Babysitter, I Love You! (VKoo...

By AnnisaIcha576

1.8M 178K 35.7K

Kim Taehyung, pria mapan yang bisa di bilang memiliki segalanya. Dia tampan, kaya raya, memiliki kuasa tak te... More

🔷Babysitter, I Love You! : Part 1🔷
🔴Babysitter, I Love You! : Part 2🔴
🔶Babysitter, I Love You! : Part 3🔶
⚪Babysitter, I Love You! : Part 4⚪
🔻Babysitter, I Love You! : Part 5🔻
⚫Babysitter, I Love You! : Part 6⚫
🔆Babysitter, I Love You! : Part 7🔆
🌜Babysitter, I Love You! : Part 8🌛
🔘Babysitter, I Love You! : Part 9🔘
♣Babysitter, I Love You! : Part 10♣
🔺Babysitter, I Love You! : Part 11🔺
⭕Babysitter, I Love You! : Part 12⭕
◽Babysitter, I Love You! : Part 13◽
☇Babysitter, I Love You! : Part 14☇
☀Babysitter, I Love You! : Part 15☀
♡ Buat Kalian ♡
🌸Babysitter, I Love You! : Part 16🌸
❌Q & A✔
🍂Babysitter, I Love You! : Part 17🍂
💠Babysitter, I Love You! : Part 18💠
⏹Babysitter, I Love You! : Part 20⏹
💎Babysitter, I Love You! : Part 21💎
🔳Babysitter, I Love You! : Part 22🔳
⏫Babysitter, I Love You! : Part 23⏫
🍃Babysitter, I Love You! : Part 24🍃
⭐Babysitter, I Love You! : Part 25⭐
🎈Babysitter, I Love You! : Part 26🎈
🕸Babysitter, I Love You! : Part 27🕸
☘Babysitter, I Love You! : Part 28☘
🍭Babysitter, I Love You! : Part 29 🍭
📎Babysitter, I Love You! : Part 30📎
⏺Babysitter, I Love You! : Part 31⏺
🕃Babysitter, I Love You! : Part 32🕄
⏳Babysitter, I Love You! : Part 33⏳
🎲Babysitter, I Love You! : Part 34 (End)🎲
🖤Babysitter, I Love You! : Sequel🖤
❣Terima kasih❣

🍁Babysitter, I Love You! : Part 19🍁

50.5K 4.8K 523
By AnnisaIcha576


⏮⏸⏭

Kedua kelopak mata Taehyung yang terpejam terlihat bergerak-gerak kecil, keningnya mengeryit gelisah dan tidak lama setelahnya kedua matanya terbuka.

Pria tampan itu menoleh ke samping kanannya dan mendapati sang anak yang tertidur dengan nyenyak sembari memeluk lengannya. Segaris senyum getir menghiasi wajah Taehyung. Dengan hati-hati tangan kirinya terangkat dan menyentuh pelan sebelah pipi Minguk yang masih terdapat jejak air mata di sana.

Hatinya kembali sakit saat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Ketika dia dengan buru-buru sampai di rumah dan mendapati sang anak yang menangis begitu keras.

Taehyung mengenal baik anak semata wayangnya ini. Dia tau betul kalau Minguk adalah seorang anak yang cerdas dan kuat. Bocah menggemaskan ini bukanlah anak yang mudah menangis.

Bahkan dulu saat Minguk baru bisa berjalan dia sering terjatuh, tapi hebatnya tidak sekali pun Minguk menangis. Bocah menggemaskan ini malah tertawa walaupun keningnya terlihat memerah karena mencium lantai.

Hanya dengan melihat air mata yang terus mengalir di wajah sang anak tadi. Dan bagaimana Minguk mengucapkan nama Jungkook dengan begitu rasa kehilangan yang sangat dalam, Taehyung untuk pertama kalinya merasa benar-benar gagal menjadi seorang ayah.

Dengan perlahan setitik air mata lolos menuruni pipi tirus Taehyung. Pria tampan itu terkesiap dan buru-buru menyekanya.

"Maafkan daddy, Minguk-ie. Daddy sangat menyanyangimu. Daddy pasti akan membawa Jungkook hyung kembali ke sini untuk tinggal bersama kita lagi. Daddy berjanji."

Setelah membisikkan janji itu pada sang anak. Taehyung mengusap lembut kepala Minguk dan memberikan kecupan ringan di pucuk hidung mungilnya. 

Taehyung mengalihkan pandangannya pada jam dinding di kamar anaknya tersebut dan mendapati saat ini baru pukul 03.17 dini hari.

Dengan sangat hati-hati Taehyung berusaha melepaskan pelukan Minguk di lengan kanannya. Setelah berhasil, pria tampan itu mulai beranjak dari tempat tidur anaknya tersebut. Melangkahkan kakinya menuju pintu kamar dan berusaha keluar tanpa menimbulkan suara sekecil apapun karena tidak ingin membangunkan Minguk.

Setelah Taehyung akhirnya bisa keluar dari kamar Minguk. Kedua kakinya berjalan dengan sendirinya menuju kamar Jungkook. Dia berdiri di depan pintu kamar pemuda manis itu dengan kepala yang tertunduk. Tangan kanannya tiba-tiba terangkat dan dengan perlahan membuka pintu kamar itu. Taehyung pun berjalan dengan langkah pelan memasuki kamar tersebut.

Pria tampan itu sama sekali tidak menyadari kalau tingkah lakunya itu sedari tadi tidak luput dari penglihatan Mingyu yang sedari tadi berada di ruang tengah.

Taehyung memasuki kamar Jungkook dan berhenti tepat di tengah-tengah ruangan tersebut. Kedua matanya menatap sekeliling dan yang dia dapati hanyalah tempat tidur kosong dan sebuah lemari pakaian beserta kamar mandi di samping kanan pintu kamar. Taehyung melangkah mendekati lemari pakaian dan membukanya. Kosong. Tidak ada satupun pakaian Jungkook yang ada di sana. Benar-benar tidak ada lagi.

Kedua kaki Taehyung melemas dan dia melangkah dengan sedikit tertatih menuju tempat tidur. Menjatuhkan tubuhnya di sana sembari menarik satu bantal yang masih tercium dengan jelas aroma seorang Jeon Jungkook.

Taehyung memejamkan kedua matanya. Berusaha membuat dirinya serileks mungkin. Berharap hal ini dapat membuat dia kembali bisa berpikir dengan jernih agar tidak kembali mengambil sebuah keputusan yang begitu ceroboh dan terburu-buru.

"Hyung."

Taehyung yang tadinya sudah hampir saja kembali tertidur menolehkan wajahnya ke pintu kamar Jungkook. Mendapati Mingyu yang berdiri di sana sembari menatap dirinya khawatir. Pria tampan itu merubah posisinya menjadi duduk di ujung tempat tidur Jungkook. Menjadikan bantal Jungkook yang tadi dipeluknya berada di atas pahanya menjadi tumpuan sikunya. Taehyung tidak mengatakan apapun dan membiarkan Mingyu yang terlihat mulai berjalan menghampirinya.

Dengan ragu Mingyu mendudukkan tubuhnya di samping kanan Taehyung. Menatap kakak sepupunya itu sebentar, sebelum akhirnya memalingkan wajahnya.

"Aku tidak tau apa yang saat ini kau pikirkan, hyung. Tapi... aku hanya ingin mengatakan kalau Jungkook tidak mungkin pergi tanpa suatu alasan yang kuat dari rumah ini. Karena dia sangat menyayangi Minguk. Bahkan aku ragu-- dia bisa menyayangi dirinya sendiri sebanyak rasa sayangnya untuk Minguk."

Mingyu tertunduk. Kedua tangannya terkepal kuat. Entah kenapa merasa begitu kesal pada dirinya sendiri saat ini.

"Aku tau, Mingyu. Aku tau dia sangat menyayangi anakku. Dan Minguk pun juga sangat menyayangi Jungkook."

Taehyung yang tadinya menatap kedua tangannya yang bertautan mulai mengalihkan pandangannya. Segaris senyum samar menghiasi wajahnya.

"Semenjak Jungkook aku terima bekerja menjadi babysitter Minguk. Anakku itu tidak pernah lagi menanyakan tentang sosok ibunya padaku. Dan aku tau, kalau Minguk sudah menganggap Jungkook sebagai sosok mommy-nya karena dulu aku pernah tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua. Dan saat itu Minguk dengan terang-terangan mengatakan kalau-- dia ingin Jungkook menjadi mommy-nya.--"

Mingyu refleks mengalihkan pandangannya pada Taehyung ketika mendengar penuturan dari kakak sepupunya itu. Dia ingin membuka suaranya, namun urung ketika melihat Taehyung yang masih belum selesai berbicara.

"Saat itu aku beranggapan kalau Minguk hanya terlalu merindukan sosok seorang ibu dan sampai menganggap Jungkook sebagai mommy-nya. Aku tidak mengambil pusing tentang hal itu. Aku pikir selama Minguk merasa nyaman bersama Jungkook, tidak masalah kalau dia menganggap pemuda itu sebagai ibunya atau yang lainnya. Karena aku tau, semakin bertambahnya usia Minguk, dia pasti akan mengerti. Tapi aku tidak pernah menyangka kalau Jungkook akan pergi dari rumah ini tanpa mengatakan apapun padaku dan meninggalkan Minguk yang dia tau betul sangat membutuhkannya."

Taehyung mencengkram surainya cukup kuat. Melampiaskan segala keresahan hatinya yang semakin menjadi.

Mingyu menepuk pelan sebelah pundak Taehyung. Berusaha memberikan kekuatan pada kakak sepupunya tersebut.

"Aku yakin, kita pasti akan menemukan Jungkook kembali hyung. Dia tidak akan tega meninggalkan Minguk lama. Dia pasti akan kembali lagi ke sini."

Pemuda tampan itu menjauhkan tangannya dari pundak Taehyung. Menarik nafasnya cukup dalam, sebelum akhirnya menatap langit-langit kamar Jungkook.

"Mungkin saat ini dia hanya ingin menenangkan pikirannya. Mengasingkan diri sementara waktu."

Taehyung yang tadinya menatap kosong lantai di bawahnya mengalihkan perhatiannya pada Mingyu. Keningnya terlihat mengernyit tidak mengerti.

"Menenangkan pikirannya? Mengasingkan diri sementara waktu? Untuk apa?! Memangnya apa yang menyebabkan Jungkook akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah ini, Mingyu?!"

Mingyu hanya bisa menghela napas lelah, mengedikkan bahunya pelan sebelum akhirnya membalas tatapan menuntut dari sang kakak sepupu.

"Jangan tanya aku, hyung--"

Telunjuk kanan Mingyu terangkat, menyentuh pelan dada kiri Taehyung.

"Tapi tanya pada hati kecilmu. Apa yang sudah kau lakukan hingga akhirnya Jungkook pergi dari sini?"

Mingyu menjauhkan telunjuknya dari dada Taehyung. Beranjak dari tempat tidur itu dan berjalan keluar dari kamar Jungkook, menyisakan Taehyung yang hanya bisa terdiam membisu.

◼◽◽◼

"Hanya menatap makananmu tidak akan membuatmu kenyang, Jungkook. Makanlah."

Yoongi menghentikan suapannya dan menaruh sumpitnya ke atas mangkuk nasi miliknya. Menatap Jungkook yang sedari tadi hanya menatap kosong makanan di depan mereka.

Jungkook tidak bereaksi apapun. Seolah ucapan Yoongi barusan tidak pernah terdengar. Yoongi yang sudah muak melihat tingkah Jungkook yang tidak ada bedanya dengan patung saat ini mendengus frustasi. Dia rebut sumpit di tangan Jungkook dan mengambil sesuap nasi dari mangkuk milik pemuda manis itu.

"Buka mulutmu, Jungkook. Biar aku menyuapimu."

Sumpit terisi nasi sudah Yoongi sodorkan tepat di depan bibir Jungkook, namun Jungkook sama sekali tidak membuka bilah bibirnya.

Sebenarnya Yoongi bukanlah orang yang penyabar. Dan dia benci berada di situasi seperti ini.

Sudah dari kemarin saat Jungkook tanpa diduga berada di depan pintu rumahnya dengan sebuah koper besar berada di sisi kanan tubuhnya, Jungkook sama sekali tidak membuka suaranya. Pemuda manis ini hanya diam dengan tatapan kosong. Terlihat seperti hanya sebuah raga tanpa nyawa. Andai saja Yoongi tidak mendengar suara tarikan napas dari Jungkook, dia pasti akan menganggap kalau orang di hadapannya ini bukan manusia lagi.

Entah apa yang terjadi pada Jungkook sebelum pemuda manis ini datang ke rumahnya dengan membawa koper. Tapi dengan melihat keadaan Jungkook saat ini, Yoongi yakin ada suatu hal yang terjadi dan berhasil mengguncang batinnya.

Selain bukan orang yang penyabar, sebenarnya Yoongi juga bukanlah orang yang pintar membuat seseorang merasa tenang dan lebih baik saat berada disisinya. Hal itulah yang membuat Yoongi merasa benar-benar frustasi saat ini.

"Jungkook, aku mohon berbicaralah walau hanya satu kata. Kau benar-benar berhasil membuatku seperti orang bodoh. Kau lihat pukul berapa sekarang? Aku harus bekerja dan jika kau tetap dalam keadaan seperti ini, aku tidak ingin mengambil resiko meninggalkanmu sendirian karena aku tidak tau apa yang akan kau lakukan saat aku pergi nanti. Jadi cepat kau habiskan makananmu segera dan berbicaralah padaku."

Yoongi menaruh kasar sumpit Jungkook yang dia pegang tadi ke atas meja. Mendudukkan tubuhnya kembali di kursi dan menatap Jungkook tajam.

Selama beberapa menit hanya ada keheningan menyelimuti mereka di ruang makan itu. Makanan di atas meja sudah mulai mendingin. Matahari di luar semakin beranjak tinggi. Yoongi bersumpah tidak akan pergi ke tempat kerjanya hari ini kalau Jungkook masih tetap kekeuh untuk mengunci mulutnya.

"Kau senang berada disituasi seperti ini? Kau terlihat menyedihkan dengan kebungkamanmu ini, Jungkook."

Mulut Yoongi memang pedas. Dia bukan seseorang yang suka merepotkan diri hanya untuk menyaring perkataan yang akan dia ucapkan. Dan selama hidupnya di dunia ini, untuk pertama kalinya Yoongi menyesali perkataannya barusan yang dia yakin berhasil membuat Jungkook terluka. Terbukti dari air mata yang menetes dengan perlahan dari kedua mata pemuda manis itu.

Yoongi gelabakan. Dia beranjak dengan terburu-buru dari kursinya, berjalan mengelilingi meja makan untuk menghampiri Jungkook.

"He-hei, Jungkook. Kenapa kau menangis? Aku tidak marah padamu, sungguh. Jadi berhentilah menangis."

Tangan kanan Yoongi terangkat dan dengan hati-hati menyeka air mata Jungkook. Pemuda tampan berwajah datar itu sedikit membungkukkan tubuhnya, merengkuh Jungkook dalam dekapannya walaupun terlihat canggung karena selama mereka akrab, keduanya tidak pernah sama sekali melakukan skinship seperti ini.

Kedua tangan Jungkook dengan perlahan terangkat dan membalas dekapan Yoongi. Menyembunyikan wajahnya di pundak pemuda tampan itu dan membiarkan air matanya terus mengalir.

Jungkook sebenarnya tidak ingin menunjukkan kelemahannya dengan tangisan seperti ini. Tapi semenjak dia mengenal Taehyung, Jungkook merasa kalau dia lebih sering menggunakan perasaannya daripada logikanya. Itulah kenapa dia begitu mudah mengeluarkan air matanya, daripada memendam tangisannya karena ego sebagai seorang lelaki.

Yoongi mengusap surai Jungkook lembut. Berusaha sebisanya untuk membuat Jungkook berhenti menangis.

"Maaf kalau perkataanku barusan kasar, Jungkook. Aku tidak bermaksud seperti itu padamu."

Jungkook hanya bisa mengangguk pelan dengan wajah yang masih dia sembunyikan di pundak Yoongi.

Butuh waktu hampir 15 menit untuk akhirnya Jungkook bisa kembali tenang. Saat ini pemuda manis itu sudah berada di ruang tengah rumah Yoongi bersama sang pemilik. Keduanya duduk bersebelahan. Terlihat Jungkook yang sibuk memainkan jemarinya di atas pangkuannya dan Yoongi yang hanya bisa menatap bosan pemuda manis itu, masih setia menunggu Jungkook untuk membuka suaranya.

"Yoongi hyung."

Suara Jungkook terdengar hampir seperti berbisik, namun Yoongi yang memiliki pendengaran tajam bisa mendengarnya dengan jelas. Pemuda tampan itu beringsut semakin mendekat pada Jungkook dan menunggu Jungkook untuk kembali berbicara.

"Terima kasih sudah mengizinkanku menginap di rumahmu dan-- maaf karena sudah merepotkanmu, hyung."

Sebenarnya bukan itu yang ingin Yoongi dengar dari Jungkook. Dari awal pemuda manis ini berdiri di depan pintu rumahnya dengan sebuah koper besar, Yoongi sudah tau kalau Jungkook membutuhkan tempat untuk bermalam. Dan tanpa harus Jungkook meminta izin pun, Yoongi sudah membukakan pintunya dengan lebar untuk Jungkook. Yoongi tidak mempermasalahkan hal itu. Sama sekali tidak.

Yang mengganggu pikiran Yoongi semenjak kedatangan Jungkook kemarin malam itu adalah keterdiamannya Jungkook. Karena Yoongi kenal betul bagaimana seorang Jeon Jungkook.

Jungkook itu adalah seorang pemuda yang cerewet, terlebih pada orang yang sudah lama dia kenal. Walaupun dia akan berubah menjadi sangat pemalu pada orang yang baru dikenalnya. Tapi ini Yoongi, orang yang sudah hampir 5 tahun dikenal Jungkoook. Sangat tidak wajar jika pemuda manis itu bisa begitu diam saat bersamanya, kecuali sesuatu telah terjadi.

"Kau tidak perlu berbicara seperti itu padaku, Jungkook. Kita sudah mengenal cukup lama, bahkan aku sudah mengangapmu seperti adikku sendiri. Jadi tidak usah merasa tidak enak seperti itu padaku."

Yoongi mengibaskan tangan kanannya pelan dengan wajah yang tetap terlihat datar. Sedangkan Jungkook yang mendengar jawaban Yoongi tadi kembali bungkam.

"Jungkook, jika kau masih belum siap menceritakan semuanya padaku. Tidak apa. Kau tidak perlu memaksakan diri jika hal itu hanya akan membuatmu terluka."

Yoongi menepuk lembut pucuk kepala Jungkook dan setelahnya menyandarkan punggungnya dengan nyaman pada sofa.

"Hyung, aku-- aku mencintai Tae-hyung. Aku mencintai Tuanku sendiri. Padahal sejak awal aku tau kalau... Tae-hyung itu normal. Dia bukan seperti aku, tapi aku tetap membiarkan perasaanku semakin tumbuh untuknya. Dan-- dan kemarin adalah hari yang benar-benar berhasil menghancurkanku. Aku melihat kotak cincin di kamar Tae-hyung dan aku yakin cincin itu untuk Nami noona. Yeoja yang merupakan cinta pertamanya. Yeoja itu kembali ke Korea lagi dan aku yakin, sebentar lagi akan ada berita yang memberitahukan tentang acara pernikahan mereka."

Entah Jungkook itu bodoh atau apa. Padahal Yoongi sudah memperingatkannya untuk tidak menceritakannya dulu kalau dia belum siap. Tapi nyatanya sekarang Jungkook dengan suara yang bergetar dan nafas tersendat berusaha mengatakan semuanya pada Yoongi. Berakhir dengan pemuda manis itu semakin terlihat menyedihkan sekarang.

Yoongi mengambil tangan kiri Jungkook untuk digenggamnya. Berusaha memberi kekuatan pada pemuda manis itu.

"Jungkook, sejujurnya aku tidak tau siapa itu Nami noona yang kau katakan. Tapi mendengar ceritamu barusan, aku dapat menangkap kalau kau mengambil kesimpulan hanya dari sudut pandangmu. Kau tidak menanyakannya terlebih dahulu pada Taehyung dan kau pun juga tidak berterus terang padanya akan perasaanmu. Jika kau lebih terbuka padanya, aku yakin semuanya tidak akan seperti sekarang."

Yoongi melepaskan genggamannya pada tangan Jungkook dan beralih merangkul pundak sempit pemuda manis itu.

"Lebih baik kau sekarang kembali ke rumah Taehyung. Kau bekerja menjadi babysitter anaknya kan? Apa kau tidak kasihan pada anak Taehyung? Jika kau masih merasa enggan bertemu dengan Taehyung, setidaknya kau kembali ke sana untuk anaknya."

Jungkook terdiam dan terlihat memikirkan perkataan Yoongi barusan. Dengan tiba-tiba dia melepaskan rangkulan Yoongi dan beranjak dari sofa.

"A-aku tidak tau, hyung. Aku... masih membutuhkan waktu."

⏮▶⏭

Emm, ano... diriku mau minta maaf karena baru bisa sekarang bawa lanjutan ini ff. Kemaren bilangnya cuman dua minggu, tpi siapa sangka diriku kena WB kemaren setelah ujian. Udah berusaha beberapa kali buat lanjutin ini ff tapi gagal mulu karena mood lgi pasang surut(?)

Tapi alhamdulillah akhirnya bisa lanjutin lagi, walaupun aku tau part ini ngebosenin dan ngga seru. Maafkan diriku T^T

Eh, tapi aku seneng loh gegara kemaren pas di Run BTS eps 27 pas pembagian kelompok RM, Jin sama Jungkook dapet nama triplets dan Jungkook kebagian nama Minguk #ehe
Walaupun Tae ama Kuki ngga sekelompok sih #hiks

Oke, balik lgi ke ff. Semoga kalian masih pda inget ya ama isi part" di ff ini. Karena aku berusaha bikinnya selalu ada kaitannya dengan part" sebelumnya. Kalau kalian jeli, kalian bakal tau dari sejak kapan Tae itu udah punya perasaan ke Jungkook tapi dia ngga sadar. Sampai akhirnya dia ngerasa janggal dan berusaha nepis apa yg dia rasain ke Jungkook.

Finally! Mamas muncul lagi di ff ini setelah sekian lama diriku tenggelamkan #plakk

Maaf klo masih ada typo(s) dan kesalahan lainnya ya.

Sampai ketemu di part selanjutnya ^^

-AI-

Continue Reading

You'll Also Like

138K 11.1K 32
[ Cerita Utama THE SIBLINGS ] Keluarga adalah rumah untuk kembali dan tempat untuk bergantung. Begitulah kira-kira definisi keluarga bagi Choi Bersau...
163K 12.9K 29
Ketulusan cinta Jeon Jungkook menjadi bahan taruhan Kim Taehyung dan teman-temannya. Setelah semua rasa sakit yang pria itu berikan, Jungkook justru...
983K 59.6K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
349K 33K 17
Jungkook menatap nanar ke arah perut besarnya. Kesalahannya di masa lalu kini menuai karma baginya sendiri. "Cinta? Apa aku berhak memiliki perasaan...