10;Tender Love X Ten

Por littlepudd1ng

78.3K 9.3K 1.2K

[HORROR-ROMANCE-COMEDY] 𝓫𝔂 𝓙𝓾𝓷𝓰𝓴𝓲𝓱𝔂𝓾𝓷 ⚠ WARNING! ADA JUMPSCARE, BAGI PENAKUT DILARANG BACA! Sino... Más

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
The truth
26
27
28
29
30

21

1.5K 200 16
Por littlepudd1ng

Hati-hati yang masih belum tidur
Dan
Selamat membaca

Tender Love

Pukul 17.00 WIB

Ten duduk santai di rumah Shaman. Tersenyun tidak jelas tanpa bicara sepatah katapun. Sedangkan nenek Shaman saat ini tengah melakukan meditasi ringan. Ong juga belajar kitab gaib warisan yang turun-temurun dari nenek moyangnya. Wajahnya terlihat begitu serius memahami isi kitab tersebut, walaupun beberapa kali ia ketahuan sedang mengamati si Ten.

Oh tentu saja sekarang Ong bisa melihat dan mendengar si Ten. Karena dia sudah banyak belajar mengenai hal ini selama beberapa minggu terakhir.

"hehe"

Ong melirik Ten yang cekikikan sendiri.

"hehe" lagi-lagi Ten tertawa sendiri

Ong mencoba fokus pada bacaannya namun--

"hehe, mmm~" Ten memegang pipinya dan tersenyum lagi

"Hm hm!" Ong menutup mata dan berdehem keras

"batuk pak haji?"

Ong melirik Ten tajam, masih dengan menggenggan kitab tebal yang siap melayang kapan saja ke arah Ten.

"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu? ganggu konsentrasi gue aja" cibir Ten

"gue yang harusnya ngomong begitu. Lagian lo ngapain sih nangkring disini? Sono ke pohon depan rumah, main sekalian ama kunti daripada disini gak ada yang merhatiin elo" sindir Ong

"lo tuh ya gak bisa apa baikin gue sebentar, lagian gue cuman duduk gak ngapa-ngapain"

Ten kembali senyam-senyum sendiri.

"Teeen!!"

"apa lagi?"

"Gue gak bisa fokus hafalan gara-gara elo. Please lo bisa diem gak?" ucap Ong dengan menutup bukunya kasar.

"salah sendiri lo bisa lihat gue, week" Ten menjulurkan lidahnya.

"Tengik sialan" umpat Ong

"Ong~ padahal gue lagi gak ngatai-ngatain elo.. Tega banget sih lo" balas Ten

Jadilah mereka berdua beradu mulut hingga berakhir menyedihkan karena mendapat hukuman dari Shaman.

"kalian berdua, kuras sumur di belakang!"

"haaaahh!!!!!!!"

Disisi lain.

Lisa saat ini sedang kuliah dan sibuk mendengarkan materi dari Mr. lay.

"So, before we close our last meeting, let me to say sorry about the pass. I hope can see you all in different way, and also don't forget be yourself! Thankyou"

Mr. Lay keluar kelas dan langsung dikejar oleh jisoo dan Lisa.

"huwaa Mr. lay~ wo ai ni. Thankyou for A+ NYAAAAA. Walaupun gue O'on bahasa Inggris ternyata soal ujiannya mister sama persis sama yang mister ajarin, thankfull mister~" teriak Jisoo histeris

"haha kalian makin rajin ya"

"Mr. Lay~ gue sedih lah, jangan kek gitu perpisahannya~ dulu gue kira Mr. itu killer.. Eh-- ternyata ngasih nilainya baeeeeek bangeeet~ saranghae misteeerrr. Ups, sorry mister, my mulut is kesleo.. Aduh bahasa inggrisnya apa'an yak??" teriak Lisa

"Ok ok, fine karena kelas saya udah selesai. So, kalian berdua gak perlu lagi ngomong pake bahasa inggris. Hari ini saya akan traktir kalian makan diluar, ayo!" ajak Mr. Lay dan membuat duo maut itu girang.

"Yes mister yaaay!" Jisoo dengan semangat meraih lengan Lisa dan melingkarkan tangannya disana.

"hei, frozen. Bagaimana? Bukumu sudah ganti sampul?"

"pak jangan menyindir sampul bukuku, itu privasi loh" canda Lisa

"biar aku beri kalian nasihat, lebih baik kalian membeli buku dengan cover Eco! Biar semangat belajarnya, lagipula mereka juga tampan-tampan, bertalenta dan yang terpenting adalah mereka murni dan tersedia" ucap Mr. Lay

Lisa dan jisoo berhenti mengikuti Mr. Lay yang masih berbicara mengenai Eco.

Lisa dan Jisoo saling berpandangan.

"Mr. Lay, " lirih jisoo

"Fanboy si eco!"ucap keduanya

"hoi kalian, ayo cepat, sebelum aku berubah pikiran" teriak Mr. Lay dari parkiran

"hahaha iya pak, datang~"

Bertambah satu lagi kebahagiaan seorang Lisa. Hari ini mendapat nilai tinggi dalam bahasa Inggris, kemudian di traktir Mr. Lay dan juga kemarin malam Lisa dan Ten telah official.

Sedikit rumit memang dengan status hubungan mereka, karena bagaimanapun juga tidak ada hubungan asmara antara hantu dengan manusia. Jadi anggap saja mereka sudah resmi dan walau belum sepenuhnya mendapat restu dari Yuta.

---

Yuta mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Meskipun sedikit kesal dengan tindakan Lisa, namun kakak tetaplah seorang kakak. Dia tidak akan tega melihat adiknya bersedih bagaimanapun kondisinya. Keterpaksaan yang mengharuskannya untuk mengizinkan hubungan Lisa dengan Ten. Hal ini demi menjaga hasil terapi Lisa beberapa waktu lalu, dimaksudkan agar Lisa tidak lagi merasa tertekan dan bunuh diri.

"Haah.." Yuta menghembuskan nafas panjang

"gue harus gimana lagi? arrghhh! Sial!"

Brak!

Yuta melempar handuknya kasar dan membuat koper yang tadinya berdiri disamping tempat tidur berubah menjadi tidur.

Yuta duduk diatas lantai, menyandarkan punggungnya ke lemari besar yang menghadap ke jendela kamar. Matanya menatap lurus keatas langit-langit kamar. Menerawang kembali masa lalu kelam kisah cintanya, kecelakaan adiknya dan orangtuanya.

Disaat asyik dengan dunianya sendiri, tiba-tiba mata Yuta teralihkan dengan kopernya yang berdiri sendiri. Dan brakk! Koper itu jatuh lagi ke lantai.

Sepi,

Hening,

Sama sekali tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Yuta.

Kini yang tersisa adalah wajah pucat Yuta, takut jika ada benda melayang dan menghantam kepalanya secara tiba-tiba.

Sreeeek!

Kali ini sama, ada benda bergerak lagi di kamarnya.

Kursi kamar Yuta berpindah tempat sekitar satu meter dengan gerakan pelan. Gesekan yang dibuat kursi itu pasti membuat bulu kuduk siapapun berdiri.

Grieeeeekkk

Greeeeeekk

Grek

Kedua mata Yuta dengan jelas menatap kursi yang tadinya berada di dekat jendela, kini telah berganti posisi lurus didepannya. Dan, menghadap kearahnya tepat!

Yuta POV

Kaki dan tangan gue berasa kaku. Bulu kuduk gue pasti juga udah berdiri, ini jelas terasa dari pori-pori kulit gue yang mengeras.

Ini baru jam 5 sore. Saat gue lagi sendirian di rumah. Lisa juga belom balik dari tadi sore, katanya masih ada kuliah terakhir. Dan bisa gue tebak kalo dia bakalan ngadain party buat perpisahan, akan nambah malem lagi dia balik.

And, now!

Gue lagi di gangguin sama makhluk gak terlihat. Apa mungkin itu Ten, tapi kalo emang bener, dia gak akan bisa ngelakuin hal ini. Karena emang kemaren dia udah janji sama Lisa buat gak nakut-nakutin gue.

"S-siapa itu?"

Koper gue yang tadinya tidur bangun sendiri, lalu tidur lagi itu udah bikin gue merinding. Ditambah kursi yang udah bener di tempatnya berubah posisi jadi di depan gue. Buat gue makin merinding plus plus.

Lampu kamar yang tadi terang berubah jadi kedip-kedip. Ini bener-bener berasa creepy banget. Tapi, gue gak boleh takut! Gue ini cowok, harus strong!

Gue beraniin diri buat berdiri dan menghindari kursi kamar gue. Biasanya gue pukul tuh kursi, gue dudukin, gue gantungin kaos juga, tapi sekarang gue merasa kena karma. Kursi itu pelan-pelan muter ngikutin arah gue pergi. Njirrr!

Greeeeek!

Kursi itu pelan-pelan ndeketin gue, gue makin panik dibuatnya. Apalagi pas tuh kursi melayang!

Gue langsung lari dan buka pintu kamar. Dan tepat pas gue nutup pintu kamar gue, tuh kursi ngehantam pintu sampek buat gue mati rasa.

Braaaaak!!!

Ini bahaya, gue harus cepet keluar dari rumah gue sendiri.

Ceklek ceklek ceklek

"Ssshh, hoi, siapapun yang ada diluar tolong bukain pintunya!"

"haaaaaaah, hihihihi"

Suara apa'an tuh. Gak ada siapa-siapa.

Gedebrak!

Gue denger suara benda jatuh kenceng banget. Tapi, sama sekali gak ada benda jatuh di rumah gue, kecuali kursi kamar tadi.

Perlahan mata gue nagkep sosok wanita pake gaun pengantin jalan pelaaan banget dan naik ke lantai dua. Pengantin itu pake penutup kepala persis sama pengantin-pengantin di gereja, pakaiannya putih bersih cuman yang bikin gue takut adalah muka pengantin itu asli item banget! Meskipun samar-samar ketutup sama penutup dikepalanya. Gue kincep dengerin decitan langkah demi langkah sosok itu saat mijak di anak tangga.

Kreek

Kreek

Kreek

Kreek

Gue berbalik dan buka pintu.

Ceklek

"Sial" umpat gue ketika tahu pintu rumah masih ke kunci

Gue ngelirik pengantin wanita itu sudah berhenti berjalan dan buat suasana ati gue makin gak enak.

Gue diem, dia juga diem. Jadilah, kami sama-sama diem.

Gue coba buka pintu dengan panik, takut takut wanita itu turun dan ngajak gue kawin lari.

Blakk! pengantin itu tiba-tiba aja ambruk dan gak bergerak selama lebih dari 5 menit. Gue coba deketin tuh pengantin, sekedar mastiin dia itu makhluk apaan kok gak ilang-ilang.

Ceklek ceklek ceklek

"buka buka bukaaaa!!" keringat dingin bercucuran dari pelipis gue, namun hasilnya masih nihil

"khhaaaaaaaaa, serahkan jiwanya"

Bulu kuduk gue makin menjadi-jadi rasanya. Saat gue tahu ada yang lagi buang nafas di telinga gue.

Gue noleh dan nyari sosok itu, tapi nihil!

'Fiiuuuh untung aja' batin hue

"ciluk ba-- aku disini"

Ada suara tanpa wujud. Tapi, gue rasa ada sesuatu di kepala gue.

"Waaaa!"

Blam!! Gue rasain ada seseorang yang nolong gue. Orang itu berdiri di depan gue, tapi belum sempet gue lihat wajah orang itu, gue udah gak bisa lihat apapun kecuali warna hitam.

Gue lagi di alam mimpi ya?
Tunggu dulu, siapa dia? D-dia, Ten!

"Ten! Ngapain lo disini?"

"bang Yuta?" Ten senyum ke gue tapi cuman gue bales sama tatepan tajam.

"Gue mohon sama lo, jauhin adek gue. Lo lihat sendiri hantu-hantu itu gangguin gue dan adek gue, itu semua gara-gara elo! Gak cukup saat lo hidup udah nyusahin keluarga gue Ten?" teriak gue ke Ten

Gue sebenernya gak izinin Lisa berhubungan lagi sama dia, apalagi dia itu pernah jadi cowok adek gue sendiri. Tapi, segalanya udah berubah. Dia udah gak bisa berada di sekitar Lisa lagi.

"bang, salah gue apa? Gue cuman pingin ketemu Lisa!" jawab Ten dengan muka sedih

"tapi lo sama Lisa udah beda alam, lo mestinya nyadar bahwa ego lo itu bisa bikin Lisa dalam bahaya lagi" gue narik kerah baju Ten dan dorong dia.

"lagi?" tanya Ten gak ngerti sama ucapan gue

"iya, dia pernah coba bunuh diri buat nyusul elo. Puas lo!"

Ten cuman diem. Bisa gue lihat kalo dia shock sekarang. Sama, gue juga shock tiap kali Lisa dengan Ten, dia selalu dalam bahaya.

"Ten, Lo pasti gak mau dia mati kan? Lo mau yang terbaik buat Lisa kan?"

"bang, sorry, gue gak maks--"

"Kalo lo nyesel, lo jauhin Lisa. Lo ilang dari kehidupan Lisa"

"bang! Gue sayang banget sama Lisa, gue rela lakuin apa aja asal gak jauhin dia! Gue gak akan bawa dia, gue janji! Gue janji sama lo bang, gue bahkan gak tahu sebab kematian gue se diri, gue janji akan pergi dari kehidupan kalian. Beri gue sama Lisa sedikit waktu lagi bang, paling enggak waktu buat perpisahan. Gue belum sempet ngucap sepatah katapun buat perpisahan sama dia" jelas Ten tanpa ragu

Gue diem tanpa jawab permohonan Ten. Mata gue kerasa panas. Dada gue juga kerasa sesek, seakan gue ini lagi njahatin dia. Kalau memang dia benar Ten, dia harusnya menyesal dan tidak akan menampakkan wajahnya di depan ku dan Lisa.

"Bang Yut" Ten membungkuk di depan gue, jujur gue terkejut dia begitu.

"gue mohon, anggap ini hadiah perpisahan lo buat gue, hadiah terakhir selama pertemanan kita bang. Gue pingin pisah dengan cara gue sendiri, percaya gue bang, gue janji!"

"Sampai kapan?" tanyaku

"besok gue ikut lo ke Kediri. Gue bakalan selidikin kasus kematian gue sendiri dan bakalan nutupin hal ini dari Lisa."

"lo janji kan?" tanya gue mantap

Dia ngangguk seneng dan berdiri di depan gue dengan senyuman khasnya. Walaupun raut kekecewaan tergambar jelas di wajahnya, namun ia tetep mengumbar senyum.

"ok, gue kasih tahu lo sesuatu yang gue tahu perihal kematian lo---" gue mulai bisikin si Ten.

Dia pasti cukup mengerti sama ucapan gue barusan. Beberapa kali dia jambak rambutnya sendiri karena shock.

Gue cuman bisa nepuk pundak Ten dan nguatin dia. Bagaimanapun dia harus menerima kenyataan tentang dirinya. Ten mengangguk pasrah, kemudian ia tersenyum getir sebelum ngucap makasih dan akhirnya ilang.

Lap!

"Argh!" gue rasa puyeng dan berusaha berdiri dengan sisa-sisa tenaga.

Gue coba raih lagi ganggang pintu rumah gue, tapi tepat sebelum gue sentuh tuh pintu udah bunyi.

Tok tok tok

Gue kelonjak saking kagetnya.

Ada suara ketukan pintu dari luar rumah, gue yakin ada orang di depan.

"siapa?!" teriak gue

"mas Yuuut, ini Lisa woooi"

Gue lihat jam tangan dan nunjukkin pukul 20.01 WIB.

Gue raih ganggang pintu dan buka pintu selebar-lebarnya.

Ceklek

"mas Yut? Kenapa?" tanya Lisa yang langsung megang dahi gue yang berdarah

"gpp, buruan kemasin barang lo sekarang!" titah gue

"hah, i-iya"

Yuta POV end

Lisa bersenandung riang sambil mengemas barang-barangnya. Ia juga berbincang dengan Ten yang hanya diam memandanginya dari kursi. Tidak ada yang aneh bagi Lisa, Ten memang begitu kadang cerewet kadang juga menjadi pendiam. Begitupun Yuta yang bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan lanjut membersihkan kamar.

Entahlah, bagaimana nanti hubungan Lisa dan Ten akan berakhir. Cinta beda alam yang merupakan hal mustahil atau memang takdir berkehendak lain..
Tbc ..

Seguir leyendo

También te gustarán

9.4K 2.1K 14
I've been waiting and longing Youth is just a little cruel, isn't it? I'm surely someday we will miss this moment The day I met you and we laughed to...
5.2K 303 12
WARNING! Cerita ini mengandung unsur -pembunuhan -sadistic -pschopath -toxic relationship. (FOLLOW SEBELUM BACA!!!!!!!) Haru tidak suka melihat Hirim...
25.2K 5K 15
Ini tentang rahasia dan rahasia.
SEMBILAN TOEDJOH Por -

Novela Juvenil

92.5K 14.5K 25
Kisah perjuangan para pemuda tampan demi memikat hati Lisa, si pemilik manik Bambi dan gummy smile mempesona. Abram yang kerap disapa Bambam yang sa...