10;Tender Love X Ten

By littlepudd1ng

78.3K 9.3K 1.2K

[HORROR-ROMANCE-COMEDY] 𝓫𝔂 𝓙𝓾𝓷𝓰𝓴𝓲𝓱𝔂𝓾𝓷 ⚠ WARNING! ADA JUMPSCARE, BAGI PENAKUT DILARANG BACA! Sino... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
The truth
26
27
28
29
30

23

1.3K 254 28
By littlepudd1ng

Hargai penulis dengan klik bintang dibawah atau silahkan meninggalkan komentar kalian. Trimakasih.

🙌🙌🙌🙌🙌

Berhari-hari Lisa mencari cincin couple itu. Namun nihil, Lisa sama sekali tidak menemukan apapun di kamar lamanya. Dia juga sudah ke gudang untuk mencari kotak merah tersebut tapi tetap tidak menemukan petunjuk. Namun, bukan Lisa namanya jika mudah menyerah.

"Ten bantuin gue nyari cincin itu.."

"Lisa, maaf ya gue sibuk banget hari ini"

Cling.

"Ten.. Jangan pergi" Lisa menatap sedih kepergian Ten dan kembali mencari cincin itu sendirian.

Yuta juga tidak merespon saat Lisa menanyakan soal cincin couple dan jawabannya selalu sama.

"lo tuh de javu dek, suka khayal aneh-aneh, lo gak punya cincin apalagi couple! Udah gue sibuk"

Saat sedang gelisah, yang bisa Lisa lakukan hanyalah diam. Diam memandangi foto keluarga yang tergantung cantik di dinding depan kamar Lisa. Foto yang bahkan Lisa gak ingat sejak kapan sudah tergantung disana.

Lisa Pov

Gue mau sampe kapan kayak gini, gue serasa di perupikabu sama emak-emak. Mana cincinnya gak ketemu-ketemu pula, tapi gue yakin banget cincin itu masih ada disini, tapi dimanaa sumpaaaaaah.

Gue kudu nenangin diri biar bisa berpikir jernih, biasanya cara ampuh jernihin mata dan pikiran gue adalah,

"Lisaaaa, bantuin mama goreng tahu!" teriak mama yang nembus kuping gue

"iya ma, ntar dulu"

Baru gue duduk nonton wanna1 di yutub udah di panggil aja, bukan nya gue gak punya duit buat nonton mereka. Tapi, gue lagi berhemat.

Tok tok tok

Ceklek

"LIIISAAAA WIDYODININGRAT!!" suara abang gue menggema di dalem kamar

Mampus gue, kena sembur juga akhirnya. Wkwk sebelum dia ngoceh kayak burung beo mending gue kabur ke mama.

"ampooon!!"

"woi monyet antariksa!"

Mas Yuta ngikutin gue ke dapur dan dia nyandar di deket pintu.

"Mam, gue gak yakin dia bisa goreng tahu.. Ntar tahunya ancur lo ckck gue kasihan sama jodoh dia entar"

"Yuta, udah, kamu itu sukanya ledekin adekmu terus"

"puja kerang ajaib.. Elo itu bagai kakak tiri yang ngejelek2in adeknya tau gak" gue nunjuk-nunjuk mas Yuta pake spatula

"wuih serem, Nyet"

"bodo' pergi sono, emang ya lo bisanya gangguin mulu dari kemaren, harusnya lo sekarang siap-siap buat lamaran. Pergi loo"

"huu dasar monyet"

"mamaaah, mas Yuta nih"

Gue ngrengek ke mama setelah mas Yuta noyor kepala gue.

"Yut~ dicari temenmu" teriak Papa

Gue dan mas Yuta nengok ke arah  dimana papa lagi bingung nyariin makhluk depan gue.

"siapa pah?"

"Si Johny. Temuin sana, jangan gangguin adekmu terus le, ayok" ajak papa

"yee, gue gak gangguin kok. Ma, tolong awasin makhluk satu ini. Jangan ijinin mainan Hp, ntar dipake streaming oppa-oppa wanna1 lagi"

"suka-suka gue dong! Lo suka via vallen juga gue diem aja kok" jawab gue sewot

"eh beda kali nyet, kalo produk lokal mah lebih membanggakan! Daripada mereka apaan coba cuman nari-nari sambil pasang muka ganteng doang"

"mereka bertalenta gak kayak elo, sama sekali gak menawan. Mereka jago nari, nyanyi, olahraga, ganteng, kaya aaaah pokoknya sempurna.. Nah elo? Ganteng kagak, kaya monyet iya, jago olahraga? Big big no..  Nyanyi? suara lo aja pas-pasan, bisanya pibesdey doang, Ha?"

"lo belum tahu suara gue kalau udah melengking kayak apa? Hapibesbe hapibesde--"

"lo tuh kakak paling nyebelin sedunia, ke kutub sono lo, menuh-menuhin bumi tahu nggk!"

"lo tuh yang menuh-menuhin bumi, udah rambut lo bikin silau mata juga, ganti warna kek.. Atau mau gue semir pake semir sepatu gue?"

"woi gausah bawa-bawa rambut emas gue dong.. Iri ya lo? Nih cium nih rambut gue " gue sruduk dagu mas Yuta resek itu pake kepala gue, kesel gue lama-lama

"ih, apaan lo.. Sanaan, ogah banget"

"udah udah. Lisa! Yuta!" papa menengahi

"kalian ini udah gedhe masih aja berasa anak Tk, liat tuh dek Gea anteng daritadi gak kayak kalian" ucap papa nasehatin gue sama kampret satu ini.

"hehehe iyaa pah.. Sorry"

"Lisa, tahunya gosong! balik, balik cepetan!" teriak mama dan bikin panik se RW

"Uwaaaa! Gimana baliknya ma? Auwww, panas, muncrat-muncrat nih aaah mama ini gimana, warnanya kok jadi gini" teriak gue lebih panik lagi

"ckckck makan tu tahu gosong"

Gue bisa denger papa dan mas Yuta berdecak bebarengan, inilah yang disebut like father like son. Kayaknya gue milih berada di kubu mama aja deh, soalnya gak bakalan nyerewetin gue soal oppa gue.

'Btw, Ten mana ya kok gak muncul sama sekali. Gue ini pacarnya loh! Kangen tauuuu.. bukannya di semangatin eh, dianya malah ilang. Apa gue panggil aja kali ya.." batin gue

Sejak ada Ten, hidup gue jadi lebih berwarna. Gue juga berasa jadi princess yang diikutin pengawalnya kemana-mana. Dilindungin, disayang,

"Lisa, uleg bumbu!"

"iye maam iyee"

"prawan kok ngelamun terus.. Yang kuat ngulegnya"

"iyeeee"

Tapi kenyataannya sekarang gue berakhir jadi upik abu.
----

"lo nemu sesuatu?" tanya Ten

"belum, ada baiknya jika kamu membantu dan tidak menggangguku" jawab Daniel

Mata Daniel masih fokus dengan tumpukan berkas-berkas di depannya. Banyak map berwarna merah biru berserakan dan membuat meja Daniel semakin tak terkondisikan.

Saat ini mereka bedua berada di kantor polisi yang ada di kota, sudah beberapa hari juga mereka mulai menjalankan rencana dan lembur. Daniel tak sendirian karena semenjak pagi Ten berada di kantor untuk mencari informasi.

Dengan malas Ten mengambil setumpuk map dan membaca satu persatu isi map tersebut. Daniel juga masih fokus dengan komputer miliknya dengan tangan kiri yang sibuk menekan-tekan ujung bolpoint.

"huuh" Daniel menyandarkan kepala pada meja kerja.

Tok tok tok

"masuk" ujarnya

"pak, saya membawakan berkas yang bapak minta!"

"Kerja bagus!"

"Tadi hampir saja berkas ini di hancurkan pak"

"kenapa begitu?" tanya Daniel

"ya karena kasus ini resmi ditutup dan pihak keluarga juga tidak mau mengurus masalah ini lagi. Bahkan keluarga korban yang mencabut kasus ini. Tapi, kenapa bapak mau membuka kasus ini lagi?"

"aku hanya merasa ada kejanggalan."

"iya benar, dulu saya juga merasa ada yang aneh. Kalau begitu saya permisi"

"Ahh, Vin, tunggu! Temukan CCTV nya untukku"

"baik pak!"

Ceklek jreet!

Selepas kepergian anggota polisi tadi, Daniel dan Ten segera membuka berkas tersebut. Daniel membulatkan matanya lebar-lebar setelah menemukan apa yang dia cari.

"apa! Sangat tidak masuk akal!"

Ten tersenyum getir mengetahui fakta tentang dirinya.

"huh, jadi beneran gue kecelakaan tunggal" ucap Ten

Daniel menoleh kearah Ten dan menepuk bahu pria disampingnya.

"jika terjadi kecelakaan tunggal tapi tidak ditemukan jasadmu disana, bukankah ini hal yang aneh?" pikir Daniel

"menurut mu ini bukan murni kecelakaan tunggal?"

Ten menatap Daniel sejenak.

"menurutku, ini kejahatan berencana. Aku yakin ada dalang dibalik ini semua" ucap Daniel sambil ngangguk-ngangguk yakin.

"Thanks. Lo udah bantuin gue"

"kau pasti tahu bahwa aku melakukan ini demi Lisa kan?"

"cih, gue tahu itu. Tapi lo gak akan bisa deketin Lisa selagi gue masih ada disini" ucap Ten

"aku tahu, tenang saja" Daniel menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"bagus deh, sekarang gue emang gak suka kalo lo berada di deket Lisa. Tapi nanti, ada juga saat dimana gue harus relain lo ada di sekitar Lisa. Sekali lagi, thanks" Ten mengulurkan tangan

"tidak ada pilihan selain bersabar" jawab Daniel penuh makna dan menyambut uluran tangan Ten
---
Ten menghilang dan muncul di tempat Shaman.

"woi" sapa Ten

Ten duduk di kursi depan Ong duduk.

"apa itu namanya menyapa?" balas Ong

"kayaknya gue salah mulu kalo ngobrol sama elo" jawab Ten

"kita emang gak pernah cocok" Balas Ong

"Iya-iya, lo itu jenis makhluk yg gak bisa gue akurin emang" Ten meletakkan kakinya di atas meja.

Ong yang masih terfokus dengan gadgetnya pun tak menanggapi polah perilaku Ten.

"Oi, lagi ngapain?" Ten menatap Ong tanpa berkedip.

"apa tujuan lo dateng kesini? curiga gue"

"hahaha salah lagi gue. Ok ok gue akan To the point, nenek shaman mana? Gue butuh ramuan penguat jiwa"

Mendengar jenis ramuan itu membuat Ong menghentikan aktivitasnya dan melirik Ten cukup lama.

"lo seriusan?" tanya Ong tak percaya

"emang kenapa? Gak ada alasan bagi gue buat kasih tau elo kan" balas Ten santai

"lo tau risikonya kan?? Nenek gak kasih tau elo tentang--"

"gue gak tahu, dan nanti gue pasti tahu risikonya."

"ramuannya memang ada,tapi-- tunggu aja nenek balik" Ong meletakkan gedgetnya dan fokus pada Ten.

Kini mereka berdua saling menatap satu sama lain.

"Nenek tua itu pergi kemana?"

"pasar"

"Lo gak ikutan?"

"nenek nyuruh gue nungguin elo,katanya lo bakalan kesini"

"kok dia tahu?"

"nenek gue kan dukun, begooo"

"lo tahu gak?"

"Gak!" Ong mulai sewot

"berarti lo bukan dukun haha"

"gue sembur pake aer kendi lo lama-lama"

Ten berdiri dan Ong ikutan berdiri

"ngapain lo ikut-ikutan berdiri?"

"Lo mau kemana?" tanya Ong serius

"ke Lisa, lo mau ikut? Sayangnya lo gak bisa ilang hahaha udah ah gue sibuk, gue mesti bantuin Lisa.. Abangnya mau lamaran. Bye! Ntar gue kesini lagi"

"demi vivi guguknya sehun, lo itu emang gak bisa diajak ngobrol baik-baik, sana lo, pergi, gausah balik"

"bhaaii~ jangan kangen ututu"

"Gak! Resek lo, hantu gila!"

Cling! Ten ilang

Ong duduk dan mencari buku tentang ramuan penguat jiwa.

"penguat jiwa, setahu gue ramuan itu akan buat hantu jadi manusia, tapi setelahnya.. Hantu itu bakalan ikut ilang.. Haah, gue sedikit ngrasa bersalah sama Ten. Apa gue baikin aja ya, iya deh, gue baikin dia kalo ketemu lagi"

---
Yuta dan keluarga besar telah tiba di keluarga calon pengantin perempuan.

Yuta duduk mengeratkan kedua tangannya, jantungnya terus berdegup tak karuan.

"katanya lo gak grogi mas?" sindir Lisa

"diem"

Sekarang ganti kaki Yuta yang begerak tak bisa diam.

"lo tu yang mesti diem, wkwk ya ampun mas, eh tuh-tuh cewek nya keluar"

"Shannon Arum William?" sapa mamah dan dibales senyuman manis dari cewe itu

Lisa POV

Denger mamah manggil nama itu ada sedikit rasa aneh di dalem ati gue. Gak tau ya rasanya kayak gue pernah denger aja gitu, familiar banget.

Cewek itu duduk bersebrangan sama gue. Dia lumayan cantik kok, gue suka dalam sekali lihat. Kayaknya dia juga cewek yang baik dan pantes buat dampingin mas Yuta.

Setelah kedua keluarga selesai berbincang, gue samperin tu cewek bareng tante Sarah.

"Dek Arum ya?"

Namun, cewek yang namanya Arum itu malah sibuk mandangin gue.

"eh lo diajak ngobrol tante gue tuh.."

"a i-iya, anu, tante-"

Aneh banget sih ni cewek. Grogi kali ya hehe

"iyaa santai aja, dulu tante juga grogi kok hahaha kamu masih muda dan disuruh nikah pasti gak enak ya?"

"hmm iya tan, anu, ini Lisa ya?" nunjuk ke arah gue

"iya,ini Lisa adiknya calon suami kamu"

Gue berasa cewek ini ada sesuatu. Kelihatan dari cara dia ngomong dan natep gue.

"gue Lisa" gue ngulurin tangan dan dijabat ama dia.

"panggil aja Arum. Lisa, bisa ngobrol berdua?"

Gue lirik tante Sarah dan dia nganggukin kepala.

"boleh"

Gue dan Shanon pergi keluar rumah dan duduk di bangku taman.

Krik krik krik

Suara jangkrik jadi backsound gue dan Arum. Cewek ini nunduk dan malah kringetan.

"Are you okay?" tanya gue sedikit cemas, kali aja dia sakit.

"Lisa, lo inget gue kan?"

"hah?"

"gue temen SMA lo dulu. Sebenernya gue udah lama mau minta maaf, tapi gue belum siap. Maafin gue Lisa"

"tunggu-tunggu, lo minta maaf buat apa? Jadi lo juga kenal gue? Eh sorry, gue pernah ada kecelakaan kecil dan gue kehilangan sebagian memori gue" jelas gue apa adanya

Dia malah shock setelah gue ngomong begitu.

"jadi lo juga gak ingat tentang cowok lo?!"

"cowok gue? Emang gue punya cowok??!"

Tanya gue dan di bales anggukan dari Arum alias Shannon.

"siapa?! Ceritain semuanya ke gue Rum, please"

"cowok lo, dia--"

Kalimat Arum terpotong,

"dia hianatin elo, Lisa! Dia suka mainin ati cewek lalu ninggalin mereka semua"

Spontan gue sama Arum noleh ke sumber suara.

"Chanwo!" bentak Arum

"cowok lo itu gak setia, dia penghianat, dia yang buat semua kekacauan ini!dan kakak lo sendiri yang--"

"Chanwo, stop!"

"Rum! Lo yang harusnya stop! Kenapa lo nrima lamaran Yuta?!"

"Hoi, jauhin Arum!" teriak mas Yuta

"Ooh, ada mantan lo disini. Yuta lo mau sampek kapan nutupin masalah ini, lo mau goblokin adek elo juga?" ucap cowok itu

"Sialan, jaga mulut elo ya. Lo gausah cari perkara dan ikut campur urusan gue"

"hei! Kalo ada sangkut pautnya sama Arum, itu berarti jadi urusan gue juga!"

"memang lo punya hak apa ha? Sadar diri lo!!" bentak mas Yuta

Mas Yuta dan cowok itu mulai adu mulut dan saling tonjok-menonjok.

"mas Aaaaal, papaaah!! Mas Al!!" teriak Arum

"Chanwo udah! Mas Yuta! Stop! Jangan--"

"Yuta! Chanwo! Hei stop stop!" lerai kak Al

"kenapa nih, kepala gue rasanya pusing banget, mas Yut--aaa"

Blakk

Semua berwarna hitam.

"Lisa!!"

"Lis,"

"Sayang bangun nak,"
---
Ten POV

Shaman ngasih gue ramuan aneh semacem jamu.

"Ramuan ini adalah ramuan semalam, dengan ramuan ini kamu bisa menjadi manusia dengan jangka waktu semalam"

"Mmm.. maksud nenek? Ini kayak cerita Cinderella? Demi apa gue diposisi Cinderella?" tanya gue meski berasa absurd banget jadinya.

"Iya, Ten iya. Dengan ramuan ini, kamu bisa membahagiakan Lisa dengan wujud manusia, setidaknya kamu bisa jujur atas perasaan mu kepada Lisa, kamu bisa membawa Lisa pada kenangan yang ia lupakan saat bersamamu dulu, dengan mengesampingkan tragedi buruk pada masa lalu kalian"

"Tapi nek, Lisa bisa--"

"Tidak ada waktu lagi Ten, dengan wujudmu yang seperti ini kamu akan membuat Lisa khawatir, kamu harus menjadi manusia meski hanya semalam sebelum jasad dan bukti2 ditemukan dan akhirnya kamu menghilang!"

Dengan berat hati gue memutuskan untuk mengambil botol ramuan itu.

"ini diminum?" tanya gue sok begok, soalnya ramuannya kenyal-kenyal gitu waktu gue lihat.

"Ramuan ini bukan diminum! Memangnya wujud sepertimu bisa minum?? itu akan langsung bekerja saat kau tuang ke kalung ini.. Ramuan itu akan berkurang setiap detiknya dan akan habis dalam semalam"

Shaman ngasih gue kalung warna putih.

Hadeeh, satu lagi kegilaan Shaman. Kalung aneh, syarat aneh dan pantangan aneh. Ini satu-satunya cara supaya gue bisa pergi dengan tenang. Gue gak ada pilihan lain lagi selain nurutin Shaman.

"kok gue berasa makin absurd ya"

"satu lagi, kalung itu jangan sampai pecah!"

"iya iyaa nenek tua"

"ini tidak cuma-cuma, Ten. Sebagai gantinya kamu harus menghapus memori Lisa. Segala hal yang berhubungan denganmu akan ia lupakan, selamanya."

".."

Gue terkejut denger kalimat Shaman barusan. Tapi emang bener, di dunia ini gak ada yang gratis. Harus ada sesuatu yang di korbankan, dan gue rasa ini udah adil. Gue udah cukup dengan hidup mewah di dunia ini. Gue rasa gak ada hantu yang idup semewah gue, dalam artian bisa sama orang yang gue sayang.


[Menjelang chapter terakhir]
Tinggalkan jejak

Kalau bintang gak seimbang sama gambar mata, chapter selanjutnya akan di privat.
Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

1.7K 262 25
Menunda sesuatu dengan alasan belum menemukan waktu yang tepat, terkadang membuahkan hasil yang baik. Namun, tak ada yang tau kapan waktu yang dinant...
58.8K 7.6K 57
Dead Attack versi revisi akan publish bulan Juni ---- Berawal dari Na Jaemin dan sekolah, teror wabah yang menular ini berhasil menyebar ke seluruh k...
5.6K 327 12
WARNING! Cerita ini mengandung unsur -pembunuhan -sadistic -pschopath -toxic relationship. (FOLLOW SEBELUM BACA!!!!!!!) Haru tidak suka melihat Hirim...
9.4K 2.1K 14
I've been waiting and longing Youth is just a little cruel, isn't it? I'm surely someday we will miss this moment The day I met you and we laughed to...