Babysitter, I Love You! (VKoo...

By AnnisaIcha576

1.8M 178K 35.7K

Kim Taehyung, pria mapan yang bisa di bilang memiliki segalanya. Dia tampan, kaya raya, memiliki kuasa tak te... More

🔷Babysitter, I Love You! : Part 1🔷
🔴Babysitter, I Love You! : Part 2🔴
🔶Babysitter, I Love You! : Part 3🔶
⚪Babysitter, I Love You! : Part 4⚪
🔻Babysitter, I Love You! : Part 5🔻
⚫Babysitter, I Love You! : Part 6⚫
🔆Babysitter, I Love You! : Part 7🔆
🌜Babysitter, I Love You! : Part 8🌛
🔘Babysitter, I Love You! : Part 9🔘
♣Babysitter, I Love You! : Part 10♣
🔺Babysitter, I Love You! : Part 11🔺
⭕Babysitter, I Love You! : Part 12⭕
◽Babysitter, I Love You! : Part 13◽
☇Babysitter, I Love You! : Part 14☇
☀Babysitter, I Love You! : Part 15☀
♡ Buat Kalian ♡
🌸Babysitter, I Love You! : Part 16🌸
❌Q & A✔
💠Babysitter, I Love You! : Part 18💠
🍁Babysitter, I Love You! : Part 19🍁
⏹Babysitter, I Love You! : Part 20⏹
💎Babysitter, I Love You! : Part 21💎
🔳Babysitter, I Love You! : Part 22🔳
⏫Babysitter, I Love You! : Part 23⏫
🍃Babysitter, I Love You! : Part 24🍃
⭐Babysitter, I Love You! : Part 25⭐
🎈Babysitter, I Love You! : Part 26🎈
🕸Babysitter, I Love You! : Part 27🕸
☘Babysitter, I Love You! : Part 28☘
🍭Babysitter, I Love You! : Part 29 🍭
📎Babysitter, I Love You! : Part 30📎
⏺Babysitter, I Love You! : Part 31⏺
🕃Babysitter, I Love You! : Part 32🕄
⏳Babysitter, I Love You! : Part 33⏳
🎲Babysitter, I Love You! : Part 34 (End)🎲
🖤Babysitter, I Love You! : Sequel🖤
❣Terima kasih❣

🍂Babysitter, I Love You! : Part 17🍂

47.8K 5K 1K
By AnnisaIcha576


⏮⏸⏭


"Aww... Jungkook, itu sakit!"

Mingyu meringis sembari berusaha menjauhkan wajahnya dari tangan Jungkook yang barusan memberikan kompres dingin pada lebam di rahang kirinya. Sedangkan Jungkook hanya bisa ikut meringis melihatnya.

"Maaf, Mingyu. Aku hanya ingin membantumu untuk mengobati lebammu itu."

"Sini, biar aku sendiri yang lakukan."

Tanpa meminta izin, Mingyu langsung mengambil kirbat es di tangan Jungkook dan meletakkannya pada lebam yang ada di pipi kirinya dengan hati-hati.

"Oh iya, bagaimana dengan aktingku tadi? Berhasilkan?!"

Dengan tanpa dosa Mingyu memberikan cengiran lebarnya pada Jungkook dan membuat pemuda manis itu hanya bisa menghela nafas lelah melihatnya.

"Yang tadi itu sangat membahayakan dirimu, Mingyu. Jika aku tidak berhasil menghalangi Tae-hyung, mungkin sekarang kau hanya tinggal nama saja. Berhenti melakukan hal seperti itu."

Mingyu mengedikkan bahunya acuh dan merebahkan tubuhnya dengan santai di atas tempat tidur. Dia sedikit mendongakkan wajahnya untuk menatap Jungkook yang masih setia duduk di ujung tempat tidurnya.

"Aku akan melakukan hal apapun untuk hyung-ku, Jungkook. Sudah aku katakan sebelumnya bukan, dia sangat berharga untukku. Nyawa pun aku rela berikan, asalkan hyung-ku kembali mendapatkan kebahagiaannya."

Seperti seorang adik kecil yang tidak ingin kakak yang selalu melindunginya terluka. Jungkook dapat merasakan ketulusan di dalam setiap kata yang diucapkan Mingyu barusan.

"Ha-ah~ ini sudah hampir tengah malam. Lebih baik kau segera kembali ke kamarmu. Jika Tae-hyung melihat kau ada di kamarku saat ini. Perkataanmu yang menyebutkan aku hanya akan tinggal nama tadi pasti akan terkabul."

Mingyu memberikan isyarat seperti mengusir namun main-main, Jungkook yang melihat itu hanya bisa tersenyum kecil dan setelahnya mulai beranjak dari ujung tempat tidur Mingyu.

"Baiklah, aku kembali ke kamarku dulu. Cepat sembuh, Mingyu."

Sebelum Jungkook benar-benar pergi meninggalkan kamar Mingyu. Dia sempat memberikan senyuman manis pada pemuda tampan itu dan membuat Mingyu terpaku untuk beberapa saat.

"Kau sangat manis, Jungkook. Sayangnya hyung-ku sudah lebih dulu memenangkan hatimu."

◼◽◽◼


Taehyung masuk ke dalam kamarnya dengan wajah yang terlihat sangat kusut. Dia rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tanpa repot melepas jas beserta dasinya terlebih dulu.

Kedua matanya terpejam lelah. Pikirannya berkecamuk. Dia masih teringat dengan kejadian barusan saat dia mendapati sang adik sepupu yang dengan kurang ajarnya mencium Jungkook.

Perasaan emosi itu masih membumbung tinggi di dadanya. Namun sebisa mungkin dia redam, karena Taehyung rasa bukan sepantasnya lagi pria seusia dirinya menyelesaikan masalah dengan beradu otot.

Tapi ini berbeda. Ini tentang Jungkook. Jeon Jungkook. Seseorang yang entah bagaimana bisa membuat perasaan dan pikirannya kacau balau akhir-akhir ini. Dan dia tidak bisa hanya diam saja saat melihat pemuda manis itu di perlakukan semena-mena seperti tadi. Terlebih oleh adik sepupunya sendiri. Walaupun Jungkook sempat menenangkan dirinya tadi, namun emosi itu tidak bisa hilang dalam sekejap saja.

Terdengar helaan nafas berat lolos dari bilah bibir tebal Taehyung. Kedua mata sewarna hazelnya terbuka. Menatap langit-langit kamarnya kosong.

"Apa aku... mencintai Jungkook?"

Setelah sebaris kata barusan lolos dari bilah bibirnya, Taehyung dengan tiba-tiba mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidur. Mengacak surainya frustasi. Mengumpat di dalam hati karena bisa-bisanya dia berpikir seperti barusan.

Taehyung masih sadar sepenuhnya kalau mendiang istrinya adalah seorang wanita tulen dan begitu pun juga dengan cinta pertamanya-- Nami.

Sangat tidak mungkin kan kalau dia memiliki perasaan pada Jungkook yang jelas-jelas juga seorang laki-laki, sama seperti dirinya.

Sangat tidak masuk akal.

"Sepertinya aku perlu berendam untuk kembali menjernihkan pikiranku sekarang."

Setelah bergumam pelan, Taehyung beranjak dari tempat tidurnya. Melepaskan jas beserta dasinya dan melemparnya sembarangan ke atas tempat tidur. Tidak menyadari sedikit pun kalau benda persegi kecil berwarba merah marun terjatuh dari saku jasnya.

◼◽◽◼


"Minguk-ie, ayo bangun. Sudah pagi."

Bocah berumur 3 tahun itu terlihat mengeryit karena sedikit terusik dengan suara seseorang yang membangunkannya, namun tidak lama setelahnya dia berbalik dan berusaha menyamankan posisi tidurnya kembali.

Jungkook yang melihat Minguk seperti masih enggan berhenti untuk berpetualang di dunia mimpinya hanya bisa menghela nafas pelan. Dia mendudukkan tubuhnya di ujung tempat tidur. Mendekatkan wajahnya pada bocah menggemaskan itu dan dengan jahil memberikan kecupan bertubi-tubi di wajah Minguk.

"Ahaha! Hyung... berhenti! Geli~"

Minguk merengek dengan mata yang masih setengah terpejam, kedua tangan mungilnya berusaha menjauhkan wajah Jungkook.

"Makanya, cepat bangun. Tidak mau kan sarapan Minguk-ie di habiskan oleh uncle Mingming?"

Mendengar kata sarapan, kedua mata kecil Minguk terbuka sepenuhnya. Dia langsung berdiri di atas tempat tidurnya dan berniat melompat ke lantai, namun dengan sigap Jungkook menangkapnya.

"Hati-hati Minguk-ie. Jangan coba-coba untuk melompat dari atas tempat tidur. Itu berbahaya, mengerti?"

Minguk terlihat merenggut tidak suka. Dia berusaha turun dari gendongan Jungkook. Menurut bocah menggemaskan itu, menyelamatkan sarapannya dari sang uncle yang terkenal monster makanan lebih penting saat ini.

"Tidak bisa, Jungkook-ie hyung! Sarapan Minguk-ie dalam bahaya sekarang. Lepaskan ih!"

Bukannya mendengarkan perkataan bocah menggemaskan itu, Jungkook malah membawa Minguk ke kamar mandi dengan santai.

"Minguk-ie tidak bisa menemui sarapan sebelum pipis dan cuci muka dulu."

"Ta-tapi nanti sarapan Minguk-ie di habiskan uncle Mingming, hyung~"

Jungkook mengalihkan pandangannya pada bocah yang saat ini masih ada digendongannya. Terlihat Minguk menatap dirinya dengan kedua mata yang mulai berair sekarang.

"Jangan khawatir, nanti kan hyung bisa buatkan lagi. Bahkan lebih... banyak! Bagaimana? Minguk-ie mau kan?"

Mendengar akan mendapatkan porsi sarapan lebih, membuat Minguk yang tadinya sudah bersiap ingin menangis mengurungkan niatnya. Dan berubah heboh sembari melonjak-lonjakkan tubuhnya dalam gendongan Jungkook.

"Mau! Mau! Minguk-ie mau, hyung!"

"Nah, kalau begitu sekarang pipis dulu ya dan setelah itu cuci mukanya biar tambah tampan. Oke?"

"Oke!!!"

Setelah Jungkook selesai membantu Minguk dengan kegiatan bocah menggemaskan itu di dalam kamar mandi. Keduanya pun keluar dari kamar dan melangkah menuju meja makan. Saat mereka sudah sampai di sana, terlihat kursi di meja makan masih kosong. Sepertinya Kim bersaudara masih tidak bisa lepas dari tempat tidur mereka masing-masing.

Jungkook membungkuk dan berusaha menyamakan tingginya dengan Minguk. Mengusap surai bocah menggemaskan itu lembut.

"Minguk-ie, karena daddy dan uncle Mingming masih belum bangun. Mau tidak membantu hyung membangunkan mereka berdua?"

"Mau, hyung! Ayo, Minguk-ie suka membangunkan tidur daddy dan uncle Mingming!"

Tanpa diminta dua kali, bocah menggemaskan itu langsung menggenggam jari tangan kanan Jungkook dengan semangat dan menarik pemuda manis itu menuju kamar sang ayah terlebih dahulu.

Jungkook berusaha menyamakan langkahnya dengan bocah menggemaskan itu. Saat sudah sampai di depan pintu kamar Taehyung, Minguk pun langsung berhenti dan diikuti oleh Jungkook.

"Hyung akan bukakan pintunya, setelah itu Minguk-ie langsung naik ke atas tempat tidur daddy dan bangunkan dia, ya."

Minguk mengangguk dengan semangat. Tersenyum lebar menampakkan deretan gigi susunya yang rapih sembari mengangkat kedua jempolnya tinggi-tinggi.

Dengan hati-hati Jungkook membuka pintu kamar Taehyung. Saat baru saja pintu kamar itu terbuka setengah, Minguk sudah menghambur masuk ke dalam kamar dan memanjat dengan susah payah tempat tidur sang ayah. Setelah berhasil, dia merayap mendekati tubuh seseorang yang menjadi panutannya itu dan langsung melompat-lompat ketika dia sudah berhasil memanjat tubuh ayahnya itu.

"Daddy! Daddy, bangun!!! Sudah pagi! Ayo sarapan, Minguk-ie lapar! Daddy!!!"

Minguk terus melompat-lompat di atas tubuh sang ayah, namun sama sekali tidak mendapatkan respon. Dengan refleks bocah menggemaskan itu menghentikan aksinya dan berusaha mengintip wajah sang ayah yang tertutupi selimut. Saat jemari kecilnya baru saja meraih ujung selimut ayahnya itu, tubuhnya sudah terjatuh ke samping kanan dan tanpa aba-aba Taehyung menggelitiki pinggang anak semata wayangnya itu.

Minguk memekik kencang sembari tertawa geli. Kedua tangannya bergerak brutal berusaha menjauhkan pinggangnya dari jangkauan sang ayah. Jungkook yang melihat interaksi manis kedua ayah dan anak itu hanya bisa mengulum senyumannya. Dapat Jungkook rasakan perasaan hangat itu mulai menyebar memenuhi relung dadanya.

"Haha! Daddy, berhenti! Jungkook-ie hyung~ daddy nakal!!! Ahaha!"

Mendengar nama Jungkook yang disebut sang anak membuat Taehyung menghentikan aksinya. Minguk yang melihat sang ayah lengah dengan segera turun dari atas tempat tidur dan berlari mendekati Jungkook. Memeluk kaki kanan pemuda manis itu erat.

Taehyung masih berada diposisinya tanpa sedikit pun berniat menolehkan wajahnya ke depan pintu kamarnya.

"Hyung, sekarang sudah jam setengah tujuh pagi. Lebih baik kau segera mandi. Kau tidak ingin terlambat pergi ke kantorkan?"

Taehyung tidak menjawab. Dia hanya mengangguk sekilas dan setelah itu langsung melesat ke kamar mandi. Jungkook yang melihat tingkah pria tampan itu mengeryit bingung, tapi dia tidak mau menpermasalahkannya. Setelah Taehyung sudah menghilang di balik pintu kamar mandi. Jungkook kembali mengalihkan pandangannya pada Minguk yang saat ini masih memeluk kaki kanannya dengan erat.

"Minguk-ie, ke kamar uncle Mingming dulu ya sendiri. Hyung merapihkan tempat tidur daddy dulu."

"Oke, hyung!"

Dengan langkah yang sesekali melompat-lompat, Minguk pergi menuju kamar sang paman. Jungkook yang melihat itu hanya bisa menahan dirinya karena gemas.

Jungkook kembali memalingkan wajahnya ke kamar Taehyung. Dengan perlahan masuk ke kamar pria tampan itu. Dia melangkah menuju tempat tidur Taehyung dan mulai merapihkannya.

Saat Jungkook berniat mengambil guling yang terjatuh di samping kanan tempat tidur, pergerakannya terhenti saat melihat kotak kecil berwarna merah marun tergeletak di samping kaki kiri nakas. Jungkook pun merunduk dan mengambil benda tersebut.

Sebenarnya hati kecilnya melarang untuk membuka benda tersebut, namun rasa penasaran itu terlalu besar. Hingga akhirnya dengan hati-hati Jungkook membukanya. Kedua matanya terpaku dengan nafas yang tercekat saat dia mendapati isi dari kotak kecil tersebut adalah sebuah cincin cantik dengan berlian kecil di tengahnya. Dengan buru-buru Jungkook menutup kembali kotak tersebut. Menaruhnya di atas nakas dan setelah itu berjalan dengan langkah cepat menuju pintu kamar Taehyung.

Saat dia sudah berhasil keluar dari kamar Taehyung. Jungkook menyandarkan tubuhnya pada pintu kamar pria tampan itu. Mengatur nafasnya yang tiba-tiba terasa sesak dan menahan kedua matanya yang saat ini mulai terasa perih.

"I-itu cincin seperti untuk melamarkan? A-apa Tae-hyung ingin melamar Nami noona?"


◼◽◽◼


"Hyung... Jungkook hyung. Jungkook-ie hyung! Ih, kenapa tidak menjawab Minguk-ie?!!"

Jungkook yang tadinya sibuk melamun tersadar saat mendengar seruan bocah di sampingnya. Dia menoleh ke arah Minguk dengan wajah yang terlihat linglung.

"Iya, Minguk-ie? Ada apa? Maaf, hyung tadi sedang ada yang dipikirkan. Sekarang hyung akan mendengarkan Minguk-ie."

Kedua tangan Jungkook terentang dan membawa tubuh gembul Minguk ke atas pangkuannya. Menangkup wajah berpipi tembem bocah menggemaskan itu sembari berusaha memasang ekspresi bersemangat.

Minguk tiba-tiba mengatup rapat bibirnya. Kedua alisnya mengeryit dengan mata yang terlihat semakin disipitkan. Nalurinya mengatakan kalau ada hal yang mengganggu pikiran hyung kesayangannya ini sekarang, namun Jungkook berusaha menutupi hal itu dari dirinya.

Minguk yang pada dasarnya paling tidak suka melihat Jungkook bersedih atau pun berusaha terlihat baik-baik saja di hadapannya langsung berdiri di atas pangkuan Jungkook dan memeluk leher pemuda manis itu erat.

"Hyung jangan sedih-sedih. Jangan pura-pura tersenyum juga di depan Minguk-ie. Minguk-ie tidak suka melihatnya! Minguk-ie sayang Jungkook-ie hyung. Sayang... sekali. Jadi jangan sedih-sedih lagi."

Minguk mengecup bergantian kedua pipi Jungkook dan setelah itu menatap wajah pemuda manis itu dengan kedua mata yang mulai berair sekarang. Entah kenapa dia selalu bisa tau jika Jungkook sedang bersedih. Kedua tangan mungilnya terangkat. Mengusap pipi Jungkook dengan pelan. Bocah menggemaskan itu menggigit bibirnya, berusaha menahan isakannya yang ingin keluar.

Jungkook yang mendapatkan perlakuan tidak terduga dari Minguk seperti sekarang ini hanya bisa terdiam. Sama sekali tidak menyangka bocah seumuran Minguk bisa sangat peka dengan keadaan orang disekitarnya. Dengan perasaan yang bercampur aduk, Jungkook mengangguk beberapa kali. Membawa tubuh Minguk ke dalam dekapannya sembari menghujani kecupan di seluruh wajah bocah menggemaskan itu.

"Hyung juga sayang... sekali dengan Minguk-ie. Sangat! Sangat sayang!"

Minguk terdengar terkekeh kecil sembari berusaha membalas pelukan Jungkook. Bocah menggemaskan itu menggeleng-gelengkan kelapanya beberapa kali berusaha menghindar dari kecupan bertubi-tubi dari Jungkook.

"Hyung~ hentikan! Ahaha!"

Tanpa diminta dua kali, Jungkook langsung menghentikan aksinya. Menatap wajah Minguk dengan lembut.

"Minguk-ie, nanti kalau Jungkook-ie hyung tidak jadi babysitter Minguk-ie lagi. Minguk-ie janji akan tetap jadi anak yang baik untuk daddy dan semuanya ya."

Minguk yang tadinya terus mengeratkan pelukannya pada Jungkook langsung terdiam saat mendengar rentetan perkataan yang diucapkan oleh pemuda manis itu. Wajahnya mendongak menatap kedua mata doe Jungkook tajam.

"Tidak mau hyung pergi! Minguk-ie mau sama Jungkook-ie hyung terus-terus! Tidak mau di tinggalkan Jungkook-ie hyung!!! Tidak mau..."

Suara Minguk yang tadinya meninggi berubah parau diakhir ucapannya. Kedua tangan mungilnya mengusap kedua matanya dan kedua bahu kecilnya terlihat mulai bergetar. Bocah menggemaskan itu terisak sembari terus menggeleng. Terlihat benar-benar terluka mendengar perkataan yang Jungkook ucapkan barusan.

Jungkook yang tidak menyangka respon Minguk akan seperti sekarang ini bagai ditampar begitu keras. Merutuki dirinya sendiri karena bisa-bisanya dia membuat Minguk menangis seperti sekarang.

Tangan Jungkook bergetar berusaha kembali menarik bocah menggemaskan itu ke dalam dekapannya, namun tidak disangka Minguk menepisnya. Bocah menggemaskan itu turun dari atas pangkuan Jungkook dan berlari masuk ke dalam kamarnya.

Jungkook yang melihat itu hanya bisa tertunduk sembari meremas kedua lututnya. Air matanya turun tanpa bisa dicegah. Dia terisak kecil dan langsung menyembunyikan wajahnya pada kedua telapak tangannya.

'Maafkan hyung, Minguk-ie. Hyung tidak bermaksud menyakiti hatimu. Maafkan hyung.'

⏮▶⏭

Diriku kembali #ehe

Maaf ya lama, kemaren niatnya up klo ngga sabtu ya minggu. Tapi ngga di duga" diriku malah drop dua hari itu dan jadinya baru sekarang bisa upnya. Ini pun juga nyempet"in di waktu senggang.

Maaf juga kalo part ini kurang berkenan dihati kalian ya. Karena diriku bikinnya di saat mood lagi turun naik(?)

Dan sekali lagi maaf klo masih ada typo(s) dan kesalahan lainnya. Makasih sebanyak"nya buat kalian yang mau baca ff ini bahkan masih nunggu lanjutannya walaupun diriku upnya jarang banget #hiks

Oh iya, jgn lupa jaga kesehatan kalian ya. Jgn sampai drop kek diriku kemaren.

Sampai jumpa di part selanjutnya ^^

-AI-

Continue Reading

You'll Also Like

187K 9.6K 35
"Gw takut hiks!!" "Gw takut tae hiks!!" Taehyung langung memeluk jungkook dan menenangkan nya. "Jangan takut!! Ada gw disini" "Sekarang lo aman" "Gw...
932K 40.7K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
100K 8.6K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
728K 34.9K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...