My Hot Werewolf [END]

By whiskeypink

245K 11.4K 72

COMPLETED✔ 🚫DON'T COPY MY STORY!🚫 ✨Cek profilku untuk lihat ceritaku yang lain ya✨ --- Dia murid baru. Dia... More

Prolog
Part 1 - Who Is He?
Part 2 - What Is That?
Part 3 - He Save Me
Part 4 - A Werewolf?
Part 5 - Jordan?
Part 6 - Is It Reincarnation?
Part 7 - And Now, I Know
Part 8 - Should I Kill Her?
Part 9 - Oke, I'll Agree
Part 10 - The Bastard Guy
Part 11 - Suspicious
Part 12 - Stupid!
Part 13 - Please, Stop it!
Part 14 - You're Not My Son Again?
Part 15 - I'm Just Looking At You
Part 16 -I Have To Protect Her
Part 17 - Worries
Part 19 - Kill Me, Jordan!
Part 20 - Now, Im An Alpha
Epilog
CHECK THIS PART!
I'm Back
Stories Collaborate With @dyoagst
ANOTHER STORY

Part 18 - The Stupid Boy

5.3K 306 1
By whiskeypink

"Maka dari itu, kau adalah ancaman baginya, Bella. Peter sendiri yang akan membunuhmu."

Bella bergidik ngeri. Ia menatap Ken saat ini sedang tidak bercanda. Sama sekali tidak ada raut bercanda disana.

"Kau serius?" Ken mengangguk yakin, "Kau harus disini. Dan jangan kemana-mana, mengerti?"

Bella paham benar ia harus menjaga Quella juga. Dirinya juga akan aman jika berada disekitaran Ken dan lainnya.

"Baiklah.."

•••

Matahari kini sudah berada diatas. Tepat pukul dua belas siang. Walaupun matahari kini akhirnya timbul, tapi udara dingin masih lebih dominan karena musim dingin masih akan turun hingga beberapa hari kedepan.

Quella yang tadinya sempat ikut bergabung pada tim nya, kini sudah kembali kedalam mobil.

"Dimana Bella?" Saat sadar kalau Bella tidak ada di dalam mobil, Quella langsung bertanya. Ken membuka sedikit matanya untuk melirik Quella sebentar, "Dia ke toilet."

"Bodoh. Kenapa kau membiarkan nya sendirian? Kau tau jelas kalau dia dalam bahaya!" Ken menepuk jidatnya saat ia baru menyadarinya.

"Shit!!" gerutu nya.

"Aku akan menyusul nya." lanjut Ken.

"Tidak perlu. Aku disini." suara Bella sontak membuat Ken dan Quella menatap Bella tajam.

"Jangan pernah pergi sendirian lagi, Bella!" Bella memutar bola matanya, "Kenapa kau tiba-tiba peduli padaku?" Ken sontak mengerjapkan matanya. Ia benar. Kenapa dirinya tiba-tiba peduli pada gadis itu? Yang notabene adalah musuh besar nya.

Seorang werewolf menyukai seorang hunters? Sebuah lelucon lucu.

"Bukan apa-apa. Kenapa kau begitu percaya diri sekali?" kesal mendengar sindiran Ken, Bella menginjak kaki Ken dengan kuat sehingga membuat pria itu meringis kesakitan.

"Rasakan!"

***

Mereka semua menginap disebuah hotel. Karena tugas mereka untuk mengerjakan projek ilmiah masih belum selesai.

Ken dan Jordan tidur dalam satu kamar. Sedangkan Gerald, ia tidur dikamar yang sama dengan Daniel dan juga Rayn. Akan bahaya jika Gerald bersama Jordan.

"Bagaimana kondismu, dude?"

"Lebih membaik. Tapi ini masih membuatku lemas." Jordan berbaring disandaran kasur nya. Menatap ke jendela yang ada dihadapannya.

"Kenapa Peter belum melakukan taktik nya? Apa dia mempunyai rencana lain yang kau tidak ketahui, Jordan?"

Jordan memutar otak. Lalu ia menggeleng saat ia benar-benar yakin tidak ada rencana lain selain ini, "Tidak ada."

"Aku akan mengecek keadaan mereka." Jordan mengangguk setuju.

Karena kamar yang ditempati oleh Jordan dan juga Ken tidak berdekatan dengan kamar yang ditempati oleh kedua gadis itu. Membuat para kedua pria ini sangat khawatir jika terjadi sesuatu dan mereka tidak mengetahuinya.

Tok. Tok. Tok!!

Bella membuka pintu kamar nya dan berdecan kesal saat Ken lah yang mengetuk pintu kamar mereka malam-malam begini, "Ada apa? Kami baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."

"Kami tidak mengkhawatirkanmu, Bella. Aku dan Jordan sangat, sangat mengkhawatirkan Quella." Bella menatap Ken tajam, "Ya sudah." Bella ingin menutup pintu kamar nya tapi ditahan Ken dengan cepat.

"Apa lagi?!" bentak Bella.

Ken tertawa kecil melihat reaksi Bella yang tampaknya kesal padanya.

"Kau kesal?"

"Tidak."

"Kau bohong."

"Tidak."

"Iya. Kau bohong, Bella. Kau kesal karena ucapanku barusan, iya kan?"

"Tidak! Aku tidak kesal sama sekali. Dan kau lebih baik pergi dari sini atau aku akan menembakmu sekarang juga!" ancam Bella. Ken terkekeh pelan sembari melirik kedalam kamar, "Apa yang kau lakukan? Mengintip ke kamar wanita? Dasar mesum!"

"Aku hanya ingin memastikan kondisi Quella baik-baik saja."

Bella kesal dengan ucapan Ken sedari tadi. Kenapa Ken hanya mengkhawatirkan Quella saja? Snagat wajar jika Jordan yang begitu khawatir dengan Quella. Tapi, Ken?

'Ah pria ini sungguh membuatku gila!' Batinnya kesal.

"Sudah. Aku mau tidur." kini Ken tidak lagi menghalangi Bella untuk menutup pintunya.

"Jangan lupa mengunci nya, Bella."

"Aku tidak bodoh sepertimu!" jawabnya.

"Kau sungguh menggemaskan." gumam Ken pelan dan langsung kembali kekamarnya dengan senyuman yang masih menetap di bibir nya.

"Bagaimana?"

"Mereka baik-baik saja." Ken berbaring disebelah Jordan.

"Baguslah. Aku sungguh khawatir pada Quella."

"Ya, aku juga." Jordan melirik tajam pada Ken, "Apa maksudmu?"

"Woo!! Santai, dude. Aku tidak mengkhawatirkan wanitamu. Aku begitu khawatir dengan Bella."

"Kau menyukainya?" Ken tersenyum kecil, "Sepertinya begitu."

"Kenapa tidak langsung menyatakan perasaan mu padanya?"

Ken menggeleng tegas, "Aku ingin melihat apakah dia juga memiliki perasaan yang sama."

"Dan kau sudah melihatnya?"

"Sepertinya sudah."

***

Ken dan Jordan terbangun saat suara ketukan pintu terdengar dengan sangat keras. Ken berlari dan segera membuka nya.

Wajah Quella begitu panik. Air mata sudah meluncur hebat dipipi nya. Dan juga ada cakaran di lengan kanan nya yang mengeluarkan darah segar.

"Ada apa?!" tanya Ken panik, "Bella. Dia.. Dia diculik oleh Daniel."

"Tidak mungkin!!" teriak Jordan dan Ken bersamaan. Quella terus menerus memegang lengan nya yang terasa sakit itu dan juga masih terisak hebat.

"Tolong, Ken. Selamatkan dia. Kumohon.."

Ken mengusap wajahnya gusar. Apa dia bisa? Daniel pasti dibantu oleh Peter. Dan Peter bukanlah tandingan nya.

Ia bisa mati saat itu juga. Lalu ia harus melakukan apa? Ia tidak mungkin berdiam diri disini seperti orang bodoh tak tentu arah.

"Baiklah." jawab Ken akhirnya.

"Ken! Kau harus berhati-hati. Peter pasti membantu Daniel."

"Ya, aku tau."

"Aku ikut." Jordan sontak menggelengkan kepalanya, "Tidak! Aku tidak mengizinkanmu, Quella." sergah Jordan cepat.

"Aku tidak bisa berdiam diri disini jika temanku dalam bahaya."

"Tapi kau bisa mati.."

"Aku tidak peduli. Asalkan Bella selamat." keras kepala memang. Tapi ia memang benar, Bella adalah teman nya bahkan bisa dibilang ia sudah lebih dari seorang teman. Layaknya keluarga.

"Aku akan ikut bersamamu."

"Tapi, Jordan. Kondisimu.."

"Apa bisa aku membiarkan kekasihku pergi menyelamatkan teman nya dengan bertarung nyawa, Quella?" Quella memeluk Jordan.

"Arghh! Sudah cukupkah kalian bermesraan disini? Ayo. Kita tidak punya banyak waktu."

Ken berlari keluar hotel disusul oleh Jordan dan Quella. Jordan memang belum sembuh pulih seratus persen. Tapi, kekuatannya bisa untuk melawan Daniel.

"Kau yakin tidak apa?" tanya Quella sembari memeluk leher Jordan. Ia digendong oleh Jordan ala bridal style.
"Aku yakin aku akan baik-baik saja."

Quella tersenyum hangat dan mempererat pelukan nya. Membuat kenyaman pada diri Jordan. Darah Jordan terasa mengalir begitu hangat saat Quella memeluk nya.

Ada aliran listrik ditubuhnya. Ah ia sudah sangat lama tidak merasakan ini sejak Keyla pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya.

"Dimana mereka?" tanya Ken kesal saat mereka tiba ditengah hutan dan jejak mereka hilang disini.

Jordan menurunkan Quella dari dekapannya.

"Bella?!!" Jordan sontak menutup mulut Quella, "Ssttt... Kau tidak boleh berisik. Atau mereka akan tau kita kemari." Quella mengangguk paham.

Tak lama, Daniel muncul kehadapan mereka bertiga.

"Ah, kita sedang mengadakan reuni sepertinya." Daniel tersenyum miring.

"Jangan banyak bicara, Daniel! Dimana Bella? Dimana temanku?!!" teriak Quella kesal.

"Kau sepertinya tidak pernah akan berbaik hati padaku, Quella. Aku kesal padamu."

"Aku tidak perduli. Kembalikan Bella sekarang juga!"

"Aku juga tidak perduli padanya. Dia seorang hunters. Dia musuh besar bangsaku. Aku harus menghabisinya." Quella sontak menutup mulutnya tak percaya saat Bella dibawa kehadapan mereka dalam keadaan sangat miris.

Mereka bertiga langsung emosi. Ken langsung menghajar Daniel habis-habisan. Daniel yang terkejut akan perlawanan yang Ken berikan, sempat mendapat beberapa pukulan sebelum ia berhasil membuat Ken terjatuh juga.

"Dasar bocah!" teriak Daniel geram dan mengusap darah yang keluar dari sudut bibir nya, "Rasakan ini!"

"Jangan harap!" Jordan mencakar lengan kiri Daniel dan membuat pria itu meringis kesakitan sembari menutup nya dengan telapak tangan kanan nya.

"Berengsek kau, Jordan!"

"Arghh!!" seru Quella saat Jordan lagi-lagi berhasil dihajar oleh Daniel.

"Sayang saja Daddy tidak disini. Pasti ia akan membelaku dan akan menghancurkanmu karena pengkhianatan mu saat ini, Jordan."

Jordan menatap bingung pada Daniel, "Daddy? Apa maksudmu?" Daniel malah tertawa keras, "Apa kau bodoh? Aku adalah putra pertama nya. Kita beda ibu, Jordan. Dan dulu Peter pernah membuangku karena tau aku bertekad ingin menjadi alpha."

"Tidak mungkin.."

"Mungkin saja, Jordan. Kau harus menerima kenyataan pahit ini." Jordan naik pitam. Ia langsung menghajar Daniel dan para pengikutnya dengan membabi buta. Ia kesal. Kesal pada Daniel dan juga Peter yang menyembunyikan hal ini padanya.

Ken berhasil membawa Bella ketempat yang aman, "Bella sadarlah.." rintih Ken pelan sembari mengelus pipi Bella.

"Bella.."

"Errgh.." Bella mengerang kesakitan dan membuka matanya pelan, "Bertahanlah. Aku akan membawamu pulang. Aku harus membantu Jordan dulu, aku tinggal sebentar. Oke?"

Saat Ken ingin beranjak bangun, Bella malah menahan tangan Ken, "Tunggu."

"Ada apa? Apa kau kesakitan?"

Bella menggeleng pelan, "Aku hanya ingin mengatakan hal ini padamu."

"Apa?" tanya Ken bingung.

Bella tersenyum manis, "Sepertinya aku sudah menyukai sibodoh itu." ucapnya membuat Ken terkejut. Tak berselang lama, Bella kembali menutup matanya. Nafasnya kini sudah semakin lemah.

TBC

Jangan lupa vote dan komen!! Live you guys😘

Continue Reading

You'll Also Like

39K 4K 19
Aku belum pernah merasa sehancur ini. Melihat dia yang meregang nyawa di depanku hanya untuk menyelamatkan aku yang bahkan belum bisa memberinya sebu...
6.3M 472K 25
[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Syafira tak menyangka apartemen yang disewanya ternyata berhantu. Pantas saja harga sewanya sangat murah dan para t...
55.2K 1.9K 11
"Vanilla" Aku mencium bau coklat bercampur vanilla yang menarik. Tidak ada toko permen roti ataupun coklat. Tidak terasa aku berjalan mengikuti aroma...
1M 138K 47
"I'm Hanzel Lee Alpha of Dark Moon Pack reject you, Devia Alexander as my mate." Penolakannya terngiang-ngiang di kepalaku. Menghantarkan rasa bahagi...