I Love My Cute Bastard ✔

By Iampuse

516K 48K 3.9K

[COMPLETED] ⚠️ Harsh Word ⚠️ BxB ⚠️ 🔞🔞 ⚠️This is not for homophobes area Pria bertubuh mungil bernama Fahl... More

i.l.m.c.b
i.l.m.c.b - 01
i.l.m.c.b - 02
i.l.m.c.b - 03
i.l.m.c.b-04
i.l.m.c.b - 05
i.l.m.c.b-06
i.l.m.c.b-07
i.l.m.c.b-08
i.l.m.c.b-09
i.l.m.c.b-10
i.l.m.c.b-11
i.l.m.c.b-12
i.l.m.c.b-13
i.l.m.c.b-14
i.l.m.c.b-15
i.l.m.c.b-16
i.l.m.c.b-17
i.l.m.c.b-18
i.l.m.c.b-19
i.l.m.c.b-20
i.l.m.c.b-21
i.l.m.c.b-23
i.l.m.c.b-24
i.l.m.c.b-END
Wah!
[SPECIAL CHAPTER] : Our Valentine's day

i.l.m.c.b - 22

13K 1.1K 47
By Iampuse

Dua hari lagi Fahlan bakalan ikut bapak-bapaknya untuk pindah negara. Dia sudah diterima disalah satu universitas terbaik di sana, berkat nilai lumayan hasil ajaran Novian. Fahlan bener-bener semangat kuliah di sana. Selain bakalan tinggal sama kedua orang tuanya untuk waktu yang lama, dia juga gak sabar ngerasain suasana baru, kuliah di kampus baru, punya temen baru, atau mungkin pacar baru ? Ups! Yang satu ini ga mungkin bgt.

Tapiiiiiii, pacar cowok satu-satunya yang Fahlan punya, gak ikhlas tujuh turunan kalo Fahlan pindah negara. Jangankan pindah negara, Fahlan duduknya geseran dikit dari dia aja, Novian udah galau.

Dari seminggu lalu Novian sudah galau sejadi-jadinya. Kelakuannya Novian pun jadi aneh, lebih posesif pake banget. "Pokoknya biarpun cuma pup tetep harus lapor ke aku! Kemana-mana minta jemput aku! Kalo aku gak bisa jemput harus pesen gojek! Terus kalo mas gojeknya lebih ganteng dari aku cancel aja! Cari aja bapak-bapak keriput yang badannya penuh lemak dan panu!" Berlebihan banget, kan?

Padahal nih ya, kemaren-kemaren aja Novian ngomong "Aku tau kamu kuliah buat cari ilmu yang tinggi. Kamu pengen jadi pengusaha sukses kan ? Aku pasti tetep dukung kamu, kok"

Eh sekalinya Fahlan udah fix diterima, malah Noviannya yang gak terima.

"Bacot deh lo! Kalo mau ke sini ya buruan! Gue kunciin pintu kalo lama!"

Fahlan ngomel-ngomel ngejawab pertanyaan Novian. Gimana nggak ngomel, ini sudah telpon ke-5 darinya. Dan dia hanya menanyakan pertanyaan yang sama "Gue beneran gak papa nginep kan malam ini ?" Tuhkan, dia nanya itu lagi.

"Gue matiin aja deh ya! Gak usah dateng lu!" Fahlan sengaja menyaringkan suaranya lalu meletakkan bibirnya di depan speaker smartphone-nya. Mampus lu, biar budeg sekalian, katanya.

Telpon pun di matikan sepihak sama Fahlan, udah bodoamat dia sama Novian. Terserah nanti mau datang atau nggak. Lebih baik gak usah datang.

Tapi jangan deh!

Bohong banget kalo Fahlan gak nungguin kehadiran Novian malam ini di
kamarnya. Sekarang saja ia sedang meratapi meja persegi panjang bergaya vintage tanpa kaki di kamarnya dengan berbagai jenis camilan, satu botol coca-cola ukuran besar, dan juga satu pack kondom. Ditambah lagi laptop berisi film-film action yang belum di tontonnya dan satu buah file berisi film ena-ena. Fahlan sudah siap dijebol lagi malam ini.

Ia lalu duduk dengan nyaman di atas kasur berukuran king size miliknya. Matanya tertuju pada nakas di samping kasur itu. Ada sebuah bingkai foto berwarna hitam yang terpajang di sana. Menampakkan dua orang laki-laki dengan perawakan berbeda. Yang satu berkulit seputih susu dan wajah semanis dua permen loli milkita. Yang satunya lagi terlihat tampan dengan sisiran rambut yang agak berantakan, ditambah senyum ganteng andalannya dan juga jari-jarinya membentuk peace.

Sempurna. Dua sejoli Novian dan Fahlan memang cocok. Satunya ganteng, satunya manis. Bahkan orang normal pun bisa iri dengan hubungan mereka. Terlampau unyuu soalnya.

Sayang sekali, tinggal menghitung satu, dua─ya, hanya dua hari lagi. Hubungan mereka akan berubah status jadi LDR. Dari sayang-sayangan akan berubah jadi kangen-kangenan. Dari berdua-duaan jadi video call-an. Dari main goyang-goyangan jadi main sabun-sabunan. Oh kasihan.

Novian harus sabar nunggu Fahlan empat tahun. Ia harus tahan diri dari godaan syetan yang terkutuk. Harus rela tytydnya karatan. Dan sabar-sabar aja kalo dihina jones. Pokoknya jaga hati dan jaga tytyd.

Dua puluh menit kemudian terdengar suara ketukan di depan pintu kamarnya. Lamunan Fahlan tentang masa-masa indah dirinya dengan si pacar buyar seketika.

"Kak Fahlann!! Bukain pintuu" persis bocah ngajak main, bedanya suara ini lebih berat dan lebih memesona. Novian sudah berhasil mengusik pendengaran Fahlan, membuatnya harus membuka pintu dengan wajah badmood dikombinasikan dengan semangat empat lima.

Fahlan buka pintu, cuma kepalanya doang yang nongol "Ngapain ke sini ?!" nada yang very very judes. Novian nyengir lebar kaya kambingnya Pak RT "Pengen dikelonin sama Kak Fahlaann" jawab Novian dengan manja.

Fahlan bergidik ngerik, "Gak usah alay 'njir!" Dibukalah pintu seluruhnya. Menampakkan Fahlan yang hanya mengenakan boxer warna putih bermotif kotak-kotak, dan singlet warna hitam ketat yang mencetak tubuhnya dengan lekat. Apalagi bagian putingnya yang nampak jelas. Uh pengen banget dicubit. Novian sampai telan ludah melihatnya.

"Wah! Itunya nampak, kak" mata Novian berbinar tajam menatap puting-puting unyu Fahlan. Siap untuk menerkam pria kecil di depannya kapanpun.

Sadar dirinya akan segera dilecehkan, Fahlan menutupi bagian dada dan selangkangannya dengan kedua tangannya. Lucu banget, kaya anak perawan.

"Ja─jangan liat-liat njir!"

"Nggak usah malu-malu ah kak, gue udah liat kok badan lo dari ujung kaki sampe ujung kepala yang...." Novian merah pinggul ramping Fahlan, sedikit meremas bagian sensitif milik Fahlan itu hingga membuatnya sedikit terlonjak. Tangannya yang satu lagi tengah mengusap pipi Fahlan dengan lembut. Dapat Fahlan rasakan darahnya berdesir ketika tangan Novian mulai turun hingga mencapai bibir tipisnya. Novian memegang bibir itu dengan lembut "So Sexy"

Warna merah merona berhasil mendempuli wajah Fahlan. Jantungnya berpacu cukup kencang, bahkan Novian saat ini mungkin bisa mendengarkan juga. Jangan sampek!. "Ngapain sih lo!" Fahlan berhasil menepis tangan nakal Novian yang ─barusan─ sudah berhasil menggerayangi dada bagian dalamnya.

Novian langsung cemberut, gagal bikin Fahlan tegang. Padahal yang Novian junior sudah berkedut-kedut.

"Masuk, buruan!" Ketusnya seraya menggandeng tangan Novian untuk masuk. Di belakangnya, Novian tersenyum geli melihat kelakuan Fahlan.

***

Waktu menunjukkan pukul 22.00 p.m. Hampir tengah malam. Namun baik Novian maupun Fahlan masih terjaga. Film 'Captain America : civil war' yang tengah mereka tonton sudah berada di penghujung waktu. Kedua mata mereka hanya terfokus di layar laptop sambil memegang plastik keripik kentang rasa rumput laut.

Setelah filmnya usai, mereka mendengus puas. "Kereeen ih" seru Fahlan semangat.

"Udah sepuluh kali gue nonton ini, tapi masih nggak bosen juga" kata Novian merangkul Fahlan.

"Gue baru nonton sekali, padahal filenya udah nyempil lama" Fahlan sibuk mengarahkan kursor ke file-file lainnya. "Gue suka banget sama si Captain America-nya"

Disampingnya, Novian tengah menopang dagu, memperhatikan wajah Fahlan dengan berbinar. Hidung mancung dan bibirnya yang kecil. Matanya yang hitam kecoklatan sangat indah. Bulu matanya yang tak lentik namun panjang. Serta rambut hitamnya yang halus. Ugh, favorit Novian.

"Pokoknya gue pengen banget... bla.. bla.. bla" tak dihiraukan ocehan Fahlan sedari tadi. Namun ia memperhatikan bibirnya berliuk-liuk seolah suaranya sudah di silent. Tanpa sadar bibir Novian sudah melekung, menikmati setiap inci wajah Fahlan yang tengah asyik mengoceh itu.

"Kalo lo, sukanya tokoh yang ma─" Fahlan menoleh ke arah Novian "─na" mulutnya langsung menganga waktu ngeliat Novian yang sedang senyum-senyum mesum di sampingnya..

"Nov! ... Novian!" Fahlan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Novian "Lo sakit yak?" Fahlan mengguncang tubuh Novian, tapi dia masih juga senyum.

Fahlan merinding.

"Err, Nov..." baru aja Fahlan mau beranjak pergi, tangannya di tahan Novian.

"Mau kemana ?" Novian bertanya "Biarin gue liatin muka lo lama-lama kaya gini, please. Waktu kita cuma sebentar lagi. Gue mau ingat-ingat setiap detail yang ada di muka lo" Fahlan terkesiap.

Mati-matian Fahlan nahan diri untuk tak mengucap sumpah serapah kepada Novian. Kata-katanya itu loh lebay banget, bikin Fahlan merasakan perutnya geli sendiri mau muntah. Tapi kalau menolak permintaan Novian, dia bisa lebih lebay dari ini. Dan juga benar katanya, mereka akan segera berpisah. Biarlah Fahlan mengikuti permintaannya untuk sekarang.

"Hum... Terserah lo aja" jawab Fahlan singkat.

Terlalu lama dipandang bikin Fahlan malu. Refleks ia memalingkan wajahnya mengindari Novian. Ia malu menampakkan rona wajahnya bagai dipoles blush on di situ.

"Hei!" Novian menarik dagu Fahlan, mengarahkannya kembali ke depan wajahnya."Jangan berpaling dari gue" ujar Novian dengan suara tegas. Alisnya yang menyatu menandakan ia sedang serius. Lalu sedetik kemudian wajah seriusnya itu berubah menjadi seringai. Fahlan bingung menanggapi perubahan wajah Novian yang tiba-tiba itu.

Masih dengan memegang dagu Fahlan, matanya menatap lekat wajah Fahlan. Kemudian ia mendongakan dagu Fahlan. Lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Fahlan. Kepalanya dimiringkan. Jarak mereka semakin dekat. Dan kemudian Novian mendaratkan bibirnya tebalnya ke bibir kecil Fahlan.
Ia memberikan gigitan kecil di bibirnya sehingga membuat Fahlan sedikit membuka mulutnya. Lidah Novian teraskes dengan mudah untuk masuk ke dalam mulutnya. Lidah dan air saliva mereka menyatu. Lumatan, gigitan, hisapan terjadi di sana.

Fahlan memegang tengkuk Novian dan diikuti dengan Novian yang mecengkram mesra kedua pipi kenyal milik Fahlan. Mereka saling serang dengan lekuk tubuh yanh erotis. Kenikmatan luar biasa.
Saat asupan oksigen dirasa kurang. Mereka saling melepas tautan bibir mereka perlahan. Menghirup oksigen dalam-dalam. Nafas mereka masih terengah-engah. Dahi mereka menyatu. Mata mereka terpejam masih merasakan bibir masing-masing yang masih berkedut.

Fahlan membuka matanya perlahan. "Pegang janji gue Nov, gue nggak bakalan berpaling dari lo. Tunggu gue, jangan pergi dari gue. Gue sayang sama lo. Gue cinta sama lo, Nov" Fahlan berucap janji dengan suara serak. Air matanya tiba-tiba mengalir dari pipinya. Tubuhnya bergetar. Fahlan menangis.

Novian langsung sigap menarik Fahlan ke dalam pelukannya. Mengusap punggungnya penuh sayang.

"Aku janji, aku juga nggak mungkin berpaling. Aku lebih sayang dan lebih mencintaimu" Novian mengecup puncak kepala Fahlan.

"Jangan pake ... hiks ... aku─kamu─an ... hiks ... gue jijik"

Novian ketawa ngakak dengernya dan Fahlan makin mewek. Huh, Novian bangga punya pacar yang tsun-tsun dan freak kaya dia. Pokoknya Fahlan itu miliknya, one and only.

***

Akhirnya hari ini pun datang juga. Hari yang paling tidak ditunggu-tunggu oleh Novian. Kalau perlu hari ini dihapus saja dari list kehidupannya. Kekasihnya hari ini harus pergi meninggalkan dirinya untuk menuntut ilmu.

Tak relaaaa ... sungguh ku tak relaaa...

Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Masih ada tujuh jam sebelum keberangkatan pesawat Fahlan. Dan seharusnya mereka masih bisa menghabiskan waktu berdua-duaan selama tujuh jam ini─harusnya. Tetapi Novian pilih yang lain. Ia membiarkan si pacar diam anteng di rumahnya sambil packing -packing. Lalu Novian memilih untuk pergi ke pusat oleh-oleh.

Katanya kalau Fahlan kangen Indonesia dan kangen dirinya, Fahlan bisa liatin atau memakai oleh-oleh darinya.

"Baju sudah, sepatu sudah, tas sudah ... apalagi yang kurang ya ?" Pemuda jangkung ini tengah sibuk memikirkan apa yang kurang dari belanjaannya. Lirik-lirik semua stand yang ada di sini. Mencoba mencari apa yang kira-kira menjadi kesukaan si Fahlan.

"MAS!" Suara melengking membuat Novian menoleh cepat "Nyari apa ?" tanya seorang wanita paruh baya di belakang Novian.

"Cari oleh-oleh, bu" ujar Novian sambil mengusap-usap telinganya yang hampir budeg.

si wanita paruh bayah mendesah kesal lalu memutar bola matanya "Kalo itu saya tau, mas. Kesini emang nyarinya oleh-oleh, bukan keong!"

Lah, yang bilang gue ke sini cari keong siapa!

"Saya mau cari oleh-oleh buat pacar saya, bu" Novian meringis.

Si wanita paruh bayah lalu masuk ke dalam stand nya, mengobrak-abrik lemari kaca di sana. Entah apa yang sedang diambilnya, tau-tau ia kembali menghampiri Novian dengan berbagai macam kalung di tangannya.

"Nih mas dipilih aja, Kalau cewek-cewek mah sukaknya yang beginian" katanya sambil menyerahkan kalung-kalung dengan bentuk beraneka ragam.

Mana mungkin kakak kelasnya itu mau memakai ini. Walaupun Novian tetap membayangkan betapa cute-nya kalo Fahlan mamakai ini, tetap saja, nggak mungkin. Jelas-jelas pacarnya itu cowok, cowok tulen! Tapi sudah disodok sama Novian. Jadinya setengah tulen.

"Kalau yang buat cowok, ada nggak ?"

"Haahh ?" Si wanita paruh baya tadi bibirnya langsung melebar, matanya melotot tajam ke arah Novian. "Mas pacarnya cowok ?" tanyanya kaget.

Novian salah ngomong "Bu─bukan bu, maksud saya, eh anu pacar saya─tomboy, iya! dia tomboy bu!" buru-buru Novian ngejawab sebelum ibu-ibu di depannya ini shock.

"Ohhh." Si wanita paruh baya lega.

"Ah kalau buat cewek tomboy, bentar-bentar," wanita paruh baya itu kembali masuk, lalu keluar lagi "nih.. lebih cocok!" ia memberikan sebuah gelas keramik yang diukir dengan bentuk tumbuh-tumbuhan. Berseni tinggi, namun klasik.

"Kok gelas bu ?" Tanya Novian sedikit bingung kenapa harus gelas ? memangnya cewek-cewek tomboy sukanya gelas ? untuk apa coba.

"Pacar mas kan tomboy, kalau dikasih barang-barang yang terlalu feminim dia nggak akan suka. Yang ada dibuang mas. Mending ini, semua orang bisa pakai. Dan punya nilai guna juga" Ia lalu memegang pundak Novian "Apalagi kan gelas dipake buat minum. Nah, gelas ini bakalan bikin pacar mas ingat mas selalu kalau lagi minum. Siapatau lebih nyegerin" wanita paruh baya itu cekikikan.

"Yaudah deh bu, saya pilih yang ini aja ya"

Usai pilih oleh-oleh untuk Fahlan, ia langsung tancap gas ke rumah sang pacar. Baru saja Fahlan menelpon dan menyuruh Novian segera ke sana.

Sampai di depan rumah Fahlan, ia segera memakirkan mobilnya lalu memencet bel rumah beberapa kali. Novian tetep senyum bahagia walaupun hari ini adalah terakhir kalinya mereka akan bertemu.

"Hai sayang!" Novian nyapa Fahlan sewaktu pintunya dibuka.

Namun Fahlan tak membalas, wajahnya lesu dan matanya sembab. Apa dia menangis ?

"Lo kenapa kak ?" Novian memegang mata Fahlan. Namun ia hanya menggeleng dan kemudian menggenggam tangan Novian.

"Ayo masuk." Mereka lalu masuk ke dalam rumah.

Di ruang tamu sudah duduk kedua orang tua Fahlan dengan wajah yang sama lesunya dengan Fahlan. Lalu di sampingnya, ada mamanya sendiri. Menatap dirinya dengan penuh kecemasan. Aneh juga, kenapa ada mamanya di sini ? Dan Novian gak tau kalau mamanya mau ke sini.

Novian mengarahkan matanya ke orang terakhir di samping mamanya. Seorang pria seumuran mamanya tengah menatap dirinya dengan sorot tajam. Seandainya matanya bisa membunuh, Novian akan mati di tempat saat ini juga. Tangannya di lipat di depan dada. Ekspresinya datar, namun ada emosi besar di sana.

Novian terkesiap melihat pria itu. Wajahnya berubah menjadi sangat tegang sangking terkejutnya. Tangan dan kakinya bahkan sudah gemetar saat ini. Dia mengenali pria itu, sangat.

Dia itu, "Pa--PAPA!"

****

Akhirnya aku bisa update juga :v
Maafin kalo sekarang suka telat update. Karna aku jarang beli kuota :v
.
.

Btw cerita ini akan segera tamat. Satu atau dua chapter lagi:))

Don't forget to voment!

Continue Reading

You'll Also Like

908K 97.6K 32
#1 in lawak (22/05/2020) #2 in pelangi (21/09/2019) ______________________________________ 13 Januari 2019 - 10 September 2019 ______________________...
1.9M 129K 42
Reo adalah anak dari keluarga kaya, selain orang kaya ia diberkati dengan wajah yang tampan, dan fisik yang menarik. Namun masa lalunya dan keluarga...
402K 21.1K 20
Selama hidupnya, Yuu selalu berusaha bersikap baik dengan semua orang. Ramah, sopan, murah senyum. Sampai akhirnya ia merasa sangat sial dan menjadi...
55.3K 4.7K 5
_mulai dari awal atau selesai? apa kita sudah sembuh? luka dimasa lalu sangat lah dalam.