Babysitter, I Love You! (VKoo...

By AnnisaIcha576

1.8M 178K 35.7K

Kim Taehyung, pria mapan yang bisa di bilang memiliki segalanya. Dia tampan, kaya raya, memiliki kuasa tak te... More

🔷Babysitter, I Love You! : Part 1🔷
🔴Babysitter, I Love You! : Part 2🔴
🔶Babysitter, I Love You! : Part 3🔶
⚪Babysitter, I Love You! : Part 4⚪
🔻Babysitter, I Love You! : Part 5🔻
⚫Babysitter, I Love You! : Part 6⚫
🔆Babysitter, I Love You! : Part 7🔆
🌜Babysitter, I Love You! : Part 8🌛
🔘Babysitter, I Love You! : Part 9🔘
♣Babysitter, I Love You! : Part 10♣
🔺Babysitter, I Love You! : Part 11🔺
⭕Babysitter, I Love You! : Part 12⭕
◽Babysitter, I Love You! : Part 13◽
☇Babysitter, I Love You! : Part 14☇
☀Babysitter, I Love You! : Part 15☀
♡ Buat Kalian ♡
🌸Babysitter, I Love You! : Part 16🌸
❌Q & A✔
🍂Babysitter, I Love You! : Part 17🍂
💠Babysitter, I Love You! : Part 18💠
🍁Babysitter, I Love You! : Part 19🍁
⏹Babysitter, I Love You! : Part 20⏹
💎Babysitter, I Love You! : Part 21💎
🔳Babysitter, I Love You! : Part 22🔳
⏫Babysitter, I Love You! : Part 23⏫
🍃Babysitter, I Love You! : Part 24🍃
⭐Babysitter, I Love You! : Part 25⭐
🎈Babysitter, I Love You! : Part 26🎈
🕸Babysitter, I Love You! : Part 27🕸
☘Babysitter, I Love You! : Part 28☘
🍭Babysitter, I Love You! : Part 29 🍭
📎Babysitter, I Love You! : Part 30📎
🕃Babysitter, I Love You! : Part 32🕄
⏳Babysitter, I Love You! : Part 33⏳
🎲Babysitter, I Love You! : Part 34 (End)🎲
🖤Babysitter, I Love You! : Sequel🖤
❣Terima kasih❣

⏺Babysitter, I Love You! : Part 31⏺

38.5K 3.6K 419
By AnnisaIcha576


⏮⏸⏭

"Aku pulang."

Namjoon memasuki kediamannya dengan gurat kelelahan yang kentara di wajah tegasnya. Kantung matanya nampak menghitam dikarenakan dia yang hanya bisa tidur selama satu jam saat menginap di rumah sang ibu yang ada di Daegu. Bukan karena dia merasa tak nyaman, tetapi karena dia yang terus memikirkan tentang masalahnya dengan sang anak. Terlebih lagi tadi pagi-pagi sekali dia harus kembali ke Seoul karena tidak ingin membuat sang istri tambah khawatir. Mengingat dia yang tidak sempat memberi kabar dan ditambah dengan handphonenya yang mati mendadak karena kehabisan baterai.

"Yeobo, kenapa baru pulang?!"

Ketika Namjoon baru saja sampai di ruang keluarga, terlihat Seokjin yang melangkah terburu-buru menghampirinya dengan celemek yang masih terpasang di tubuhnya.

"Maaf membuatmu khawatir. Aku kemarin menginap di Daegu."

Namjoon merentangkan sebelah tangannya dan Seokjin yang mengerti pun langsung menghambur kepelukan sang suami.

"Kenapa tiba-tiba? Handphonemu juga tidak aktif saat aku berusaha menghubungi."

"Ada hal penting yang mengharuskan aku menemui eomma kemarin. Dan masalah handphone, aku kehabisan baterai."

Seokjin melepaskan pelukan mereka. Kedua matanya menatap lekat sang suami, terlihat jelas sekali keingintahuan dari maksud hal penting yang dikatakan Namjoon barusan.

"Hal penting apa?"

Namjoon tidak langsung menjawab. Dia lebih memilih mengambil tangan kanan Seokjin. Menempelkannya di sebelah pipinya sembari memberikan kecupan kecil beberapa kali.

"Bisa kita duduk dulu?"

Seokjin yang seolah baru tersadar terlihat gelabakan. Dengan cepat dia mengambil alih tas kerja Namjoon dan memeluk lengan kanan suaminya itu agar mengikuti langkahnya menuju sofa panjang yang ada di ruang keluarga tersebut.

"Apa mau aku buatkan minuman dulu?"

Namjoon yang melihat Seokjin akan bergegas kembali ke dapur dengan cepat mencekal pergelangan tangan istrinya tersebut. Dia menggeleng pelan, memberi isyarat agar Seokjin tidak perlu membuatkannya minum.

Saat Seokjin mendudukkan tubuhnya di samping Namjoon, terlihat raut wajah pria yang dicintainya itu berubah. Nampak sekali gurat penyesalan dan kekhawatiran yang mendalam. Seokjin merasa tak tenang, namun sebisa mungkin dia tepis perasaan tersebut karena yang paling utama sekarang adalah mencari penyebab dari kekalutan sang suami saat ini.

Sebagai pasangan yang pengertian. Seokjin pun dengan perlahan menarik kedua tangan Namjoon untuk dia tempatkan di atas pahanya. Dia elus dengan lembut kedua tangan besar suaminya itu sembari tak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari wajah pria yang teramat dia cintai itu.

"Apa ada masalah? Coba ceritakan padaku. Mungkin saja aku bisa membantu."

Namjoon yang tadi terlihat menghindari kontak mata dengan Seokjin mulai membalas tatapan istrinya tersebut. Dia sempat memandang kedua tangan mereka yang saat ini bertautan sebelum kembali menatap Seokjin.

"Kemarin Taehyung menemuiku di perusahaan. Dan karena itulah aku sampai memutuskan untuk pergi ke rumah eomma di Daegu."

Kening Seokjin nampak mengernyit samar. Perkataan Namjoon barusan masih terkesan menutupi sesuatu dan hal itu tidak dapat dia tebak.

"Lalu? Dia mengatakan apa saat menemuimu kemarin?"

Namjoon terlihat sempat menahan nafasnya beberapa saat sebelum akhirnya dia mulai memberanikan diri untuk mengatakan semuanya pada sang istri.

"Dia, Taehyung. Dia... sudah tau kalau Hee Rin adalah eomma kandungnya dan kau yang dulunya adalah seorang namja."

Dan tepat disaat Namjoon selesai berbicara. Seokjin seperti merasakan telinganya yang berdenging nyaring. Kedua matanya yang juga seakan tak mampu lagi untuk mengerjap, serta waktu yang terasa berhenti di tempat. Dan Seokjin berharap apa yang dia dengan barusan tidak nyata.

◼◽◽◼

"Tae, ayo makan siang. Kau sudah janji padaku di telpon beberapa jam yang lalu."

Taehyung yang sedari tadi sibuk dengan berkas-berkas di meja kerjanya tampak sempat melirik sebentar ke pintu ruangannya yang dibuka dari luar dan memunculkan seorang pria dewasa yang menatap dirinya dengan kedua tangan bersidekap di dada.

"Sebentar lagi, Seo Joon hyung. Beri aku waktu 5 menit. Kau bisa tunggu aku di lobby."

Tanpa menatap sang lawan bicara, Taehyung kembali menyibukkan dirinya dengan pulpen serta kertas-kertas yang membutuhkan tanda tangannya saat ini.

"Baiklah, 5 menit. Jika sampai waktu yang kita sepakati itu kau masih tidak menampakkan dirimu di lobby, aku bersumpah akan menyeretmu dari ruang kerjamu ini sampai ke luar perusahaanmu Kim Taehyung!"

Taehyung tampak tak terusik sedikit pun saat Seo Joon yang menutup pintu ruangannya cukup keras. Dia masih terlihat serius dengan pekerjaannya, hingga 2 menit berlalu dan semua berkas di mejanya pun selesai dia tanda tangani.

Pria tampan itu mendorong kursi kerjanya ke belajang. Kedua tangannya pun dia regangkan. Akhirnya dia bisa beristirahat sejenak untuk makan siang dan mengobrol dengan teman lama --Seo Joon.

Saat Taehyung berniat beranjak dari kursi kerjanya dia teringat akan sang ayah. Sampai sekarang dia masih belum meminta maaf atau pun membuat janji untuk bertemu dengan ayahnya tersebut. Mungkin di jam makan siang seperti ini dia bisa menghubungi ayahnya itu.

Taehyung pun lekas mengambil handphonenya dan mulai mencari nomor sang ayah, namun ketika dia ingin menekan tombol calling pergerakannya terhenti. Pria tampan itu masih bisa mengingat dengan jelas kejadian kemarin ketika dirinya dengan sang ayah yang sempat bersitegang dan hal itu membuat dia masih sedikit merasa ragu untuk menghubungi ayahnya itu secara langsung. Hingga akhirnya Taehyung pun lebih memilih menelpon ke sekretaris sang ayah.

"Halo, Tuan Taehyung. Ada yang bisa saya bantu?"

"Appa ada?"

"Maaf, Tuan. Tapi Tuan besar hari ini tidak bekerja. Beliau mengatakan tidak bisa masuk hari ini."

Taehyung tampak mengernyit ketika mendengar jawaban di seberang sana. Sangat jarang sekali bisa mengetahui sang ayah lebih memilih libur daripada bekerja. Namun Taehyung yakin keabsenan sang ayah dari kerjanya pasti berkaitan erat dengan pertengkaran mereka kemarin.

"Baiklah, kalau begitu terima kasih."

Pria tampan itu pun mematikan telponnya dan mulai melangkah keluar dari ruangannya. Sepertinya sepulang kerja nanti dia harus ke rumah orang tuanya dan menyelesaikan masalah yang terjadi antara mereka.

Saat Taehyung memasuki lift, tiba-tiba saja handphonenya berdering. Dia pun langsung mengambil benda persegi panjang itu dari saku jasnya dan mendapati nama Nami yang tertera di sana.

"Halo, ada apa Nami?"

"Taehyung, apa aku mengganggu pekerjaanmu?"

"Tidak, aku saat ini berada di lift menuju lobby untuk mencari makan siang bersama temanku. Memangnya ada apa?"

Taehyung dapat mendengar helaan nafas lega dari seberang sana dan dia yakin saat ini Nami pasti sedang tersenyum lebar.

"Syukurlah kalau begitu. Aku hanya ingin meminta kau, Jungkook serta Minguk besok untuk ke butikku. Apa kalian bisa?"

Taehyung tidak langsung menjawab karena lift yang lebih duluan terbuka. Pria tampan itu pun melangkah menuju ruang tunggu di lobby perusahaannya namun dia tidak menemukan keberadaan Seo Joon di sana. Taehyung hanya mengedikkan bahunya dan lebih memilih untuk mendudukkan tubuhnya di salah satu sofa yang ada di sana.

"Memangnya ada apa jadi kau meminta kami untuk ke butikmu besok?"

"Astaga, Taehyung! Kau pura-pura lupa atau bagaimana, sih?! Dua minggu lagi kan pernikahan Jimin dan Yoongi. Kemarin mereka sudah memberikan undangan ke rumahmu."

Taehyung yang mendengar jawaban dari Nami di seberang sana spontan menegakkan tubuhnya. Sama sekali tidak menyangka kalau Yoongi dan Jimin akan menikah secepat itu.

"A-apa?! Mereka menikah? Dua minggu lagi?!"

"Iya, Tae. Jungkook belum memberitahumu, ya?"

Taehyung nampak terdiam sebentar. Dia ingat kalau keadaannya kemarin saat pulang ke rumah itu sangat kacau dan mungkin hal itulah yang menjadi alasan Jungkook menunda atau mengurungkan niatnya untuk memberitahu tentang acara pernikahan Yoongi dan Jimin yang akan dilangsungkan dua minggu lagi.

"Sepertinya dia lupa memberitahuku kemarin."

"Oke, lupakan tentang hal itu. Jadi apa kalian besok bisa ke butikku? Aku ingin mengukur tubuh kalian agar bisa menyesuaikan dengan konsep pernikahan Yoongi dan Jimin nanti."

"Memangnya itu penting, ya? Kan yang menikah Yoongi dan Jimin. Untuk apa kami menyesuaikan konsep dengan pernikahan mereka?"

"Aku tidak tau kalau kau senorak itu, Tuan Kim! Aku ingin kita orang-orang terdekat mempelainya berpakaian seragam. Agar kita terlihat kompak."

Taehyung tidak mengerti kenapa wanita seperti Nami sangat menyukai hal yang merepotkan seperti itu. Padahal menurut Taehyung cukup dia memakai salah satu pakaian formal terbaiknya yang tersusun di dalam lemari saja itu sudah lebih dari cukup. Terlebih lagi acara pernikahan itu hanya dilangsungkan beberapa jam saja, jadi untuk apa repot-repot membuat pakaian yang seragam kalau ujung-ujungnya juga nanti tidak dipakai lagi.

Sebenarnya Taehyung ingin sekali menyuarakan isi hatinya itu. Namun dia tidak ingin menyakiti perasaan Nami dan akhirnya pria tampan itu pun pasrah.

"Baiklah, terserahmu saja. Nanti aku akan membicarakannya dulu dengan Jungkook di rumah. Besok aku akan menghubungimu."

"Oke, sampai jumpa Tae!"

"Hmm."

Setelah menjawab dengan singkat, telpon mereka pun terputus dan bertepatan dengan sosok Seo Joon yang berjalan menghampiri Taehyung dengan cengiran di wajahnya.

"Dari mana saja kau, hyung?"

"Aku ke toilet sebentar tadi. Ayo kita makan siang!"

Seo Joon dengan semangat merangkul Taehyung dan kedua pria tampan itu pun berjalan keluar untuk mencari restaurant yang menurut mereka cocok dijadikan tempat makan siang mereka hari ini.

.

.

.

Setelah selesai makan siang. Seo Joon pun mengantarkan Taehyung kembali ke perusahaannya.

Sebenarnya mereka tadi berniat mencari tempat makan di sekitaran perusahaan Taehyung saja, namun karena menu yang keduanya inginkan tidak ada akhirnya Seo Joon pun memberi saran agar mereka pergi ke restaurant yang sering keduanya kunjungi dulu. Karena tempatnya yang cukup jauh, mereka pun memilih menggunakan mobil. Awalnya Taehyung sudah berniat menghubungi Hoseok untuk mengambilkan mobilnya, namun Seo Joon dengan cepat mengurungkan niatnya tersebut dan berakhir mereka berdua menggunakan mobil Seo Joon untuk pergi ke restaurant tersebut.

Sepanjang perjalanan mobil yang keduanya tumpangi tidak pernah sepi. Ada saja yang menjadi bahan perbincangan keduanya. Tidak jarang gelak tawa pun juga terdengar. Nampak sekali kalau kedua pria itu terlihat melepas rindu setelah cukup lama tidak bertemu.

Taehyung dan Seo Joon adalah teman lama. Keduanya sudah berteman sejak Taehyung masih di bangku kuliah dan saat itu Seo Joon pun baru masuk ke industri hiburan. Keduanya pertama kali bertemu ketika menghadiri acara amal yang diadakan ayah Taehyung di perusahaannya 6 tahun yang lalu dan semenjak hari itu keduanya pun menjadi teman akrab hingga sekarang.

"Bagaimana kesibukanmu di dunia hiburan, hyung? Semuanya berjalan lancar?"

Taehyung menatap Seo Joon yang nampak santai mengendarai mobilnya. Senyuman tak luntur sedikit pun dari wajah pria yang beberapa tahun lebih tua dari Taehyung itu.

"Seperti yang kau lihat saat ini, Tae. Aku masih terlihat keren di usiaku yang sudah hampir mencapai kepala tiga ini. Dan aku tak jarang masih membintangi drama atau film menjadi seorang mahasiswa."

Seo Joon melirik Taehyung dan melihat ekspresi seseorang yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri itu seakan ingin muntah.

"Berhentilah menebar pesona seperti itu, hyung. Sudah berapa kali aku bilang. Itu tidak akan mempan padaku, karena aku bukan fanboymu."

Taehyung menyandarkan punggungnya dan mengalihkan pandangannya ke jalanan di luar.

Seo Joon hanya tertawa kecil saat mendengar jawaban Taehyung barusan. Pria yang lebih muda darinya itu masih saja sama seperti dulu. Tidak berubah sedikit pun. Dan Seo Joon bersyukur akan hal itu.

"Oh iya, Tae. Bagaimana kabar Minguk? Aku terakhir bertemu dia saat usianya masih satu setengah tahun kemarin."

"Dia baik, hyung. Dia sekarang sudah sangat pintar merebut hati orang-orang terdekatnya. Dia juga begitu cepat tumbuh, aku khawatir suatu hari nanti dia akan mengalahkan ketampananku."

Seo Joon yang sedari tadi fokus dengan jalanan yang mereka lalui nampak mengalihkan pandangannya sebentar pada Taehyung. Dia dapat melihat gurat kesedihan yang samar di wajah pria Kim itu walaupun nada bicaranya barusan terdengar bercanda. Dia tau betul betapa terpukulnya Taehyung dulu ketika Ji Hyo meninggal dan membesarkan seorang anak dengan kesibukan Taehyung sebagai pemilik salah satu perusahaan terbesar di Korea bukanlah hal yang mudah.

Kadang Seo Joon merasa malu pada dirinya sendiri. Dia yang sudah hampir memasuki kepala tiga seperti sekarang masih saja sering mengeluh akan rutinitasnya, padahal dia hanya mengurus dirinya sendiri. Berbeda dengan Taehyung yang selain disibukkan dengan pekerjaannya juga harus mengurus dirinya dan sang anak dalam waktu bersamaan. Terlebih lagi Kim muda itu juga harus kehilangan mendiang istrinya di usia muda.

"Sepertinya sekali-kali aku harus mengosongkan jadwalku untuk bertemu dengan Minguk. Sudah lama aku tidak bermain dengannya."

"Itu harus, hyung. Aku akan menunggu jadwal padatmu sebagai seorang artis itu ada yang kosong. Kalau tidak, biar nanti aku yang mengatakannya pada manajermu."

Taehyung melepas seat beltnya dan mulai membuka pintu mobil Seo Joon ketika akhirnya mereka sudah sampai di depan perusahaannya.

"Baiklah, Tuan Muda Kim. Aku akan pastikan dalam waktu dekat ini akan berkunjung ke rumahmu. Jangan lupa siapkan banyak makanan enak untukku."

Taehyung nampak mengerang protes ketika mendengar Seo Joon yang memanggilnya dengan sebutan tuan muda, karena sedari dulu dia paling benci kalau ada seseorang yang memanggilnya seperti itu dan fakta menyebalkannya adalah Seo Joon sangat suka sekali memanggil dirinya dengan sebutan tuan muda.

"Hyung, ayolah... berhenti memanggilku seperti itu. Atau kalau tidak rumahku akan tertutup rapat untukmu."

Terdengar gelak tawa dari Seo Joon dan Taehyung hanya bisa mendengus kesal sekarang.

"Baiklah, aku akan berhenti. Sudah, cepat sana masuk. Berkas-berkas di atas mejamu pasti sudah menunggu untuk kau jamah lagi. Sampai jumpa!"

Setelah berpamitan, Seo Joon pun melajukan mobilnya untuk kembali bekerja juga karena sebentar lagi dia memiliki jadwal untuk menghadiri sebuah reality show di salah satu stasiun televisi.

Taehyung pun kembali memasuki perusahaannya, bersiap untuk kembali berkutat dengan pekerjaannya yang untuk sebagian orang terasa sangat membosankan dan tidak terkecuali bagi dirinya.

◼◽◽◼

Taehyung menghentikan mobilnya tepat di depan rumah kedua orang tuanya, setelah sebelumnya salah satu penjaga rumah membukakan pintu gerbang untuknya tadi.

Setelah mematikan mesin mobilnya serta melepas seat beltnya, Taehyung nampak masih tidak berniat untuk keluar dari mobilnya.

Perasaan ragu dan egonya yang masih sulit untuk dia tekan membuat pria tampan itu masih enggan untuk segera menemui sang ayah dan meminta maaf atas sikapnya kemarin. Taehyung masih tidak tau apakah dia benar-benar bisa menerima semua kebenaran yang diberitahukan ayahnya kemarin itu atau belum.

Terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri membuat Taehyung tidak menyadari kalau ada seorang pria yang berjalan menghampiri mobilnya dan mengetuk kaca mobilnya beberapa kali. Taehyung yang tersadar nampak kaget dan langsung membuka kaca mobilnya.

"Tuan Taehyung, Tuan Besar dan Nyonya Besar sudah menunggu anda di ruang keluarga."

Pria itu membungkuk sebentar dan setelahnya berlalu pergi dari hadapan Taehyung setelah selesai memberitahunya.

Taehyung nampak sempat menarik dan menghembuskan nafasnya beberapa kali, sebelum akhirnya memantapkan diri untuk keluar dari mobil dan menemui kedua orang tuanya.

Seumur hidupnya, Taehyung sama sekali tidak pernah membayangkan kalau dia akan berada disituasi seperti saat ini. Semuanya terasa berat untuknya, terlebih lagi ini menyangkut tentang dua orang yang sudah membesarkannya hingga seperti sekarang.

Dengan langkah pelan Taehyung pun memasuki kediaman orang tuanya. Dia dapat melihat suami istri itu langsung berdiri dari duduk mereka ketika melihat kedatangan dirinya.

"Son, kenapa tidak bilang mau kemari?"

Namjoon yang pertama kali membuka suara di antara mereka bertiga. Dia berjalan menghampiri Taehyung dan merangkul putra tunggalnya tersebut untuk mengikuti langkahnya. Taehyung tidak menolak dan memilih mengikuti sang ayah dan Namjoon bersyukur akan hal itu.

Seokjin yang sedari tadi hanya diam melihat kedatangan Taehyung terlihat melangkah kaku menghampiri kedua pria yang sangat berarti di hidupnya tersebut.

"Sayang..."

"Kedatanganku kemari ingin membahas kejadian kemarin, appa."

Taehyung memotong ucapan Seokjin, dia lebih memilih memusatkan perhatiannya pada sang ayah yang masih merangkul bahunya saat ini. Entah sadar atau tidak, sikapnya barusan membuat Seokjin seketika bungkam.

Segaris senyuman yang sedari tadi menghiasi wajah Namjoon lenyap. Dia masih belum siap untuk membahas perihal kemarin lagi bersama sang anak. Cukup untuk penolakan Taehyung kemarin, dia tidak ingin mendapatkan penolakan serta kebencian yang lebih lagi dari anak semata wayangnya itu.

"Aku minta maaf, appa. Maafkan aku atas sikapku yang sudah keterlaluan kemarin. Aku... benar-benar menyesal."

Taehyung memundurkan sedikit tubuhnya, membuat rangkulan sang ayah terlepas. Dia berdiri menghadap pria yang teramat dia hormati itu dan membungkuk dalam.

Namjoon yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri terbelalak kaget melihat apa yang dilakukan sang anak saat ini. Dengan buru-buru dia menghampiri Taehyung dan menyuruh anaknya tersebut untuk berhenti membungkuk. Dengan segera Namjoon membawa Taehyung dalam pelukannya.

"Tidak, son. Kau tidak perlu meminta maaf. Yang seharusnya meminta maaf di sini adalah appa. Semua ini terjadi karena appa. Appa lah yang meminta eommamu dan halmeonimu untuk menyembunyikan kebenaran yang ada darimu. Karena appa takut kau akan membenci keluarga ini dan memilih untuk pergi."

Taehyung terlihat terdiam beberapa saat. Dia mulai berusaha mengerti akan rasa takut sang ayah selama ini dan dia tau apa yang dilakukan orang tuanya semata-mata untuk kebaikan dirinya. Walaupun perasaan marah karena dibohongi selama 26 tahun hidupnya itu masih membekas, setidaknya sekarang Taehyung mulai berusaha untuk memahaminya.

"Aku tidak akan pernah melakukan itu, appa. Kalian alasanku bisa menjadi seperti sekarang. Aku tidak mungkin menjadi Kim Taehyung saat ini tanpa kalian. Aku tidak akan pernah meninggalkan keluarga ini. Maaf karena kemarin aku mengatakan membenci dirimu dan kebohonganmu bersama eomma."

Taehyung membalas pelukan sang ayah dengan erat. Dia dapat merasakan punggung kokoh ayahnya tersebut sedikit bergetar. Bisikan terima kasih tanpa henti terus Namjoon ucapkan dan Taehyung hanya bisa mengangguk kecil sebagai balasannya. Taehyung beralih menatap sang ibu, dapat dia lihat wanita itu menangis dalam diam saat ini melihat dirinya dengan sang ayah. Dengan perlahan senyuman tulus mulai mengembang di wajah Taehyung. Sebelah tangannya yang bebas terentang lebar.

"Eomma, tidak ingin memberiku pelukan juga?"

Dan tanpa harus menunggu dua kali diminta, Seokjin langsung menghambur memeluk sang anak beserta suaminya. Menangis dengan keras, meluruhkan segala kerisauan dan rasa bersalahnya selama ini karena tidak berterus terang pada Taehyung.

"Aku menyayangi kalian appa, eomma. Sangat."

◼◽◽◼

"Daddy!"

Minguk berlari dari dalam rumah dan langsung melompat kepelukan sang ayah yang baru saja keluar dari mobil. Taehyung pun dengan sigap menggendong bocah menggemaskan itu sembari membawanya masuk ke dalam rumah.

"Hei, jagoan. Kenapa belum tidur?"

Taehyung mengacak surai Minguk sembari mengecup gemas sebelah pipi bulat anaknya tersebut.

"Menunggu daddy! Aku mau tidur malam ini dengan daddy dan mommy Kook-ie."

Minguk dengan manja mengalungkan kedua tangan kecilnya di leher sang ayah. Menyandarkan kepalanya di bahu lebar sang ayah dengan nyaman.

"Benarkah? Kalau begitu di mana mommy Kook-ie?"

"Ada di kamar daddy. Menyiapkan air hangat untuk daddy mandi katanya."

Mendengar jawaban sang anak, Taehyung pun memutuskan untuk langsung berjalan menuju kamarnya dan di saat dia sampai, pria tampan itu dapat melihat Jungkook yang baru keluar dari kamar mandinya.

"Aku pulang."

Taehyung tanpa sadar bergumam kecil saat melihat Jungkook yang berjalan menghampiri dirinya. Pemuda manis itu terlihat tersenyum tipis dan mengambil tas kerjanya.

"Selamat datang di rumah, hyung."

Melihat senyuman Jungkook dan sambutan yang begitu manis dari pemuda yang lebih muda darinya itu membuat Taehyung entah kenapa merasa berdebar. Dia mendekatkan wajahnya dan dengan lembut memberi kecupan singkat di kening Jungkook.

"Maaf aku pulang agak telat. Tadi aku sempat pergi ke rumah appa dan eomma dulu."

Taehyung berjalan menuju tempat tidurnya dan memilih untuk duduk di sana. Minguk yang sedari tadi terus memeluk lehernya terlihat mulai mengantuk.

Jungkook yang selesai menyimpan tas kerja Taehyung terlihat berjalan menghampiri kekasihnya itu.

"Apa sudah minta maaf dengan appa dan eomma?"

Terlihat Taehyung mengangguk pelan dan mulai merubah posisinya karena melihat Minguk yang tertidur dalam dekapannya. Dengan perlahan pria tampan itu merebahkan tubuh sang anak dan menyelimutinya.

"Sudah dan mereka pun juga sempat meminta maaf padaku. Dan sekarang semua masalahnya sudah selesai."

Senyuman lega tampak menghiasi wajah Jungkook. Gurat kebahagiaan terlihat jelas di wajah manisnya. Dia ikut senang mendengar Taehyung yang sudah kembali berbaikan dengan kedua orang tuanya dan sudah bisa menerima semuanya dengan lapang dada.

"Oh iya, aku hampir saja lupa. Besok Nami meminta aku, kau dan Minguk untuk pergi ke butiknya. Dia ingin membuatkan pakaian untuk kita."

"Pakaian untuk apa, hyung?"

"Pernikahan Yoongi dan Jimin. Dia ingin kita memiliki pakaian yang seragam nantinya ketika menghadiri pernikahan itu."

Kedua mata Jungkook terlihat membola kaget dan dia baru ingat kalau kemarin lupa memberikan undangan pernikahan Yoongi dan Jimin pada Taehyung.

"Astaga, hyung! Aku lupa memberikan undangan pernikahan Yoongi hyung dan Jimin hyung kemarin padamu."

Melihat Jungkook yang kelabakan membuat Taehyung tersenyum geli dibuatnya. Dengan santai pria tampan itu menarik pinggang Jungkook untuk dipeluknya.

"Tidak apa-apa. Tidak usah pikirkan hal itu. Yang penting aku sudah tau kan. Jadi apa besok kau bisa ikut bersama Minguk?"

"Kalau kau bisa, kami juga bisa hyung."

"Baguslah kalau begitu. Dan satu lagi, besok malam appa dan eomma juga mengundang kita untuk makan malam di rumah mereka."

"A-apa?!"

⏮▶⏭


Panjang ya ini part. Bahkan keknya ini adalah part terpanjang dari ff ini. Maaf kalo membosankan T^T

Setelah sekian lama bersemedi untuk mengumpulkan ide buat ini ff, akhirnya hari ini diriku bisa juga bawa lanjutan ff ini. Maaf kalau sampe bikin kalian nunggu lama ya. Diriku harap part ini tidak mengecewakan.

Btw, ada pemain baru tuh yg muncul #yey

Entah kenapa diriku paling seneng klo ngeliat keakraban seo joon sama taehyung. Berasa liat kakak adek goals aja gitu #eeaa

Sebentar lagi lebaran, ya. Puasa tinggal beberapa hari lagi. Buat yg menjalankannya tetap semangat ya. Tinggal sebentar lagi kita bakal meraih kemerdekaaan. Semangat semangat!!!
Dan buat yg mudik hati" di jalan, ya. Tetap utamakan keselamatan.

Mungkin segini dulu buat part kali ini. Kita ketemu lagi di part selanjutnya ^^

-AI-

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 159K 58
[END] BXB HOMOPHOBIC DILARANG MENDEKAT OR SALPAK!! "yak!! tuan kau sudah menabrakku kenapa kau tidak minta maaf eoh!! " jk Tap tap tap "menarik aku s...
978K 59.4K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
313K 34.1K 35
Komedi, M-Preng, RATE-M (Dewasa)! 🔞. TaeKook BOYSLOVE BOY*BOY Summary : Taehyung dan Jungkook adalah tetangga dan teman kelas yang tidak pernah aku...
163K 12.9K 29
Ketulusan cinta Jeon Jungkook menjadi bahan taruhan Kim Taehyung dan teman-temannya. Setelah semua rasa sakit yang pria itu berikan, Jungkook justru...