My First and Last [✔]

By Etherealdj

29.2K 4.2K 683

Mark menyukai Koeun. Selain karena gadis itu selalu berada di sisinya, Koeun juga selalu mengerti keadaan Mar... More

Part 01 - Dia Kembali
Part 02 - Pertemuan
Part 03- Saling Menyapa
Part 04 - Pertemanan dan Pertengkaran
Part 05 - Sebuah Luka
Part 06 - Keanehan Herin
Part 07 - Cerita
Part 08 - "Noona!"
Part 09 - Sebuah Fakta
Part 10 - Cerita Mark
Part 11 - Post-it Jeno
Part 12 - Luka Jeno
Part 13 - Sebuah peringatan
Part 14 - Pengakuan
Part 15 - Hanya Sebuah Candaan
Part 16 - Makan Malam Bersama
Part 17 - Pesta Ulang Tahun
Part 18 - Namsan Tower
Part 19 - Mencurigakan
Part 20 - Double Date (Failed)
Part 21 - Tidak Sendirian
Part 22 - Kerinduan
Part 23 - Yang Lalu
Part 24 - Harapan
Part 25 - Yang Lalu (2)
Part 26 - Tangisan
Part 27 - Menghilang
Part 28 - Ibu
Part 29 - Arti Bunga

Part 30 - Terluka

1K 108 24
By Etherealdj

Kepala Jeno mendadak pusing begitu membuka sedikit matanya. Mata lelaki itu tak bisa terbuka lebih lebar akibat lebam yang berada disekitar mata, mulut dan pipi. Lebamnya bisa dikategorikan parah.

"Seingatku aku pernah membunuhmu."

Jeno terguncang. Jeno kenal suara ini, meskipun sudah lama tak mendengarnya. Suara yang mampu membuat Jeno ketakutan, sampai sekarang.

Hyung ...

"Seingatku pula aku melihat mayatmu tergeletak didepan mataku."

Tolong aku.

Jeno ingin berteriak. Namun apa daya, mulutnya seolah terkunci rapat, suaranya seolah habis dan matanya perlahan mulai sayu.

"Aku ingin membunuhnmu lagi, tapi secara perlahan-lahan."

Aku takut.

Jeno menangis dalam hati. Lelaki itu ketakutan. Jeno berharap siapapun menolongnya dan mengeluarkannya dari ruangan terkutuk ini.

Jika boleh memilih, Jeno lebih memilih tertabrak mobil dan meninggal daripada harus seperti ini, disiksa perlahan-lahan. Jeno benci melihat wajah psikopat di depannya ini dan berada diruangan terkutuk ini lagi.
Benar, ini kali kedua Jeno berada di ruangan itu. Pertama kalinya saat dirinya diculik sewaktu kecil. Jeno berbohong pada Mark saat mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, bahwa dirinya hanya sedikit terluka, semua itu bohong.

"Senang melihat wajah ketakutanmu."

Pria itu menggoreskan ujung pisau pada pipi kiri Jeno.

"Wajah ketakutanmu sama seperti ayahmu."

Jeno tertegun. Ayahnya?

"Kau dan kedua kakakmu benar-benar bodoh dengan megira aku adalah ayah kalian. Apa sebegitu miripnya aku dengan saudara kembar sialanku itu?"

Namanya juga kembar, bodoh, umpat Jeno dalam hati.

Pria itu tertawa mengerikan. Lalu mengetuk-ngetuk kepala Jeno kuat.

"Benar-benar keluarga yang menyedihkan."

"Ibumu yang hanya diam ketakutan melihat anak-anaknya terluka. Kedua kakak bodohmu yang yang mengetahui tentangku yang sebenarnya. Itulah yang mengakibatkan mereka kecelakaan. Ah, kudengar Taeyong tak mati, Minhyung juga begitu. Sayang sekali, padahal aku benar-benar ingin melihat kalian menderita."

Jeno mendongkak. Menatap pria di depannya dengan sorot mata kebencian.

"Kau psikopat."

Pria itu kembali tertawa mengerikan sebelum akhirnya menampar Jeno dengan kuat.

"Bagus sekali. Ekspresimu benar-benar mirip dengan ayahmu sesaat sebelum mati. Aku suka ekspresi itu."

"Apa kau pikir mereka akan menemukanmu disini?"

Jeno menyeringai. "Kenapa tidak?"

"Baiklah, mungkin menemukanmu akan sangat mudah. Namun kau pikir mereka akan menyelamatkanmu? Tidak, yang ada aku akan membuat mereka menyaksikan kematianmu."

Pria itu lalu menggoreskan pisau pada lengan Jeno.

"Aku penasaran apa yang jalang itu lakukan disaat seperti ini."

Jeno menatap pria itu tajam. Siapa yang dimaksud dengan jalang?

"Ibumu ... benar-benar jalang. Dia menggoda orang-orang."

Rahang Jeno mengeras. Meski ibunya tak pernah menyayanginya. Meski dia tak pernah sedikitpun mendapat pujian dari ibunya, meski Jeno tak pernah merasakan kasih sayang wanita itu, lelaki itu marah saat psikopat didepannya ini mengatakan ibunya sebagai jalang.

Lebih baik, orang-orang mengatainya anak tak berguna daripada mereka mengatakan ibunya seperti itu. Lelaki itu marah.

Ibuku bukan orang seperti itu.

Jeno berteriak dalam hati sembari menatap lantai kotor dibawahnya.

Tunggu, ibu? Jeno tersenyum kecut. Wanita itu bahkan bukan ibu kandungnya, tapi kenapa Jeno malah begitu menyayangi wanita itu? Wanita yang bahkan selalu berpaling ketika melihatnya dipukul.

Eomma ...

Mata Jeno berkaca-kaca.

"Baiklah. Cukup untuk hari ini. Aku harus menyusun rencana agar orang-orang idiot itu menderita."

Tolong aku. Aku disini.

***

"Renjun, bagaimana?" tanya Taeyong menatap Renjun gusar.

Saat ini mereka berkumpul di apartemen. Mencari tahu dan menyusun rencana untuk membawa Jeno kembali.

"Seperti dugaanmu, hyung. Dia menyekap Jeno di ruang bawah tanah seperti yang dulu pernah dia lakukan."

Nyonya Lee menutup mulutnya dan menangis.

"Eomma," panggil Mark yang berada disamping ibunya.

"Kita harus menyelamatkan Jeno secepatnya. Bajingan gila itu akan menyiksa dan membunuh Jeno."

"Benar ... "

Semuanya memperhatikan Renjun.

"Kita harus menyelamatkan Jeno secepatnya. Jika kita membiarkan Jeno terlalu lama disana, mentalnya akan down."

"Aku sudah menyusun beberapa rencana. Renjun, aku perlu bantuanmu," ucap Taeyong.

"Tentu saja hyung, aku akan membantu kapanpun."

Taeyong menghela napas lalu melirik Jisoo sebentar.

"Aku akan masuk kesana. Jaehyun, Jaemin dan Donghyuk, kalian ikut aku, oke?"

Jaehyun mengangguk dan diikuti oleh Jaemin dan Donghyuk.

Hina menggenggam tangan Jaemin erat membuat Jaemin menatapnya.

"Lakukankah yang terbaik, selamatkan Jeno dan kembalilah dengan selamat," bisik Hina.

Jaemin tersenyum. Mengerti bahwa kekasihnya itu khawatir dan takut. Jaemin mengeratkan genggaman mereka. "Aku akan kembali, tenang saja."

"Oppadeul fighting! Tolong hiks selamatkan Jeno oppa. Aku berharap banyak pada kalian!" Seru Herin dengan mata berkaca-kaca. Gadis itu rindu oppanya yang satu itu. Padahal baru tadi pagi oppanya tersenyum bahagia setelah dua bulan murung.

Taeyong menatap Mark yang menunduk.

"Minhyungie," panggilnya pelan.
Lelaki itu berjalan kearah adiknya dan berjongkok-karena Mark yang tengah duduk di kursi roda.

"Semuanya akan baik-baik saja, oke?"

Mata Mark berkaca-kaca. Lelaki itu menangis karena merasa tak berguna sebagai seorang kakak. Lelaki itu merasa lemah karena kondisinya.

"Hyung ... tolong kembalilah dengan selamat bersama Jeno. Kalian semuanya juga."

Aku ingin ikut dan menghantam wajah bajingan itu, batin Mark berteriak.

Lelaki itu lalu menatap Koeun dengan tatapan sulit diartikan.

***

"Disini?" tanya Ningyi sembari melihat sekitar.

"Kenapa di atap gedung apartemen?" tanya gadis itu lagi.

Renjun tersenyum tipis. "Ini tempat paling aman dan paling strategis untukku."

Ningyi mengerutkan keningka bingung. Gadis itu menatap Renjun yang mengeluarkan barang-barangnya.

"Maksudnya?"

"Jeno seperti adik kandungku. Jika aku melihatnya terluka meski secara tak langsung, aku mungkin akan merusak berbagai macam barang dan berteriak, lalu itu akan mengganggu tetangga lain. Namun disini, aku bisa bebas melakukan apa saja tanpa diketahui orang lain,"
-Renjun menoleh dan tersenyum pada Ningyi- "selain kau tentunya."

Ningyi mengangguk mengerti.

"Ah, maafkan aku jika liburanmu ke Korea malah seperti ini," ucap Renjun dengan perasaan bersalah.

"Tidak apa. Aku baik-baik saja. Kita harus menyelamatkan jeno oppa. Dia lelaki baik hati, dia memberiku es krim dan banyak cemilan saat pertama bertemu."

***

Taeyong menghela napas pelan. Berusaha meredakan berbagai macam emosi yang muncul saat melihat rumah lamanya.
Rumah yang mempunyai banyak kenangan indah dan buruk.

"Kau baik-baik saja, Yong?" tanya Jaehyun.
"Tidak, kupikir. Aku merasa seolah ingin menghancurman rumah ini."

"Emosimu tak stabil, yakin masih ingin masuk, hyung?" tanya Jaemin.

Taeyong tersenyum. "Aku tak pernah seyakin ini."

04 Desember 2017.

Continue Reading

You'll Also Like

4.1K 548 45
Pagi yang sial, paketnya kesasar di rumah orang lain, dan pingsan ketika mengetahui paketnya yang berisi '25 pcs Foto Polaroid Actor Na Jaemin' yang...
20K 1.9K 47
#EXO GENDER SWITCH# Memenangkan hati seorang Park Chanyeol adalah syarat untuk bisa menjadi penerus tahta di keluarga Choi. Choi Baekhyun dan Choi Ju...
16.7K 958 25
Asher Fahreza Pratama putra pertama dari Chanyeol Pratama & Clara Devidya pratama Anak kedua Chanyeol, memiliki sebuah komitmen yang menjerumuskan...
7.4K 628 7
Mapan, tampan, idaman. Tiga kata yang mewakili sosok tiga pria matang ini. Sehun, Chanyeol, Kris sudah menjadi suami sekaligus ayah di keluarga kecil...