My First and Last [✔]

By Etherealdj

29.2K 4.2K 683

Mark menyukai Koeun. Selain karena gadis itu selalu berada di sisinya, Koeun juga selalu mengerti keadaan Mar... More

Part 01 - Dia Kembali
Part 02 - Pertemuan
Part 03- Saling Menyapa
Part 04 - Pertemanan dan Pertengkaran
Part 05 - Sebuah Luka
Part 06 - Keanehan Herin
Part 07 - Cerita
Part 08 - "Noona!"
Part 10 - Cerita Mark
Part 11 - Post-it Jeno
Part 12 - Luka Jeno
Part 13 - Sebuah peringatan
Part 14 - Pengakuan
Part 15 - Hanya Sebuah Candaan
Part 16 - Makan Malam Bersama
Part 17 - Pesta Ulang Tahun
Part 18 - Namsan Tower
Part 19 - Mencurigakan
Part 20 - Double Date (Failed)
Part 21 - Tidak Sendirian
Part 22 - Kerinduan
Part 23 - Yang Lalu
Part 24 - Harapan
Part 25 - Yang Lalu (2)
Part 26 - Tangisan
Part 27 - Menghilang
Part 28 - Ibu
Part 29 - Arti Bunga
Part 30 - Terluka

Part 09 - Sebuah Fakta

828 152 27
By Etherealdj

Mark kembali tak masuk, membuat Koeun heran. Gadis itu ingin bertanya pada Donghyuk. Namun lelaki itu langsung pergi saat bel istirahat berbunyi.

"Mark absen?" tanya Koeun pada Hina.

"Dia izin, bukannya guru Park bilang begitu?"

Koeun hanya mengangguk mengerti. Keduanya berjalan menuju kantin.

"Dimana Herin dan Jeno?" tanya Koeun saat tak melihat dua orang itu.

"Aku ke kelas Herin tadi, temannya bilang dia izin," jawab Lami sembari meminum minumannya.

"Jeno juga izin?" Jaemin mengangguk.

"Kenapa mereka bertiga izin? Ah, apa Renjun juga?" tanya Hina sembari duduk di depan Jaemin. Gadis itu teringat Renjun yang menjadi murid baru.

"Ah, kalian tak tahu? Hari ini peringatan kematian kakak mereka," jawab Donghyuk.

"Ah, iya aku lupa," sahut Jaemin menepuk dahinya pelan.

Koeun terdiam, begitu pun Lami. "Maksudmu, kakaknya yang ... Lee Taeyong?" tanya Koeun.

Donghyuk mengangguk. "Karena itulah Mark, Jeno serta Renjun dan Herin tak masuk."

Lami masih terdiam, memikirkan ucapan Jeno, sama halnya Koeun yang memikirkan ucspan Mark kemarin.

Dia tak bisa kembali.

"Jadi, maksud dari kata 'pergi' adalah pergi yang sebenarnya? Yang takkan kembali?" tanya Lami pada dirinya sendiri.

"Astaga, aku tak tahu kalau Mark dan Jeno memiliki seorang kakak," gumam Hina.

***

Mark, Jeno dan Jisoo selesai memberikan penghormatan, mereka bertiga duduk agak jauh dari yang lainnya. Sementara Herin dan Renjun sedang bersama orangtua mereka.

"Taeyong pernah berkata, bahwa yang terakhir kali ingin dia lihat adalah aku yang tersenyum bahagia. Namun, terakhir aku bertemu dengannya adalah sehari sebelum dia meninggal, saat itu aku cemberut karena dia telat menjemputku." Jisoo terkekeh, mengingat hari-hari terakhirnya bersama Taeyong.

Ketiganya terlarut dalam kepingan-kepingan yang muncul.

"Sekarang tidurlah." Taeyong berucap sembari membenarkan selimut kedua adiknya.

"Hyung, kau tak ingin mendongeng sesuatu? Aku belum mengantuk," rengek Jeno.

"Memangnya kau anak kecil?"

Mark mengangguk. "Jeno masih anak kecil tentu saja, aku pun sama. Sudah lama aku tak mendengarmu mendongeng, ayolah hyung," paksa Mark.

"Baiklah-baiklah, aku akan menceritakan tentang seseorang."

"Pacarmu?" tanya Mark membuat Taeyong tersenyum.

"Ada seorang gadis berambut panjang yang menarik perhatianku beberapa bulan yang lalu-"

"Hantu?"

"Bukan hantu, astaga."

Jeno cemberut. "Habisnya hyung bilang 'sosok gadis berambut panjang.'"

"Sosok berambut panjang itu tak selamanya hantu, Jeno-ya," jelas Taeyong gemas, sedangkan Mark mencubit pipi adiknya itu.

"Dia itu sosok yang baik dan hangat, membuatku tertarik. Aku mendekatinya beberapa bulan dan kami jadian hari ini."

"Jinjja? Eii, kenapa hyung tak bilang?" tanya Mark.

"Aku sudah bilang tadi, astaga." Taeyong benar-benar gemas dengan kelakuan kedua adiknya itu.

"Sekarang tidur." Taeyong kembali membenarkan selimut kedua adiknya.

"Loh, ceritanya hanya begitu? Aku belum mengantuk, hyung," rengek Jeno lagi.

"Aku baru saja mendengar orang mendongeng sesingkat itu," cibir Mark.

"Baiklah, jika kalian tidur, aku akan mengenalkan pacarku pada kalian dan mentraktir makanan apa pun yang kalian mau," ucap Taeyong, mencoba memberi kesepakatan.

"Selamat malam, hyung," ucap Mark dan Jeno dengan kompak menutup mata.

Taeyong terkekeh melihat kedua adiknya yang begitu cepat jika soal makanan apalagi gratisan.

"Selamat tidur, semuanya." Taeyong mencium dahi kedua adiknya bergantian.

Mark tersenyum mengingat saat-saat seperti itu.

"Mau pergi dari sini?" tawar Jeno.

"Kemana?" tanya Jisoo heran.

Mark menarik tangan Jisoo dan Jeno, membawa mereka keluar dari sana diam-diam.

"Kita mau kemana?" tanya Jisoo lagi.

"Ketempat tinggal kami," jawab Jeno sembari mendudukkan Jisoo di bangku belakang. Mark yang akan membawa mobil.

"Kalian tak tinggal bersama orangtua kalian?" tanya Jisoo lagi.

"Siapa yang noona panggil orangtua? Pemilik rumah, Tuan dan Nyonya Lee mengusir kami dari sana karena aku tak mau pergi ke Amerika- ck memangnya mereka siapa berani mengaturku," jawab Mark sembari menjalankan mobil dengan mengomel.

Jisoo terdiam. Gadis itu bingung kenapa Mark dan Jeno bersikap seperti ini pada orangtua mereka.

"Apa sesuatu terjadi?"

Tak ada yang menjawab. Mark fokus menyetir sedangkan Jeno menghela napas dan lebih memilih menatap jalanan. Hal itu membuat Jisoo semakin bingung.

Setelah beberapa lama terdiam, akhirnya mereka sampai. Mata Jisoo membulat.

"Ini kan ... "

"Apartemen Taeyong hyung. Hyung memberikannya padaku dan Jeno," jelas Mark sembari membuka pintu apartemen.

"Kajja noona." Jeno menggandeng lengan Jisoo.

"Sudah lama aku tak kesini, bahkan aku sempat melupakan tempat ini," ucap Jisoo. Gadis itu berjalan pelan pada dinding yang penuh dengan foto dan post-it. Sepertinya dinding itu telah menjadi daya tarik apartemen mereka.

Mark dan Jeno pergi entah kemana, membiarkan Jisoo yang berdiri dengan mata berkaca-kaca menatap foto-foto penuh kenangan itu.

"Taeyong ... "

Jisoo mengambil sebuah post-it yang ditulis Taeyong dan membacanya.

Aku sudah punya seseorang yang cantik dan baik hati seperti bidadari. Kim Jisoo namanya. Kapan kalian punya wahai adik-adik? Jangan menjomblo dan mengganggu kencanku terus! -Lee Taeyong.

Jisoo terkekeh, dia tak tahu kalau Taeyong begitu membanggakannya di depan adik-adiknya.

Jeno, tolong katakan pada Jisoo, aku sangat mencintainya!
Mark, katakan pada Jisoo, aku sangat menyayanginya! -Lee Taeyong.

Katakan saja sendiri, hyung kan punya mulut!- Mark Lee.

Kalian punya mulut untuk bicara dan duduk berdekatan, tapi kenapa malah menulis untuk berbicara? Dasar aneh. -Lee Jeno.

"Kalian memang saudara yang aneh," gumam Jisoo.

"Noona ... " Jisoo menghapus airmatanya dan menoleh, mendapati Mark dan Jeno, masing-masing tengah memegang sebuah kotak.

"Mungkin noona sudah membacanya di post-it." Mark maju mendekati Jisoo, diikuti oleh Jeno.

"Hyung bilang, jika kau kembali ke Korea suatu saat nanti, tolong berikan ini pada noona," sambung Jeno, memberikan kotak yang di pegangnya pada Jisoo.

"Hyung bilang, dia sangat mencintaimu," ucap Jeno.
"Dan dia juga sangat menyayangimu, noona," lanjut Mark, memberikan kotak yang di pegangnya.

Jisoo menutup mulutnya menahan tangis.

"Aku juga, Taeyong," gumam Jisoo di sela tangisnya.

***

Mark mengantar Jisoo ke tempat parkir, meninggalkan Jeno yang tertidur di apartemen. Mata gadis itu masih bengkak karena menangis.

"Sebaiknya noona menelepon seseorang untuk datang menjemput, aku tak ingin noona kenapa-kenapa."

Jisoo tersenyum. Perhatian Mark mengingatkannya pada Taeyong.

"Aku baik-baik saja, Mark. Terima kasih. Sampaikan salamku pada Jeno, ya? Noona harus kembali ke Amerika besok. Kalian hiduplah dengan baik, oke?"

Jisoo memeluk Mark sembari menahan tangisnya. "Noona menyayangi kalian. Jika terjadi sesuatu, beritahu noona, oke?"

Mark mengangguk. "Hati-hati, noona. Jangan ngebut."

Jisoo hanya menganggukkan kepalanya dan masuk ke mobil.

Mark menatap mobil Jisoo yang perlahan menjauh, pandangan lelaki itu memburam karena airmata.

"Aku dan Jeno juga menyayangi noona, sangat."

Lelaki itu berbalik dan terkejut mendapati Koeun yang berlari ke arahnya, segera saja Mark mengucek matanya yang berair.

"Hei ada ap-"

Ucapan Mark terpotong saat Koeun tiba-tiba saja memeluknya.

"Bodoh."

***

V

omen Juseyo^^

30  Agustus 2017.

Continue Reading

You'll Also Like

26.2K 5.6K 50
Young Papa [SeulYong] COMPLETED "Maaf gi." "Ngga ada gunanya juga minta maaf, semua udah terjadi. Impian gue udah hancur. Toh buat apa minta maaf, em...
8K 915 28
Jatuh cinta sejatuh - jatuhnya pada Jean Danish Kuntara
7.6K 169 45
Laks Maheswari melihat istrinya selingkuh. Disaat itu juga ada seorang wanita yang tidak sengaja menyerempet mobilnya. Wanita itu adalah Ragini Gadod...
146K 9.5K 40
"Apa Gunanya Istri Kalau Tidak Bisa Memberi Keturunan"