Roommate ✅

By erinsarchive

303K 36.3K 3.8K

Rumah milik seorang pensiunan militer dijadikan rumah tinggal. Berisi 12 manusia yang selalu silih berganti... More

Penghuni Rumah Biru
Chapter 1: Attention
Chapter 2: Sunday
Chapter 3: Why You Dont Know, While Other Knew?
Chapter 4: If They Had Instagram
Chapter 5: Stupid Decision
Chapter 6: I Like Me Better
Chapter 7: Perfect VS Girls Front
Chapter 8: Fool For You
Chapter 9 - Everything
Chapter 10 : If They Had Instagram (2)
Chapter 11: Complicated
Chapter 12: I Wish
Chapter 13: I Miss You
Chapter 14: If They Had Instagram (3)
Chapter 15: Behind The Instagram (1)
Chapter 16: Behind The Instagram (2)
Chapter 17 : Change
Chapter 18: Bittersweet
Chapter 19: Damn, I Love You
Chapter 20: Wasn't Expecting That
Chapter 22: The Date
Chapter 23: Begin
Chapter 24: The Party
Chapter 25: Girls Night Out
Chapter 26: Stranger Things
Chapter 27: Problem
Chapter 28: in a Group Chat
Chapter 29: Turn Back Time
Chapter 30 : Somebody Special
Chapter 31 - If They Had Instagram (4)
Chapter 32 : If They Had Instagram (5)
chapter 33: Not Today
chapter 34: in a group chat (2)
Chapter 35: Keluarga Bahagia Min
Chapter 36: Let Me
Chapter 37 : I Cant Fall in Love Without You
Chapter 38: Serendipity
Chapter 39: The Truth Untold
Chapter 40: Inferior Complex
Chapter 41: Sweet Day
Chapter 42 - More Than Stars
Chapter 43 : Andante
Chapter 44: Broken Heart
Chapter 45 : Can't You See Me?
Chapter 46 : Stuck with you
Chapter 47 : Falling
Chapter 48: At My Worst
Chapter 49: Like Water
Chapter 50: if they had instagram (6)

Chapter 21: The Truth

5.1K 744 120
By erinsarchive

Jennie tidak salah dengar. Dia malah sibuk menggeleng-gelengkan kepalanya, sebelum akhinya memukul-mukul telinganya. Mungkin telinganya tersumbat.

"Mulai sekarang aku tidur di kamar Jungkook."

Jimin yang ada di ruang tengah, menonton televisi bersama Jennie hanya melihat Yerim dengan muka pasrah.

Jungkook yang mendengar itu hanya mengigit dinding mulutnya, berusaha mengerti kenapa Yerim bersikap seperti ini. Iya, melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 23.16, susah memang membujuk Yerim pulang ke rumah biru hari ini. Setelah check out dari hotel jam 2 tadi siang, Yerim tak ingin pulang. Akhirnya dia dan Jungkook menghabiskan waktu di perpustakaan kota, tanpa makan siang, sebelum akhirnya diusir dari perpustakan jam 22.00 dan mencari makan malam karena Jungkook kalau belum makan akan berubah menjadi serigala, kemudian pulang ke rumah.

Jungkook tahu, pasti ini hanya akal-akalannya saja agar Jimin dan Seulgi tidak menganggunya, tidak mengajaknya bicara. Karena dia tahu, Yerim akan selalu menghindari masalahnya, bukan menghadapinya.

"Yerim, aku ingin bicara denganmu." Jimin berkata dari tempatnya, sebelum akhirnya berdiri dari kursinya.

"Aku capek, ayo oppa, kita tidur."

Jennie sekali lagi, memukul-mukul telinganya. Telinganya pasti tersumbat. Dia harus ke rumah sakit sepertinya. Oppa? Dia mendengar Yerim memanggil Jungkook oppa?

Klik,

Pintu ruang depan terbuka, dan Taehyung beserta Sooyoung terlihat memasuki ruangan. Taehyung yang awalnya segera membuka sepatu, hanya bisa ternganga saat melihat Yerim sedang berjalan di tangga dengan menggeret Jungkook.

"HEI!" Seru Taehyung. "Kenapa kamu naik ke lantai atas?" Tanya Taehyung, membuat Sooyoung melihat ke arah tangga. Melihat Yerim dan Jungkook.

"Aku mulai hari ini tidur dengan Jungkook," Balas Yerim. "Oppa. Jungkook oppa." Ulang Yerim. Sooyoung mengerjabkan mata. Oppa? Dia melirik Jennie yang juga tengah melihat Sooyoung. Sama terkejutnya. Tapi Sooyoung segera sadar, Yerim dan Jungkook tidak ada apa-apa, ini pasti ada apa-apa.

"Yerim, kita sudah bilang tidak ada ronde tambahan." Sooyoung berusaha melucu, membuat Taehyung terdistraksi, begitu pula Jennie dan Jimin. "Sudah kamu tidur sama aku saja."

"Tidak mau."

"Kalau begitu Jungkook saja yang tidur sama aku," Taehyung mengedipkan mata, dan Jungkook berharap dia tidak melihat itu.

"Aku tidak akan menganggumu, tidurlah di kamarmu." Kata Jimin akhirnya. Nampaknya Jimin juga sadar. Atau mungkin ekspresi jungkook memberi kode pada Jimin.

Yerim menggeleng, dia turun satu langkah sebelum memeluk Jungkook dari belakang. "Aku mau sama dia."

Jungkook mengerjabkan mata. Yerim tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Dia bisa merasakan jantungnya mau copot karena berdebar terlalu keras. Yerim memeluknya terlalu erat sampai... fokus jungkook berpindah.

"Yerim," Sooyoung akhirnya mengambil langkah. Ia mendekat ke arah Jungkook, tapi terhenti saat Jungkook menggeleng kecil pada Sooyoung "terserah kamu. Tapi jangan berisik." Lalu sooyoung merubah arahnya, masuk ke kamarnya.

Taehyung lihat gelengan kecil itu. Memang ada yang tidak beres. Yerim harus segera dipisahkan dari Jungkook agar dia bisa mengorek keterangan.

Jennie akhirnya bangun dari tempatnya dan menyusul Sooyoung, sementara Jimin hanya memijat lehernya.

Saat Yerim melepas pelukannya, dia segera menarik Jungkook lagi ke atas. Taehyung hanya menghela napas sebelum masuk ke arah dapur. Mengambil dua gelas dan mengisinya dengan air. Tidak lama sampai dia keluar dan memberikan gelas lain ke pada Jimin. "Kamu mau cerita?" Tanya Taehyung. "Ada apa dengan Yerim?"

Jimin duduk di sofa dan mengambil gelas dari Taehyung. "Intinya aku dan seulgi mau pindah, dan Yerim sedih."

Benar dugaannya. Masalah ini ada pada Yerim. Mengingat Sooyoung tadi pagi mati-matian menyimpan kenyataan kalau mereka juga mau pindah.

"Yerim tidak punya siapa-siapa." Jimin melanjutkan pembicaraan. "13 tahun dia tinggal disini, temannya hanyalah Seulgi dan aku. Maksudku aku dan Seulgi tidak pernah pindah kemana-mana. Lalu sekarang kami pindah, mungkin dia sedih."

Taehyung meresap air minumnya, kemudian menoleh ke arah Jimin. "Kan di rumah ini masih ada yang lain dan sekarang dia punya Jungkook. Biar kan saja."

"Seulgi takut bahwa Yerim merasa dibuang. Karena alasan dia tinggal di sini itupun karena dia diabaikan ayahnya."

Taehyung menepuk pundak Jimin. "Berarti memang semua harus di bicarakan baik-baik."

"Aku juga kasihan sama Jungkook." Gumam Jimin tiba-tiba.

"Apa maksudmu?"

"Tidakkah kamu pikir semua ini kebetulan? Yerim dan Jungkook tiba-tiba berpacaran padahal mereka sebelumnya seperti kucing dan anjing?"

"Ey. Jangan meremehkan Jungkook, mungkin saja Yerim memang mau mene--" benar juga. Yerim yang notabenenya tidak suka Jungkook, kenapa mau menerima Jungkook dan clingy seperti anak panda? "Dia memanfaatkan Jungkook?"

Jimin mengangguk "melihat polosnya muscle bunny, pasti berat."

"Tapi kemarin....mereka berdua di hotel." Taehyung berjeda. "Selimut di so--" benar juga. Kalau mereka ngapa-ngapain selimut bukan di sofa tapi di kasur. "Oh my God. Adekku sayang."

"Aku merasa bersalah menempatkan Jungkook di tempat yang salah."

"Oh.. Jungkook." Dan Taehyung ingat raut muka Sooyoung kemarin. Pasti ini. Ini dia masalahnya. "Kamu harus selesaikan masalah ini secepatnya Jim. Kita harus protect muscle bunny. Magnae kita."

Jimin mengangguk. "Pasti. Sekarang mandilah dan istirahat."

Taehyung kembali menepuk pundak Jimin sebelum akhirnya naik ke atas.

***

"Gila Yerim." Jennie berseru sambil menghempaskan badan. Dia baru saja mencuri dengar pembicaraan dua manusia di ruang tengah, dan tidak habis pikir dengan jalan pikiran Yerim. "Jungkook juga, kenapa mau dijadikan pelarian? Aduh adekku. Pasti sakit hati sekali."

Sooyoung tidak menjawab. Dia malah terlihat menatap dinding kamar. Jennie khawatir kalau lama-lama dinding itu akan bolong karena kelamaan dilihat.

"Kita harus bicara pada Yerim."

"Dia sedang sakit hati." Akhirnya Sooyoung menjawab. "Biarkan saja."

"Apa kamu tidak kasihan sama Jungkook? Dia dipermainkan, lalu sekarang tidur bersama--"

"Tidak seperti yang kamu bayangkan" potong Sooyoung lagi lalu bangun. "Aku mau mandi dulu."

***

Seungwan hari ini bangun lebih pagi, dan menyiapkan sarapan dengan menu korea. Eunbi yang semalam pulang jam 12, menyergitkan dahi, sebelum duduk di meja makan. "Eonni, kenapa akhir-akhir ini sarapannya berat?"

"Kehidupan berat." Yoongi menimpali saat dia masuk ke ruang makan. "Pagi seungwan."

"Pagi oppa."

Alis Eunbi naik, karena heran. SEUNGWAN EONNI PANGGIL YOONGI OPPA, OPPA? Apa dunia mau kiamat.

Mencoba mengabaikan, Eunbi mengganti pembicaraan "A--apa ada yang melihat Yerim? Kenapa dia belum pulang? Aku hubungi tidak di jawab."

"Dia di kamar atas bersama Jungkook." Suara Jennie terdengar memasuki ruang makan, dan duduk di sebelah Eunbi.

"Apa?" Yoongi berseru. Merasa salah dengar.

"Iya, kemarin dia membuat keributan, dan hanya mau tidur bersama Jungkook."

Eunbi menggelengkan kepalanya. "Kiamat sudah dekat. Aku harus segera cari pasangan."

"Tidak mungkin kalau dia tidur sama Jungkook, tadi pagi saat aku pulang, aku lihat Jungkook tidur di ruang tengah atas." Ujar Yoongi. Iya, semalam dia pulang jam 3, dan dia melihat Jungkook tertidur di sofa. Walaupun saat dia keluar lagi dari kamarnya untuk mandi, dia sudah tidak melihat Jungkook.

Jimin dan Taehyung yang bersamaan masuk ruang makan, mendengar hal itu dan menghela napas bersamaan. Benar kan dugaan mereka, Jungkook dimanfaatkan.

Eunbi menggelengkan kepalanya, dan membalik mangkoknya. Mengambil nasi sambil berujar. "Rumah ini memang sudah banyak yang berubah, yang satu panggil oppa, yang satu tidur bersama."

"Yang jomblo diam saja." Dan Eunbi menatap Yoongi kesal saat mendengar yang paling tua berbicara. Memang maunya dia jadi jomblo?

"Kamu kok tahu Yerim memanggil Jungkook oppa?"

Eunbi melirik Jennie, kaget "oh ya? Wow perubahan besar. Yang aku tahu dia hanya memanggilnya Muscle bunny"

"I know right" gumam Jennie.

"tapi sayang sekali Eonni, yang aku maksud bukan Yerim." Dan Eunbi melirik Yoongi setelahnya. Pandangan Jennie beralih dari Eunbi ke Yoongi.

"Memang Seungwan tidak boleh memanggilku Oppa? Dia kan lahir setahun di bawahku." Yoongi berseru.

Jimin membelalakkan matanya. Siapa? Seungwan noona memanggil Yoongi hyung oppa? Seulgi harus tahu ini.

"Kan umur oppa hanya beda 11 bulan dari Seungwan eonni." Suara Yerim terdengar semakin keras karena dia sedang berjalan ke ruang makan.

Taehyung mengerjabkan mata saat melihat Yerim memakai baju milik Jungkook. Kaos putih. Kalau Taehyung tidak ingat masalah Yerim yang sedang memanfaatkan Jungkook, mungkin sekarang Taehyung sudah mengoda Jungkook.

"Mau beda 11 bulan juga, tetap saja dia lebih muda dariku." Bela Yoongi.

Sementara Seungwan terlihat santai, dan duduk di kursi setelah semua makanan ada di meja makan.

"Iya deh iya." Yerim berkata seraya duduk di samping Jennie.

"Mana Jungkook, Yer?" Tanya Jennie karena Yerim hanya sendirian turun.

"Mandi." Jawab Yerim singkat.

***

Jungkook duduk di ujung kasurnya, menarik napas dan menghela napas panjang, begitu seterusnya sebelum akhirnya dia membanting dirinya di kasur.

Semalam itu hal yang membuatnya bingung. Yerim semalam benar-benar membuatnya gila. Saat masuk kamar hal yang mereka lakukan hanya duduk di kasur. Doing nothing.

"Kenapa kamu mau tidur di sini?" Jungkook memulai pertanyaannya tanpa melihat Yerim.

"Aku nggak mau jauh-jauh dari oppa."

Jungkook mengumpat dalam diam. Sial. Seandainya ini benar (alias mereka pacaran), Yerim tidak akan selamat setelah mengatakan itu. Sayangnya, Jungkook sadar bahwa mereka tidak ada apa-apa, sehingga dia hanya mengepalkan tangannya erat sambil berkata "Kamu turun dulu, ambil baju tidurmu."

"Maunya pakai bajunya oppa saja."

Jungkook menghela napas. Kim Yerim benar-benar tidak punya perasaan. Kenapa dari tadi terus menggodanya?

"Akan ku ambilkan." Jungkook bangun dari kasurnya, tapi tangannya di tahan Yerim.

"Aku mau sama oppa. Nggak mau sendirian."

Jungkook menatap mata Yerim, dan dia bisa lihat Yerim benar-benar menyatakan itu dari hatinya.

"Kalau begitu kamu mandi dulu. Kotak sabunnya di ujung kamar."

Yerim berdiri dari kasur, dan mengambil kotak peralatan mandi milik Jungkook. Lalu menoleh kearah Jungkook saat sudah memegangnya "oh ini sabunnya oppa. Wangi. Aku suka." Lalu yerim membuka pintu kamar Jungkook dan ke luar kamar. Namun di detik berikutnya, Jungkook bisa melihat kepala Yerim. "Oppa, bajunya."

Jungkook segera bangun dan mengambil kaus putih miliknya, dan menyerahkan ke Yerim. Kaos putih miliknya, dan Yerim menutup pintu.

Saat Jungkook selesai merapikan kasurnya, pintu kamarnya terbuka dan dia melihat kim yerim masuk ke kamar dengan kaos putih dan rambutnya basah. Jungkook memutuskan mandi sedetik Yerim masuk ke kamar.

Saat mandi, Jungkook sengaja berlama-lama berharap agar Yerim sudah tidur saat dia masuk kamar. Namun keberuntungan tidak ada di pihaknya, karena Yerim hanya duduk di pinggir kasur.

"Kenapa kamu belum tidur?"

"Mau tidur sama oppa. Nggak mau sendirian"

Jungkook ingin sekali terjun dari jendela kamarnya saat mendengar itu. Kim yerim. Manusia penuh godaan. Jungkook menghela napas, dan meletakkan kotak sabunnya sebelum mendekati Yerim.

"Yerim, kamu beruntung kamu bermain-main denganku. Aku tidak akan ambil pusing." Tegur Jungkook, berbohong tentunya karena dia ambil pusing. "Tapi kalau kamu bersama yang lain, aku yakin mereka akan mengambil ke untungan darimu."

"Aku nggak akan bilang seperti ini kalau bukan sama oppa."

"Kim yerim!"

"Aku serius. Aku su--"

"Hentikan. Sekarang tidurlah. Aku tidur di luar." Dan Jungkook keluar dari kamar, dan tidur di sofa ruang tengah.

Entah jam berapa, Jungkook merasa badannya bergoncang.

"Oppa.. kookie oppa." Dia pasti bermimpi. Siapa yang memanggilnya kookie "Oppa, aku mimpi buruk."

Dan yang Jungkook tahu, pagi-pagi tidur di kasur dan memeluk Yerim.

Jungkook bersumpah tadi pagi hal paling awkward dalam hidupnya, tapi Yerim terlihat biasa saja. Maksud Jungkook, saat Yerim bangun tadi bisa-bisanya Yerim dengan cuek bilang

"Pagi oppa" dalam posisi masih berpelukan dengan Jungkook. HOW? Orang lain kalau dalam posisi seperti itu pasti akan melepaskan diri, menjauh dan berteriak atau menampar dirinya.

Alhasil, dia lah yang melepaskan diri, dan mengambil kotak sabun, memutuskan untuk mandi, meninggalkan Yerim.

***

Yerim mengunyah nasinya pelan, memikirkan semalam. Memikirkan dimana letak otaknya.

"Mulai sekarang aku tidur dengan Jungkook"

Dia tidak tahu kenapa dia harus berkata itu saat dia melihat Jimin semalam. Mungkin alam bawah sadarnya tahu bahwa Jimin akan berbicara dengannya, sehingga dia memutuskan tidur dengan Jungkook.

Namun....awkward. Ketika sampai di kamar Jungkook mereka tidak melakukan apapun. Yerim merasa menyesal mengatakan hal tadi. Jungkook juga tidak mengatakan apa-apa.

Baiknya muscle bunny. Dimana lagi dia bisa menemukan orang seperti Jungkook? Dia dengan sabar menunggu Yerim membaca bertumpuk-tumpuk buku di perpustakaan, dan tidak mengajaknya bicara. Seperti memastikan Yerim mendapat ketenangan. Berbeda dengan biasanya dia yang suka menganggu Yerim tiap pagi. Yerim melihat sisi lain dari Jungkook hari ini.

Betapa dia baik karena mau menjemput Yerim dan membawanya ke hotel hanya karena dia tidak mau pulang ke rumah. Logikanya, orang mabuk mana ada yang ingat apa yang terjadi. Dia bisa saja membawa Yerim pulang, dan Yerim tidak akan protes karena dia mabuk. But, no. Jungkook membawanya ke hotel, dan memastikan dia tidur di kasur, sementara Jungkook di sofa.

Jungkook benar-benar suka padanya, dan Yerim pernah bilang tidak butuh. Namun sekarang dia tahu bahwa dia salah. Dia butuh, karena dia juga sadar bahwa dia juga suka Jungkook. Entah sejak kapan, tapi dia suka. Dia benci kalau Jungkook mengabaikannya. Dia benci melihat Jungkook mencium perempuan lain. Dia benci Jungkook berkata kasar padanya. Dia mau Jungkook sayang padanya, menggodanya, dan memperhatikannya.

Mungkin cliche. Karena sekarang Yerim sedang sendirian, seulgi dan Jimin akan pergi meninggalkannya. (Walaupun hanya beda rumah, tetap saja meninggalkannya). Namun, dengan dirinya yang sendirian ini, dia bisa lihat bahwa Jungkook selalu menemaninya. Dia juga tahu, Jungkook tidak akan meninggalkannya

"Hentikan. Sekarang tidurlah. Aku tidur di luar."

Yerim kaget ketika Jungkook memutuskan tidur diluar. Kenapa dia tidak tidur di sini saja? Tapi Yerim tahu sebenarnya ini salahnya sendiri.

Dari tadi pagi ketika dia ingin mengatakan dia menyukai kelinci berotot, Jungkook selalu memotong pembicaraannya. Dia tidak sedang bingung. Dia tahu. Dia tahu kalau dia suka Jungkook.

Apa lebih baik Yerim keluar saja? Kembali tidur di kamarnya dan menyuruh Jungkook masuk. Yerim merasa bersalah, tapi alam bawah sadarnya berkata lain. Dia terlelap.

Entah jam berapa Yerim tiba-tiba terbangun. Bermimpi buruk, dan lucunya mimpi itu tentang Jungkook yang menikah dengan seseorang yang Yerim tidak tahu siapa. Perempuan berambut panjang, dengan senyum manis. Yerim bangun dari kasur, dan membangunkan Jungkook meminta Jungkook tidur dengannya, karena dia tidak mau mimpi buruk itu jadi kenyataan.

"Oppa.. kookie oppa. Oppa, aku mimpi buruk."

Dan entah, Jungkook segera bangun, dan Yerim mengandengnya masuk kamar. Saat Jungkook berbaring di kasur, Yerim memposisikan dirinya tidur di sebelahnya. And you know what? Jantungnya berdetak cepat, rasanya adrenalinnya memuncak. Yerim belum pernah seperti ini, bahkan saat dulu sering di teraktir salah satu perawat, teman Seulgi. Lee Taeyong. Yerim menarik napasnya dan menghembuskannya, pelan, sebelum dia merasakan tangan Jungkook mendekapnya, memperlakukannya sepergi guling, mendekatkan ke pelukan Jungkook.

Dingin. Jungkook dingin sekali. Sepertinya dia tidur di luar tadi pasti kedinginan. Yerim mengabaikan detak jantungnya yang berdetak kencang dan memeluk Jungkook balik, mencoba menghangatkan. Walaupun tidak berguna, karena Yerim kecil sementara Jungkook badannya... semua tahu lah. Ada sih selimut, tapi bagaimana dia mau ambil selimut dibawah kakinya kalau dia dipeluk Jungkook begini? Yerim tidak mau melepasnya. Kapan lagi kan?

"Yerim... oy yerim." Yerim memperhatikan siapa yang memanggilnya, dan dia menemukan Taehyung melambaikan tangannya.

"Apa oppa?"

"Kamu dari tadi hanya makan nasi, laukmu"

Oh. Kebanyakan memikirkan Jungkook, jadi lupa ambil lauk.

***

Yoongi hari ini meliburkan diri. Iya sengaja. Dia duduk di ruang tengah, berusaha tidak terlihat excited. Yoongi berjanji menjemput Seungwan di sekolahnya nanti, lalu pergi ngedate. Ngedate dengan Seungwan, yang katanya mau belajar menyukainya juga. Yoongi tersenyum hanya dengan memikirkan date mereka. Yoongi sudah menemukan tempat makan yang akan mereka kunjungi, dan mungkin akan berjalan santai sebelum akhirnya pulang ke rumah.

"Oppa."

Yoongi melonjak dalam duduknya, "seulgi, sudah pulang."

Seulgi mengangguk. "Kenapa oppa senyum-senyum? Oppa bahkan menonton film hantu." Tunjuk Seulgi ke televisi.

"Oh, nggak kok."

"Terus kenapa oppa bajunya rapi sekali? Mau kemana?" Seulgi menatap Yoongi dari atas ke bawah. Serba hitam, tapi masih terlihat mau jalan-jalan bukan mau ngelayat.

Yoongi kembali menggeleng, tapi Seulgi tidak percaya.

"Aku nggak pernah lho sembunyiin apa-apa dari oppa." Pancing Seulgi dan dia bisa melihat Yoongi menahan senyum.

Yoongi menepuk sofa di sebelahnya, membiarkan Seulgi duduk. Seulgi duduk, dan melihat muka Yoongi mulai sumringah.

"Aku mau pergi ngedate sama Seungwan."

Seulgi masih diam, sampai akhirnya matanya semakin membesar. "AAAA OPPAAA AKHIRNYAAAA."

"Dia bilang, dia mau mencoba menyukaiku. Dia mau mencoba berhubungan denganku. Jadi aku mengusulkan untuk ngedate dengannya, sampai akhirnya mungkin dia sudah menyukaiku, lalu--"

"Menikah?"

"What?"

"Oh, mau pacaran dulu?" Tanya seulgi.

Yoongi menaikkan bahu. "Kita lihat nanti. Aku belum kepikiran untuk menikah. Ku rasa Seungwan juga begitu."

"Menarik. Semoga date-nya sukses oppa."

Yoongi hanya mengangguk, lalu kembali menonton film horor. Tersenyum sesekali, masih mengingat kejadian kemarin.

***

Taehyung dan Jimin, hanya saling lihat ketika melihat Jungkook datang bersama Namjoon. Padahal tadi saat di chat, mereka tidak mengajak Namjoon.

"Kalian jahat." Namjoon berkata seraya duduk. "Bagaimana bisa hanya mau meneraktir Jungkook, sementara aku tidak."

Taehyung berdeham. "Ini makan-makan kecil-kecilan. Merayakan akhirnya Yerim dan Jungkook jadian."

"Ya kenapa aku tidak di ajak? Atau para lelaki di rumah biru?"

Jimin hendak berbohong, kalau saja dia lupa bahwa di depannya ini profiler. Jimin menghela napas. "Ok. Fine. Kami berdua memang ingin mengobrol dengan Jungkook"

"Masalah apa?" Tanya Namjoon lagi.

Jimin dan Taehyung saling lihat, lagi. Sebelum akhirnya Jimin berdeham. "Kook, kamu tidak apa-apa?"

Jungkook yang dari tadi hanya duduk, sambil melihat menu, akhirnya mendongak dan melihat Jimin. "Apa maksud hyung?" Tanyanya. Berlagak pilon. Yang jelas, Namjoon langsung paham bahwa ada yang disembunyikan Jungkook.

"Aku dan Jimin berpikir bahwa Yerim berpacaran denganmu itu hanya semata-mata dia memanfaatkanmu. Membuat dia lupa dengan masalahnya. Ini hubungan tidak sehat Jungkook."

"Masalah apa?" Namjoon bertanya lagi.

"Aku tidak apa-apa kok." Jawab Jungkook untuk meyakinkan enam mata yang menatapnya. Atau mungkin meyakinkan dirinya sendiri.

"Jungkook, ini tidak sehat. Kamu hanya menyukainya sebelah tangan. Dan dia akan terus memanfaatkanmu. Bahkan setelah kami berdua pindah." Taehyung berkata

"Kalian berdua mau pindah?" Tanya Namjoon.

Jimin hanya menoleh ke arah Taehyung "kamu mau pindah juga?"

Taehyung mengangguk. "Sebelum pernikahanmu. Aku dan Sooyoung sudah beli rumah dekat kantor Sooyoung. Kamu beli di mana?"

"Di dekat yonsei university."

"Oh fine, sudah jabat tangan diabaikan, dan sekarang pertanyaanku di abaikan."

"Mereka berdua mau pindah hyung, dan Yerim sedih. Itu masalahnya." Jelas Jungkook

"Kenapa Yerim harus sedih?"

"Yerim hanya punya kami selama ini, terutama aku dan Seulgi. Dia merasa ditinggalkan."

"Tapi sekarang kan dia sudah punya jungkook?" Namjoon memastikan.

"Itu masalah lainnya, kita tahu hyung kalau Yerim tidak punya perasaan apa-apa dengan Jungkook. Bagaimana dia bereaksi dengan Jungkook setiap hari. Lalu sekarang berpacaran. Bagaimana itu dibilang hubungan sehat?"

"Ok. Lalu?"

"Kami ingin meminta Jungkook melepaskan Yerim." Jelas Jimin.

"Lalu dia kembali sedih?" Suara Jungkook meninggi. "Kalian--" Jungkook berjeda. "--tidak bisakah kalian memikirkan Yerim? Dia sedih. Dia merasa ditinggalkan. Aku bersyukur kemarin dia tidak menangis, bahkan dalam tidurnya. Kalian tidak tahu bagaimana sedihnya dia, kali--"

"Kami lebih memikirkan kamu." Potong Taehyung. "Kamu, adik kami. Magnae pada anggota pria. Kami lebih memikirkan perasaanmu. Bagaimana hubunganmu dengannya nanti, saat dia sudah bisa mengatasi masalah ini? Bagaimana kalau kamu di buang olehnya?"

Jungkook hanya diam.

"Kook, aku dan seulgi akan menyelesaikan masalah ini. Aku yakin ini akan segera selesai begitu kami berbicara dengan Yerim. Tapi kamu tahukan Yerim tidak suka padamu? Kamu tahukan kalau hubungan ini sia-sia?"

"Tidak sia-sia." Namjoon menjawab, dan mendapatkan perhatian dari 3 orang di sana. "Siapa bilang Yerim tidak suka Jungkook? Percaya padaku Kook, aku profiler dan aku tahu. Dia suka padamu. Mungkin dulu tidak, tapi beberapa minggu terakhir ini, dia menatapmu beda."

Jimin dan Taehyung kembali saling pandang. Lalu menatap Namjoon. Namjoon tidak pernah salah dalam profiler, jadi mungkin Yerim memang benar punya perasaan dengan Jungkook.

"Aku dan Yerim tidak pacaran." Kalimat itu keluar dari mulut Jungkook. "Dan iya, mungkin Yerim hanya memanfaatkanku."

***

Continue Reading

You'll Also Like

187K 17.4K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
59.8K 7.9K 107
Menjadi kekasih seorang Idol merupakan mimpi dari banyak wanita. Bahkan sebagian dari mereka merasa tak perlu menjadi kekasih cukup dapat melihat mer...
2.8M 362K 58
❝Membully lo, itu cara gue mencintai lo.❝ HIGHEST RANK : # 1 in bully 15/5/2021 # 1 in leetaeyongnct 26/06/2020 # 1 in zera 01/06/2020 # 1 in oc 09/0...
374K 28.1K 54
Paksaan orang tua untuk menemukan kekasih sekaligus calon istri yg membuat Mingyu membayar karyawan baru-nya utk menjadi istri pura-puranya. Apakah k...