He is My Husband (Completed)

Por edeniacullens

1.2M 36.9K 951

18+ NO PLAGIAT, PLEASE !!!! Kisah Helena dan Nathan yang bertemu kembali setelah Nathan meninggalkan Helena... Más

1. Bad Purpose Ever
2. Shock to meet him, again.
3. About Nathan
4. Better Propose
5. Upset
6. Help me, Nathan
7. Poor Helena
8. After married with you
9. London
10. Just the way you are
11. First day, Worst day
12. Hungry?
13. Tears
14. Best Surprise
15. Forgive me
16. Truth
17. Damn Max!!!
18. Pain
19. Bangkit
20. Different
22. Lelaki brengsek
23. Fact
24. Find you
25. Damn, Max!! 2
26. End
Add part
Extra
Spoiler

21. Wanita Ular

33.5K 1.2K 16
Por edeniacullens

Malam mulai menjemput, angin mulai terasa dingin merasuk kedalam tulang. Tapi, hal ini tidak membuat Helena beranjak dari tempat duduknya.

Sepeninggal Cassey, sejengkal pun Helena tidak menggerakkan badannya dari kursi taman yang terlihat mulai sepi diikuti lampu taman yang remang menerangi jalan ditaman.

Helena masih tidak tahu bahwa ini mimpi atau tidak. Ia masih memegang kertas putih hasil test kehamilan rumah sakit ditangannya. Ia bingung akan semua ini, bagaimana mungkin Cassey hamil?

Ralat, bagaimana mungkin dirinya hamil?

Cassey adalah kekasih Nathan sejak lama, sedangkan ia hanyalah wanita yang ditolong oleh Nathan.
Apa yang harus ia perbuat?
Tak mungkin bisa ia memberitahu Nathan tentang kabar kehamilannya.

Helena tersentak saat ponselnya berdering. Ia mengangkatnya tanpa melihat nama si penelpon.

"Helen?? Kau dimana? Kenapa kau belum pulang? Kata Gilbert kau pulang duluan. Apa kau sakit? Dimana kau sekarang?"

Helena menghela napasnya. Perhatian apa lagi kali ini yang ia dapat?
Nathan memang lelaki kejam, bisa-bisanya dia memperlakukan dirinya layaknya seorang istri tapi diluar sana pun ia bermesraan dengan kekasihnya bahkan sampai Cassey hamil. Apa Nathan belum tahu? Kenapa Cassey tidak memberitahu lelaki itu?

"Sayang?? Kau ada dimana sekarang, katakan padaku."

"Di taman."

"Aku kesana."

Klik...

Helena berpikir, mungkin ada baiknya jika ia yang mundur. Lagipula, tak ada seorangpun yang mengetahui kehamilannya. Ya, lebih baik tak ada yang tahu. Ia tidak boleh egois, belum lagi Cassey masih memiliki keluarga. Ia akan malu jika melahirkan tanpa seorang pria disampingnya. Sedangkan dirinya? Tak ada lagi keluarga di dekatnya. Orangtuanya sudah tiada dan Kak Sean tinggal jauh dibelahan dunia sana. Jadi, tidak akan ada yang malu karena dirinya hamil tanpa pendamping. Ia yakin, anaknya nanti akan mengerti jika ia memberi pengertian. Atau bisa saja ia mengatakan pada anaknya suatu saat nanti bahwa ayahnya sudah meninggal. Itu akan lebih mudah bagi baginya dibandingkan Cassey yang masih memiliki keluarga utuh. Pasti orangtua Cassey akan berat menerima kenyataan itu. Helena tidak mau hidup dibawah bayang-bayang penderitaan seseorang.

"Sayang. Ternyata kau disini.. Aku mencarimu daritadi."

Helena terkejut dari lamunannya saat ia merasakan sebuah jaket menutupi punggungnya yang ternyata disampirkan oleh Nathan.

"Disini dingin. Apa yang kau lakukan malam hari seperti ini?"

Helena hanya diam memandang Nathan yang terlihat begitu khawatir akan keadaannya.

"Apa ini?"

Helena terkejut saat tiba-tiba Nathan merebut kertas putih yang sedaritadi dipegang oleh Helena.

Helena hanya diam melihat reaksi Nathan membaca isi surat dari rumah sakit itu. Nathan bahkan membeku dalam waktu yang cukup lama.

"Aku masuk kedalam dulu.." Ucap Helena pelan sambil menundukan kepalanya lalu berlalu begitu saja meninggalkan Nathan dengan sejuta pikiran di otaknya.

Helena membuka pintu apartmentnya dan langsung menuju kamar. Ia kira Nathan akan mengejarnya tapi, sampai ia masuk lift tadi, ia tidak melihat tanda-tanda Nathan bahkan sampai ia masuk kamar mereka.

Airmata Helena jatuh, dengan bodohnya ia sudah berharap akan sebuah mimpi yang tidak akan pernah jadi nyata. Selama ini, hanya ada harapan kosong didepan matanya.

Ia mulai mengambil koper dan merapikan semua pakaiannya yang memang tidak terlalu banyak. Karena semua pakaian dilemarinya, kebanyakan pakaian yang disediakan oleh Nathan. Ia hanya membawa pakaian sederhananya saja. Ia membuka tasnya dan menaruh berbagai kartu diatas nakas ranjang Nathan, seperti Kartu Kredit/Debit, kartu belanja lainnya yang tidak pernah ia gunakan hingga kartu kunci apartment.

Helena menaruh semua itu lalu mulai merapikan kopernya. Setelah itu ia mengangkat kopernya sambil menuruni tangga. Helena mengusap airmatanya dengan punggung tangannya. Ia harus menguatkan hatinya dan merelakan semuanya. Mungkin ini adalah balasan yang diberi takdir karena ia sudah dengan jahatnya mengambil kekasih orang lain walaupun dengan tidak sengaja.

"Helena! Ada apa ini?"

Helena terkejut mendapati Nathan yang baru saja memasuki apartment mereka. Pria itu terkejut melihat Helena membawa kopernya sambil menangis.

Helena mengusap airmatanya dan tersenyum sambil menatap Nathan yang mungkin untuk terakhir kalinya. Ia harus puas memandangi lelaki ini agar ia tidak merindukannya lagi.

"Helena! Jawab aku! Kau akan pergi kemana?"

Helena menarik napasnya. "Nathan, kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan. Aku tidak menyukai pria tanpa tanggung jawab."

"Apa?! Jadi kau percaya dengan surat bodoh ini?" Tanya Nathan frustasi sambil menunjuk-nunjuk kertas putih itu. Nathan pun meremukkan kertas itu lalu melemparkannya begitu saja.

"Lalu apa yang harus aku percaya? Perkataanmu?"

Nathan terdiam.

"Aku bahkan tidak kaget sama sekali. Karena aku memang sudah tahu, sebagai sepasang kekasih, hal yang wajar bagi kalian untuk berhubungan layaknya suami istri karena memang itu tradisi di sini. "

"Aku juga tahu jika kalian masih berhubungan sampai sekarang bahkan walau setelah kita menikah." Lanjut Helena.

"Aku tahu posisiku. Saat ini, aku memang harus mengalah."

"Maksudku bukan mengalah. Karena memang aku yang hadir ditengah-tengah kalian. Maafkan aku." Helena memejamkan matanya erat menahan airmata yang hampir mengalir lagi.

"Kumohon Nathan. Jangan biarkan dia lahir tanpa sosok ayah. Aku tahu rasanya tidak memiliki orangtua, jangan biarkan itu terjadi pada anakmu."

"Terima kasih untuk semuanya. Selamat tinggal Nathan. Semoga kau bahagia dengan keluarga barumu."

Nathan merasakan pipinya dikecup oleh Helena. Airmatanya pun mengalir, membayangkan Helena yang akan pergi dari hadapannya untuk selamanya.

Helena berjalan meninggalkan apartment yang mulai ia sukai ini. Ia menolehkan kepalanya sekali lagi menatap setiap ruangan yang sempat menjadi tempat berteduhnya ini. Tempat yang memberinya perlindungan dan rasa nyaman, terlebih karena pria yang sedang membelakanginya saat ini.

Helena pun melanjutkan langkahnya meninggalkan semua kenangan indah ini, ia sangat bersyukur pernah merasakan bagaimana rasanya dihargai, dicintai, dan merasa dimiliki.

Mulai sekarang, ia akan mulai berpijak diatas kakinya sendiri, tanpa seorangpun yang menjadi tempatnya berlindung. Tapi, ia akan mencoba bertahan sekuat tenaganya. Karena dia sadar jika sekarang ia memiliki tujuan hidup baru.

Helena mengelus perut ratanya. "You will be fine with me. I'll never leave you, alone."

--------

Keesokan harinya, Nathan dan Dion mencari keberadaan Cassey. Karena ulah wanita itu, Helena lebih memilih meninggalkannya. Ia sangat yakin jika anak yang dikandung Cassey bukanlah anaknya. Walau dikertas itu memang benar dinyatakan bahwa Cassey positive hamil, ia tidak percaya begitu saja. Jika ia sampai mendapati Cassey mengandung anak orang lain, ia akan membuat perhitungan pada wanita itu. Pertama, karena perempuan itu mengkhianatinya, kedua, karena ia sudah membuat Helena meninggalkan dirinya. Nathan tidak bisa membiarkan hal itu terjadi, satu-satunya cara adalah membawa bukti untuk Helena. Dengan itu, Helena pasti akan percaya kepadanya.

Nathan melihat perempuan itu sedang menunggunya disebuah Cafe, Nathan memang meminta bertemu dengannya. Ia pun meminta Dion menjadi saksi sekaligus menemaninya.

"Honey!! Ah, akhirnya kau datang ju-.. Eh, ada apa ini, Honey?... "

Cassey terkejut saat Nathan menarik tangannya begitu saja ke mobilnya.

"Nathan!! Apa-apaan ini? Apa yang terjadi?"

Disisi lain, Cassey merasa sedikit takut karena wajah Nathan jauh dari kata bersahabat. Ia bisa melihat rahang lelaki yang duduk disampingnya itu mengeras.

Cassey melihat Dion mengarahkan mobil mereka kearah rumah sakit. "A-Apaa?!!! Rumah sakit??!!!", batin Cassey.

"Jadi, kau sudah mengetahui kehamilanku? Aku bahagia, kukira wanita itu tidak akan memberitahumu." Ucap Cassey sambil memeluk lengan Nathan.

Nathan melepas pelukan itu saat mobil mereka telah sampai didepan lobby.

"Turun." Ucap Nathan.

Cassey pun mengikuti Nathan turun dari mobil itu.

Mereka berjalan keruangan dimana Nathan sudah membuat janji pertemuan dengan dokter kandungan terbaik di kota itu.

"Lakukan seperti kesepakatan kita." Ucap Nathan singkat dan tajam sambil menunjuk Cassey. Para Crew dokter itu pun membawa Cassey keruang test.

"Apa kau tidak percaya jika aku sedang hamil?" Tanya Cassey.

Nathan tidak menjawab pertanyaan Cassey. Ia hanya mengisyaratkan para dokter untuk membawa Cassey agar diperiksa.

Setelah Cassey dibawa, Nathan menghembuskan napasnya kasar. Ia terduduk dikursi tunggu sambil mengusap wajahnya.

Dion menatap iba tuannya yang terlihat begitu kalut dan sedih. Ia hanya ingin memastikan jika tuannya itu baik-baik saja. Maka, ia berjanji akan selalu berada di sisi tuannya itu.

-------
"Apa maksudmu??!!" Bentak Nathan.

"Ada apa denganmu? Aku tidak mengerti.."

Nathan menarik lengan Cassey dengan keras membuat Cassey meringis.

"Lepas, Nathan!! Kau menyakitiku!!"

Para dokterpun mencoba melerai kedua manusia itu. Nathan melepaskan lengan Cassey dengan kasar dan menarik napasnya.

"Maaf Nona. Anda akan kami gugat dengan tindakan mencemarkan nama baik dan merugikan Mr. Anderson." Jelas Dion saat Nathan memberi isyarat untuk menjelaskan semuanya.

"Ada apa? Apa yang sudah aku lakukan? Aku memang benar hamil!! Kenapa kau tega, Nathan!!!" Bentak Cassey.

Nathan semakin mengepalkan tangannya, ia menahan diri agar tidak meninju sesuatu terlebih wajah perempuan dihadapannya ini.

"Tapi, kami juga melakukan test DNA dan sudah memastikannya beberapa kali jika DNA Mr. Anderson tidak cocok dengan janin anda, Ms. Mighlet." Ucap salah satu dokter menjelaskan.

Penjelasan itu membuat Cassey melotot. Ia tidak menyangka jika Nathan se detail itu dalam memeriksa kandungannya. Ia kira hanya pemeriksaan biasa. Tapi, diam-diam Nathan melakukan test DNA pada janinnya.

"A-apaa??!!!!" Teriak Cassey.

"Jangan berpura-pura kaget Cassey. Tingkahmu bahkan lebih buruk dari seekor ular." Geram Nathan membuat nyaki Cassey ciut. Ia tidak tahu harus berkata apa. Harusnya ia menyadari hal ini, tapi rupanya Nathan jauh lebih cepat dari dugaannya.

"Maka dari itu kami meminta beberapa dokter terbaik untuk memeriksanya kembali dan hasilnya sama. Negative.." Jelas Dion.

Polisi pun datang lalu Dion meminta agar Cassey dibawa untuk diselidiki. Karena kekayaan Nathan, kuasa hukumnya mampu melakukan apapun agar Cassey dipenjara dalam waktu yang lama. Nathan sudah tidak memiliki rasa lagi pada Cassey. Wanita itu benar-benar jahat. Nathan tidak menyangka jika Cassey akan senekat itu.

"Nathan!!! Tolong aku!! Nathan!! Aku sedang hamil. Jangan perlakukan aku seperti ini. Aku akan menuntutmu, Nathan!!"

Nathan tidak mendengarkan suara Cassey. Ia sudah mengurus semuanya, bahkan walau dibalik jeruji, Cassey akan tetap mendapat vitamin yang cukup untuk anaknya itu, yang entah siapa ayahnya. Nathan tidak peduli, selama itu bukan anaknya, dia tidak akan merasa terbebani.

"Apa ada kabar terbaru?"

"Belum, tuan. Kami sudah berupaya mencarinya, tetapi belum ada kabar apapun. Hanya saja, kabar terakhir yang diterima, sepertinya Nona tidak berada di London." Jelas Dion membuat Nathan semakin pening. Ia harus menemukan wanita itu karena mereka hanya salah paham yang dibuat oleh si wanita ular, Cassey Mighlet.

To be continue...

Akankah Nathan menemukan Helena secepatnya?
Seperti apa ya pertemuan Nathan dan Helena?
Apa lagi yang akan terjadi selanjutnya??

Maaf ya, sepertinya author akan menunda publish ceritanya, karena besok author akan sedikit refresh otak alias rekreasi bareng temen sampe minggu. Tapi tenang saja, senin aku akan kembali lagi.

Cerita ini akan segera berakhir. Jadi, pantengin terus yaa.. Hehehe.. Author tidak begitu populer di wattpad karena baru aktif beberapa bulan yang lalu. Jadi, saran dan komen pasti diterima dengan baik.

Terima kasih untuk yang menyempatkan baca bahkan voment. Aku sangat menghargainya.

Salam,

Author.

Seguir leyendo

También te gustarán

5.8K 185 24
Berliana karonline megane , yang biasa dipanggil anne ,wanita cantik dengan rambut sebahu berwarna hijau grey , semua orang di sekolahnya dulu menyeb...
229K 8.1K 45
"Semua laki-laki punya nafsu yang besar dan kapan aja bisa lupa diri. Punya otak dipake buat mikir Anna!" Suara Sewon sangat keras menusuk telinga A...
255K 9.8K 42
[Open Pre-Order] Spin off My Little Girlfriend (Silakan follow sebelum membaca cerita ini) "Aneh," gumam seorang Karma Wynne sambil memandang Rani. "...
1.4M 12.1K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...