My boy Is Cold Prince [SUDAH...

By hananayajy_

14.1M 775K 26.8K

💣 S U D A H T E R B I T oleh : Glorious Publisher💣 SEBAGIAN CERITA DI HAPUS!! 🌟 NOVEL MBCP SUDAH ADA DI... More

Pengenalan Cast
Prolog
S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M
D U A P U L U H T U J U H
D U A P U L U H D E L A P A N
D U A P U L U H S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A P U L U H S A T U
T I G A P U L U H D U A
A N N O U N C E M E T
T I G A P U L U H T I G A
T I G A P U L U H E M P A T
T I G A P U L U H L I M A
T I G A P U L U H E N A M
T I G A P U L U H T U J U H
T I G A P U L U H D E L A P A N
T I G A P U L U H S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T P U L U H S A T U
E M P A T P U L U H D U A
E M P A T P U L U H T I G A
E M P A T P U L U H E M P A T
E M P A T P U L U H L I M A
E M P A T P U L U H E N A M
P E N G U M U M A N
E M P A T P U L U H T U J U H
E M P A T P U L U H D E L A P A N
E M P A T P U L U H S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A P U L U H S A T U
L I M A P U L U H D U A
L I M A P U L U H T I G A
ENDING
NEW SEASON (?)
MY BOY IS COLD PRINCE
Meet
Sequel of MBCP
Coming Soon

S E M B I L A N

272K 16.7K 436
By hananayajy_

Cerita ini sudah di revisi

Happy Reading

***

Maura menghembuskan napasnya bosan. Gadis itu beberapa kali mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu menghembuskan napasnya lagi. Merasa bosan karena pelajaran belum juga berakhir sedangkan kantuk sudah kembali melandanya. Maura rasanya ingin sekali kabur dan membolos sekolah untuk memuaskan tidurnya.

Maura melirik jam tangannya lagi, ia harus bersabar sampai bel tiba.

Arkan baru saja keluar dari perpustakaan setelah mengambil buku sejarah di sana. Cowok itu melangkah menuju taman belakang sekolah. Tempat favoritnya karena tempat itu bebas dari keramaian, dan itu membuatnya nyaman dan tenang.

Langkahnya terhenti saat sampai di taman belakang. Mata tajamnya menangkap sosok gadis yang tengah menaiki tangga. Arkan mengenalinya, rupanya gadis itu kembali berniat bolos.

Arkan pun melangkah mendekatinya lalu berhenti beberapa meter dari tempat gadis itu. Cowok itu memungut batu kecil dan melemparnya ke arah Maura, mengenai punggung gadis itu.

Maura yang kaget karena dirinya di lempar batu pun tak bisa menyeimbangi tubuhnya. Tubuh gadis itu pun limbung ke belakang. Arkan segera bergerak maju dan berhasil menangkap tubuh Maura.

Pandangan mereka beradu selama beberapa saat sampai akhirnya Maura menyadari posisi dirinya yang saat ini tengah berada di dalam gendongan Arkan.

"Lepass ih!!" Ujar Maura sembari memukul dada Arkan berkali-kali. Arkan pun sontak melepas pegangannya dari tubuh Maura sehingga gadis itu jatuh ke tanah. Maura mengaduh kesakitan akibat bokongnya yang terasa sakit akibat mencium tanah dengan sangat kerasnya. Maura mendongak menatap Arkan tajam.

"Lo gimana sih?! Kenapa jatohin gue?!" protes Maura.

"Lo yang minta" jawab Arkan singkat.

"Ya tapi gak gini juga bego!!" kesal Maura. "Lagian ngapain sih lo di sini?! Ikut campur mulu sama urusan gue!!" lanjut Maura geram. Sedangkan Arkan hanya menatap Maura datar sembari dua tangannya yang di masukkan ke dalam saku celananya.

"Ngapain lo masih di sini? Pergi sana! Heran gue tiap ketemu lo sial mulu!" gerutu Maura lagi.

Arkan tak membalasnya, cowok itu menatap Maura sejenak kemudian memungut buku yang sempat ia jatuhkan untuk menolong Maura tadi lalu berbalik pergi.

Maura yang hendak berdiri pun kembali terduduk di iringi dengan ringisan kecil sembari memegangi pergelangan kaki kirinya yang terkilir akibat jatuh dari tangga tadi.

Arkan yang mendengar itu pun menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Menatap Maura yang tengah kesakitan memegangi kakinya.

"Cowok nyebelin, ngeselin, es batu sialan!" umpat Maura yang masih di dengar oleh Arkan.

Arkan menghampiri Maura. Cowok itu menaikkan satu alisnya ke atas ketika Maura mendongak menatapnya.

"Lo tuh jadi cowok nyebelin banget sih?! Udah jatohin gue bukannya tanggung jawab malah kabur!"

"Lo nyuruh gue pergi" kata Arkan datar.

"Ya peka dong jadi cowok! Gue kayak gini kan gara-gara lo!!"

Arkan menghela napasnya. Cowok itu melempar buku yang di bawanya ke pangkuan Maura lalu berjongkok, menyelipkan kedua tangannya di antara punggung dan bawah lutut Maura. Arkan mengangkat tubuh Maura ala bridal style. Maura spontan menjerit karena tindakan Arkan yang tiba-tiba.

"L-lo ngapain gendong gue?! Turunin!" protes Maura.

Arkan berdecak. "Mau lo apa sih?! Gue udah bantuin lo sekarang!"

"Y-ya tapi gak gini juga kali, malu di liat orang!"

Arkan tak mengindahkan perkataan Maura. Cowok itu melangkahkan kakinya meninggalkan taman menuju UKS.

Sepanjang lorong Maura meringis pelan ketika beberapa pasang mata murid-murid menatapnya penuh selidik. Tatapan mereka seperti serigala yang ingin memakannya hidup-hidup.

Pandangan Maura lalu beralih menatap wajah Arkan. Gadis itu mengamati setiap lekuk wajah cowok itu dengan teliti. Alis yang tebal, mata tajamnya bak elang, hidungnya yang mancung dengan rahangnya yang tegas. Lalu bibirnya yang agak tebal namun terkesan sexy untuk seorang Arkan.

"Lo ganteng juga ya" ujar Maura tanpa sadar.

Arkan melirik Maura sekilas. Cowok itu tak berkata apapun dan kembali fokus menatap ke depan.

Maura mengerutkan dahinya, gadis itu lalu menggelengkan kepalanya, tersadar atas kelakuannya. Apa baru saja ia mengakui jika Arkan ganteng? Apa baru saja ia mengatakan jika Arkan ganteng?

NO!!

Sesampainya di UKS Arkan mendudukan Maura di atas brangkar lalu melangkah mengambil balsam di lemari kaca. Arkan kembali menghampiri Maura, mengambil kursi lipat dan mendudukkan dirinya di samping brangkar.

Cowok itu lalu meletakkan kaki kiri Maura ke atas pahanya.

"L-lo mau ngapain?" tanya Maura gugup, namun Arkan hanya menatap gadis itu sekilas lalu melanjutkan aktifitasnya. Melepas sepatu gadis itu.

Maura meringis ketika Arkan menahan kakinya saat dirinya menarik kakinya menjauhi cowok itu.

"Diem"

"L-lo mau ngapain sih? Jangan macem-macem!" kata Maura cemas.

"Ngobatin kaki lo. Diem dan gak usah banyak tanya!" ketus Arkan. Maura pun akhirnya diam dan Arkan kembali melanjutkan aktifitasnya mengurut kaki Maura. Sesekali Maura menjerit pelan ketika merasakan sakit saat Arkan mengurut kakinya.

Beberapa menit kemudian akhirnya Arkan selesai. Cowok itu meletakkan kembali balsem ke lemari kaca dan mendekati Maura.

"Sini atau kelas?" tanya Arkan.

Maura memutar bola matanya, jengah mendengar cowok itu yang terlalu irit bicara. "Di sini aja deh, enak. Gak ikut pelajaran" kata Maura membuat Arkan menggelengkan kepalanya tak habis fikir dengan pemikiran gadis di hadapannya itu.

"Lo niat sekolah gak sih?" tanya Arkan sembari melipat kedua tanganya di dada.

"Nggak" jawab Maura gamblang.

"Kalo lo gak niat ngapain sekolah? Bagus lo jadi gelandangan aja di jalan" kata Arkan pedas membuat Maura mendengus mendengar perkataan cowok itu.

"Kasar banget sih kalo ngomong!" protes Maura.

"Buat orang yang gak pernah bersyukur kayak lo harus di kasarin!" balas Arkan ketus membuat Maura kembali mendengus kesal.

Arkan duduk dan mengeluarkan ponselnya. Jemarinya bergerak di atas layar ponsel miliknya. Arkan pun melempar ponselnya ke arah Maura yang langsung di tangkap oleh gadis itu.

"Lo liat, ada berapa banyak anak yang putus sekolah karena keterbatasan biaya"

Maura menatap bilangan yang tercantum di layar ponsel milik Arkan. Gadis itu lalu menggerakkan jari telunjuknya menggeser layar ponsel tersebut.

Angka kemiskinan bertambah, banyak anak putus sekolah karena keterbatasan biaya

Generasi bangsa terancam tak memiliki masa depan

Maura terdiam, jarinya bergerak lagi menggeser layar dan terlihatlah gambar seorang bocah perempuan dengan baju lusuhnya memegangi karung yang terletak di punggungnya tengah memungut botol plastik dari tumpukan sampah.

Maura merasa sedih melihat itu, terlebih seorang anak kecil harus rela mengorbankan waktu bermain dan belajarnya demi membantu kedua orang tuanya mencari penghasilan untuk sekedar bertahan hidup. Hati Maura jadi terasa ngilu.

Arkan berdiri merebut ponselnya dan menatap Maura.

"Lo salah satu orang yang beruntung karena bisa ngerasain sekolah, gak kayak mereka yang serba kekurangan. Harusnya lo malu sama mereka yang serba kekurangan ada tapi niatan untuk sekolah"

Maura mendongak menatap Arkan, tatapan keduanya beradu. "Kenapa musti malu? Mereka gak tau aja kalo sekolah itu ngebosenin. Kalo mereka udah rasain yang namanya sekolah paling juga mereka bakal berpikiran hal yang sama kayak gue" ujar Maura membela diri.

"Mereka bukan lo" tutur Arkan. "Sekolah itu penting. Jangan remehin orang yang punya niatan untuk sekolah" lanjut Arkan. Cowok itu membungkukkan badannya ke arah Maura. Meletakkan kedua tangannya di samping tubuh gadis itu sebagai penyangga tubuhnya. Arkan menatap Maura lekat.

"Biasanya sebagian orang yang gak berpendidikan lebih cerdik dari orang yang berpendidikan. Mereka paham, ngadepin dunia yang kejam harus punya wawasan yang luas" kata Arkan.

"Mereka punya otak. Gak kayak lo, punya tapi cuma jadi pajangan doang" lanjutnya, membuat Maura terdiam seketika. Bukan karena dari perkataannya, melainkan karena jarak Arkan yang sangat dekat hingga Maura bisa merasakan deru nafas cowok itu di wajahnya.

❄❄❄

Maura membuka matanya saat mendengar pintu ruang UKS terbuka. Terlihat Calista melangkah mendekatinya dengan raut wajah cemas. Maura bangkit dari rebahannya.

"Lo gapapa, Ra? Ada yang sakit?" tanya Calista sembari meneliti setiap inci tubuh Maura. Setelah mendapat pesan dari Maura jika gadis itu tengah berada di UKS, Calista langsung meminta izin pada guru yang tengah mengajar untuk keluar. Dan di sinilah Calista sekarang.

"Gapapa, Cuma gak sengaja jatoh dari tangga aja pas mau bolos" jawab Maura.

Calista berdecak, gadis itu mendudukkan dirinya di pinggir brangkar. "Gue kan udah sering bilang ke elo. Bolos itu gak baik, ntar lo kualat. Bener kan gue bilang?!" sambung Calista.

Maura tertawa kecil. "Apaan sih,,, gue cuma jatoh biasa doang kok, drama banget lo" Calista pun mendengus mendengarnya.

"Oh iya, kok lo tau gue di sini?" tanya Maura membuat Calista mengerutkan dahinya.

"Lah si bego! Lo yang ngirimin gue pesan nyuruh gue ke sini, mana singkat-singkat lagi. Giliran gue ke sini lo malah nanya, gimana sih lo?!" sungut Calista.

Kini giliran Maura yang mengerutkan dahinya dalam. Setahunya ia tak pernah mengirimkan pesan pada Calista untuk menyuruhnya kemari.

Maura terdiam sejenak, gadis itu lalu teringat saat Arkan meminjam ponselnya sebentar sebelum cowok itu pergi meninggalkannya sendirian di ruang uks. Mungkin Arkan yang mengirimnya pesan pada Calista, pikirnya begitu.

Bayangan di pikirannya lalu berganti ketika Arkan mendekatkan tubuhnya. Deru nafas cowok itu bahkan masih sangat terasa sampai saat ini. Maura menggeleng kuat mengenyahkan Arkan dari pikirannya.

"Kenapa lo? Pusing?" tanya Calista.

Maura menggeleng. "Nggak".

"Yaudah lo istirahat aja dulu di sini sampe pulang" ujar Calista, Maura pun mengangguk. Calista turun dari brangkar dan melangkah keluar ruangan.

Maura tersenyum senang, tidak sia-sia juga Arkan datang mengagetkannya sehingga membuat dirinya terjatuh. Toh ia bisa terbebas dari pelajaran yang membuat kepalanya pusing.

❄❄❄

Maura turun dari kamarnya dan melangkah ke arah dapur untuk memasak mie instan karena saat ini perutnya terasa lapar. Bukannya tak ingin atau malas memakan nasi, hanya saja ia di larang oleh Samuel memakannya. Samuel hanya memperbolehkannya memakan mie instan saja selama seminggu. Hukuman untuknya karena kemarin sudah berani mengusir Jessica.

Maura yang malang.

Maura baru saja meletakkan panci ke atas kompor untuk merebus air saat melihat kedatangan Kinara di dapur. Maura memutar matanya malas dan mengalihkan pandangannya dari Kinara, memilih sibuk sendiri dan tak menganggap keberadaannya.

"Kak Maura masak apa?"tanya Kinara sembari menghampiri Maura dengan senyumannya.

"Lo bisa liat, punya mata kan?" ketus Maura.

Kinara tersenyum samar."Kak Maura jangan keseringan makan mie instan, kakak kan punya maag"ujar Kinara.

Maura meletakkan mangkuknya keras lalu menatap Kinara kesal. "Gue kayak gini juga gara-gara lo dan nyokap lo!"

Kinara menunduk. "Maaf"

Maura berdecih. "Lebih bagus kalian pergi dari sini dari pada denger lo minta maaf terus. Muak gue liat lo berdua!"kata Maura sembari mematikan kompor kemudian berlalu dari sana. Niatnya yang ingin memasak mie instan pun musnah setelah bertatap muka dengan Kinara. Percuma juga tetap memasaknya, nafsu makannya juga ikut hilang.

Maura masuk ke kamarnya lalu menarik napas dalam guna meredakan emosinya saat ini. Matanya tak sengaja melihat kalender yang tergeletak di atas meja samping tempat tidurnya. Maura melangkah mendekat, mendudukkan dirinya di pinggirn kasur lalu mengambil kalender tersebut. Menatap bilangan angka yang di lingkari spidol biru di sana.

"Bunda besok ulang tahun ya?" Maura tersenyum kecut. "Hampir aja Rara lupa sama ulang tahun bunda"

Maura lalu menatap bingkai foto Ivanka di dinding kamarnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Rara kangen bunda..."

❄❄❄

FOLLOW :

WATTPAD :
@hananayajy_

INSTAGRAM :
- Hananayajy_
- Wattpadhn_

YOUTUBE :
- Hananayajy_

Continue Reading

You'll Also Like

18.8M 618K 71
[FOLLOW SEBELUM BACA, ADA BEBERAPA PART YG DI PRIVATE] Alka hanya perlu WAKTU. Dan Nayya hanya KECEWA. Sama halnya dengan Alka, Nayya juga memerluka...
20.2K 3.1K 27
Berkat skandal yang terjadi lima tahun lalu, Jeon Jungkook yang merupakan seorang solois kenamaan Korea mendapat banyak haters. Beberapa kali ia menj...
2.7M 155K 39
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
4.9M 132K 14
Kisah seorang cowok badboy bernama Langit Putra Alvito bersama sahabatnya Bintang Putri Febian's Langit dan Bintang bersahabat sejak masih kecil, ber...