Young mom

By muhabdi02

1.7M 29.1K 322

Kata orang Cinta dan Benci itu beda tipis. Dan mungkin gua akui akan hal itu. Gua suka lo, dan lo suka gua. T... More

bab 1
part..2
part..3
part..4 -rv- ✓
part..5 ✓
part..7
part..8
part..9
part..10.1
part..10.2 ✓
part..11
part..12
part..13
part..14
part..15
part..16
part..17.1

part..6

51.1K 1.8K 15
By muhabdi02

"Oy nyet. Lo ngapain tadi di taman sama kak Rian?" Tanya Mili saat aku baru saja masuk kelas dan mendudukkan pantatku di kursi.
Aku memang langsung masuk kedalam kelas setelah acara suap menyuap di taman belakang tadi. Aku nggak pernah beepikir kalo Rian bisa selembut itu.

Huh... membayangkannya saja membuatku malu sendiri. Ada apa dengan diriku?.
Ah sudahlah peduli amat intinya aku nyaman.

"Onyet, gua nanya di jawab kali. Dari tadi di tanyain juga. Bukannya jawab malah senyam-senyum kayak orang nggak jelas." protes Mili yang masih tak mendapat respon dariku. "Atau jangan-jangan lo ada hubungan ya sama kak Rian? Ngaku lo?" Cerocos Mili.

"Kagak wey kagak. Gua gak ngapa ngapin elah sama Rian" kelaku.

Wajah Mili seketika menjadi kesal, tentu saja, sifatnya memang seperti itu, apapun harus.
Tapi tidak untuk kali ini.

"Gak ngapa ngapin dari hongkong, jelas-jelas lo suap suapan bilang gak ngapa-ngapain" kesal Mili seraya memberikan toyoran di kepalaku.

"I-ya cuma suap suapan gak lebih geh yeee".

"Aih iya udah lah, kesel gua mah. Lo mah gitu sama gua" ucapnya.

Sebenernya aku gak tega juga bohongin Mili, tapi aku gak bisa ngasih tau juga tentang hubunganku sama Rian.
Mungkin untuk sekarang aku belum bisa cerita sama kamu mil. Mungkin nanti kalo udah saatnya aku bakal cerita kok sama kamu.

"Yee emang gua gak ada apa-apa geh. Udah lah gak usah dibahas lagi. Ntar juga lo tau sendiri, cepat atau lambat."

"Iye iye, serah lu dah." Ucapnya.

Tak lama bel pun berbunyi dan semua kembali ke kelas dan mulai belajar di kelas nya masing-masing.
Hingga bel pulang berbunyi dan kami pun berhamburan keluar kelas.

Kulangkahkan kaki menuju tempat parkir dan masuk mobil tanpa ada yang tahu. Biasanya jika pulang aku akan menunggu Rian di halte atau di cafe dekat sekolah kami.
Tapi hari ini aku merasa begitu lelah dan lapar, jangankan jalan ke halte, ke parkiran aja aku udah gak sanggup lagi.

Aku memang selalu membawa kunci cadangan saat urusan genting seperti ini, jadi tak perlu lagi menunggu Rian, atau mencarinya, jadi jangan heran kenapa aku bisa masuk kedalam mobil.

Tak perlu waktu lama untuk menunggu kedatangan Rian karna aku tau pasti, dia selalu terburu-buru jika pulang entah knapa aku juga tidak tau.

See..? Dia sudah datang dengan langkah tergesah-gesah, namun saat melihat mobil dalam keadaan menyala, langkah mulai santai. Sampai di depan pintu akhirnya dia masuk dan mulai duduk di kursi kemudi dan mulai menjalannkan mobil secara perlahan.

"Yan hari ini gua ikut ke cafe ya. Sekalian gua pengen makan cake".

"Tumben." Ucapnya datar.

"Yee emang gua gak boleh apa liat laki gua lagi gawe" ucapku sinis.

"Yaudah. Gak usah bawel" putusnya cepat dan mulai menjalankan mobil dengan kecepatan setandar saat keluar dari gerbang sekolah.

Di tengah perjalanan padanganku selalu mengarah ke luar kaca jendela, memandangi toko, dan orang yang berlalu lalang dengan kesibukan mereka masing masing.

Hingga mataku mengarah ke sebuah toko yang menjual aneka macam rujak dan petisan. Sontak saja mataku berbinar, langsung saja aku berteriak secara sepontan.

"RIAN BERENTIII !!!" Rian yang kaget langsung saja mengerem mobil secara mendadak dan hampir membuatku kejedot dashbor mobil jika aku tak mengunakan sabuk pengaman.

Ketika mobil berenti aku tak memperdulikan protesan dari Rian, aku langsung melepas saltbet dan berlari ke arah tukang rujak. Kudengar Rian berteriak tak jelas dan kemudian turun dari mobil untuk mengikuti ku dari belakang.

"Mas rujak mangga mudanya dua, sama yang campur gak pake nanas 1 sambelnya yang pedes ya mang." Pesanku saat berdiri di depan counter penjualan rujak.

"Siap neng di tunggu ya" jawab ramah sang mas-mas penjual.

"Nafisaaaa. Lo tau gak, tinggah lo tadi itu ngebahayain kita!!" Geram Fian tanda ia akan marah.

"Hehehe maap yan soalnya tadi pas liat rujak, gua jadi kepengen, pake banget malahan. makanya reflek deh" ucapku seraya meringis.

"Serah" ucapnya datar

Setelah menungu beberapa lama akhirnya pesanan ku telah siap.

"Ini mbak pesenannya"

"Makasih mas" aku langsung menerima kantong plastik yang berisi rujak pesananku. "Yan bayarin gih" pintaku kepada Rian.
Rian yang mendengar permintaanku hanya mendengkus kemudian membayar rujak pesananku.

Mobil mulai berjalan menuju cafe, setelah semua urusan tentang rujak selesai. Aku yang sudah tidak sabar untuk menikmati rujak langsung saja membuka rujak mangga muda pesananku tadi dan menikmatinya.
Dengan lahap,
aku makan rujak itu tanpa sara asam sedikitpun, mengundang rasa penasaran Rian, kemudian ia menolehkan kepalanya dan melihat kearah ku.

"Mau gak yan. Enak tau" tawarku membuat Rian mengangguk ragu, tapi masih membuka mulutnya, cepat saja ku masukan potongan mangga di tanganku ke mulutnya.

Seketika tawaku langsung pecah saat melihat ekspersi muka Rian yang seperti bayi baru memakan buah lemon.

"Hahahahahahaha muka lo yan muka lo persis kayak bayi" cupaku seraya tertawa dan memegangi perutku.

"Hahaha gimana enak kan rujaknya ?" tanyaku

"Enak dari orok lo. kecut gini lo bilang enak !" Ketusnya.

"Hihi enak tau yang orang manis gini geh kecut dari mana coba?" Ucapku mulai menyuapi potongan mangga kemulutku. Kulirik Rian sedang bergidik ngeri melihat betapa lahapnya aku memakan potongan mangga yang kecutnya bukan main ini.

"Serah lo aja " ucapnya dengan mengedikan tubuhnya membuatku tertawa lagi

"Mau lagi yan ?" Tawarku.

"Ogah!" Jawabnya membuatku tertawa lagi. Ternyata Rian bisa juga berekspresi seperti itu ya hahaha

Cukup lama kami menempuh perjalanan dan menghabiskan satu porsi rujak, mobil yang kami kendarai pun sampai di sebuah cafe yang sedang ramai di kunjungi oleh anak-anak muda.
Setelah turun dari mobil aku luangkahkan kakiku menuju ruang kerja Rian, meninggalkan Rian yang tengah mengecek dapur cafe.

namun sebelum itu aku menghampiri base yang menyediakan aneka macam cake dan memesan beberapa cake yang memiliki rasa coklat di dalamnya. Setelah memesan aku kembali melangkah menuju ruangan Rian tanpa memperdulikan pandangan mata yang mengarah ke arahku, menatap dengan tatapan aneh.

Setelah masuk aku langsung merebahkan badanku di sofa lebar, aku merasa akhir-akhir ini tubuhku mudah lelah.
Apa ini efek debay?.
Mungkin

Saat mataku mulai terpejam, namun belum sempat aku menjelajahi dunia mimpi, aku di kagetkan dengan suara ketukan di pintu, membuatku tersadar dan berjalan untuk membuka pintu. Tampak seorang waiters yang membawa beberapa kue pesaananku.

"Terimakasih" ucapku seraya menerima nampan dari tangannya.

"Sama sama bu. Permisi" ucapnya dan pergi berlalu.

Aku yang sedikit lapar tak ingin menunggu lama, aku langsung membawa nampan ke meja dan mendudukan pantatku di sofa meja dan mulai menyantap kue pesanannku hingga tandas.
Kenyang yang kurasa membuat rasa kantuk menrayap ke mataku, membuatku memejamkan mata dan mulai menjelajahi dunia mimpi yang sempat terganggu tadi.

°°Π°°

Aku merasa ada sebuah tangan menepuk pelang pipi ku.
Membuat tidur nyenyakku sedikit terganggu.
Perlahan aku membuka mataku, aku sedikit kaget karna pandangan pertama yang kulihat adalah wajah Rian yang begitu dekat dengan wajahku.

"bangun. Mau pulang gak?" Tanya Rian.

"Ee-mmm jam berapa sekarang ?" tanyaku sedikit gugup dan mengucek mata ku karna pandanganku yang blur setelah bangun tidur.
Dan sesikit menutupi rasa gugupku.

"Jam 5. Bangun kita pulang" ucapnya membuatku berdiri dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah ku rasa cukup segera aku keluar dan melangkahkan kaki menuju sofa untuk mengambil tasku.

"Yaudah yok pulang" ajak ku, Rian hanya mangangguk dan melanglah keluar kafe.

Di perjalanan pulang hanya ada keheningan seperti biasa membuatku kembali mengantuk, dan melanjutkan tidur ku yang terganggu tadi.

Cukup lama aku tertidur hingga kurasakan tubuhku melayang dan membuatku kaget segera saja ku buka mataku dan melihat Rian tengah menggendongku.

Biasanya jika Rian melakukan hal seperti ini aku langsung saja berteriak namun tidak untuk sekarang.

Tapi kali ini ?

Aku malah mengalungkan tanganku di lehernya dan membenamkan wajahku di dadanya, menghirup zat yang mampu membuatku merasa begitu nyaman.
Rian terus menggendongku hingga sampai kamar dan merebahkan badanku di atas ranjang.

"Kalo masih ngantuk tidur aja lagi, gua mau maen basket" pamitnya. Aku hanya menganggukan kepala dan melanjutkan tidurku.
Mengarungi dunia mimpi yang penuh dengan keindahan.
Berharap dunia mimpi akan terwujud dalam duniaku.

°°Π°°

Sore menjelang aku terbangun tadi tidur ku, dengan malas aku melangkahan kakiku untuk mandi dan memebersihkan diri.
Kupandangi tubuh polosku dari cermin dan melihat ke perurku.
Aku masih aja kepikiran dengan kejadian di rumah sakit.

Ya allah apa iya aku harus berkata jujur sama Rian, terus aku harus mulai dari mana?
kapan waktu yang tepat,?
dan apa Rian bakalan nerima kehamilanku?.

Ah sudah lah nanti saja, kalo udah waktunya pasti semua akan baik baik saja.
Cukup lama aku di dalam kamar mandi akhirnya aku telah selesai dengan urusan ku.
Aku melangkah ke depan lemari untuk mengganti pakaian ku,

Dan di saat bersamaan Rian pun masuk kedalam kamar.
dengan peluh yang bercucuran dari rambut hingga seluruh sudut tubuhnya.
baju basah karna keringatnya membuatnya terlihat sangat sexy.
Bibir tipis yang sedikit terbuka karna nafas terengahnya, membuatku ingin segera melumat habir bibirnya.

Heee apaan sih jauh-jauh deh lo dari pikiran mesum.

Hatiku dan fikiranku berontak, namun tidak dengan mataku dan tubuhku, yang masih setia memandang ciptaan tuhan yang begitu tampan dan sexy.
Seolah tubuhku menghianati otakku.

Ck, aku tidak peduli, mau di bilang murahan atau apalah toh udah sah ini.

Segera ku berlari kearah Rian. Tak mperdulikan segala macam pikiran yang menggangguku.

Bruukk.

Ku peluk tubuh basah Rian dengan aroma khas darinya, aroma yang selalu sukses membuatku merasa nyaman saat berada di pelukannya.

Namun hal yang tak pernah ku duga terjadi, ternyata Rian membalas pelukanku. Kemudian tangannya mengelus punggungku, yah walau elusan kaku tapi aku merasa sangat nyaman.

"Lo knapa. Gua masih bau gini?" Tanya Rian dengan suara datarnya.

Enggan menjawab perkataannya aku malah makin menenggelamkan wajahku, mencari cari aroma yang sudah menjadi canduku.

Tanpa sadar wajahku malah terbenam di ketiaknya, bukannya jijik tapi aku malah semakin merasa nyaman seolah tak mau terlepas dari pelukannya.
Hingga tangan rian melepas pelukanku dan memandang wajahku yang sedikit merona.

"Lo kenapa?" Suara Rian begitu merdu hingga membuatku terperajat kaget, tak menyangka jika Rian bisa selembut ini.

Ku gelengkan kepala ku dan kembali memaksa untuk menenggelamkam wajahku dalam pelukannya.
Aku tak perduli lagi dengan protesan atau apapun itu, yang penting aku nyaman dalam pelukannya.

Terlalu lama dalam pelukannya membuat sesuatu dalam diriku yang bergejolak seolah ingin cepat di keluarkan.
Namun entah itu apa.

Ku urai pelukanku, ku angkat wajahku dan kutatap bibir tipisnya, bibkr yanh mampu membuat aku ingin melahapnya.
Tanpa berpikir panjang lagi. ku jinjitkan kakiku dan ku tempelkan bibirku ke bibirnya.

Awalnya hanya sebuah sentuhan namun semakin lama aku semakin ingin lebih, lagi lagi aku tak tau harus berbuat apa.

karna jujur aku tak pernah berpengalaman tentang ini.
Aku hanya diam dan menatap manik matanya telah menghitam, seolah terbungkus oleh gairah yang sudahuncak.
terlalu lama diam, Rian sedikit geram. Ia mulai melumat bibirku dengan lumatan kecil.

tangannya terulur menyentuh tengkukku, menahan kepalaku.
Aku hanya diam menikmati semua permain panas yang di berikan Rian.
Rian melengguh panjang. Ia mulai menghisap bibir bawahku, mengigitnya pelan hingga mulutku sedikit terbuka.

Tak ingin menunggu lagu, Rian mulai memasukan lidahnya kedalam mulutku, lidahnha seolah mengabsen gigiku satu persatu, menghidap dan memlumat hingga kami kehabisan nafas dan dengan terpaksa melepas bibir kami.

Dengan nafas terengah-engah ku tatap mata Rian, terpancar wajah frustasunya. Seolah tak ingin permainan kami hanya sampai di simi, dia menginginkan lebih.

"Lo godain gua hm?" Tanya Rian dengan suara seraknya.
Ku acuhkan perkataannya. aku terlalu fokus dengan bibir tipisnya yang tengah bergerak indah karna sedang berbicara

"Ok jangan salahin gua, kalo gua mau lebih".

aku sedikit geram, menurutku Rian terlalu lama dan beterle-tele, membuat gejolak dalam
Dirikuku seolah tak dapat tertahan lagi.

Aku tak memperdulikan lagi ucapannya, karna dipikiranku sekarang hanyalah Rian ada dalam diriku untuk malam ini.
Rian harus menjadi miliku seutuhnya.

Tak mau menunggu terlalu lama, segera saja aku melompat dalam gendongannya, melumat bibirnya, lumatan menuntut akan kepuasan.
Rian dengan sigap menangkapku dan menggendoku seperti balta, berjalan ke arah ranjang dengan binir yang masih saja bekerja memberi kecupan mesrah, desahan indah, dan meletakanku di atas ranjang dengan perlahan.

Rian melepaskan pelukannya disusul dengan pelepaskan bibir ku, namun tidak dengan bibirnya, karna dengan nakalnya bibir tipis itu mulai menjelajah di area tubuhku, rahangku dan turun hingga leher dan memberi hisapan kecil dan memberi sedikit tanda kepemilikan di sana.

semua berlalu begitu saja di temani erangan bahkan desahan dan teriakan nikmat yang menggema dengan indahnya dalam ruangan ini. Bahkan semua itu serasa bagai symfoni yang begitu memabukan Hingga puncak kenimatan datang menghampiri kami di temani dengan lengguhan kenikmatan.

"Terimakasih sa" ucapnya lembut setelah melepas penyatuan kami seraya mengecup keningku dan berbaring di sebelahku.
"Tidur lagi gih" Rian menarik selimut dan menutupi tubuh kami.

Aku tak membalas ucapannya, lansung mengeser tubuhku dan menenggelamkan wajahku di dalam dada bidangnya, hingga rasa kantuk mulai melanda dan tak dapat ku tahan lagi hingga aku terlelap di atas dada bidang Rian yang selalu membuatku nyaman.

Continue Reading

You'll Also Like

548K 25.4K 48
⚠️WARNING CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN BAHASA KURANG SOPAN .⚠️ Nama gue syella Arianti biasanya orang bakal panggil gue sye atau Cupu . Pas...
764K 45K 50
YG BELUM BACA BURUAN DI BACA!! YG UDH BACA YAA BACA LAGI GAPAPA KOK!! VOTE JUGA YAAA🐣 ________ Siapa yang tak mengenal dua sejoli Abishaka Malvin An...
132K 3.1K 47
(COMPLETED) Cinta memang terkadang tidak tepat, entah orangnya waktunya atau suasananya, cinta sulit dimengerti sulit ditebak, dia datang secara tiba...
663K 42.7K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...