[✓] Best Friends

By uniessy

39.3K 4.3K 376

Sekuel dari Novel QUEENNORA yang semoga bermanfaat ❤ More

Quote
Best Friends
1. Ayah Ibu Kekasihku
2. Memilih Pemimpin
3. Pembeda Pembela dan Pencela
4. Beri Udzur
5. Teman Hijrah
6. Bangga Dengan Aib
7. Move On
8. Menolak Tapi Mendukung
9. Setelah Hijrah
10. Kenapa Ngga Bisa Cinta?
12. Tahan Lisan
13. Berat
14. Fitnah Dajjal
15. Itsar
16. Lengah
17. Berterima Kasih
18. Kenapa?
19. Hadiah Terbaik
20. Faqqih
21. Bagaimana Jika
22. Jaga Menjaga
23. Nabi Tidak Nonton Konser
24. Jangan Salah Bela
25. Ternyata Terjadi
26. Beda Lajur
27. Tidak Peduli Sekitar
28. Tergelincir
29. Tiada Manfaat
30. Kriteria Suami Idaman
31. Teroris Pengecut
32. Pintu Surgamu Bukan Beban
33. Berpengaruh
34. Bucin
35. Soal Sesat
36. Luar Biasa

11. Penghibur yang Tak Terhibur

1K 100 13
By uniessy

Serial BEST FRIENDS – 11. Penghibur yang Tak Terhibur

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 23 Januari

-::-

"Hah? Masa sih???"

Aku menajamkan penglihatanku begitu membaca berita yang ada dalam artikel ini.

SHINee Jonghyun ditemukan bunuh diri di kamarnya.

AH YANG BENAR!?

Aku mengerjap.

Sebentar, ini bulan Desember, tanggal 18. Bukan April tanggal 1. Ini bukan lelucon. Lagipula, kematian seseorang tidak layak dijadikan lelucon.

Tanganku sigap men-scroll layar ponsel. Dengan tidak sabar, aku mengklik beberapa berita yang ada di sana.

Benar, berita itu benar adanya.

SHINee Jonghyun bunuh diri.

Menurut berita yang kudapat lainnya, dijelaskan di sana, kakaknya bahkan sudah mencurigai kelakuan adik lelakinya tersebut sejak sore hari. Member boyband papan atas itu menghabisi nyawanya dengan cara menghirup asap pembakaran briket.

Seketika, sekujur tubuhku merinding.

Ini kejadiannya kemarin malam. Dan sejak semalam aku tidak buka internet sama sekali, sebab ada banyak tamu yang datang ke rumah. Selepas para tamu pergi, aku sudah terlalu lelah bahkan untuk membuka kunci layar ponsel. Jadi aku tidur lebih cepat biar bisa tahajud dengan baik. Tadi pagi juga agak kesiangan tiba di kampus, dan data selularku yang belum kuaktifkan lekas berganti dengan WiFi kampus secara otomatis.

Aku baru melihatnya siang ini.

Ketinggalan berita sepenting ini, huft.

Duduk di bangku panjang di dekat ruang dosen, aku tadinya sedang menunggu Nora yang masuk ke sana untuk bicara dengan satu dosen kami. Dan aku mengisi waktu dengan memeriksa notifikasi ponsel. Ternyata berita ini sudah menyebar di mana-mana.

Bahkan dikabarkan ada beberapa orang yang mengikuti jejak Jonghyun; Bunuh diri juga.

Nora masih ada di dalam sana, jadi tidak ada salahnya jika aku membaca berita-berita tentang kematian yang tidak terduga ini.

"Sudah selesai, Queen. Mau ke kantin?" tanya Nora.

Aku dan dia sedang haid, jadi kami tidak shalat Zuhur. Dengan lesu, aku mengangguk.

"Kau sakit?" tanya Nora dlaam perjalanan menuju kantin.

"Tidak."

"Tapi kau terlihat lemas sekali."

Aku diam. Bagaimana ya? Apa aku sebaiknya membahas masalah ini pada Nora? Cerita-cerita yang kudapat tentang Jonghyun, sungguh menyedihkan. Aku bahkan mendadak menjadi sedih karenanya.

Ya ampun, uri Jonghyun...

"Kau yakin, kau baik-baik saja, Queen?"

Nora menempelkan punggung tangannya ke pipiku.

"Suhunya normal," kata Nora lagi.

"I'm fine, dear Nora..."

"Alhamdulillaah," kata Nora.

Kami sudah tiba di kantin yang masih terlihat penuh. Nora menghampiri satu kursi yang baru saja ditinggalkan oleh mahasiswi lain. Dia menyuruhku mendekat.

"Duduk di sini, Queen. Kau mau pesan apa? Biar aku saja yang pesankan."

"Hm, nasi dengan ayam goreng saja," kataku.

Nora mengangguk, kemudian meninggalkan kursi plastiknya dengan tasnya di atas meja.

Aku kembali mengambil ponsel, membaca-baca berita lain yang mungkin belum kubaca. Tapi semua beritanya begitu. Duka cita untuk Jonghyun, kemudian surat terakhirnya yang menyatakan bahwa dia memang bunuh diri.

Ya ampun, padahal menurutku dia dianugerahi suara yang sungguh bagus. Kalau dengar dia menyanyi lagu sedih, seolah dia memang sedih.

Atau, dia memang sedang sedih ya?

"Haduh, uri Jonghyun..." ucapku sembari menenggelamkan kepala di tumpuan tanganku di atas meja.

"What's wrong, Queen?"

Suara Nora membuatku menegakkan punggung kembali. Aku gelagapan.

"Hm? Nothing. Nothing's wrong, yaa Ukhtayya."

"But your face says that something is wrong," kata Nora, menggeser segelas teh manis hangat ke hadapanku. Dia sendiri menyeruput minuman yang sama. "Tapi kalau kau tidak mau cerita, tidak apa-apa. Semua orang punya hak---"

"Satu orang member boyband meninggal dunia karena bunuh diri," tukasku cepat. Aku hanya takut, dia berkata yang tidak-tidak tentang bunuh diri.

"Innalillaahi wa innailayhi rooji'uun..." kata Nora. Aku menirunya. Seingatku aku belum mengucap kalimat itu sama sekali. "Apa anggota SJ?"

Aku menggeleng, "Bukan. Dia member grup SHINee."

Nora terlihat memasang reaksi bingung. Aku memang jarang membahas SHINee karena tidak mengikuti mereka. Aku paling membahas SJ dan sedikit bahas EXO. Selebihnya, nyaris tidak pernah.

"Diyo?" tanya Nora.

"Bukan," jawabku cepat. Seketika ngeri juga jika berita Diyo bunuh diri muncul. "Bukan, namanya Jonghyun."

"Alasannya?"

Aku melirik Nora, sedikit berusaha mengumpulkan keyakinan bahwa Nora bukan tipe orang yang suka menghakimi.

"Dunia entertainment di sana sungguh kejam, Nora," kataku pelan. "Dia mungkin mendapat tekanan. Entha, tapi yang kubaca, dia kecewa pada dirinya sendiri."

"Kau mau cerita?"

Aku melihat sekeliling. Masih banyak kesibukan di sekeliling kami. Dan lagi, makanan kami belum diantar. "Kau mau dengar?"

Nora mengangguk. Aku menyeruput teh manis sebelum kembali bicara.

"Aku juga tidak terlalu mengenalnya. Hanya tahu dia member SHINee dan grup ini tidak bermasalah sama sekali, setahuku sih begitu. Tapi dari apa yang kubaca, sepertinya dia tertekan dengan keadaan. Meski banyak penggemar mengelukan namanya, tapi itu tidak menjadikannya nyaman. He was a good person. Dari apa yang kubaca, dia depresi tapi dia berkeinginan untuk membahagiakan ibu dan kakak perempuannya." Aku diam sejenak. "Lucu ya, Nora. He had so many fans, but that was not make him happy."

"Mungkin dia punya masalah besar yang tidak diketahui? Seperti waktu itu, siapa yang orangtuanya bunuh diri karena utang?"

"Orangtua Leeteuk?" kataku.

Nora mengiyakan. Aku menggeleng.

"Aku tidak tahu ini masalah utang atau bukan, yang jelas dari surat terakhir yang Jonghyun tinggalkan, dia kecewa atas dirinya sendiri," kataku lagi. "Padahal dia orang baik, Nora. Dari semua komentar orang tentang dia, aku yakin dia orang baik. Banyak orang yang sering berkeluh kesah dengannya. Dia punya banyak teman baik. Dia menciptakan banyak lagu yang baik. Tapi..."

"Tapi dia tidak bisa berbaik dengan dirinya sendiri," sambung Nora.

Aku meliriknya dengan tatapan sendu. "Dia tidak punya seseorang yang mengerti dia," kataku. "Dia melihat kebaikan di diri setiap orang, tapi dia merasa tidak ada yang peduli padanya. Dia merasa sendirian, ditinggalkan."

Makanan pesanan kami datang. Dan itu memberi jeda dalam percakapan kami. Nora juga belum berkomentar apa-apa.

"Dia tidak pernah terlibat skandal. Karyanya bagus, suaranya bagus. Karirnya juga bagus," tambahku. Mataku tertumbuk pada ayam goreng yang tidak membuatku berselera sama sekali.

"Begitulah," kata Nora. "Yang terlihat kuat juga harus ada yang menguatkan," Nora mengambil jemariku, "seperti aku yang mempunyai kau sebagai sahabat, dan begitu sebaliknya. Kau punya aku sebagai sahabatmu."

Sebulir air mataku menetes. Mendadak aku merasakan kehampaan seseorang yang tidak punya sahabat.

Aku ingat, ketika aku punya masalah atau kesulitan, setelah berdoa pada Allah, aku akan menghubungi Nora. Kadang, Nora akan datang ke rumahku, atau kami membahasnya di chat.

Tapi, masa iya, seorang selebritis seperti Jonghyun, tidak punya teman baik?

Aku tidak tahu banyak tentang dia, tapi masa sih dia tidak punya? Seperti Kyuhyun punya Changmin. Bukankah mereka biasanya punya sahabat erat?

"Teman untuk bersenang-senang itu banyak, Queen," kata Nora lagi. "Tapi yang benar ada untukmu, menjengukmu ketika sakit, mengusap air matamu, memelukmu... Mengingatkanmu bahwa Ada Allah," ucapnya, "tidak mudah menemukan yang seperti itu."

Aku mengatupkan rahang.

Benar, aku hanya punya satu Nora, right?

Tidak mudah menemukan sosok Nora pada diri orang lain...

"Siapa tadi? Jonghyun, benar? Dia penghibur. Penggemarnya banyak, tapi penggemar hanyalah penggemar. Jika mereka menganggap penggemar sebagai sumber uang, maka penggemar menganggap mereka tak ubahnya sebagai satu produk yang harus tampil sempurna," kata Nora. "Apa yang kaulakukan ketika Siwon sakit? Kau pasti bilang lekas sembuh, jangan sakit, jaga kesehatan, dan lain sebagainya. Lantas bagaimana jika kau melihat Siwon menangis? Kau akan bilang; Jangan menangis, atau apa hanya karena kau tidak suka melihatnya tidak bahagia."

Aku masih diam, belum paham ke mana arah bahasan Nora.

"Padahal mereka manusia, Queen. Wajar mereka sakit, menangis, bersedih. Bahagia tidak selalu dengan lengkungan senyum. Belum lagi beban untuk selalu tampil sempurna. Tidak ada cela. Susah, pastinya," kata Nora.

Aku terdiam. Sebab Nora jelas benar adanya.

Aku akan khawatir sekali melihat Choi Siwon sakit. Padahal kan wajar jika dia sakit. Atau ketika Siwon sedih, padahal itu normal...

Kok aku jadi merasa bersalah ya?

"Dia menghibur banyak orang, tapi dia sendiri tidak terhibur," kata Nora. "Aku tidak akan menghakiminya, mengatakan bahwa dia butuh Islam sebagai penyembuh, meski memang itu kenyataannya. Tapi ketika kau berdiri di atas kakimu sendiri, sebagai makhluk sosial, maka kau akan gagal, dear Queen. Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan satu sama lain. Jika kita menerima keluh kesah orang, berarti kita juga butuh punya seseorang yang mampu menerima keluh kesah kita. Mampu membuat kita nyaman melalui satu masalah. Perbuatannya, bunuh diri itu, bukan hal baik. Dan dia akan bertanggung jawab atas itu. Aku tidak punya kapasitas menghakimi."

Aku mengangguk, menarik piring berisi makan siangku dengan malas.

"Semoga saja kejadian bunuh diri ini tidak mengakibatkan efek buruk dalam komunitas penggemar Halyu Wave yang masih gencar ini," ucap Nora lagi.

"Apalagi jika terbukti dia sudah merencanakan bunuh diri jauh-jauh hari, dan kaubilang tadi bahwa dia meninggalkan surat terakhir yang menjelaskan alasan mengapa dia bunuh diri. Benar?"

Mataku mengerjap. "I don't get it."

"Kau pernah dengar Werther Effect?" tanya Nora.

Aku mengangkat bahu, lalu menggeleng. "Baru ini."

"Aku kurang paham jelasnya, tapi singkatnya ini adalah perilaku yang terjadi ketika ada kasus bunuh diri. Jadi, bunuh diri seseorang membuat orang lain terpicu untuk melakukan hal yang sama," jelas Nora. "Misalnya, ada penggemar yang mengikuti langkah Jonghyun menghabisi nyawanya sendiri."

Ingatanku terbuka pada berita yang menyatakan sejauh ini ada tiga orang yang bunuh diri setelah Jonghyun. Ketiganya diketahui memang fans dari Gelombang Korea Selatan ini.

"Oh, itu..." gumamku.

Aku pribadi tidak ada pikiran ke sana. Tapi pikiran orang kan beda-beda.

"Semakin detail berita yang diungkap oleh media tentang kasus bunuh diri ini, makin banyak orang yang akan merasakan nasibnya mungkin serupa dengan pelaku bunuh diri, kemudian berpikir bahwa ini adalah jalan terbaik. Terlebih, jika situasinya benar mendukung, dan dia tidak punya iman..."

Aku menatap nasi dalam diam.

"Inilah buruknya mengidolakan manusia yang juga sama hinanya dengan kita, Queen. Bukankah sudah jelas bahwa manusia yang patut diidolakan adalah RasulAllah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam? Manusia itu mudah rapuh. Lantas, apa yang kita tiru dari mereka? Semangatnya? Semangat Rasul jauh lebih kuat. Sebaik-baik teladan yang bisa kita tiru adalah Teladan yang ada dalam diri seorang Muhammad Bin Abdillaah..."

"Aku tidak mengidolakannya," tandasku kemudian.

"Kau bisa seperti sekarang, karena namanya bukan Choi Siwon."

Aku menengok, memandang Nora dengan rasa kesal luar biasa.

Tapi...

Aku mengembuskan napas pendek. Nora lagi-lagi benar.

Apa jadinya jika yang tertera di berita itu adalah Choi Siwon?

Apa yang akan aku lakukan?

Membaca berita Jonghyun saja mood-ku langsung jatuh. Bagaimana jika Choi Siwon.

"Ini aku sedang membicarakan dirimu," kata Nora. "Seseorang yang tidak punya masalah depresi. Seseorang yang rutin menghadiri Kajian Tauhid... bisa selesu ini mendengar kematian seorang Jonghyun. Menurutmu, apa yang akan dilakukan atau dirasakan oleh orang-orang yang depresi, yang punya banyak masalah, yang tidak punya iman, yang tidak pernah mengaji, yang tidak punya sahabat, yang merasa sendiri, yang merasa putus asa dan berbohong atas kuat yang mereka upayakan, dan Jonghyun adalah orang yang dia sukai?"

Right, aku tahu apa maksud kalimat Nora.

Kalau aku jadi orang itu, mungkin aku akan meniru Jonghyun. Mati adalah cara cepat keluar dari masalah yang memuakkan.

"Semoga kau bisa melenyapkan Choi Siwon dari hatimu, Queen," kata Nora. Tangannya lembut meremas pundakku. "Aku tidak mau kehilanganmu begitu saja."

Mendengus pelan, aku menyeruput teh manis, lantas meraih tangan Nora. Menggenggamnya erat-erat.

"Janji jangan pernah tinggalkan aku ya, Nora?"

Dia tidak menyahut, hanya tersenyum menenangkan.

"Khayran insyaaAllah," ucap Nora pada beberapa detik kemudian. "Nah, sekarang habiskan makan siangmu. Kita masih ada kelas sampai jelang Asar," katanya. "Kau boleh sedih lagi setelah makan siang. Tapi jangan lama-lama, oke? Kelas akan tidak enak jika kau menghadirinya dengan hati sedih. Jangan lupa berzikir. Ingat, hanya dengan mengingat Allah, maka hatimu akan menjadi tenang. Oke?"

Dan aku tidak menyahut, selain menganggukkan kepala.

Kami kemudian makan dengan bising di sekeliling. Tidak lagi mendiskusikan apa pun.

Satu ayat Allah melintas dalam kepalaku.

Alaa bidzikrillaah tathmainnulquluub...

Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.

( QS. 13 : 28 )

[ ]


Hai, Gengs, Salamu'alaykum! ^^

Apa kabar nih semuanya? Well, posting ini sekalian mau ngajakin kalian... Yang direzekikan Allah untuk ikut bagian dari Event Akbar ini, kuy ikutan ^^

Acaranya diselenggarakan oleh @festivalyatimdhuafa atau FYD (find them on IG ya untuk lebih jelasnya ttg komunitas ini) pada tanggal 6 Mei 2018 untuk lomba dan 2 Juni 2018 untuk buka bersama anak-anak Yatim yang disayang Allah. FYD membuka lahan bagi kalian yang ingin berderma di Jalan Allah. Sumbangan bisa bebas berapa aja, sedimampukan oleh Allah aja ^^

Nah, pas banget juga FYD lagi cari Pejuang 1 Juta nih ^^ yaitu para dermawan yang direzekikan Allah untuk mengeluarkan uang satu juta rupiah ke event FYD ini. Nah, 1 jutanya ngga mesti brukkk sejuta ditransfer. Tapi bisa dicicil 250.000 x 4 bulan (Jan, Feb, Mar, Apr) dimulai pada Januari ini.

Kalian mau cicilan 3x aja? Atau cicilan 2 x atau langsung lunas(?) satu juta? Bisa juga! Pokoknya Pejuang 1 Juta ^^

Lahan sedekah dibuka seluas-luasnya buat kalian yang mau sumbang 1 milyar ehehehe...

Ingat ya, niatnya sedekah karena Allah. Yang nyumbang sejuta dengan niat pengin sumbang semilyar, Allah catet tuh senilai semilyar. Sumbang 50.000 padahal pengeeeen banget nyumbang tiga juta, ya insyaaAllah nilainya juga tiga juta tuh pahalanya.

Dan ingat ya, kalau kalian mengeluarkan uang di jalan Allah, untuk menyenangkan Allah dengan cara memberi makan anak yatim, maka semua kebaikan itu akan kembali pada kalian. Tahu kan, kasih makan ke orang itu pahalanya banyak banget. Apalagi kasih makan 2.000 anak yatim

IH WAW! TabaarakAllaah

:O

Semisal nih yaaa... satu dari mereka jadi ulama, maka sepanjang yang satu itu melakukan kebaikan, pahalanya mengalir untuk kalian. MasyaaAllah banget ya berkecimpung dalam kebaikan yang Allah suka. Balasannya ngga pelit-pelit ><

Yang berminat untuk acara ini, kuy inbox nomor wasap kalian biar admin FYD hubungi dan jelaskan pada kalian. Khayran InsyaaAllah ^^

Barakallaahu fiikum ❤


Continue Reading

You'll Also Like

6M 363K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] "Hidup bagaikan berjalan di atas tali. Kapan dirimu lengah, maka akan jatuh entah kemana. Begitulah diri tanpa iman. Maka...
1.3M 129K 28
Lentera Hati - Series keempat Lentera Universe Romansa - Spiritual - Militer "Dejavu paling berat adalah bertemu seseorang yang mirip dengan dia tapi...
2.2K 97 41
Sepercik kata, kata yg tersusun indah dari Sang Maha Pencipta ini kata tentang cinta, hijrah, rindu,persahabatan,random,masalalu, dan linnya Semoga Q...
8.6M 613K 67
[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apakah seorang anak Kiai harus bisa menjadi penerus kepemilikan pesantren? Ya. Namun, berbeda dengan seorang Haafiz Al...