I'll never be her

By Smmeisy

17.7K 2K 674

Myungsoo dan Jiyeon 'Mungkinkah rasa cinta ini yang menumbuhkan rasa benciku padamu?' 'Aku tidak yakin bisa m... More

Sure?
It's You
Sorry
I'm fine
Tears
Your Fault
Deja Vu
Help us!
Feelings
Drafku hilang
You
who are u ?
Back to Seoul
Just a friend
I wanna disappear
You are not my destiny
I'm on your side
Announcement
My girlfriend
The Date
I got it
You're Back
Love You
Dating?
Opportunity

All Over

697 90 47
By Smmeisy

"Baikalah aku pergi.." Aku mulai melangkah meninggalkan mereka berdua, namun..

"Jiyeon!"

Langkahku berhenti mendengar suara namja itu memanggil namaku.

'Tuhan tolong jangan biarkan buliran bening ini jatuh saat seperti ini. Kuatkan aku..' Jiyeon berdoa dalam hatinya.

Jiyeon kembali menghadap mereka dengan ekspresi datar. Jiyeon tak menyahut, ia hanya menunggu apa yang akan di ucapkan namja itu.

"Suzy-ya bisa kau pergi sebentar? Aku akan menjelaskan semuanya pada Jiyeon.." minta Myungsoo.

"Tapi aku kan istrimu.." Suzy mengayunkan pegang tangannya pada Myungsoo.

"Jebal.. sekali saja." minta Myungsoo lagi.

Suzy mulai menjauh meninggalkan Myungsoo dan Jiyeon yang masih diam saling menatap.

Tatapan marah dan kecewa terpancar dari mata Jiyeon. Sedangkan Myungsoo menatap Jiyeon penuh dengan kegelisahan.

"Tolong dengarkan aku sekali saja, jangan pergi sebelum aku memberi tahumu semuanya." Myungsoo mulai berbicara.

Tak ada jawaban dari Jiyeon. Ia hanya mengangkat satu bibirnya ke atas.

"Aku sudah menikah dengan Suzy. Mungkin kau sudah tau tentang ini, kau adalah masa laluku, jadi tolong lupakan saja masa lalumu bersamaku. Aku sangat bahagia bersama Suzy, maafkan aku karena telah membuat kebohongan besar di belakangmu saat itu. Setiap mengingat namamu, aku seperti ingin menangis, karena kesalahan yang dulu aku lakukan belum sempat dapat maaf darimu.. sekarang.. kau bisa hidup bahagia de.." omongan Myunsoo terpotong karena saat itu juga Jiyeon..

'Plak!'

Jiyeon menampar pipi Myungsoo cukup keras. Masih dengan ekspresi datarnya.

"Hah.. hahaha! Tak apa kau menamparku, itu pantas bagiku karena telah men.."

'Plak!'
'Plak!'
'Plak'

Tiga kali lagi Jiyeon menampar pipi mulus Myungsoo dengan wajah datarnya.

"Apa yang kau lakukan eoh!!!!" Myungsoo protes.

"Hhhmm apa yang aku lakukan? Kau itu bodoh ya? Aku menamparmu.. apa kau tidak melihatnya eoh?!" Jiyeon melipat kedua tangannya.

"Hey hey hey.. kau bukanlah Jiyeon yang ku kenal.." Myungsoo terlihat memasang wajah kesal.

"Aku memang bukan Jiyeon yang kau kenal! Gayamu kampungan, wajah pas - pasan.. ahh iya kau kan masa lalu ku ne? Maaf aku sudah melupakanmu.. jadi mulai sekarang jangan pernah coba menjelaskan apa - apa padaku, karena kesalahanmu tak bisa aku maafkan.. dan kau bisa menunggu sampai saatnya tiba.. siapa yang akan menangis kehilangan, siapa yang akan memohon, siapa yang sebenarnya harus kau pertahankan! dan siapa sebenarnya korban disini!!! Jiyeon berbicara lantang tanpa ada kesalahan dari tatapan matanya. Ia merasa puas dengan apa yang telah ia lontarkan pada Myungsoo.

Skip

Jiyeon langsung mengurung diri di apartemennya. Pikirannya kacau, wajahnya sangat merah menahan amarah. Saat - saat seperti ini ia sangat ingin melempar barang barangnya ke sembarang tempat, tapi tidak mungkin ia lakukan. Ini apartemen tak mungkin Jiyeon melakukan hal bodoh itu disini.

"Aaahhhhkkkk!!! Wanita licik dan pria bodoh memang sangat cocok!! Dasar orang kampungan! Tak berpendidikan!! Aku akan menghancurkan kalian! Lihat saja perubahan yang akan ku lakukan pada kalian!!!!" Jiyeon berdiri di depan cermin dengan tatapan tajam.

"Aku bukanlah Park Jiyeon yang baik hati.. aku adalah Park Jiyeon yang memiliki segalanya! Aku akan memusnahkan semua orang yang telah membuatku terluka.." Jiyeon bicara pada dirinya sendiri melalui cermin.

Bel apartemennya berbunyi. Jiyeon segera pergi untuk membuka pintu dan.. tada! Krystal bersama Jungkook datang.

"Wwaaaa kalian datang!!! Kenapa tak menghubungiku dulu?" Jiyeon memeluk Krystal.

"Jungkook-ah kau tidak bekerja memangnya?" Jiyeon masih dengan ekspresi senang.

"Ne.. aku dan Jungkook sengaja ingin memberikan kejutan untukmu dan Jungkook kan seorang dokter sekaligus anak dari pemilik rumah sakit.. jadi tak masalah libur beberapa hari." Krystal menjelaskan.

"Ayo akan ku buatkan makanan."

Hari berlalu Suzy dan Myungsoo berada di dalam pesawat menuju Korea.

Krystal dan Jungkook menginap di apartemen selama disini.

"Jiyeon-na kau terlihat sangat berbeda.. aku lebih suka gaya rambutmu yang dulu.." Jungkook menatap Jiyeon teduh.

"Benarkah? Apa aku harus mengganti warna rambutku untuk mu? Hahahaha" Jiyeon mulai bercanda.

"Ne?? Aniya.. kau tetap cantik dengan rambut barumu.." Jungkook salah tingkah.

Krystal tersenyum melihat Jiyeon dan Jungkook sedang bercanda gurau. Krystal datang ikut bercanda bersama Jiyeon dan Jungkook.

Pada akhir percakapan Krystal mulai diam dan meminta Jungkook keluar meninggalkan dirinya dan Jiyeon saja.

"Wae? Apa kau mau memberitahuku berita penting eoh?? Omo! Jangan - jangan kau sudah punya namjachingu ya?" Jiyeon mengikut lengan Krystal.

"Yak! Bukan tau.. kau itu selalu saja mengatakan tentang namjachingu eoohh..." Krystal memanyunkan bibirnya

"Kkkk~ mianhae.. kau lucu ketika marah.." Jiyeon terkekeh kecil melihat sahabatnya begitu.

"Ini penting.. tolong jangan bercanda ne.. aku ingin mengatakan seseuatu." Krystal mentap lurus kearah Jiyeon.

"Hmm katakan saja." Jiyeon mulai diam memperhatikan.

"Ku dengar kabar Myungsoo dan Suzy berlibur ke sini, kau tak mau mereka bertemu denganmu. Dan wanita licik itu akan membuatmu bersedih lagi." Kata Krystal.

Jiyeon mulai menundukan kepalanya. Tangannya mengepal. "Aku.. sudah bertemu dengan mereka Krystal-ah.." Jiyeon ternyum palsu.

"Mwoya?? Aiishh apa kau baik - baik saja? Apa wanita itu berbuat sesuatu padamu?" Krystal menegang kedua bahu Jiyeon dengan ekspresi khawatir.

"Krystal-ah.. kau tidak perlu khawatir lagi, aku bukanlah Jiyeon yang dulu, aku akan membalaskan semua sakit ini.. aku akan membuat namja itu berlekuk lutut di hadapanku!" Jiyeon mengelurkan aura yang berbeda dari biasanya. Tatapan mata tajamnya semakin kuat namun tetap terlihat anggun.

Tanpa mereka tau, Jungkook mendengar obrolan itu.

"Myungsoo? Kenapa dengan Hyung memangnya" Jungkook berbicara sendiri.

"Krystal-ah.. bantu aku untuk membalaskan semuanya." Kata Jiyeon.

"Ji.. Jiyeonie ini seperti bukan kau.. apa kau yakin?" Krystal memastikan.

"Aku sangat yakin." Jiyeon tersenyum.

Next~

Lima hari berlalu, Krystal dan Jungkook akan pulang ke Korea. Jiyeon ikut mengantar mereka ke bandara.

"Jiyeon-na.. jaga kesehatanmu, jangan stres dan hubungi aku jika kau merasa kesepian kkkkk~" Jungkook memperlihatkan gigi kelincinya.

"Siap!!" Jiyeon mengajungkan kedua jempolnya.

"Jiyeon-na.. aku akan melakukannya dengan baik.. kau jalani kehidupan disini saja dengan baik ne.." Krystal melambaikan tangannya.

"Aku percaya padamu Krystal.." Jiyeon membalas lambaian tangannya.

Jiyeon kembali ke apartemen dengan mobilnya. Sejenak ia terdiam di kemudi dengan tatapan kosong.

"Ini adalah akhir dari cerita sedihku, dan ini adalah awal dari penderitaanmu." Jiyeon menancapkan gasnya.

@Korea

Myungsoo masih sibuk dengan pekerjaan kantornya. Suzy seperti biasa sedang memanjakan dirinya ke salon.

"Ne yeoboseyo?" Myungsoo mengangkat teleponnya.

"Kau akan menyesal."

'Tut'

Telepon terputus seketika.

Myungsoo tidak menghiraukan telepon tadi, dia fikir mungkin hanya orang iseng atau salah sambung.

'Tingtong'

Ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk dari nomor tak di kenal.

"Jangan sakiti dia lagi."

Myungsoo mengerutkan dahinya. Dan membalas pesan itu.

"Apa maksudmu?"

'TingTong' Ponselnya berbunyi lagi.

"Aku tau yang sebenarnya."

Myungsoo dengan cepat membalas.

"Jelaskan dengan benar! Aku tidak mengerti."

Myungsoo masih menatap layar ponselnya, namun tak ada balasan dari nomor itu.

"Apa maksudnya?!" Myungsoo bingung.

Disisi lain.

Jungkook masih berada di rumah sakitnya, bersiap untuk pulang ke rumah. Namun pikirannya kembali teringat akan percakapan Jiyeon dan Krystal yang ia dengar sewaktu itu.

Jungkook mengambil ponselnya dan mengetik nama Jiyeon di kontak ponselnya. "Apa aku harus meneleponnya ya? Apa dia kesepian disana?" Jungkook masih melihat layar ponselnya.

Tapi niat itu diurungkannya, Jungkook takut akan mengganggu Jiyeon.

SKIP

Jiyeon lebih terlihat dewasa dengan makeup nya. Matanya yang semakin tajam, lekukan wajahnya yang tegas. Dan sikapnya yang sekarang tak sering terseyum seperti dulu.

Jiyeon menjalani harinya dengan berkuliah, belajar dan belajar, ia sangat ingin cepat lulus agar bisa kembali tinggal di Korea. Jika ada kesempatan untuk melompat satu atau dua semester pasti Jiyeon akan mencoba melakukannya.

Tentu saja bisa di lakukan, Jiyeon terkenal sebagai anak yang rajin, cerdas, dan baik hati semasa sekolahnya. Dan itu juga masih melekat pada dirinya sampai sekarang.

Next day

"Hyung..!!" panggil Jungkook pada Myungsoo.

Jungkook datang berkunjung ke perusahaan Myungsoo. Ia terlihat segar dengan gaya rambut barunya.

"Ada apa pagi - pagi sudah berkunjung hem? Duduklah." Myungsoo menghampiri Jungkook.

"Anniya.. aku hanya ingin melihatmu, sudah beberapa minggu kan kita tidak bertemu." Kata Jungkook dengan senyum kelincinya.

"Kau ingin minum apa?" Tanya Myungsoo.

"Tidak perlu, aku hanya ingin duduk duduk sebentar sana Hyung. Dan.. ada sesuatu yang ingin aku tanyakan..." Ucap Jungkook.

"Ne, katakan saja.." Myungsoo diduk berhadapan dengan Jungkook.

"Hmm yeojachingu mu yang kau kenalkan padaku sewaktu dulu dipantai.. apa setelah itu kau punya hubungan lain dengan yeoja lain? Atau apa kau pernah putus dengan Suzy, namun berbalikan lagi?" Jungkook tidak basa basi.

Myungsoo terdiam sejenak, ia merasa terpojok. "Wae? Kenapa kau menanyakan itu?" Tanya Myungsoo.

"Yaaa jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan menjawab pertanyaanmu." Jungkook menyenderkan punggungnya di kursi.

"Aku memang punya yeojachingu sebelum dengan Suzy, tapi aku sudah memutuskannya sebelum berkencan dengan Suzy. Waeyo?" Myungsoo bertanya lagi.

"Anni.. aku cuma mau tau saja.. tidak ada alasan apa - apa, Hyung aku pamit ya, appa sudah mengirimiku pesan." Jungkook pamit pada Myungsoo.

Myungsoo masih menatap punggung Jungkook dari belakang. 'Maafkan Hyung Jungkook-ah.. aku tidak mungkin memberi tahu mu yang sebenanarnya.' Batin Myungsoo.

Skip

@kantor

"Chagi-yaaaa besok aku dan teman-teman ku ingin menginap di jeju.. boleh yaaa.." Suzy meminta persetujuan Myungsoo.

"Memang ada acara apa? Berapa hari kau disana?" Myungsoo membelai rambut Suzy.

"Hanya berlibur saja.. aku bosan.. mungkin satu minggu." Kata Suzy.

"Aku izinkan, tapi kau jangan boros ne disana.." Kata Myungsoo.

"Ne Chagiiiii." Suzy mencium pipi Myungsoo.

"Bye aku ke rumah dulu ne.." Suzy pergi meninggalkan Myungsoo di kantornya.

Myungsoo melanjutkan pekerjaannya, banyak sekali berkas yang harus ia tanda tangani. 'Ah aku juga bosan, aku rindu saat bersama teman - temanku' tiba - tiba Myungsoo memikirkan masa - masa indah bersama temannya.

Satu email masuk dari @xgoxoutx
'Datang ke twosome besok pukul 12.00 siang, telat satu detik kau akan kehilangan sebuah kebenaran besar, cari aku, aku akan memakai topi dan masker hitam besok.'
Myungsoo mengeratkan kepalan tangannya. 'Aku pastikan tak akan telat besok!'

"Sampai berjumpa besok." Kata seorang yang mengirim email tersebut.

Besoknya

Jam sudah menunjukan pukul 11.30 namja tersebut sudah menunggu di dalam twosome dengan mengunakan topi dan masker hitamnya.

'Aku harap dia tidak terlambat' batinnya.

11.50 myungsoo belum juga datang.
"Dia memang tak ingin mengetahui yang sebenarnya." Namja itu bicara dibalik maskernya.

11.58 myungsoo berlari menuju twosome, ia mencari orang yang mengiriminya itu.

11.59 namja itu mulai berdiri dari kursinya untuk pergi, namun Myungsoo datang dengan berkeringat.

12.00 pas sekali Myungsoo menemukan dia.

"Aku fikir kau tak akan datang." Namja itu duduk lagi di kursinya.

"Tak usah bertele - tele cepat katakan apa sebenarnya, jangan membuatku bingung." Myungsoo menatap tajam namja itu.

"Waahh kau sangat tak sabar ya.." Namja itu tersenyum remeh dalam maskernya.

"Ini.." Namja itu memberikan sebuah CD kepada Myungsoo.

"Kau bisa melihatnya di rumah atau di kantormu." Namja itu berdiri dan pergi meninggalkan Myungsoo.

"Tunggu! Ini apa?" Tanya Myungsoo.

Namja itu berhenti sejenak, "Kau itu bawel sekali." Dan langsung melanjutkan langkahnya.

Myungsoo dengan cepat pergi ke kantornya dan segera memasukan CD tersebut ke laptopnya.

'Masukan sandi'

Ternyata dia harus memasukan sandinya, tapi dari mana.. Myungsoo tak tau apa sandinya.

"Aakkhh! Kurang ajar! Dia mau bermain - main denganku rupanya." Myungsoo memukul mejanya.

"Hahaha.. ku pastikan kau akan mencariku dan meminta sandi dari CD itu.." namja itu tengah duduk santai di rumahnya.

To be continue~
Thank you for my readers!
Don't forget to vote, comment, or share if you want ^^
Maaf ya kalo ceritanya boring..

Continue Reading

You'll Also Like

324K 26.9K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
239K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
616K 61.2K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
61.7K 5.5K 47
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...