He is My Husband (Completed)

By edeniacullens

1.2M 36.9K 951

18+ NO PLAGIAT, PLEASE !!!! Kisah Helena dan Nathan yang bertemu kembali setelah Nathan meninggalkan Helena... More

1. Bad Purpose Ever
2. Shock to meet him, again.
3. About Nathan
4. Better Propose
5. Upset
6. Help me, Nathan
7. Poor Helena
8. After married with you
9. London
10. Just the way you are
11. First day, Worst day
12. Hungry?
13. Tears
14. Best Surprise
15. Forgive me
16. Truth
18. Pain
19. Bangkit
20. Different
21. Wanita Ular
22. Lelaki brengsek
23. Fact
24. Find you
25. Damn, Max!! 2
26. End
Add part
Extra
Spoiler

17. Damn Max!!!

34.6K 1.1K 19
By edeniacullens

Beberapa minggu kemudian....

"Helena.."

"Yes, Mr. Ryde.." Helena bangkit dari mejanya dan mengikuti atasannya keruangannya.

"Just Max, please.." Ucap Max sambil menaruh tasnya keatas meja.

Helena tersenyum. "Ada yang bisa dibantu?"

"Apa kau sudah mengatur tempat untuk kita makan malam bersama klien besar kita nanti? Yang ingin mensponsori acara AMI nanti?"

"Sudah, sir."

"Maaf, saya menyuruh kamu untuk memesannya. Karena saya ingin mengajakmu juga, lagipula kau panitia dari acara ini juga kan? Tugasmu juga hanya mengedit beberapa berkas, jadi tidak sesibuk yang lain."

Helena tersenyum. "Entahlah.. Eh, maksud saya, bukankah acaranya malam hari? Saya rasa saya tidak bisa pulang malam."

"Kenapa?"

"Sa-saya, baiklah, saya akan coba atur, sir."

Max tersenyum dan mengangguk, Helena pun keluar dari ruangan atasannya itu lalu mengirim sms pada Nathan.

---
Sabtu ini aku akan makan malam bersama bos dan klienku.

Nathan mengkerutkan dahinya melihat sms dari Helena. Ia sedang rapat penting sekarang dan sms Helena membuat fokus Nathan buyar. Nathan membalas pesan itu.

Jam berapa?.

9 malam.

Tidak ku ijinkan.

Aku bekerja, Nathan. Dan ini bagian dari pekerjaanku.

Terlalu malam.

Aku akan menginap di hotel nanti.

Tidak.

Nathan, ini pekerjaan penting bagiku.

Kita bicarakan ini nanti.

Nathan mengusap wajahnya kasar, akhir pekan adalah waktu mereka berdua. Lagipula, apa itu? Acara makan malam di larut malam? Nathan tidak akan mengijinkan Helena menghadirinya.

Malam ini, Nathan dan Helena makan bersama di meja makan, Nessie sudah pulang setelah memasakan makan malam untuk mereka.

"Kita harus membicarakan yang tadi." Ucap Helena sambil menyendokkan makanan kedalam mulutnya.

"Kita sudah membicarakannya tadi, Helena." Jelas Nathan dengan santai.

"Nathan, kau tahu kan, ini bagian dari pekerjaanku. Aku yakin, kau pun akan melakukan hal yang sama dalam pekerjaanmu."

"Itu berbeda, Helena. Atasanmu bahkan lelaki."

Helena mengkerutkan keningnya. "Lalu apa masalahnya? Aku bukan makan berdua saja dengannya, ada klien kami juga, Nathan."

"Tetap saja, bagaimana jika klienmu juga lelaki?"

Helena tak habis pikir dengan jalan pikiran pria dihadapannya ini. Bisa-bisanya dia cemburu pada bosnya sendiri dan klien kerjanya?

"Memang bagaimana biasanya saat klienmu seorang perempuan cantik?" Tanya Helena kesal.

Nathan terbatuk-batuk, Helena tersenyum meledek. "Itu jelas berbeda, lagipula ada Dion selalu disampingku. Aku tidak pernah bertemu klien tanpa Dion."

Helena menghembuskan napasnya kasar.

"Kau tidak bisa melakukannya sendirian, Helena. "

"Kau terdengar seperti meremehkanku." Ucap Helena mulai tidak suka.

Nathan merasa kaget melihat reaksi Helena, ia sadar jika ia salah berbicara. "Tidak, bukan seperti itu, Helena."

"Tapi, kedengarannya seperti itu." Helena menatap marah pada Nathan.

Nathan berdeham sebentar. "Aku tahu kau hebat dalam hal pekerjaanmu atau apapun.."

"Jika kau memaksa, maka aku tidak bisa menghentikanmu. Baiklah, aku mengijinkanmu, tapi aku dan Dion yang akan menjemputmu sesudah acara makan malammu." Lanjut Nathan.

Helena mengangguk-anggukkan kepalanya. Amarahnya mulai mereda, ia tidak suka dianggap buruk dalam hal pekerjaannya. Ia merasa tidak ada satupun orang yang tahu bagaimana kerasnya ia belajar.

"Baiklah.." Ucap Helena setelah terdiam lama.

"Baiklah?" Tanya Nathan.

"Maksudku, lebih bagus saat kau menjemputku setelah makan malam, maka aku tak perlu menginap dihotel."

------

"Halo, Max.."

"Halo, Helena.." Sapa Max saat ia keluar dari ruangannya.

"Apa kau sudah memesan kamar hotel kita untuk nanti malam?"

"Ki-kita??" Tanya Helena bingung.

"Ya, kita.. Kau sudah memesannya bukan?"

"Ehh, untuk masalah itu. Saya minta maaf, saya tidak bisa menginap karena saya dijemput. Tapi saya sudah memesan kamar untuk anda, sir." Ucap Helena tidak enak, jadi dia mulai berkata formal.

Max menghembuskan napasnya kasar.
"Baiklah." Setelah itu, ia meninggalkan Helena dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan.

Helena berjalan disamping Max, Helena memakai dress ketat berwarna hitam dan blezer coklat. Sedangkan Max dengan setelan kemeja putihnya. Mereka beriringan menuju meja yang sudah dipesan sambil menunggu klien untuk membahas kerja sama mereka.

"Terima kasih, Mr. Ryde. Senang bekerja sama dengan anda." Ucap lelaki yang merupakan klien stasiun TV mereka.

Mereka bangkit berdiri dan berpamitan. "Terima kasih kembali, Mr. Hunt. Saya senang anda mau meluangkan waktu untuk makan malam dan berbincang dengan kami."

"Selamat malam."

Setelah berjabatan dan berpisah, Helena mengirim pesan pada Nathan untuk menjemputnya di restaurant hotel yang sudah ia beritahu pada Nathan sebelumnya.

"Kamu dijemput, Helena?"

Helena mendongak. "Eh, iya. Nathan sedang dalam perjalanan."

"Baiklah. Tidak baik jika menunggu disini sendirian. Bagaimana menunggunya di kamar hotelku saja?"

"Eh? Maaf.. Tidak, tidak perlu. Saya disini saja."

"Lebih nyaman di kamar. Nanti setelah jemputanmu datang, kamu bisa turun lagi kebawah."

Helena menimang-nimang. Ia bimbang, tapi mungkin tidak masalah. Lagipula, sepertinya Nathan akan lama sampai sini dan ia akan bosan menunggu lama sendirian.

"Bagaimana?"

"Baiklah.."

"Mari.." Ajak Max senang dengan Helena mengikutinya.

Helena duduk di salah satu sofa diruangan kamar hotel. Max menaruh jasnya digantungan.

Helena mendapati ponselnya berbunyi.

Sayang, aku dan Dion dibawah.

Helena tersenyum.
"Mau teh?" Tanya Max sambil menggulung kemeja putihnya.

"Tidak, Max. Terima kasih, Nathan sudah datang. Aku harus kebawah sekarang. Sampai jumpa, Max."

Helena berjalan ke arah pintu namun ia tersentak ketika Max dengan cepat menahan pintunya dan membuat Helena terkejut setengah mati. Helena membalikkan badannya dengan bersandar ke pintu. Lengan kanan Max tepat di sisi kiri Helena.

Max semakin mendekatkan wajahnya, Helena menoleh kesamping. "Max, apa yang kau lakukan?"

Max terkekeh. "Aku tidak pernah membiarkan wanita keluar dari kamar hotelku jika pagi belum datang."

Helena mulai merasa ketakutan sekarang, jadi firasat tidak enaknya tadi benar-benar pertanda.
"Max, Nathan sudah menungguku dibawah."

"Siapa? Kekasihmu? Atau teman seksmu? Ku dengar kau belum menikah. Jadi wajarkan aku ingin bersenang-senang sedikit dengan bawahanku?"

"Max! Hentikan! Kau akan benar-benar menyesal jika melakukan sesuatu padaku."
Ucap Helena sambil mengusir sedikit rasa ketakutannya.

"Kenapa, Sayang? Biarkan saja, si Nathan itu menunggumu lama. Aku yakin dia juga hanya seorang pacar yang meminta jatah bukan?"

"Max! Jangan lancang!"

"Tenang saja, Helena. Aku bisa membuatmu lebih puas dari yang pernah kau rasakan.." Ucap Max sambil mulai mengecup leher Helena.

Helena ketakutan setengah mati bahkan ia sudah menangis merasa dilecehkan, tapi saat Max mulai memegang pinggangnya, Helena terkejut dan dengan sekuat tenaga ia menendang selangkangan pria itu. Helena mendorong lelaki itu, Max menarik tas Helena. Helena melepaskan tasnya dan membuka pintu apartment lalu lari. Untung saja kamar hotelnya hanya dilantai 2.

Helena memilih melewati tangga darurat karena lift tidak terbuka. Ia melihat ke belakang saat Max sudah mulai mengejarnya. Helena berlari menuruni tangga secepat yang ia bisa.

Nathan turun dari mobilnya diikuti Dion dan disambut oleh beberapa pelayan dan kepala restaurant. Jadi, gedung ini adalah milik perusahaan Nathan juga.
"Selamat malam, Tuan. Anda ingin makan malam?"

"Tidak. Saya hanya ingin menjemput istri saya. Dia tadi makan malam disini."

Kepala pelayan itu mengkerutkan keningnya dan menundukan kepala sebentar. "Maaf, Tuan. Saya belum tahu siapa istri anda. Jadi, saya tidak tahu yang mana."

"Tidak apa-apa. Dia akan kesini sebentar lagi."

Tiba-tiba, Nathan, Dion, Kepala pelayan dan para pelayan yang sedang menyambut Nathan dikagetkan dengan Helena yang terlihat berantakan berlari menubruk para pelayan sambil terus melihat ke arah belakangnya.

Nathan dengan sigap menangkap wanita yang sangat ia kenali itu.
"Helena!! Sayang?? Apa yang terjadi??"

Semua orang disekitar Helena terlihat bingung, menyadari Helena adalah istri Nathan dan juga kondisinya yang terlihat tidak baik.

Helena menangis histeris dan ia mendongak. Ia merasa sedikit lega mendapati Nathan yang sedang memeluknya sekarang.

"Hey.. Hey.. Apa yang terjadi? Katakan padaku!" Nathan menangkup wajah Helena agar Helena menceritakan kenapa ia menangis histeris dan selalu menengok ke arah belakang. Seperti sedang dikejar-kejar seseorang.

Dion dan beberapa pelayan disana pun menonton kejadian itu.

"Ryde!!! Max Ryde!! T-try.... He Try to.. To touch me! Nathan!!! " Ucap Helena histeris membuat emosi Nathan langsung menaik.

"I'll kill him!" Ucap Nathan berniat masuk ke dalam dengan emosi yang sudah memuncak.

"No!! No!! Please, don't go!!.. Don't go!! Don't leave me.." Helena menangis sambil menarik mantel Nathan. Nathan memeluk Helena untuk menenangkan wanita itu.

"Kami akan menangkap lelaki yang bersama Nona Helena tadi tuan." Ucap kepala Pelayan itu tiba-tiba dan pergi diikuti semua pelayan. Mereka mencari orang tersebut bersama-sama tanpa diperintahkan Nathan.

"Aku meninggalkan tasku disana. Dia menarik tasku, Nathan. Ponselku juga ada didalam tas itu."

"Oke. Oke. Tenanglah, Dion akan mengambilnya."

Dion dengan sigap masuk kedalam saat mendapat perintah dari Nathan.

Nathan memeluk Helena dan membawanya kedalam mobil untuk pulang.

------
Nessie terkejut melihat kedatangan Dion dan kedua majikannya serta beberapa anak buah Nathan yang berkumpul dan berjaga di depan pintu apartment, tadinya ia hendak pulang dan sudah bersiap memakai mantelnya. Tapi, saat melihat ada yang tidak beres ia menaruh kembali mantelnya apalagi saat melihat Helena yang direngkuh oleh Nathan terlihat berantakan dan sembab.
Nessie dengan sigap membuatkan air hangat untuk Helena dan memberinya saat Helena dan Nathan sudah duduk di sofa.

Nathan memberi air hangat itu kepada Helena yang terlihat sangat terombang-ambing. Sejujurnya, Nathan tidak tahu sejauh apa si Max sialan itu menyentuh tubuh istrinya. Tapi, ia sangat yakin jika Helena sampai benar-benar terpukul seperti ini, tandanya Max sudah sangat kurang ajar.

Helena meminum air itu walau hanya seteguk lalu mulai kembali menangis dan menyandarkan kepalanya ke dada Nathan. Nathan memeluknya dan mengelus punggung itu dengan sayang.

"Sir, saya akan mengurus sisanya. Saya permisi." Ucap Dion yang dibalas anggukan oleh Nathan. Dion pun pergi setelah menaruh tas Helena di atas meja lalu bersiap mengurus kekacauan yang ditimbulkan oleh bos nya Helena itu.

"Aku ingin mandi.." Lirih Helena dan melepaskan pelukannya saat ia merasa mulai baikan.

Nathan hanya membantu Helena dan menuntunnya ke kamar yang sebelumnya Nessie sudah pergi ke kamar mereka untuk menyiapkan air hangat untuk Helena saat wanita itu meminta mandi.

"Saya akan ijin pulang, Sir." ucap Nessie setelah ia turun ke bawah diikuti Nathan yang sepertinya akan mengambil tas Helena.

"Kenapa tidak menginap saja? Sudah larut malam." Tawar Nathan.

Nessie menggeleng. "Saya tidak menginap, Sir. Ada beberapa pekerjaan rumah yang menanti. Esok pagi, saya kesini mungkin jam 8."

Nathan mengangguk. "Baiklah, minta salah satu dari mereka mengantarmu. Ku harap kau mengindahkan perkataanku, karena bahaya jika wanita pulang terlalu larut seperti ini."

Nessie tersenyum mendapat perhatian dari Nathan yang jarang didapat. Ia pun mengangguk lalu pergi. "Terima kasih, Sir."

Sementara Nathan mengirim pesan pada bawahannya untuk mengantar maid itu.

Helena duduk disofa sambil menghembuskan napasnya kasar. Setidaknya ia sudah merasa lebih baik, ia membayangkan lelaki brengsek itu yang menciumi lehernya membuatnya jijik dan merasa terlecehkan. Helena sudah memakai piyama dan menyalakan TV, walau ia tidak menontonnya. Hanya saja ia sedikit takut sekarang..

Lambat laun matanya terasa berat dan ia tertidur di sofa dengan kaki masih tertekuk dan kepalanya bersandar ke sandaran sofa.

Nathan masuk ke kamarnya setelah menerima telpon dari Dion bahwa Max Ryde sudah dipecat dari tempatnya bekerja. Nathan mengkerutkan keningnya saat melihat Helena tertidur di sofa dengan TV yang menyala. Lantas ia menggendongnya dan membawanya keranjang, mencium kening wanita yang terlihat sangat lelah itu lalu ikut tidur disampingnya sambil memeluk sang istri.

To be continue...

Maaf ya, baru bisa update hari ini dan sedikit. Aku baru bisa pegang wattpad lagi karena kerjaan. Hehehe tapi, sebisa mungkin aku update cepet deh. Thank you.

Salam.

Continue Reading

You'll Also Like

803 94 5
[COMPLETED] [Soft and Short EXO BL fiction] Chanyeol selalu hanya memandang Baekhyun sebagai pujaan hati, dari ia yang merupakan bocah sepuluh tahun...
1.2M 57.3K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.1M 112K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
100K 3.3K 20
🔟 The Tenth Stories, short version. Susan Browning adalah seorang wanita asal Phoenix yang mendapatkan pekerjaan disebuah café di New York setelah d...