Roommate ✅

بواسطة erinsarchive

303K 36.3K 3.8K

Rumah milik seorang pensiunan militer dijadikan rumah tinggal. Berisi 12 manusia yang selalu silih berganti... المزيد

Penghuni Rumah Biru
Chapter 1: Attention
Chapter 2: Sunday
Chapter 3: Why You Dont Know, While Other Knew?
Chapter 4: If They Had Instagram
Chapter 5: Stupid Decision
Chapter 6: I Like Me Better
Chapter 8: Fool For You
Chapter 9 - Everything
Chapter 10 : If They Had Instagram (2)
Chapter 11: Complicated
Chapter 12: I Wish
Chapter 13: I Miss You
Chapter 14: If They Had Instagram (3)
Chapter 15: Behind The Instagram (1)
Chapter 16: Behind The Instagram (2)
Chapter 17 : Change
Chapter 18: Bittersweet
Chapter 19: Damn, I Love You
Chapter 20: Wasn't Expecting That
Chapter 21: The Truth
Chapter 22: The Date
Chapter 23: Begin
Chapter 24: The Party
Chapter 25: Girls Night Out
Chapter 26: Stranger Things
Chapter 27: Problem
Chapter 28: in a Group Chat
Chapter 29: Turn Back Time
Chapter 30 : Somebody Special
Chapter 31 - If They Had Instagram (4)
Chapter 32 : If They Had Instagram (5)
chapter 33: Not Today
chapter 34: in a group chat (2)
Chapter 35: Keluarga Bahagia Min
Chapter 36: Let Me
Chapter 37 : I Cant Fall in Love Without You
Chapter 38: Serendipity
Chapter 39: The Truth Untold
Chapter 40: Inferior Complex
Chapter 41: Sweet Day
Chapter 42 - More Than Stars
Chapter 43 : Andante
Chapter 44: Broken Heart
Chapter 45 : Can't You See Me?
Chapter 46 : Stuck with you
Chapter 47 : Falling
Chapter 48: At My Worst
Chapter 49: Like Water
Chapter 50: if they had instagram (6)

Chapter 7: Perfect VS Girls Front

6.8K 949 111
بواسطة erinsarchive

Jimin masih mengingat kata-kata Yerim. 

"Ajak Seulgi Eonnie menikah.

"Sudah 11 tahun. 11 tahun dan kalian tidak ke mana-mana. Seulgi Eonnie tahu oppa menyukainya, jadi kenapa tidak disegerakan yang perlu disegerakan? Seulgi Eonni tidak pernah satupun menjawab pernyataan cinta dokter-dokter itu, karena oppa. Sampai kapan oppa menunggu? Apa oppa mau Seulgi eonni diajak menikah orang lain?"

"Aku sayang oppa, makanya aku sarankan ini. Kemungkinan oppa ditolak itu 0%

Ya memang kemungkinan ditolak 0%, tapi kan tidak semudah itu. Bagaimana caranya memulai percakapan menuju Hei Seulgi, menikahlah denganku?  Jimin melirik laci nakas miliknya. Ada cincin Tixxany&Co,  yang dia beli beberapa bulan yang lalu saat berangkat untuk perjalanan bisnis, di dalamnya. Well, sebenarnya dia saat itu hanya menemani asistennya memasuki Tixxany&co karena waktu keberangkatan menuju LA masih lama. Setelah berkeliling, ada satu cincin yang menarik perhatiannya. Cincin dengan hiasan berbentuk pita. Di tengah cincin itu terdapat permata mengelilingi inti pita. Simple dan elegan. Cocok dengan seseorang. 

  "Cocok lho pak kalau mau dikasih ke pacarnya." Ucap pramuniaga Tixxany&co saat itu, sementara Jimin tersenyum tipis. Dia mana punya pacar? "Arti dari cincin ini untuk mengikat, atau untuk mengingatkan pada sesuatu atau seseorang. Harganya juga sedang turun, kalau bapak beli di toko biasa, harganya lebih mahal.

Mungkin pramuniaga ini tidak tahu bahwa Jimin adalah seorang manajer keuangan. Tentu saja hal-hal seperti ini merupakan trik yang akan selalu dipakai oleh setiap toko, tapi Jimin juga tahu, karena ini duty free tentu saja harganya memang lebih murah. 

"Bisa juga bapak beli satu set. Ada kalung, gelang dan juga anting. Harganya lebih murah lagi.

Dan entah kenapa hari itu Jimin mengikuti kata pramuniaga tersebut. Cincin Tixxany&co dibelinya, dan sampai sekarang masih tersimpan rapi di lacinya. 

Dia sudah pernah bilang bukan bahwa perubahan status merupakan hal yang dia inginkan, tetapi dia juga tidak mau dijodohkan dengan orang lain. Dia hanya ingin Seulgi, tidak ada yang lain. Tetapi seperti yang dia bilang tadi, memulai pembicaraan dengan Seulgi itu sangat susah. Padahal Jimin bisa dengan mudah berbicara dengan Yerim, Sooyoung, Jennie dan manusia-manusia lain yang ada di rumah biru maupun di kantor. Namun berbicara dengan Kang Seulgi itu hal lain. Bagi Jimin dia adalah bidadari. Bidadari tanpa sayap, sementara dia hanya remah-remah oreo. 

Bagaimana jika dia tergagap saat ingin mengutarakan cinta? Bagaimana jika dia--Jimin menghela napas lalu akhirnya memejamkan mata. Sudah malam, dan besok mereka harus kerja bakti. 

*** 

Seulgi masih ingat pembicaraan mereka tadi saat G.N.O. Yerim menjelaskan mengenai alasan Jimin marah-marah minggu lalu. Tentang perjodohan yang harus dilakukan Jimin karena adiknya yang akan menikah. Tentang perjodohan yang akhirnya dibatalkan karena Jimin bilang dia akan membawa jodohnya sendiri akhir bulan ini ke hadapan orang tuanya.

"Lalu? Siapa yang akan Jimin oppa bawa?" Jennie bertanya antusisas, sementara Yerim menjawab dengan pundak yang bergerak naik.

Seungwan dan Sooyoung melirik satu sama lain, sebelum akhirnya pandangan jatuh pada Seulgi. Diikuti dengan Eunbi, Jennie serta Yerim yang melihat Seulgi dengan tatapan menyelidik.

"Ke--kenapa kalian melihatku seperti itu? Bukan aku. Jimin tidak mengajakku."

Eunbi menaikkan alis. "Benarkah? Kupikir Eonni yang diajak."

"Kamu, Jen?" Tanya Sooyoung pada Jennie, dan dihadiahi tatapan sarkas.

"Kalau aku, aku nggak akan tanya tadi. Lagipula aku sekarang sudah tidak suka Jimin oppa."

Yerim mendengus, "Ya, Eonnie sekarang suka Namjoon oppa." dan setelahnya pembicaraan mereka beralih ke Jennie dan Namjoon. 

Seulgi ingat pembicaraan mereka minggu lalu, yang di kamar Jimin. 

"Resikonya, jari manis noona bisa terisi dan terikat denganku seumur hidup."

Saat Seulgi keluar dari kamar Jimin, dia baru paham maksudnya jari manisnya terisi. Ya, cincin dan menikah. Seulgi sempat menatap kamar Jimin sebentar sebelum akhirnya memutuskan turun. Seandainya dia waktu itu membuka pintu kamar Jimin dan berkata bahwa dia tidak papa jika harus terikat dengannya seumur hidup, mungkin tidak seperti ini.

Mengingat perkataan Jennie senin lalu, dia juga tidak keberatan jika ada orang di rumah biru yang menyukainya karena dia tahu sifat masing-masing orang di dalamnya. Namun, jika dia harus memilih maka dia akan memilih Jimin sebagai kandidat pertama. Dia sudah kenal Jimin 11 tahun. Dari ketika Jimin pindah ke rumah biru dengan status fresh graduate yang ingin mencari kerja di Seoul. Park Jimin yang masih berusia 22 tahun, dengan bahasanya yang masih satoori. Park Jimin yang ternyata sempat akselerasi dua kali, sehingga diusianya yang ke 22 sudah dapat lulus kuliah dan sudah pergi wajib militer.

Seulgi ingat hari itu, saat Jimin berangkat untuk test sebagai pegawai intern di perusahaannya sekarang. Dengan menggunakan baju putih milik ayah Seulgi, celana hitam kedodoran milik ayah Jimin dan sepatu pantovel yang mereka cari di pasar bersama, Jimin berangkat test. Seulgi juga ingat semalam sebelum pengumuman, Jimin akan menghabiskan waktu di ayunan luar rumah karena dia tidak bisa tidur, dan Seulgi akan menemaninya sampai akhirnya mereka tidur berdua di ayunan. Yerim si anak SMA sempat memotret kejadian itu, dan menempelkannya di kulkas. Entah dimana foto itu sekarang Seulgi tidak ingat. 

Seulgi juga ingat saat Jimin lulus pengumuman, dia berteriak di halaman belakang dan mengelilingi halaman belakang 5 kali, sebelum akhirnya setelah melihat Seulgi, dia memeluk Seulgi erat dan lagi-lagi Yerim memotret itu, dan entah dimana foto yang ditempelkan di televisi waktu itu. Ya, Yerim suka menempel foto di mana-mana. 

Banyak kenangan yang dia punya dengan Jimin. 11 tahun tetapi hubungan mereka hanya sebatas teman. Seulgi juga tidak mungkin meminta lebih, sementara sang pria tidak ada kemajuan. Dia bukan perempuan yang suka memaksa, tapi Seulgi tahu bahwa Jimin suka padanya, dan begitu pula sebaliknya. Hanya saja, bagi Seulgi, dia tidak bisa melakukan emansipasi wanita dalam hubungan percintaan. Dia akan menunggu hingga sang pria melakukan pergerakan lebih dahulu, lalu--Seulgi menghela napas. Itu lah sebabnya mereka tidak ada yang bergerak. Tidak ada yang mau mengakui perasaan masing-masing. Seulgi akhirnya bangun dari kasurnya, memutuskan untuk mengambil air di dapur. Rasanya haus memikirkan masa depan. 

Seulgi melirik jam dinding di ruang tengah, lampu ruangan yang remang-remang membuat Seulgi menyipitkan mata. Rupanya sudah jam 12. Sesudah mengambil air, dan meletakkan Jar air di lemari es,  mata Seulgi yang sipit kembali menyipit. Dia kesal karena ada yang tidak menutup gorden di  jendela kaca transparan di ruang makan. Perjanjiannya adalah semua gorden di jendela akan ditutup oleh siapapun yang pulang terakhir. Siapa yang pulang terakhir hari ini? Seulgi berjalan menuju jendela ruang makan, berniat menutup gorden, tetapi dia melihat sosok yang dia kenal duduk di ayunan dan memegang sesuatu di tangannya.  

Seulgi membuka pintu menuju taman belakang yang berada di samping jendela. Satu-satunya pintu yang menghubungkan rumah dengan taman belakang. Seiring dengan pintu yang terbuka, tampak Jimin yang tiba-tiba bertingkah aneh. 

*** 

Apa Jimin bilang tadi dia mau tidur karena besok kerja bakti? No. Tidak seperti itu. Nyatanya dia tidak bisa tidur karena Kim Alien Taehyung menganggunya. Si Alien menceritakan tentang salah paham dirinya dan Sooyoung dan membuat yang diganggu tidak jadi tidur dan disinilah akhirnya Jimin di ayunan taman belakang, memegang cincin yang sudah lama dibelinya.

Tidak sampai akhirnya pintu belakang menuju taman belakang terbuka, dan Seulgi berjalan ke arahnya. Kaget, cincin itu terjatuh dari tangan Jimin. Matilah. Mana cincin mahal tadi?

"Sedang apa Jimin?"

"Ha? Hahah" Jimin tertawa tetapi matanya masih melihat ke arah rumput di bawahnya. Dua minggu rumput ini tidak di potong, sekarang dia jadi kerepotan untuk melihat di mana cincin yang tadi dipegangnya. Terkutuklah muscle bunny dan alien yang punya tugas untuk membersihkan rumput dua minggu lalu, tapi tidak dilakukan. Mau tidak mau, besok pagi dia yang akan menyarankan diri untuk membersihkan halaman hanya untuk mencari cincin itu. 

"Kamu Jimin kan?" Tanya Seulgi, dan Jimin hanya mengangguk, tetapi matanya masih mencari cincin di rumput. "Kamu lihat apa sih?" Tanya Seulgi lagi.

Jimin menghela napas, "Tidak lihat apa-apa. Kenapa Noona tidak tidur?" 

"Aku habis minum air, lalu melihatmu di luar. Sudah lama aku tidak melihatmu duduk di luar seperti ini. Biasanya kamu sedang ada pikiran?"

Jimin mengangguk, tetapi sudut matanya masih mencari cincin itu. 

"Kamu tidak mau diganggu ya?" 

Jimin akhirnya menegakkan kepalanya, tersenyum hingga matanya menyipit. "Tidak kok Noona, aku hanya--" Ini dia, kesempatan Jimin untuk berbicara dengan Seulgi, tapi mana cincin itu? Akan lebih pas lagi kalau mereka berbicara mengenai Hei, noona. Menikah denganku ya. Seperti Real Man atau lelaki macho. 

"Kamu cari ini ya?" Tiba-tiba Seulgi menunduk, dan mengambil sesuatu di sebelah kiri Jimin. Mata Jimin mengikuti arah Seulgi, dan melihat Seulgi mengangkat cincin itu. 

"IYA!" Seru Jimin lalu mengambil cincin itu. Namun tidak secepat itu, Seulgi segera menghindar. Ia bergerak mundur sebelum akhirnya menyeringai, seakan menang. 

*** 

Seulgi tahu dari tadi Jimin mencari sesuatu, sesuatu yang ada di sebelah kirinya. Sesuatu berwarna perak, bulat, dan sangat cantik. Sesuatu yang membuatnya diabaikan.

"Ini buat siapa?" Tanya Seulgi, dan Jimin menggaruk belakang kepalanya. "Buat pacarnya ya?" Kang Seulgi memang bodoh. Dia tahu Jimin tidak punya pacar, tetapi masih saja bertanya seperti itu. 

Jimin menggeleng, suaranya lirih saat menjawab kata-kata ini. "Buat calon istri."

Seulgi membeku di tempatnya. Calon istri? Bukannya tadi Yerim bilang dia tidak jadi dijodohkan? "Bukannya kamu suka aku?" Kang Seulgi memang bodoh. Mulut dan otaknya tidak sinkron. Bukankah tadi dia mau bilang oh begitu?  lalu kenapa kata-kata itu yang keluar? Kang Seulgi ayo kita terjun payung tanpa parasut. pikir Seulgi. Ia membuka mulutnya, ingin berkata itu hanya bercanda, otaknya sedang konslet, tetapi sang pria, lebih dulu memotong keinginan Seulgi.

"Iya, aku memang suka Noona." 

Dan keadaan tidak bisa lebih awkward lagi dari ini. 

Seulgi berusaha berpikir, apa yang seharusnya dia katakan sebagai balasan. Apa dia harus bilang aku juga suka kamu? atau bilang aku sudah tahu atau bilang lalu siapa calon istrimu? 

"Iya?"

Seulgi terkesiap. Jimin bilang apa barusan? Iya? Memangnya Seulgi berbicara apa? 

"Calon istriku--"

Calon istriku? Lho? Jangan-jangan tadi aku ngomong lalu siapa calon istrimu? Astaga Kang Seulgi, kenapa bodoh dipelihara sih? 

"--aku juga tidak tahu dia mau jadi calon istriku atau tidak." Jawab Jimin. "Jadi kembalikan cincinnya. Jangan sampai itu ditangan orangnya sebelum aku yang berikan."

Seulgi kemudian memajukan tangannya untuk memberikan cincin Jimin. Tangan Jiminpun sudah menjulur untuk mengambilnya, tetapi Seulgi ingat lagi ucapan Jimin "jangan sampai itu di tangan orangnya sebelum aku yang berikan." Seulgi segera menarik cincin itu kembali. "Memangnya aku akan memberikan cincin ini pada orangnya? Kenapa jangan sampai itu ditangan orangnya sebelum aku yang berikan? Aku kenal orangnya? " Tanya Seulgi. "Siapa? Jennie? Katanya kamu suka aku? Terus kenapa kamu kasih ke Jennie?" 

dan Jimin hanya menghela napas karena pertanyaan Seulgi barusan. "Noona--" 

"Kamu kenapa sih nggak pernah jujur aja sama perasaan kamu? Masa harus aku yang ngungkapin perasaanku?" Hardik Seulgi tanpa memperhatikan honorific. Biasanya dia akan berkata dengan bahasa baku, seperti tidak, bukan nggak. 

"Bukan gitu,--"

"Bukan gitu apa? Terus ini cincinnya mau buat siapa? Kan housemate yang suka kamu itu Jennie. Apa mau kasih Seungwan? Terus nyuruh dia jadi calon istrimu? Kenapa kamu nggak minta aku aja? Kenapa kamu harus cari alternatif lain, sementara ada aku disini? Aku juga suka sama kamu." Urat malu Seulgi sudah putus. Kebodohan demi kebodohan dia lakukan, tapi biar saja. Yang penting dia puas. Jimin mau tidak suka dengannya lagi, juga dia tidak peduli. Persetan dengan dia yang tidak bisa emansipasi. Dia akan melakukan emansipasi pertama dalam hidupnya, mengakui bahwa dia suka dengan Jimin, bahkan kalau perlu melamarnya di sini. Sampai umur berapa Seulgi harus menunggu? sekarang saja dia sudah 34, bisa-bisa dia menikah umur 40an jika menunggu Jimin melamarnya.

"Seulgi noona cerewet sekali." Ucap Jimin yang membuat Seulgi melihat Jimin dengan pandangan tidak percaya. 

"Iya aku memang cerewet, terutama sama kamu. Kenapa nyesel suka sama aku?"

"Nggak lah, ngapain nyesel?" Lalu Jimin terkekeh. Tangan Jimin tiba-tiba meraih tangan Seulgi. Ia tersenyum manis hingga matanya hampir hilang. Jimin kira dengan senyum seperti itu Seulgi akan meleleh? Huh! Tida--oke, dia memang meleleh. Siapa sih yang tidak meleleh melihat senyumnya puppy satu ini? 

Jimin lalu mengenggam tangan Seulgi sambil tersenyum, "Coba ditelaah baik-baik deh omonganku, Noona. Cincin itu sudah ditangan orangnya, makanya aku bilang seperti itu."

Seulgi baru mau membuka mulut lagi, memberi balasan atas pernyataan barusan, saat dia baru sadar sebenarnya dialah yang salah paham. Kang Bear Seulgi, sesungguhnya dimanalah otakmu berada nak? 

Jimin tersenyum "Sebenarnya aku di luar sini untuk memikirkan bagaimana caranya aku memintamu untuk menjadi calon istri yang ku kenalkan kepada orangtuaku--" Lalu Jimin terkekeh, Seulgi mau mati saja karena malu. "--tapi Noona membukakan jalan padaku. Terima kasih." Jimin membuka tangan Seulgi, mengambil cincin tanpa kotaknya itu. Dalam hitungan detik, cincin itu sudah tersemat di tangan Seulgi. "Benar kan, cocok." lalu Jimin kembali tersenyum. 

"Ya agak kotor sih, karena jatuh." Lanjut Jimin sambil membersihkan pinggiran cincin bagian luar. "Noona mau kan jadi calon istri yang aku kenalkan pada orangtuaku? Ya, memang tidak romantis, memang tidak berkesan, tapi karena sudah seperti ini sekalian saja." Jimin kembali mengenggam tangan Seulgi. "Aku suka Seulgi noona, dan aku tahu Noona orang yang tepat untukku. Aku tidak mengungkapkan perasaanku pada Noona karena takut bahwa hubungan kita mungkin akan berakhir, dan aku tidak mau itu. Namun sekarang aku yakin, kalau Noona berkenan aku ingin meminta Noona pada orang tua Noona minggu depan."

Jimin menatap mata Seulgi lekat, "Mungkin noona berpikir bahwa aku memintamu menjadi calon istri karena perjodohan dan adikku, tapi tidak. Aku tahu Noona yang terbaik untukku semenjak hari itu Noona menemaniku duduk disini. Saat aku deg-degan apakah aku lolos test atau tidak. Aku menyukaimu--tidak, aku mungkin mencintaimu sejak itu. Membayangkanmu menjadi istriku suatu saat nanti, yang mungkin tidak mungkin."

"Kenapa tidak mungkin?" Tanya seulgi, membiarkan Jimin mengeluarkan unek-uneknya.

"Perbedaan umur? pekerjaan? Aku dulu hanya orang magang, mana berani aku? Lalu aku berusaha keras sampai di sini. Menjadi manajer keuangan di kantor. Mengumpulkan uang untuk melamarmu suatu saat nanti, dan aku sebenarnya tidak berani untuk mengutarakan ini duluan. Takut ditolak, walaupun Yerim bilang Noona suka padaku." 

"I do like you, I do want to be your wife." Ucap Seulgi dengan senyum lebar.

*** 

Jimin mengerjabkan mata mendengarkan kalimat Seulgi. "I do like you, I do want to be your wife" Padahal proses mintanya saja tidak romantis.

"Yakin?" Tanya Jimin dan Seulgi mengangguk. "Walaupun tidak romantis? Tidak ada bunga? Tidak ada lilin? wine?"

"Iya, aku sudah memalukan diriku sendiri, dan aku akan lebih malu lagi kalau kamu tidak memintaku menjadi sesuatu." Jawab Seulgi.

"Minggu depan, aku akan ke rumah Noona. Maukah noona pergi bersamaku?" Jimin menyengir kaku seraya memperhatikan Seulgi yang mengangguk. 

"Ayo masuk, sudah malam dan dingin." Ucap Seulgi, lalu membiarkan genggaman tangan Jimin dan menariknya sambil berjalan mundur  untuk masuk ke dalam. 

Jimin tidak tahu bahwa Seulgi seperti ini. 11 tahun, dan Jimin baru melihat Seulgi yang seperti ini di hadapannya. "Noona,"

"Apa?"

"Terimakasih untuk bersifat dewasa untukku."

Seulgi berhenti ditempatnya, "Dewasa?"

"Iya, mengutarakan perasaan noona duluan. Membuatku yakin bahwa aku tidak salah untuk melamarmu.. Membuktikan bahwa kata-kata Yerim benar. Aku menjadi merasa tidak becus."

"Apa aku yang bertanya padamu tentang maukah kamu menikah denganku?" tanya Seulgi. "Kamu kan yang mengajakku menikah, dan aku hanya menjawabnya. Sesimpel itu. Aku pun sudah tua Jimin."

"Tapi kita aneh ya,"

"Apanya yang aneh?"

"Mungkin aku saja yang merasa aneh."

"Apanya?"

"Kenapa kita tidak ada yang malu? Kenapa kita bersikap biasa saja seperti ini? Kenapa tidak ada pelukan? Kenapa tidak ada ciuman atau seperti drama yang sering ditonton Eunbi dkk? Lalu apa yang akan kita bilang pada housemate?"

*** 

Seulgi tahu bahwa mereka memang aneh. Dia melihat cincin yang ada ditangannya, sebelum akhirnya tersipu. Saat memejamkan mata, semua hal yang diucapkan Seulgi, sebelum akhirnya Jimin mengajaknya menikah, kembali mencuat. Dia rasanya benar-benar memalukan. Bagaimana bisa tadi di luar mereka bersifat biasa saja, tetapi saat di kamar malah seperti ini? Astaga Seulgi tidak bisa tidur.

*** 

Jimin memang tidak punya cincin ditangannya, tetapi ingatannya masih melekat erat di kepala. Tingkah Seulgi yang marah, tingkah seulgi yang menjadi cerewet. Membayangkan hidup bersama Seulgi sebelum tidur, terutama setelah mengetahui Seulgi dapat bersifat seperti itu, sangat menyenangkan. Seminggu lagi sebelum akhirnya melamar Seulgi, dan mengenalkannya pada orang tuanya.

*** 

Jimin dan Seulgi saling lihat di ruang televisi. Memikirkan waktu yang tepat untuk berbicara, sebelum akhirnya mereka menonton netflix yang kali ini di sponsori oleh Eunbi. Namun, kejadian epic mengambil spotlight SeulMin siang ini. 

Seungwan membuka pintu kamarnya dengan keras, membuat 11 orang memperhatikan Seungwan yang panik.

"Tolong aku." Ucapnya pada satu orang tertentu yang ada di sofa. "Tunanganku, bukan maksudku tunangan bukan maksudku mantan tunanganku mau main ke sini. Ke rumah ini, dia sedang ada di bandara. Dia mau kesini. Tuhan,  aku harus bagaimana?"

Jennie mendonggak, "apa sih maksud eonni?"

"Aku berbohong pada tunanganku, bahwa aku punya pacar. Lalu pertunangan kubatalkan sepihak, dan dia mau kesini, lalu aku harus bagaimana? Astaga. Tuhan."

Eunbi dan yang lain saling lihat, namun tidak dengan Yoongi yang ada di sofa lain. 

"Seungwan punya tunangan." Yoongi menjelaskan. "Tetapi dia kabur dari tunangannya di Kanada, kemari. Nampaknya dia berbohong bahwa dia punya pacar, dan dia membatalkan pertunangan secara sepihak."

"Oh, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan ke sini?" Orang yang dimintai tolong Seungwan menambahkan. "Lalu apa yang bisa aku bantu, Seungwan?"

"Tolong berpura-pura sebagai pacarku, Hoseok. Aku mohon. Dia akan pulang minggu ini."

Yoongi tidak bohong,  sebagai dokter ahli jantung dan paru-paru, jika dia mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi pada jantung dan paru-parunya sekarang. Berhenti mendadak? Tidak bisa bernapas? Kenapa semua itu terjadi bersamaan? 

"Baiklah. Tidak masalah."

"HEI!" Yerim berseru. Entah kenapa. Membuat semua pandangan, yang awalnya memandang Yoongi, karena memang itu yang terjadi, menjadi melihat Yerim. "Ka--kalau bohong mengenai pacaran," Tambah Yerim sedikit terbata. "nanti kalau sama tunangan Eonni disuruh ciuman bagaimana?"

"Tidak, dia tahu aku tidak suka skinship. Aku mohon. Aku tidak tahu harus minta tolong siapa?"

Yoongi. sahut beberapa orang di ruangan dalam hati. 

"Iya, tenang saja. Sekarang, beritahu aku beberapa hal penting."

Oh, Yoongi tahu. Ini yang disebut sindrom patah hati. Dokter Jantung dan paru-paru tidak bisa menyembuhkan ini. 

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

1.4M 159K 60
Kebayang gak kalo seorang Do Kyung Soo jadi suami kamu? 🥀 Start : 1 Mei 2018 Finish : 4 November 2018 🥀 Welcome to Husband Series Exo Version...
1.4M 158K 41
"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih ma...
184K 17.2K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
33.7K 2.1K 50
sebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatu...