚠️ 🔲 Romance, Age gap Hwang Areum, pecinta warna pink yang juga mencintai Princess Aurora. Seperti halnya negeri...