END The Cold Billionaire x Ra...

By Shireishou

1.7M 72.3K 9.8K

18+ Bijaklah mencari bacaan. Sekuel Passionate CEO. BISA dibaca terpisah. William Davis, lelaki tampan, kaya... More

Prakata
BACA! ATAU DI-BLOCK!
PROLOG
Billionaire Past - 1- Ingatan Masa Lalu
Billionaire's Party - 2 - Cinta Masa Kecil
Loving Billionaire - 3 - Perpisahan Menyesakkan
A.N - F.A.Q
Confused Billionaire - 4 - Kebimbangan Hati
Dinner with Billionaire - 5 - Kenangan yang Terkunci
Curious Billionaire - 6 - Menguak Masa Lalu
AN - Tipe Cowok Seksi
Praying Billionaire - 7 - Pertemuan Dua Pria
Billionaire's Decision - 9 - Memoar yang Mengendap
AN - Rate 18+
Billionaire's Plan - 10 - Keputusan Pahit
Billionaire's Mind - 11 - Ketetapan Hati
Billionaire's Thought - 12 - Kepergian yang Tertunda
AN : Urgent Announcement
AN PENTING LAGI
Sad Billionaire - 13 - Kebenaran Masa Lalu
Billionaire Idea - 14 - Critical Hit
Billionaire's smile - 15 - Perjalanan Hati
AN - Truth
Billionaire's Memory - 16 - Dejavu
Billionaire's Dream - 17 - Crossover
Billionaire's Feeling - 18 - Pertanyaan Hati
Billionaire's Worry - 19 - Hati yang Bimbang
Angry Billionaire - 20 - Pertemuan Kembali
Billionaire's Sorrow -21- Kepergian
Billionaire's love - Honest Feeling
Billionaire's End - 23 - Happily Ever After
EPILOG
Sekuel CEO dan SEXY project

Protective Billionaire - 8 - Pesta Penyambutan

37.3K 2.2K 440
By Shireishou

Bab ini ditulis oleh Shireishou

Kisah tentang Mysha yang terlontar dari mulut Michael membayangi kepala William sejak pagi. Di ruang kerjanya, pria itu mematung tanpa mengerjakan apa-apa. Sebuah masa lalu yang begitu kelam masih tergambar jelas. Pantas saja Mysha menjadi wanita yang begitu mandiri. Ada senyum tertahan kala mengingat wanita itu membetulkan mesin kopinya untuk kali yang pertama. Mysha sungguh telah menjelma sebagai sosok yang luar biasa tegar.

Namun, jika mengingat ketegaran Mysha runtuh saat Axel mencampakkan dirinya, mau tak mau itu membuat hati William terasa nyeri. Ia merasa tak mungkin bisa membuat Mysha langsung berpaling kepadanya dan melupakan Axel, meski lelaki playboy itu telah menorehkan segala luka. William tahu, hati Mysha masih setia.

Apa yang bisa ia lakukan untuk menghibur Mysha? Setidaknya sembari menunggu sang waktu menunaikan tugasnya untuk menghapus jejak kepedihan yang ditinggalkan Axel dalam hati wanita itu.

Pekerjaan.

Ya ... William sadar, ia juga tenggelam dalam pekerjaan hingga bisa tak terlalu memikirkan Mysha. Mungkin saat ini, dia harus membuat Mysha nyaman dengan pekerjaannya dahulu. Secara perlahan, ia akan mencoba membuat agar luka itu tak lagi menjadi pikiran utama wanita itu.

William menelepon sekretarisnya. Memintanya mencarikan restoran yang pantas untuk pesta penyambutan Mysha di jabatan barunya. Mungkin akan mengundang sekitar lima puluh orang dari jabatan tertinggi hingga manager.

Seminggu berselang. Persiapan dilakukan dengan begitu cepat oleh sekretaris William dan pihak restoran. Semua sudah tertata apik dan sama sekali tidak menganggu jalannya pekerjaan kantor.

Mysha kini berdiri kikuk di depan Del Frisco's Double Eagle Steak House Jumat malam itu. Ia tak bisa mengenakan gaun pesta karena tampaknya William sengaja memilih malam Sabtu sebagai hari office party dengan harapan agar para tamu undangan langsung datang sepulang kantor. Mungkin direktur utamanya ingin pesta yang praktis dan efisien saja.

Mysha tak pernah tahu bahwa alasan sesungguhnya adalah Willam tak ingin wanita itu mengenang pesta-pesta yang pernah ia datangi bersama Axel. Gaun berkibar dan perhelatan meriah mungkin akan membangkitkan kenangan di mana keduanya sedang bergandengan tangan berbahagia. Karena setiap kenangan indah akan membuat Mysha kembali terluka saat kembali ke kenyataan. William tak menginginkan hal itu terjadi.

"Aku sangat berterima kasih atas perhatianmu, Will. Namun, aku sangat malu. Rasanya bajuku tak pantas untuk datang ke restoran semewah ini." Tangan Mysha bertaut cemas.

"Kau sempurna." William meraih tangan Mysha dan menggandengnya masuk. "Ini office party. Baju kerja adalah pakaian paling pantas di sini."

Restoran ini luar biasa besar dan memang menjadi tempat pilihan untuk mengadakan office party. Cabang New York memang tak semegah Las Vegas. Daya tampungnya hanya mencapai 150 orang. Namun, tempatnya justru terasa nyaman dan kekeluargaan. William menyewa satu restoran penuh meski hanya untuk 50 orang undangan.

Restoran yang bernuansa cokelat teduh itu memberi kenyamanan tersendiri. Interior dengan langit-langit yang dirancang sangat tinggi membuat suasana terlihat bebas. Di lantai dasar, sofa lengkung hitam melingkupi meja persegi, juga kursi-kursi empuk di sekeliling meja bundar tampak begitu nyaman.

Mysha dan William langsung menaiki tangga menuju balkon lantai dua. Ia sebenarnya membebaskan siapa saja untuk memilih tempat duduk yang mereka rasa nyaman. Namun, banyak tamu yang memilih di lantai satu. Hanya para chief petinggi perusahan seperti  CFO, CSO, CAO, COO, CSCO, CMO, dan CIO yang berani mengikuti William dan Mysha ke lantai dua. Tak lupa GM baru mereka juga turut naik ke atas.

William sadar betul, dirinyalah yang seolah membangun tembok tinggi seperti tak bisa didekati siapa pun. Bahkan ia tak bisa akrab dengan pegawainya sendiri.

Berbeda dengan Michael yang supel dan mudah bergaul dengan siapa pun, William cenderung tertutup. Bahkan duduk dalam meja panjang berisi jajaran petinggi CLD pun, sebenarnya membuatnya merasa kurang nyaman. Biasanya, Michael lah yang memeriahkan suasana. Sayang pengacara itu tak bisa hadir karena sidang demi sidang benar-benar menguras waktu dan tenaganya.

Makanan pembuka seafood plateau menggugah selera. Jajaran udang segar dipadu lemon dingin menggelitik nafsu makan siapa pun. Sebelum ada yang menyantap hidangan, William berdiri di balkon dan mengangkat gelas sampenyenya sejajar dada.

"Terima kasih telah datang ke pesta sederhana untuk menyambut CEO kita yang baru, Miss Mysha Natasha." Wajah itu tetap lurus, meski ucapannya terdengar tegas dan berwibawa. "Mari kita berjuang bersama untuk membawa Crown Land Developer sebagai ikon pengembang hunian di dunia."

Mysha yang berdiri di sebelahnya tersenyum malu-malu.

"Silakan Miss Natasha untuk menyampaikan sepatah dua patah kata." William mundur dan mempersilakan Mysha mendekati balkon.

"Ah, saya mengucapkan terima kasih banyak atas kepercayaannya. Semoga kita bisa terus bekerja sama ke depannya. Sekali lagi terima kasih dan selamat menikmati hidangan."

"Bersulang untuk CEO baru kita." William mengangkat gelasnya tinggi yang langsung diikuti oleh semua tamu.

Setelah bersulang, William juga memperkenalkan GM pengganti. Namun, Mysha tak terlalu memerhatikan. Pikirannya sibuk melanglang buana.

Mysha merasa tersentuh. Ia bisa merasakan William bisa mengatasi semua gosip buruk yang beredar. Mysha sadar betul, putusnya pertunangan dengan Axel di saat semua rahasia tentang latar belakangnya terkuak, jelas memancing banyak kabar tak sedap. Namun, mereka yang kini tengah menikmati hidangan tampak tak peduli pada berita miring itu.

Mysha tak yakin apakah itu karena William ada di sampingnya, ataukah karena memang mereka betul-betul tak peduli. Namun, apa pun itu, William mampu menciptakan suasana kondusif di CLD hingga ia bisa bekerja dengan tenang.

Pesta kali ini pun dibuat tanpa ingar-bingar kemewahan. Hanya hidangan yang mampu membuat lidah siapa pun berdansa. Bahkan ia bisa bicara dan tertawa dengan para petinggi yang sempat menjaga jarak dengannya sejak tahu bahwa ia adalah anak dari pemilik saham terbesar CLD.

Selintas diliriknya William. Mereka bersirobok. Mysha langsung memalingkan wajahnya salah tingkah. Ia tak menyangka netra emerald itu sedari tadi mengawasinya. Sungguh ia tak bisa menebak apa yang ada dipikiran William dengan ekspresi seperti itu. Begitu hampa. Apa ia tak punya keinginan?

"Terima kasih pestanya." Mysha keluar dari mobil Maserati milik William yang mengantarnya hingga ke apartemen.

"You're welcome. Aku pamit dulu. Beristirahatlah." William mengecup punggung tangan Mysha lembut sebelum berbalik kembali ke arah mobilnya

"Will...."

William menoleh. Ada jejak keraguan terlihat di wajah Mysha. William menunggu wanita itu melanjutkan ucapannya.

"Hati-hati di jalan."

William tahu, bukan itu yang ingin diucapkan, tapi ia tak membantah dan hanya mengangguk pelan.

Ketika mobil yang dikendarai William mulai meluncur, masih dilihatnya Mysha tetap mematung di luar apartemen hingga akhirnya pria itu berbelok.

William memikirkan apa yang tadi hendak dikatakan Mysha. Apa seharusnya ia mendesaknya lebih jauh agar berkata jujur? Ah tidak, tugasnya bukan itu. Yang paling penting adalah menjaga perasaan Mysha agar tak lagi tersakiti.

Seribu hitungan sudah dilalui William sebelum akhirnya menekan interkom di hadapannya. Pukul sepuluh pagi pada hari Sabtu itu, ia sudah datang sendiri tanpa seorang pun tahu, termasuk pemilik apartemen berambut pirang yang menyambutnya penuh keterkejutan.

"Untuk apa kau datang?!" ujar pemilik apartemen itu sinis.

11 April 18

Bagianku nyante abiiiis. wakakkaka

Tebaaak... ke apartemen siapakah William lagi-lagi kudu ngitung 1000 hitungan? 😳😳😳

Tapi beneran, William ini bikin pembaca adeeem.  Bikin karakter kayak dia terus, seru kali, ya! Aman dari troll. lol

Razza di Fight (with) Me! soalnya lugu-lugu frontal. Wakakkaak Nggak kalem. Apalagi protagonis ceweknya. Haduh pusing pala Shirei. wakakak (Curcol soalnya nulis nih dua karakter lebih rusuh daripada nulis Delan-Arlin)

Continue Reading

You'll Also Like

324K 16.7K 38
⚠️⚠️ Warning!!!! Mature Content. Attention : PLEASE DON'T COPY MY STORY!!! #Sequel Melt Her Heart Arthur Frederick Alfonso, pewaris tunggal kerajaan...
2.6M 285K 153
[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. ...
3.5M 253K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
2.2M 63.8K 35
🚫18+ [EKSKLUSIF DI DREAME) Awalnya, Nando adalah cowok penyayang yang setia pada kekasihnya. Mencintai dengan sepenuh hati, rela memberikan apapun...