Ini pasti mimpi.
Seorang Clark Thomas Wilson menembak Melisa Carla.
Aku mencubit-cubit tanganku,sakit.
Ini bukan mimpi.
"Maaf,kok tiba-tiba?"Kata Ina yang sepertinya mulai memegang keadaan yang awkward ini.
Clark hanya tersenyum datar dan berkata,
"Na,tinggalin gue berdua sama Ica."
Ina menatap mataku "Tidak-apa-apa-kan?"
Aku mengangguk dan Ina pergi.
Suasana pun makin awkward.
"Jadi jawaban lo apa,Ca?"
Aku hanya ingin memakai akal sehatku karena ini bukanlah keputusan yang mudah bagiku.
"Kasih gue waktu Clark."
Dia mengangguk setuju.
"Gue tunggu,gue harap lo terima gue."
Setelah Clark pergi,Ina datang dan seperti biasa dia mengemukakan analisisnya.
"Gue curiga,kok tiba-tiba?"
Aku juga berpikiran seperti itu,tapi ini seperti mimpi sehingga hampir akal sehatku sudah tak berfungsi lagi.
"Na,gue ditembak Clark!!"
Ina hanya berdecit dan menggeleng kepalanya.
"Gue tau,tapi kalo ceritanya tiba-tiba kayak gini,lo harus curiga,gue gak mau lo dimanfaatin."
Aku mengernyit dan Ina mengerti artinya.
"Maksud gue,lo cuman dijadiin pelarian karena dia putus dari Vya."
Benar kata Ina,bisa saja aku hanya dijadikan pelarian.
"Iya Na,gue bakalan hati-hati,tapi gue terima gak ya?"
Setelah itu Ina hanya menatapku penuh arti yang kira-kira berkata,
"Semua tergantung padamu,keputusanmu pastilah baik."
Aku akan memutuskan semua ini.
Aku yakin.
Ini yang terbaik untukku.
Kalau aku terima,bisa saja dia hanya menjadikanku pelarian.
Kalau aku tolak,aku akan menyesali kesempatan itu,karena aku sudah menyukai Clark selama 3 tahun.
Aku harus apa?