Reuni Mantan di Manhattan #OD...

بواسطة Belattedonat

50.5K 2.2K 1.6K

COMPLETED. (Proses revisi secepatnya). Range : [18++] Diharapkan pembaca bisa bijak. Jika memaksa membaca, si... المزيد

Bienvenue
Préface
Prologue
RMdM 01 - Other Side
RMdM 02 - What?!
RMdM 03 - Allardo's Club
RMdM 04 - Crazy
RMdM 05 - False
RMdM 06 - Indonesia
RMdM 07 - After Those Day
RMdM 08 - Hot Chocolate vs. Hot Coffe
RMdM 09 - Becaused
RMdM 10 - Back with New Scandal
RMdM 12 - Shit! This Is A Trap
RMdM 13 - Semaine Des Creatuers du Mode
RMdM 14 - Drunk on You
RMdM 15 - Come and Gone
RMdM 16 - Snow Is...
RMdM 17 - The Way You Look At Me
RMdM 18 - Happier Family
RMdM 19 - But She Was Pregnant
RMdM 20 - Damn News
RMdM 21 - The Dealing?
RMdM 22.1 - Holiday on Brithday
RMdM 22.2 - Holiday on Brithday
RMdM 23 - Aurora's to Us
RMdM 24 - Pieces of Facts
RMdM 25 - New Beginning
RMdM 26 - Reasons
RMdM 27.1 - His Old Story
RMdM 27.2 - His Old Story
RMdM 28 - All of Him
RMdM 29 - Rio's Shoulder
RMdM 30 - The Wedding
Epilog

RMdM 11 - Frankfurt

895 44 6
بواسطة Belattedonat

Darkness can't drive out darknes; only light can do that. Hate can't drive out hate; only love can do that"
- Martin Luther King Jr. -

My playlist today: Kygo & Ellie Goulding - First Time, how yours?

Ingar-bingar dunia malam sudah biasa baginya. Selama berada di Jerman, David malah tidak pernah mengunjungi kelab. Bukan karena dia yang tiba-tiba menjadi sok suci dan bertaubat, melainkan karena dia yang selalu didatangi oleh Jo. Pria itu seperti tidak memiliki aktivitas saja, setiap malam mengunjungi tanpa diminta.

Meski membuat emosinya kadang naik, tidak bisa dipungkiri juga di antara beberapa partner seksnya, Jo lah yang paling bisa mengeruk sisi lain dari seorang David. Jo mampu membuat dia mau sedikit bercerita dan terbuka, meski tidak semua. Membagi secuil kisah membuat dia merasa ada kelegaan yang menyertai.

Tentu saja bukan kisah tentang wanita dari masa lalunya yang sudah bahagia bersama temannya. Hanya kisah tentang perusahaannya yang kemarin bermasalah. Terlalu menjijikan baginya jika harus menceritakan masalah wanita kepada orang lain, di saat dia pun muak dengan wanita.

"Tidak ada toleransi, Nalt. Jika mereka tidak bisa mengembalikan uang itu dalam jangka waktu seminggu, suruh mereka bersiap mendekam di gerugi besi selama lima tahun." Tegas David pada pria yang lebih tua beberapa tahun dari dia.

"Perusahaan ini tidak membutuhkan mereka, tidak ada maaf," tambahnya lagi.

"Siap, Sir. Tapi bagaimana dengan uang pesangon?" Nalt bertanya dengan sopan.

"Kau masih mempertanyakan hal bodoh ini? Memang para pengkhianat masih pantas dikasihani?"

David bertanya dengan tatapan tajamnya yang menelanjangi Nalt seketika, membuat pria berkemeja biru dongker tersebut langsung mengangguk paham.

"Dimengerti, Sir."

"Ingat, satu minggu," David kembali memperingati asistennya. Dan diangguki, tanda pria bernama Nalt paham.

"Mengenai penerbangan Anda ke Paris, mau memilih jadwal malam ini atau besok pagi saja, Sir?"

Sebelum pamit, Nalt bertanya tentang penerbangan bosnya menuju Paris. Karena dia takut salah memilih seperti yang lalu dan mengakibatkan dia yang diabaikan oleh David berhari-hari serta bengisan yang menyayat hati. Syukurnya, Nalt sudah paham benar bagaimana cara bekerja dengan David.

"Malam ini saja, besok aku ingin beristirahat sebelum turun melihat kelanjutan program ponsel terbaru kita."

Well, sebenarnya menjadi bos itu tidak mudah. Lelah hati, lelah badan dan lelah pikiran. Untuk para bos yang peduli pada karyawan tentunya. Berbanding terbalik dengan bos yang hanya mau enak sendiri, jelas tidak ada lelahnya. Mempersulit para bawahan pun bukan lagi hal tabu bagi mereka. Malah sudah seperti hobi. Jauh sekali dari kesan seorang David yang masih memikirkan nasib karyawannya jika mereka masih pula memiliki etika dalam bekerja.

"Baik, Sir."

Nalt Spencer, pria yang sudah hampir sepenuh hidupnya mengabdi pada keluarga Debendrof. Sebenarnya Nalt merupakan anak dari wakil pelayan utama di mansion keluarga kaya tersebut. Mengenal David hampir selama hidupnya membuat Nalt mengerti bagaimana sifatnya.

Bahkan di saat Max dan Rio yang tidak mengetahui hubungan spesial David dengan El dulu, Nalt malah kebalikannya. Dia tau siapa El dan bagaimana kisahnya. Yang Nalt tidak tau, kebiasaan David yang suka beradu pedang dengan sesama. Karena sejak kejadian hari itu, David memang menutup akses siapapun untuk ikut campur tentang hidupnya, kecuali Allard sang kakak yang selalu berhasil mengetahui tentang dirinya kendati David tidak pernah bercerita.

***

Sesuai dengan nama tengahnya, Latrevo, yang mana memiliki arti tampan dalam bahasa Yunani kuno, rasanya perawakannya memang selalu jauh dari kesan buruk. Walaupun hanya menggunakan kaos lengan panjang beserta celana pendek yang santai selutut, pesonanya masih berkeliaran kemana-mana. Tampak dari banyaknya pasang mata wanita yang menatap lapar ke arahnya yang sedang terduduk di ruang tunggu bandara.

Bandar udara, tempat umum satu-satunya yang dia sukai. Selebihnya? Jangan harap dia akan suka berlama-lama berada di fasilitas publik.

Hidup memang terlalu lucu untuk dibawa serius. Terbukti dengan David yang notabene adalah orang terkaya ke-13 di dunia, yang tercatat di beberapa majalah bisnis malah lebih menyukai pesawat komersial. Sementara diluaran sana, tidak terhitung banyaknya orang yang bahkan biasa saja malah sangat mendambakan naik jet pribadi. Tidak jarang pula mereka merogoh saku yang dalam untuk menyewa demi memenuhi hasratnya.

Konyol memang, tapi begitulah cara mainnya kehidupan. Yang disukai menjauh, yang dijauhi malah mendekati.

"David?!" Teriak seorang wanita paruh baya padanya. Dia tampak terkejut sekaligus bahagia.

David yang terpanggil pun menoleh sambil membuka kacamata hitam yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya.

Dengan sedikit mengernyit dia berusaha mengingat sesuatu, rasanya dia pernah melihat wanita ini. Tapi dimana?

"Kau melupakanku, Son?" Wanita itu berkata dengan nada seperti merajuk.

"Astaga! Mrs. Watson?!" Seperti baru selesai mengumpulkan puzle ingatan dari otaknya, David juga tidak kalah terkejut karena dipertemukan lagi dengan wanita ini di sini.

Wanita yang disapa Mrs. Watson  tersenyum sembari menggeleng-geleng, "Kau ini, kita baru saja tidak berjumpa tiga tahun terakhir, apa ada perubahan padaku yang membuat kau pangling?"

"Tidak, tidak ada. Hanya saja ...," David berdehem memberi jeda. "Mungkin aku yang sedang kelelahan sehingga kurang konsentrasi."

David berbohong! Bukan karena alasan itu, melainkan karena semua yang berhubungan tentang El sudah dia kubur, meski gagal.

Ya, Raina Watson, wanita yang kurang lebih seumuran dengan Alecia Debendrof ini adalah ibu angkat El saat dia tinggal di Panti. Meski saat mereka berpacaran El sudah tinggal di apartemen lusuhnya, dia juga selalu menyempatkan untuk berkunjung ke panti dan membawa sedikit buah tangan.

"Aku besar di sini, tidak pernah bertemu dengan orang tua kandungku. Dan dia, madam Raina lah orang tua terhebat yang kukenal selama ini. Berbagi sedikit rezeki dengan saudaraku di rumah panti ini kurasakan tidak akan membuat aku melarat, Tuhan selalu saja menggantikannya. Dan aku senang saat melihat mereka semua senang," ujar wanita muda yang duduk di bawah pohon sambil menunjuk dengan dagunya ke arah ibu panti yang sedang mengawasi anak-anak kecil bermain.

"Kau tidak mendengarkan aku, Dave?"

Sial! Rupanya dia lagi-lagi terngiang dengan kalimat bijak seorang El. Bijak? Dia rasa El bukan bijak, lebih tepatnya penjilat handal.

"Sorry, what do you say? Aku tadi merasa sedikit mengantuk."

"Dasar kau ini. Orang kaya tapi mau-maunya ke bandara. Aku tadi hanya bertanya, sedang apa di sini?"

"Well, seperti katamu, aku orang kaya yang mau-maunya ke bandara," dia terkekeh renyah. "Memangnya apalagi yang orang cari dari bandara, Madam?"

Mendengar jawaban David yang merupakan pertanyaan, membuat Raina seketika mengingat sosok anaknya. Ternyata pria gagah di sampingnya belum juga berubah, bagaimana dengan hatinya? Apakah juga masih sama?

"Kau kebiasaan, bisakah menjawab pertanyaan dengan jawaban? Bukan malah menjawab dengan pertanyaan juga." Raina mencebik lalu malah ikut terkekeh sedikit, dia berusaha untuk tidak menanyakan perihal yang mengganggu dalam pikirannya saat ini. Untuk itu dia ikut terkekeh, meski dirasa tidak ada hal lucu atau menggelikan.

"Kau tau, selain Heathrow London yang menjadi bandar udara tersibuk nomor 5 di dunia, aku juga menyukai suasana bandar udara Rein-Main ini. Meski tidak sesibuk di London, di sini suasananya enak," jelas David panjang lebar yang tidak lepas dari perhatian Raina.

"Lalu?" Raina menaikkan alisnya meminta jawaban.

"Tidak ada," David menggeleng setelah dia menaikkan bahunya menunjukkan ekspresi tidak peduli. "Aku cuma merasa bosan saja dengan jet pribadi," akhirnya dia memberi jawaban.

"Anak muda yang malang, kau tidak sedang mengenang El, bukan?" Raina seketika menutup mulutnya. Dia tau, tidak seharusnya dia menyebut El setelah apa yang David lakukan untuk mencari keberadaan anaknya itu.

"I'm so sorry, I just—"

"Sudah, tidak masalah, Madam. I'm okay." Sahut David memotong ucapan Raina, dia malas mendengar kata maaf.

Kalimat terakhir dari David membuat Raina menatap penuh binar penasaran, "Kau ... sudah menemukan dia?"

David mengangguk dua kali, membuat Raina semakin penasaran.

"Really, Son?!"

Pria berkaos putih tersebut membenarkan duduknya agar lebih tegak, kemudian kembali mengangguk.

"Aku sudah menemukannya tempo hari," nada bicaranya santai, tapi terdengar ada kegetiran yang tertutupi.

Jujur, hatinya tentu saja masih sakit. Dia manusia biasa meski nista dan banyak dosa. Memangnya apalagi yang akan kau rasakan di saat kau ditinggalkan tanpa sebab di hari pernikahan, kemudian bertemu kembali setelah bertahun-tahun dengan kondisi orang itu sudah bahagia bersama pilihannya. Yang lebih lucunya lagi pilihannya itu adalah temanmu sendiri. Apa iya kau akan ikut bahagia mendengar kabar itu? Rasanya seperti, aneh. Kecuali jika kau seorang Thanos dalam serial marvel, tidak akan tersentuh sedikit pun dengan kisah memilukan.

"Ini kabar yang bagus, Nak. Jadi apa alasannya? Kemana saja dia selama ini?" Dengan antusias Raina membombardir David berbagai pertanyaan. Membuatnya memijit dahi sedikit karena pusing tiba-tiba mendera.

Bukan, bukan karena sedang sakit. Melainkan karena dia bingung harus menjawab darimana. Tidak mungkin juga dia memaki El di depan ibu angkatnya, bukan?

"Dia pasti ikut kau ke bandara ya, Dave? Anak itu ... kesukaannya terhadap bandara ternyata bisa membuat seorang billoner muda sepertimu pun mau-maunya singgah ke bandara." Raina kembali meneruskan perkataan tanpa menyadari sebenarnya napas David sudah tercekat.

"Seumur hidup aku tidak pernah ke bandara, kali ini perdana aku bersamamu. Terima kasih sudah membawaku pada keramaian. Aku rasa setelah ini aku akan jadikan bandara sebagai tempat favorit," ujar wanita pirang yang sedang menanti boarding-pass bersamanya.

"Kenapa kau akan menjadikan bandara sebagai tempat favorit? Ini hanya bandar udara, babe," tangan kekarnya melingkari pinggang wanita di sebelahnya.

"Let me think," wanita di dalam rangkulannya memainkan jari telunjuknya di dagu, berekspresi seperti orang yang berpikir keras. "For the first, bandara itu unik. Kau bayangkan saja, di sini terlalu banyak orang yang pergi ke luar dan datang untuk masuk. Entah itu bertahan ataupun tidak, tapi bandara selalu jadi perantaranya." Dia menjeda sebentar penjelasannya.

"Then, bandara itu ramai. Tidak ada yang merasa kesepian meski sedang sedih. Semua tampak sibuk, aku suka, Dave. Di bandara orang seperti berubah kuat seketika," sambungnya dengan mata yang berseri-seri.

"Kau lagi-lagi melamun. Dia ada di sini 'kan, Dave?" Raina menyadarkan David yang menerawang jauh.

"Atau...."

"Ya, dia tidak di sini." Akhirnya David mengucapkan kalimat fakta yang malah membuat Raina kembali terkejut.

"Dia sudah bahagia. Anak perempuan kecil yang persis dengannya, pria mapan yang juga menyayanginya dengan tulus. Dia sudah bahagia," David berusaha tenang dalam pengucapannya.

"Tapi kau—"

"I'm fine, Mrs. Watson." Lagi-lagi dia menyela ucapan orang. "Berhubung pesawatku akan flight, aku duluan, kau jaga diri ya. Kulihat kau semakin tampak cantik semenjak pindah ke Frankfurt."

David pamit secara sopan kepada wanita paruh baya yang masih dengan keterkejutannya. Wanita tersebut tau jelas bagaimana seorang David uring-uringan mencari keberadaan El yang menghilang. Mendeteksi setiap sudut Britania Raya demi menemukan anak angkatnya selama berbulan-bulan.

Dan benar, Raina benar tentang kesukaan El yang tertular pada David. Saat hendak terbang pertama kali ke Seattle untuk mengunjungi makan William, saat itu pertama kali David memperkenalkan bandara pada El. Ternyata saat itu pula asal muasalnya pria bermata hazel tersebut lebih menyukai bandar udara ketimbang landasan pribadi yang biasanya terdapat pada setiap gedung DB Crop Internasional-nya.

As always, TINGGALKAN JEJAK MANJA NAN NYATANYA ya gaes ❤

RMdM 11 - Frankfurt.
NBd17, Bengkalis - Riau.
Jum'at, 24 Maret 2018.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

2.5M 38.4K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.9M 92.4K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1M 149K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...