My First and Last [✔]

By Etherealdj

29.2K 4.2K 683

Mark menyukai Koeun. Selain karena gadis itu selalu berada di sisinya, Koeun juga selalu mengerti keadaan Mar... More

Part 01 - Dia Kembali
Part 02 - Pertemuan
Part 03- Saling Menyapa
Part 04 - Pertemanan dan Pertengkaran
Part 05 - Sebuah Luka
Part 06 - Keanehan Herin
Part 07 - Cerita
Part 08 - "Noona!"
Part 09 - Sebuah Fakta
Part 10 - Cerita Mark
Part 11 - Post-it Jeno
Part 12 - Luka Jeno
Part 13 - Sebuah peringatan
Part 14 - Pengakuan
Part 15 - Hanya Sebuah Candaan
Part 16 - Makan Malam Bersama
Part 17 - Pesta Ulang Tahun
Part 18 - Namsan Tower
Part 19 - Mencurigakan
Part 21 - Tidak Sendirian
Part 22 - Kerinduan
Part 23 - Yang Lalu
Part 24 - Harapan
Part 25 - Yang Lalu (2)
Part 26 - Tangisan
Part 27 - Menghilang
Part 28 - Ibu
Part 29 - Arti Bunga
Part 30 - Terluka

Part 20 - Double Date (Failed)

681 128 29
By Etherealdj

"Kau datang pagi sekali," ucap Mark sembari meletakkan tasnya di kursi, lalu duduk menghadap Koeun.

"Kau juga. Sudah sarapan?"

Mark tersenyum. "Belum. Kau?"

Koeun mengangguk tanda sudah. Gadis itu lalu memberikan Mark sebuah kotak makan.

"Untukmu, aku membuatnya tadi."

Mark tersenyum lebar, lelaki itu berterima kasih dan mengintip bekal yang di berikan Koeun.

"Wah, ini pasti enak!"

Mark lalu meletakkan bekalnya di laci meja dan kembali menatap Koeun.

"Mau ke taman bermain tidak minggu nanti?"

"Taman bermain?"

Mark mengangguk. "Iya. Jeno ingin ke sana, jadi aku ingin mengajakmu dan Lami juga."

Koeun berbinar. "Oke, aku akan mengatakannya pada Lami!"

***

Renjun membuka pintu apartemen, ada Jisoo di sana.

"Noona? Kau sudah pulang kerja?"

Jisoo mengangguk dan tersenyum. "Kau tak mempersilahkan noona masuk?"
Jisoo bertanya saat dirasa Renjun memperhatikannya.

Renjun mmepersilahkan Jisoo masuk.

"Noona, kau habis menangis, ya?"

Jisoo terkejut lalu tertawa. "Iya! Soalnya aku baru saja memakan makanan pedas level tinggi- oh iya, Mark dan Jeno mana?"

"Kencan mungkin?"

Jisoo terkekeh. "Lalu kau? Kenapa tak kencan?"

"Memangnya aku mau kencan dengan siapa? Aku kan juga sudah bilang kalau aku tak mau membuang waktu dengan hal-hal yang berbau pacaran."

Jisoo tertawa. "Kau itu, ck. Yasudah, bisa ambilkan noona air? Noona haus sekali."

"Siap, laksanakan!" Renjun melakukan gaya hormat ala-ala tentara membuat Jisoo terkekeh.

Saat dirasa Renjun sudah menghilang dari pandangannya, Jisoo segera berjalan ke arah meja dimana bingkai-bingkai foto tersusun rapi. Gadis itu mengambil sebuah pulpen yang terletak di belakang bingkai foto Taeyong.

"Sekarang ... "

***

Jeno mengubrak-abrik lemari pakaiannya. Sudah banyak pakaian yang berhamburan di atas tempat tidur lelaki itu.

"Dimana, ya," gumamnya sembari terus mengacak isi lemarinya.

"Heh? Kau itu sudah seperti anak perempuan yang mencari baju saat akan kencan."

Jeno menoleh dan mendapati Renjun yang bersandar pada pintu kamarnya.

"Hyung!"

Renjun berjalan dan duduk di atas tempat tidur Jeno.

"Kau cari apa sebenarnya?"

Jeno menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Aku mencari sebuah foto," jawab Jeno membuat Renjun mengerutkan keningnya.

"Lalu kenapa kau malah mencari sebuah foto di lemari pakaian?"

Jeno tersenyum malu. "Well, karena seingatku aku menyelipkannya di salah satu baju."

"Dasar aneh."

"Ck, hyung juga aneh." Jeno memperhatikan penampilan Renjun dari bawah hingga atas.
Renjun memakai sweatter berwarna pink dengan celana berwarna kuning terang lalu kaos kaki selutut berwarna hitam putih.

Renjun berdecak. "Terserahlah. Lagian ini kan di rumah, siapa yang mau larang? Orang tampan mah bebas. Ayo keluar, makan malam sidah siap."

Jeno mengangguk dan keluar. Lelaki itu lalu mengerutkan keningnya saat tak melihat Mark dimeja makan.

"Mark hyung mana?"

"Dia pulang kerumah, katanya ada yang ketinggalan."

***

"Eh?"

Lami mengedipkan matanya lucu. Perkataan Koeun barusan benar-benar membuatnya terkejut.

"Jadi maksud eonni, double date?"

Koeun tertawa. "Double date apanya."

Lami tak peduli. Yang dia pedulikan hanyalah fakta bahwa dia akan pergi bersama Jeno- yang di anggapnya sebagai kencan.

"Aku ke kamar dulu, ya eonnie."

Koeun mengangguk dan memperhatikan ponselnya. Mark tak membalas pesannya sedari tadi.

Setelah Lami pergi, Koeun segera menelepon Mark.

Nomor yang anda tuju ...

Koeun berdecak kesal. Entah kenapa dirinya merasa khawatir saat Mark tak membalas pesannya. Hingga ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Mark di sana.

"Minhyung!"

[Eoh? Wae? Kau meneleponku tadi?]

"Iya! Kau tak membalas pesanku juga tak mengangkat teleponku, aku khawatir. Apa terjadi sesuatu?"

[Um? Tidak terjadi apa-apa, aku ketiduran tadi, yah begitulah.]

"Benarkah?"

[Iya ... um, aku tutup dulu, ya. Ada yang datang.]

Koeun menghela napas saat Mark memutuskan telepon secara sepihak.

Kau pasti tak baik-baik saja, Koeun membatin.

***

"Kau mau kemana?" tanya Renjun saat melihat Mark yang tengah memilih baju.

"Oh, Renjun-ah, menurutmu bagusan warna putih atau hitam?"

Renjun memutar bola matanya. "Pakai apa saja, toh kau terlihat sama dengan baju apa pun. Kenapa ribet sekali sih? Memangnya kau seorang gadis?"

"Cih kau itu belum pernah jatuh cinta, ya? Kau itu harus memperhatikan penampilan jika akan pergi dengan orang yang kau cintai," omel Mark.

"Heh, bukan cinta namanya jika hanya dilihat dari penampilan. Lagian seburuk apa pun penampilanmu, jika dia mencintaimu maka dia akan menerimamu."

"Bukan begitu astaga. Semisal kau ingin terlihat baik di depannya atau di puji atau apalah itu-"

"Aigoo, kau ingin di puji? Heh?"

Mark mengacak rambutnya frustasi. "Bukan itu maksudku, sialan- aish, pergilah!"

Renjun tertawa melihat Mark yang mengacak rambut frustasi.

"Aigoo, tataan rambutmu rusak, eottokhae? Padahal kau menghabiskan lima belas menit untuk mengurus rambutmu tadi. Kini kau akan menghabiskan lima belas menit, lagi dan terlambat. HAHAHA."

"AISH, PERGILAH."

Renjun keluar dari kamar Mark sembari tertawa bahagia. Bagi Renjun bahagia itu sederhana, membuat Mark atau Jeno kesal contohnya.

Sedangkan Mark, lelaki itu terus mengumpat Renjun dalam hati.

"Aish, dia itu ... "

Mark tak dapat berkata-kata lagi dan kembali memperbaiki rambutnya. Hah, kini tiga puluh menit terbuang percuma.

~0~

Kini Renjun masuk ke kamar Jeno dan mendapati lelaki yang sudah dianggapnya adik itu tengah memakaikan jam tangan.

"Ah! Kalian ingin double date, ya?"

Jeno langsung menoleh karena terkejut. "Aish hyung! Setidaknya bersuaralah ketika masuk, kau membuatku terkejut."

Renjun tersenyum. Walaupun Jeno tak mudah kesal atau pun marah, tapi lelaki itu mudah merengek.

"Style rambutmu itu tidak keren, ganti saja."

"Masa? Ini styleku yang biasanya lho, lagian aku sedang tak ingin terlihat keren."

"Ah~ kau tidak asyik sekali- yasudah, semoga menyenangkan, ya double datenya~"

Jeno tersenyum geli saat Renjun keluar dari kamarnya, lalu diam-diam memperbaiki lagi tataan rambutnya.

***

"Minhyung-ah!"

Mark memoleh dan tersenyum mendapati Koeun yang tengah berdiri di depan gedung apartemennya.

"Kan kubilang aku akan menjemputmu," ucap Mark menghampiri Koeun.

"Abisnya kau lama, Jeno saja sudah datang duluan menjemput Lami sekitar empat puluh lima menit lalu, jadi ku suruh mereka duluan."

Mark tertawa. "Habisnya Renjun membuatku kesal tadi."

Tak jauh dari sana, Renjun memperhatikan keduanya dari balkon apartemen.

"Aigoo, lihatlah mereka." Renjun menopang dagunya sembari menonton Mark dan Koeun dari balkon.

"Oh, iya Eun, tunggu disini, ya. Aku ingin membeli kopi dulu di sana."

Koeun mengangguk dan menunggu Mark yang berjalan ke seberang.

Mata Renjun membulat saat menyadari sesuatu. Lelaki itu langsung berlari keluar tanpa memikirkan apa pun.

***

"Ah, Mark hyung dan Koeun noona lama sekali."

Lami mengangguk setuju. Jus jeruk yang di pesannya bahkan sudah habis. Namun baik Koeun maupun Mark tak menunjukkan batang hidung mereka.

"Apa aku telepon Koeun noona saja, ya? Mark hyung mungkin tengah berdebat dengan Renjun hyung."

"Iya coba telepon saja. Mungkin Koeun eonni tengah menunggu."

Jeno mengetuk-ngetuk jarinya membuat sembarang irama sembari menunggu Koeun mengangkat teleponnya.

"Ah, halo noona, kalian dimana?"

" ... "

"Noona?"

" ... "

Ketukan jari Jeno terhenti. Membuat Lami bingung.

"Oppa? Ada apa?"

Jeno segera berdiri dan berlari, mengabaikan Lami yang kebingungan mengikutinya dari belakang.

Mark kecelakaan.

Dua kata yang mampu membuat dunia Jeno seolah runtuh saat mendengarnya.

11 Oktober 2017.

Continue Reading

You'll Also Like

446K 46.8K 70
"Papa!" Dongpyo lari ke- "Loh Pak Seungwoo?" "Kok anak saya bisa di kamu? Kamu mau nyulik anak saya?" Pak Seungwoo langsung gendong dongpyo terus nge...
288K 20K 30
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
2.4K 211 6
Pernah nggak kalian pacaran sama seorang Xiao Dejun? Cobain deh, rasanya ah mantap.
655K 47.4K 43
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...